Anda di halaman 1dari 2

Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) Ancaman Maut Bagi Perokok

Narakusuma Wirawan

Gambar dikutip dari allvoices.com

Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) merupakan salah satu penyakit sistim pernafasan yang
sering ditemukan di masyarakat. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa bahkan manula
dapat terserang tapi kebanyakan menyerang pada lanjut usia. Meskipun kejadian di masyarakat
sangat banyak istilah PPOK sangat asing di masyarakat, sebab di masyarakat penyakit ini sering
disebut Penyakit Paru-paru atau Kerusakan paru.
PPOK atau yang dalam istilah asing dikenal dengan Chronic Obstructive Pulmnary
Disease (COPD) merupakan istilah umum untuk kelompok kondisi kronis (bertahan lama) yang
mengakibatkan timbulnya penyumbatan saluran udara paru-paru. Penderita PPOK bisa saja
mengalami bronkritis kronis ataupun emfisena.
Bronkitis kronis didefinisikan sebagai batuk berdahak yang berlangsung selama 3 bulan,
selama dua tahun berturut-turut. Semakin memburuknya penyakit, semakin hebat dan parah pula

batuk yang dialami. Proses perjalanan penyakit ini kelak akan diikuti oleh sesak napas, terlebih
bila si penderita juga merupakan perokok, hal ini dapat menimbulkan kerusakan paru yang
berarti.
Emfisema didefinisikan sebagai penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung
udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas.
Penyempitan ini mengakibatkan terganggunya pengalihan oksigen dengan karbon dioksida di
dalam paru, dikarenakan menurunnya efisiensi pernapasan dan meningkatnya upaya untuk
bernapas.
Penderita PPOK cenderung terkena pneumonia, bronkitis akut dan berbagai penyakit
pernapasan berat lainnya terlebih bisa penderita PPOK adalah seorang perokok karena asap
tembakau yang dihirup akan melumpuhkan silia (rambut mikroskopis) yang melapisi bronkus,
sehingga menyebabkan iritan dan kuman tang terperangkap dalam mukus akan tetap tinggal di
bronkus, karena silia tidak dapat menyapunya keluar. Akibatnya membran bronkus mengalami
radang yang berujung pada timbulnya penyumbatan kronis.
Penelitian menunjukkan, bahwa terpapar asap rokok orang lain atau sebagai perokok
pasif juga dapat menimbulkan kasus PPOK. Selain asap rokok, PPOK juga disebabkan karena
paparan asap bahan kimia atau debu biji-bijian, kapuk, kayu, batu bara atau sumber lain dalam
pekerjaan juga bisa meningkatkan resiko. Di samping itu, polusi udara dan gas beracun di
lingkungan, seperti kabut berasap dapat meningkatkan penyakit PPOK pada para perokok.
PPOK tidak bisa disembuhkan. Namun dengan perawatan yang tepat dan dengan berhenti
merokok akan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dan adakalanya dapat memperbaiki fungsi
paru. Terapi yang dianjurkan dokter tergantung pada beratnya penyakit. Sasaran terapinya
termasuk mencegah atau merawat infeksi pernapasan, pemulihan obstruksi saluran napas yang
bersifat reversible, mengendalikan batuk, meningkatkan kebugaran fisik, mengendalikan
komplikasi, seperti tekanan darah tinggi di paru (hipertensi pulmoner) dan masalah jantung yang
tekait dengan rendahnya oksigen darah. Makanan yang berimbang juga akan memberi tubuh
nutrisi yang dibutuhkan untuk mempertahankan energi sehingga sel bisa berfungsi normal dan
daya tahan tubuhpun meningkat.

Anda mungkin juga menyukai