Anda di halaman 1dari 31

STUDI PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DI PULAU BULANG LINTANG

KOTA BATAM KEPULAUAN RIAU

Eko Fitriandi
NrpEko
: 4307517947
Fitriandi
NRP.4307517947

Dosen Pembimbing:
1. Sinung Rahardjo, M.Si
2. Ita Junita Puspa Dewi,A.Pi,M.Pd,

LATAR BELAKANG

Hutan mangrove merupakan ekosistem unik yang


terletak di zona pasang surut di daerah tropis maupun
sub tropis. (Hachinohe, dkk ,1998).
Mangrove mempunyai fungsi selain penahan abrasi
juga sebagai tempat spawning grown and fedding
ground sehingga dapat meningkatkan produksi
perikanan tangkap khususnya di kawasan perairan di
Pulau Bulang Lintang Kota Batam.untuk itu, di perlukan
upaya pengelolaan dan pelestarian mangrove yang
sesuai agar mangrove di sana tetap lestari.

Tujuan
1. Mengidentifikasi jenis
dan struktur komoditas
hutan mangrove di Pulau
Bulang Lintang.
2. Mengkaji upaya
pengelolaan Hutan
Mangrove di Pulau Bulang
Lintang.

Vegetasi hutan mangrove yang


meliputi : Kerapatan Suatu Jenis (Di),
Frekuensi Suatu Jenis (Fi), Dominansi
Suatu Jenis (Ri), Kerapatan Relatif Suatu
Jenis (RDi), Frekuensi Relatif Suatu Jenis
(RFi), Dominansi Relatif Suatu Jenis (RCi),
dan Nilai Indeks Penting (INP).
Upaya pelestarian, rehabilitasi dan
pemanfaatan di kawasan Hutan
Mangrove Pulau Bulang Lintang

Waktu dan Tempat


Praktek Integrasi
ini di laksanakan di
Pulau Bulang
Lintang dari
tanggal 3 Mei-3 Juli
2010.

Lokasi Pengamatan
vegetasi mangrove

U
B

T
S

No.

Alat

Ketelitian

Jumlah

Kegunaan

1.

Termometer digital

10 C

1buah

Mengukur suhu

2.

Refrakto digital

1 0/00

1buah 1

Mengukur salinitas air

4.

Tali dari bahan plastik sepanjang 1 m

Masing-masing satu buah Membuat transek garis dan petak contoh

10 m, 2 m, 5 m, dan 100 m
5.

Gunting dan pisau

1 buah

Untuk memotong ranting atau cabang tumbuhan mangrove

6.

Kantong plastic

1 set

Untuk pembuatan koleksi vegetasi (herbarium)

7.

Lebel dan alat-alat tulis

1 set

Untuk pencatatan data

8.

Kamera Digital

1 buah

Dokumentasi

9.

Buku Idenfikasi Mangrove

1 buah

Untuk determinasi jenis tumbuhan mangrove

10.

Aquades

Untuk menetralkan refraktometer dan pencucian alat

11.

Pipet tetes

1 buah

Untuk meneteskan aquades ke prisma refraktometer

Data Primer
Pengukuran dan Pengamatan vegetasi
Orientasi Lapangan
Persepsi masyarakat (Wawancara)
Pengisian daftar isian kuisioner
Data Sekunder
Data-data dari instansi terkait yaitu
Dinas Perikanan dan Kelautan dan
Dinas Kehutanan Kota Batam

Arah rintis

2m
5m
10 m

Bentuk plot pengambilan sample mangrove

Metode Analisa Data


Kerapatan jenis (Di) :
Di = n / A

Dimana :
Di = Kerapatan Jenis i
ni = Jumlah total tegakan dari jenis i
A = Luas total aral pengambilan sampel

Kerapatan relatif suatu jenis (RDi) :


RDi = ( ni / n) x 100
Dimana :
RDi =
ni
=
n
=

Frekuensi relatif suatu Jenis i


jumlah total tegakan dari jenis i
Jumlah total tegakan seluruh jenis

Frekuensi jenis
(Fi) :
Fi = Pi / p
Dimana :
Fi = Frekuensi Jenis i
pi = Jumlah petak contoh dimana ditemukan
jenis i
p = Jumlah petak contoh yang diamati

Frekuensi relatif jenis (RFi) :


RFiRFi
= (Fi/p)
x 100
= (Fi/p)

x 100

Dimana :
RFi = Frekuensi relatif Jenis i
Fi = frekuensi jenis i
p = Jumlah frekuensi untuk seluruh jenis

Penutupan jenis (Ci) :


Ci = BA/A
Dimana :
Ci
= Luas penutupan Jenis i
BA = DBH2/4, (3,14) adalah suatu konstanta, DBH adalah
diameter
pohon dari jenis I, DBH = CBH/ (dalam cm) CBH
adalah lingkaran/ diameter pohon setinggi dada)
A
= Luas total areal pengambilan contoh/sampel

. Penutupan

relatif jenis (Ci):

RCi = (Ci/C) x 100

Nilai Penting jenis (INP ) :

INP= RDi + RFi + RCi

Dimana :
RCi
=
Ci
=
C
=

Penutupan relatif Jenis


Luas areal penutupan Jenis i
Luas total areal penutupan untuk seluruh jenis

Hasil Dan Pembahasan


Berdasarkan pengamatan di Hutan Bulang Lintang di
temui 4 suku yang terdiri dari 5 jenis mangrove sejati yaitu:
R.apiculata, R.mucronata, Avicennia alba, Sonneratia alba, Dan
Xylocarpus.

Rhizophora apiculata

Rhizophora mucronata

Sonneratia alba

Avicennia alba

Xylocarpus

Analisis Jenis Komunitas Mangrove


1. Analisis Jenis Mangrove Pada Tingkat Pohon

Persentase Kerapatan Relatif Jenis (RDi) Tingkat


Pohon

Diagram Persentase Frekuensi Relatif Jenis (RFi)


Tingkat Pohon

Persentase Penutupan Relatif Jenis (RCi)


Tingkat Pohon

2. Analisis Vegetasi Mangrove Pada Tingkat Pancang

Persentase Kerapatan Relatif Jenis (RDi)


Tingkat Pancang

Diagram Persentase Frekuensi Relatif Jenis


(RFi) Tingkat Pancang

Diagram Persentase Penutupan Relatif Jenis


Tingkat Pancang

3. Analisis Vegetasi mangrove pada tingkat semai

Diagram Kerapatan Relatif Jenis (RDi) Tingkat


Semai

Diagram Persentase Frekuensi Relatif Jenis


(RFi) Tingkat semai

Indek Nilai Penting

Berdasarkan pengamatan
yang telah dilakukan di
lapangan terhadap
beberapa kelompok fauna
akuatik dan fauna daratan
yang terdapat di Hutan
Bulang Lintang, ditemukan
kelompok fauna akuatik
yang terdiri dari kepiting
bakau (Scylla serata), ikan,
udang dan kerang
Kelompok fauna daratan
yang ditemukan yaitu
nyamuk, ular, semut, katak,
monyet , belalang dan
beberapa jenis burung

TRANSEK

SUHU C

SAIINITAS ()

pH AIR

28

13

28

13

29

12

28

13

28

13

Tipe subtrat Lumpur berpasir

Pemanfaatan hutan mangrove di Bulang


Lintang
Hasil dari wawancara
dari beberapa
masyarakat di Bulang
Lintang sebagian besar
menyatakan bahwa
kayu mangrove di
manfaatkan untuk
Bahan baku arang.dan
hanya sedikit sekali di
manfaatkan untuk
keperluan bangunan
untuk masyarakat.

Perikanan tangkap merupakan


salah satu pemanfaatan langsung
dari mangrove yang ada di
pulau/desa Bulang lintang,maka
kualitas udang,kepiting dan ikan
sangat tergantung pada kondisi
lingkungan mangrove yang ada di
Hutan Mangrove Bulang Lintang.
Hasil produksi perikanan utama
yaitu ikan lingkis kepiting dan
udang, dapat dikatakan bahwa
perikanan tangkap merupakan
mata pencaharian utama dari
penduduk.

Keadaan sosial ekonomi


masyarakat Bulang Lintang
ternyata mempengaruhi
kelestarian hutan mangrove di
Bulang Lintang.
Masyarakat pulau-pulau lain
sekitar pulau Bulang Lintang
kebanyakan memanfaatkan kayu
mangrove untuk dijual ke
pengusaha dapur arang di bulang
lintang.
Di karenakan tingkat pendidikan
yang rendah dan hanya lahan
pekerjaan inilah yang ada maka
mata pencarian ini tetap mereka
lakukan walaupun akan
berdampak buruk di masa akan
datang.

PEMECAHAN MASALAH
DAPUR ARANG

Pembentukan Tim pengamanan


dan pengawasan hutan.
Membentuk dan melatih
POKMASWAS,.
Memberikan peringatan kepada
tauke-tauke dapur arang.
Mengadakan sosialisasi kepada
masyarakat dengan pembicara
dari kepolisian, kesatuan 134,
dan pemko Batam.

Memberikan mata pencaharian


alternativ kepada pekerja dapur
arang misalnya disalurkan sebagai
anggota kelompok budidaya ikan
Menciptakan mata pencaharian
alternative menggunakan
anggaran APBN, CSR dan sumber
lain.
Melakukan pembongkaran pada
dapur arang yang pekerjanya
sudah diberikan mata pencaharian
alternative.
Melakukan pendampingan,
monitoring dan evaluasi pada
pelaksanaan program.
Kedepan akan bekerja sama
dengan Dinas Tenaga Kerja Kota
Batam agar pekerja atau pencari
kayu di tempatkan di perusahan
perusahan yang ada di Kota
Batam.

PNPM KKP

Program Nasional Pemberdayaan


Masyarakat Mandiri Kelautan Dan
Perikanan (PNPM MANDIRIKP)
yang diinisiasi oleh Departemen
Kelautan dan Perikanan mulai
tahun 2009 merupakan
perwujudan dan komitmen
nasional dalam rangka percepatan
penanggulangan kemiskinan.
Kegiatan PNPM MANDIRI-KP antara
lain meliputi bidang
pembudidayaan ikan,
penangkapan ikan, pengolahan
dan pemasaran ikan, pengawasan
sumber daya ikan, dan
pengelolaan sumber daya
kelautan, pesisir dan pulau-pulau
kecil, serta peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Manusia.

Menurut hasil wawancara dengan Kepala bagian Kehutanan


Kota batam.kedepan akan dilakukan penataan hutan
dengan cara membagi hutan mangrove ke dalam satuan
satuan pengelolaan yang disesuaikan dengan peruntukan
dan tujuan pengelolaannya.
Kegiatan penetapan tata batas di hutan-hutan pulau-pulau
Kota Batam pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan
kepastian hukum atas suatu kawasan menurut fungsinya.

KEGIATAN PENGAMANAN DAN


PERLINDUNGAN

KEGIATAN MELIPUTI
Kegiatan perlindungan dan
pengamanan hutan mangrove di
Kota Batam bertujuan untuk
mempertahankan kawasan
hutan dan sumber daya kelautan
dan perikanan di Kota Batam
dan untuk mencegah tIdak
terjadi perusakan yang
berkelanjutan terhadap kawasan
hutan dan kelautan,perikanan
serta meminimalisir para pelaku
perambah dan perusak hutan
maupun kelautan dan perikanan.

Koordinasi
Penyuluhan.
Patroli.
Penegakan hukum

REHABILITASI HUTAN
MANGROVE
Kegiatan rehabilitasi hutan
mangrove di kawasan
Kepulauan Kota Batam
adalah salah satu komponen
kegiatan yang bertujuan
untuk merehabilitasi hutan
mangrove yang telah
mengalami kerusakan oleh
masyarakat setempat.
kegiatan rehabilitasi
dilakukan di dalam satu
Kecamatan Bulang,tetapi
untuk di kawasan Bulang
Lintang sendiri belum ada
kegiatan rehabilitasi karna
lahan yang kurang
mendukung.adapun
kegiatan rehabilitasi di

lakukan di lain pulau yang


masih berdekatan dengan
Bulang Lintang.kegiatan
pemeliharaan dan
pengelolaannya dengan
melibatkan masyarakat
sekitar hutan mangrove agar
dapat menjamin
pemanfaatan yang
berkelanjutan oleh
masyarakat di sekitar hutan
mangrove

Di Pulau bulang Lintang terdapat 5 (lima) jenis mangrove, yaitu 5 jenis


mangrove sejati. Antara lain Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata,
Avicennia alba,Sonneratia alba,Xylocarpus. Untuk vegetasi mangrovenya
di Pulau Bulang Lintang didominasi oleh jenis Rhizopora apiculata dengan
persentase indek nilai penting (INP) untuk kategori pohon adalah sebesar
123%, untuk kategori pancang adalah 134% dan untuk semai 66%.
Kisaran suhu 28 C 30 C ,lalu pH air 7 8 sedangkan
salinitasnya kisaran 12-13 dan tipe substratnya adalah lumpur
berpasir . Kisaran faktor pembatas ini masih relatif stabil dan cocok
terhadap pertumbuhan mangrove di Bulang Lintang.
Penyebab kerusakan mangrove adalah Pemanfaatan hutan mangrove
yang berlebihan oleh masyarakat yaitu disebabkan adanya aktivitas
masyarakat dalam Pengolahan dapur arang
Kegiatan pengelolaan Kota Batam diantaranya adalah pemberian mata
pencarian alternative bagi para masyarakat pencari kayu mangrove
,penataan dan penetapan batas, perlindungan dan pengamanan dan
rehabilitasi hutan mangrove.
Upaya pengelolaan hutan mangrove di Pulau Bulang Lintang belum
berjalan baik.

Pengelolaan mangrove di bulang lintang belum berjalan


baik. karna itu perlu secepatna Pemko Batam mengelola
hutan mangrove Bulang Lintang seperti pulau-pulau lain
yang telah terlaksana dengan program kerja
pengelolaannya.

Penegakan hukum yang dilakukan oleh badan pengawasan


dan perlindungan hutan terhadap perusak hutan mangrove
agar lebih dipertegas untuk menjaga dan melindungi hutan
mangrove di kawasan Kota Batam agar tetap lestari.

Kerjasama antara masyarakat dan pemerintah, perlu


ditingkatkan untuk menyelamatkan hutan mangrove di
Bulang Lintang.,Kota Batam pada Khususnya.

Perlu adanya peraturan daerah mengenai hutan mangrove


di Kota Batam,Propinsi kepulauan riau.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai