PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perilaku konsumtif masyarakat dalam memenuhi rasa lapar dan dahaga
telah mengalami pergeseran untuk mendapatkan makanan dan minuman secara instan.
Seiring dengan perubahan tersebut, para pemilik modal mulai menyediakan makananmakanan yang siap saji sehingga masyarakat tidak sulit dalam mencari makanan yang
mereka inginkan. Rumah makan merupakan tempat usaha komersial yang ruang lingkup
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum ditempat usahanya.
Perlu diingat juga, bahwa seseorang yang bersentuhan langsung dengan proses
pengolahan makanan hingga makanan tersebut menjadi siap saji yaitu penjamah
makanan. Penjamah makanan sangat berperan penting dalam menjaga kualitas
kesehatan makanan bagi para konsumen. Sebab, bila personal hygiene penjamah
makanan tidak diperhatikan, maka risiko keracunan makanan dan penyebaran penyakit
yang ditularkan lewat makanan dapat mungkin terjadi. Oleh karena itu, personal
hygiene penjamah makanan perlu diperhatikan agar derajat kesehatan konsumen dapat
lebih terjaga.
Makanan yang aman dalam mencukupi kebutuhan kehidupan kita ketika
pengolahan dan penyajian sangatlah penting. Penjamah makanan mempunyai tugas dan
tanggung jawab dalam penyiapan dan penyajian makanan kepada orang lain. Sehingga
mencegah makanan dari kemungkinan cemaran biologis (Bakteri, virus, jamur parasit
dan toksinnya), cemaran fisik ( udara, polusi, asap, debu dll), cemaran kimia ( BTP,
pestisida dll). Setiap penjamah makanan yang melayani konsumen harus terlebih dahulu
melakukan pemeriksaan kesehatan dengan tujuan agar dapat diketahui bahwa penjamah
makanan bebas dari penyakit menular. Kebersihan diri dan kesehatan penjamah
makanan merupakan kunci kebersihan dalam pengolahan makanan, karena penjamah
makanan juga merupakan salah satu vektor yang dapat mencemari bahan pangan dari
cemaran fisik, mikrobiologis maupun kimia ( depkes, 2013).
Dasar hukum yang digunakan dalam upaya hygiene sanitasi rumah makan
dan restoran adalah Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1.2 Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui dan mempelajari institusi penyelenggaraan makanan
komersial.
b. Tujuan Khusus
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Institusi
Rumah makan alami ini merupakan jenis pelayanan gizi yang komersial
dikarenakan
produsen
menjual
makanan
untuk
kepentingan
umum
dan
selama 6 jam. Di rumah makan tersebut menjual berbagai menu china dan
Indonesia kurang lebih 200 macam hidangan. Tenaga pekerja dalam hal ini adalah
pemasak di rumah makan alami sudah sesuai karena didalam 1 shif terdapat 1 koki
dan 1 butcher (pembantu koki).
Dapur minuman
PINT
U
Ruang
Kosong
PINTU
1
PIN-TU
Rak
lemari
kompor
PIN-TU
3
4
Rak lemari diatas digunakan untuk menyimpan bahan makanan kering seperti
beras, mie kering, tepung terigu dll. Disini penyimpanan bahan kering sudah
benar dalam penyimpanan bahan kering karena
Pengemasan dengan
menggunakan bahan yang kedap air dan udara (misalnya kantong plastik dalam
penyimpanan mie kering dan terigu, menyimpan beras didalam karung plastik),
Menempatkan bahan pada tempat yang kering dan tidak lembab (dialasi palet
tempatkan pada wadah secara terpisah antara bahan satu dan lainya.
Nomor 2 adalah tempat untuk mencuci peralatan makan dan memasak setelah
digunakan, sehingga tempat untuk mencuci terdapat 2 tempat yang letaknya
didapur digunakan untuk cuci tangan sekaligus untuk mencuci peralatan seperti
wajan secara cepat, sedangkan untuk tempat pencucian no 2 digunakan untuk
mencuci semua peralatan makan dan peralatan masak yang sudah selesai
digunakan.
Nomor 3 digunakan sebagai tempat untuk meniriskan piring ataupun wadah
yang digunakan untuk menjalankan rumah makan alami ini. Pembelian bahan
makanan dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
Menyusun bahan makanan yang diperlukan dan digolongkan termaksuk
bahan makanan kering atau bahan makanan segar.
Menghitung kebutuhan semua bahan makanan satu persatu dengan cara:
- Menetapkan jumlah konsumen rata-rata yang dilayani setiap harinya
- Mengumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar dengan
melakukan survei pasar, kemudian tentukan harga rata-rata bahan
makanan.
- Menghitung macam dan kebutuhan bahan makanan dalam setiap
harinya karena pembelian bahan makanan dilakukan setiap hari.
Perhitungan Harga Jual
Misalnya menu cap jay kuah dengan harga jual Rp. 20.000,Harga Pokok Penjualan (HPP) sebagai berikut :
Perhitungan modal pokok
Nilai dalam rupiah
1. Sayuran (Wortel kira-kira 80 gr,
Rp.
6.000
brokoli 50 gr, bakso 50 gr,
jagung muda 50 gr, sawi hijau 50 gr,
jamur kuping 50 gr)
2. Bumbu, minyak sayuran, saus tiram
Rp.
3.500
Total modal pokok
Rp. 9.500
Total unit yang diproduksi
1 porsi
HPP / unit
RP.
9.500
Penentuan Harga Jual
Harga jual HPP
Rp. 20.000 Rp. 9.500
=
Rp. 10.500
2.5 Perencanaan Menu
Rumah makan ini termasuk golongan A2 karena di rumah makan ini terdiri
dari berbagai macam menu china dan indonesia yang jumlahnya lebih dari 200
menu/ porsi. Untuk pergantian menu tidak dilakukan karena sudah banyak menu
yang disediakan dan pembeli bisa memilih menu yang sesuai dengan pilihan
konsumen.
Di rumah makan ini menggunakan tabled hot menu, yang dimana Susunan
satu set menu lengkap dengan harga tertentu.
bahan makanan tidak sesuai spesifikasi bisa dikembalikan). Karena akan lebih
memudahkan manager untuk mengontrol bahan makanan yang sudah dibeli oleh
karyawan. Rumah makan juga memelihara ikan gurami yang masih hidup untuk
setiap kali ada yang memesan menu ikan gurami, tinggal ambil ditempat pelihara
ikan, jadi ikannya masih segar ketika dimasak.
2.9 Sistim Penerimaan Bahan Makanan
Penerimaan bahan makanan adalah suatu kegiatan meliputi memeriksa,
meneliti, mencatat, memutuskan dan melaporkan tentang macam dan jumlah bahan
makanan sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh rumah
makan.
Sistem penerimaan bahan makanan dilakukan oleh manager rumah makan
alami secara terbuka, semua bahan makanan yang datang dari pasar akan dilakukan
pengontrolan bahan makanan yang sudah disesuaikan dengan standart bahan yang
ditetepkan oleh pihak rumah makan. Disortir bahan makanan bila ada bahan
makanan yang tidak sesuai dan akan dikembalikan, penimbangan juga dilakukan
agar bahan makanan yang sudah dipesan tetap terjaga mutunya sesuai dengan
keinginan rumah makan. Kemudian bahan makanan di tempatkan digudang
penyimpanan sesuai dengan jenis bahan makanan.
2.8 Sistim Penyimpanan Bahan Makanan
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan,
memelihara jumlah, kualitas, dan keamanan bahan makanan kering dan segar
digudang bahan makanan kering dan dingin/beku (depkes,2013).
Bahan kering tidak dimasukkan dalam ruangan khusus karena bahan hanya
sedikit tidak memerlukan ruangan khusus, bahan disimpan diatas rak yang dilapisi
dengan pallet yang kira-kira tinggi palet 15 cm dari jarak lantai, Ruang
penyimpanan memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga kualitas bahan
makanan. Untuk penyimpanan bahan makanan dilakukan di rumah makan alami
sesuai dengan jenis bahan makanan. Dan menggunakan prinsip FiFO (first in first
out) yaitu bahan makanan yang disimpan terlebih dahulu dimanfaatkan/ digunakan
terlebih dahulu. Untuk ikan, udang, daging, ayam, dll disimpan dalam suhu beku
yaitu -7C agar lebih awet daya simpannya. Sedangkan untuk sayuran disimpan
10
dalam lemari es pada suhu 10C , dan untuk bahan makanan kering diletakkan pada
gudang agar daya simpannya lebih tahan lama.
Sedangkan untuk pengelolaan suhu dirumah makan alami tidak dilakukan
setiap waktu tetapi hanya beberapa kali saja pada waktu pagi dan menjelang
restoran tutup.
Untuk penataan tempat penyimpanan sayur sudah sesuai, dimasukkan dalam
wadah-wadah plastik misalnya tidak dicampur dengan bahan lain.
rumah
makan
menyelenggarapkan
tipe
dapat
pelayanan
dalam
keadaan
sehari-hari
11
makanan dan dengan beberapa saat makanan akan dihidangkan oleh pramu saji.
Sedangkan terakhir adalah catring, Gambar 3. Pelayan melayani pelanggan
untuk makanan ini biasanya dipesan oleh pihak tertentu yang akan melakukan acara
seperti rapat dll. Sehingga membutuhkan makanan yang cepat dan tepat sehingga
menggunakan pihak catring untuk menyajikan makanan dalam bentuk makanan
jadi yang sudah dilakukan pemorsian sebelumnya.
Memotong kuku agar tetap pendek serta tidak menggunakan cat kuku dan selalu
mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir
Penjamah makanan tidak boleh makan, minum atau merokok didalam area
dimana terdapat makanan, peralatan, barang sekali pakai dan benda-benda lain
yang tidak boleh terkontaminasi
12
13
DAFTAR PUSTAKA
http://www.berbagaihal.com/2011/06/sejarah-penemuan-topi-koki-chef-hat.html
http://www.tabloidnova.com/Nova/News/Peristiwa/Sejarah-Panjang-Sebuah-Celemek
http://www.berbagaihal.com/2011/06/sejarah-penemuan-topi-koki-chef-hat.html
14