Bab II Pengukuran Pen Kuanti Revisi
Bab II Pengukuran Pen Kuanti Revisi
Ilmu Pendidikan berkomunikasi dengan realitas melalui konsepkonsep, sehingga apabila konsep, baik tunggal maupun yang berhubungan,
mau diteliti maka diperlukan operasionalisasi agar konsep/variabel yang
menjadi fokus perhatian dapat diamati dan diobservasi, sesuatu yang dapat
diobservasi, baik secara langsung ataupun tidak langsung, juga bermakna
dapat diukur (Measurable), oleh karena itu pengukuran menjadi penting
dalam kaitannya dengan penelitian khususnya penelitian kuantitatif.
Pengukuran tidak bisa dilakukan secara sembarangan, sebab
memerlukan keterkaitan/keselarasan antara konsep dengan pelaksanaan
penelitian serta kehati-hatian terhadap kesalahan pengukuran (Measurement
error) yang dapat menjadi ancaman bagi keabsahan suatu penelitian. Dalam
suatu penelitian sosial, menurut Sofian Effendi, proses pengukuran adalah
rangkaian dari empat aktivitas, yakni :
1. menentukan dimensi konsep penelitian
2. rumusan ukuran untuk masing-masing dimensi (pertanyaanpertanyaan yang relevan dengan dimensi)
3. tentukan tingkat ukuran yang akan digunakan (Nominal, Ordinal,
Interval, Rasio)
4. tentukan tingkat kesahihan dan keajegan dari alat pengukur
secara sederhana dapat juga dikatakan bahwa untuk melakukan pengukuran,
maka peneliti perlu menentukan konsep/variabel yang
akan diteliti,
27
diukur.
Penelitian
pengukuran
yang
dengan
baik
adalah
menghilangkan
penelitian
atau
paling
yang
tidak
harus
dengan tanda
28
29
30
CONTOH
Jenis Kelamin
(Karakteristik : hanya data
Kelompok dan Label,
melaporkan frekuensi atau
prosentase)
Nominal
Ordinal
Ke-4
Ke-3
Ke-2
Ke-1
Temperatur
Interval
10
20
30
Uang
(Karakteristik : mencakup
seluruh karakteristik di atas
ditambah nilai nol
mutlak/yang sebenarnya)
Rasio
0
Rp. 10
Rp.20
Rp.30
Rp.40
31
indikator-indikator
yang
dipilih/ditentukan
harus
merupakan
32
Penjabaran Konsep
Teoritis
Empiris
Ijazah Terakhir
Pendidikan
Sertifikat Kursus
Analitis
Jawaban responden
Tentang ijazah terakhir
yang dimiliki
Jawaban responden
Tentang sertifikat kursus
yang dimiliki
yang
Pendidikan
Dimensi
Indikator
Pendidikan
Formal/Sekolah
Pendidikan non
formal/Luar sekolah
kedua cara tersebut akhirnya menghasilkan satuan yang sama dalam hal
obyek yang dapat diukur untuk suatu penelitian, kalau melalui cara
penjabaran konsep diistilahkan dengan konsep empiris, sedangkan kalau
dengan cara Penelusuran konsep disebut indikator. Semua ini jelas sangat
diperlukan agar suatu penelitian dapat memperoleh suatu data untuk
dianalisa sampai diperoleh suatu kesimpulan yang berlaku atau dapat
diterapkan pada konsep-konsep yang menjadi fokus penelitian.
2.2. Pengukuran sikap
Di dalam penelitian Sosial dan Pendidikan dengan pendekatan
Kuantitatif, disamping pengukuran dengan menggunakan bentuk Test,
seorang peneliti akan banyak menghadapi penggunaan pengukuran
berbentuk Skala, baik dengan metode Thurstone, Bogardus ataupun Likert
yang umumnya dikenal dengan Skala Sikap, hal ini tidak lain karena dalam
bidang pendidikan banyak sekali Personological variable yang sulit, bahkan
tidak dapat diobservasi secara langsung melainkan melalui penyimpulan dari
indikasi tidak langsung (seperti Konsep diri, bakat, motivasi belajar).
33
A. Pengertian Sikap
Sikap (attitude) merupakan kecenderungan seseorang untuk bertindak
terhadap obyek tertentu, para akhli telah memberikan definisi yang bervariasi
terhadap konsep sikap, Thurstone sebagai pelopor dalam pengukuran sikap
mendefinisikan sikap sebagai berikut :
o attitude the sum total of mans inclinations and feelings,
prejudice and bias, preconceived notion, ideas, fears, threats, and
conviction about any specified topic (definisi tahun 1928)
o attitude is the affect for or against a psychological object (definisi
tahun 1931)
o attitudethe intensity of positive or negative affect for or against a
psychological object (definisi tahun 1946)
definisi-definisi tersebut oleh Daniel J. Mueller dirumuskan kembali sebagai
berikut :
o Attitude is :
1. affect for or against
2. evaluation of
3. like or dislike
4. positiveness or negativeness toward a psychological object.
pengertian di atas menunjukan bahwa suatu sikap merupakan suatu
perasaan,penilaian, kesukaan atau ketidak sukaan, kepositipan atau
kenegatipan terhadap suatu obyek psikologis tertentu. Sementara itu
Bogardus mendefinisikan Sikap
sebagai
or
bukunya
Principles
of
Educational
and
Psychological
34
Perasaan
Konatif
kriteria informal
35
pernyataan
yang
faktual
atau
yang
baik
untuk
satupun;
tidak
pernah;
yang
sering
menimbulkan
ketidakjelasan
11. kata-kata : hanya, benar/tepat, hampir, dan kata-kata lain yang
hampir sama artinya harus digunakan dengan hati-hati dalam
menulis pernyataan
12. bila mungkin pernyataan harus dalam bentuk kalimat yang
sederhana sehingga tidak merupakan bentuk yang kompleks dan
berlebihan
13. menolak penggunaan kata-kata yang tidak mempunyai arti
14. menolak penggunaan negatif rangkap.
E. Contoh Skala Sikap
Untuk lebih memperoleh gambaran tentang bagaimana pakar
membuat Skala Sikap, berikut ini akan dikemukakan dua cara masing-masing
mengacu pada Skala Thurstone dan Likert
36
B
2
C
3
D
4
Tak Favorable
E
5
F
6
G
7
H
8
I
9
Netral
J
10
K
11
Favorable
37
No Item
1
F
P
Pk
A
1
4
B
2
5
C
3
6
D
4
8
0.04
0.04
0.05
0.09
0.06
0.15
0.08
0.23
Alternatif Pilihan
E
F
G
5
6
7
10
12
30
0.10
0.33
0.12
0.45
0.30
0.75
H
8
6
I
9
8
J
10
9
K
11
2
0.06
0.81
0.08
0.89
0.09
0.98
0.02
1.00
Keterangan :
F
Pk
Keterangan :
S
pkb
pm
berikut :
S = 6.5+
0.5 0.45
0.30
S = 6.67
38
Nilai 6.67 ini merupakan nilai skala untuk item nomor 1 tersebut, pencarian
nilai ini dilakukan sebanyak item-item yang tertuang dalam Skala sikap yang
akan dipergunakan dalam penelitian. Disamping itu untuk mengetahui variasi
distribusi dapat dilakukan perhitungan rentang antar kuartil (K 75 - k25) dengan
rumus :
= 4.7
K75
= 7
tidak
mendeskripsikan
pengalaman
yang
dialami
oleh
yang
39
bersangkutan
(responden/kelompok
penilai).
Adapun
nilai
lebih
40
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
41
42
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
-----------
9.
10.
------
11.
------
12.
-----------
13.
14.
-------------------------------
15.
16.
17.
18.
19.
20.
43
nilai
skala
tersebut
menjadi
bernilai
Interval
dengan
44
NS Asal
STS
TS
R
S
SS
0
1
2
3
4
F
6
29
42
103
20
p
0.030
0.145
0.210
0.515
0.100
pk
0.030
0.175
0.385
0.900
1.000
pkt
0.015
0.103
0.280
0.643
0.950
z
z+2.170 NS Konversi
-2.170
0
0
-1.265 0.905
1
-0.583 1.587
2
0.366
2.536
3
1.645
3.815
4
Jml Responden
(N)
200
NS Asal
SS
S
TS
STS
1
2
3
4
F
6
15
20
9
p
0.120
0.300
0.400
0.180
pk
0.120
0.420
0.820
1.000
pkt
0.060
0.270
0.620
0.910
z
z+2.555 NS Konversi
-1.555
1
1
-0.613 1.942
2
0.305
2.86
3
1.341
3.896
4
Jml Responden
(N)
50
Penjelasan
1. Hitung frekuensi setiap alternatif respon untuk seluruh responden. Dalam
contoh 2.1 : yang menjawab STS = 6 orang; TS = 29; R = 42; S = 103;
SS = 20; jumlah total 200 (banyaknya responden). Dalam contoh 2.2.
yang menjawab SS = 6; S = 15; TS = 20; STS = 9; jumlah total 50
(banyaknya responden)
2. hitung proporsi tiap alternatif. Dalam contoh 2.2 untuk alternatif STS
dengan f = 6, proporsinya (p) adalah 6 : 50 = 0.120, perhitungan ini
dilakukan untuk setiap alternatif respon.
3. setelah proporsi untuk setiap alternatif dihitung, kemudian dilanjutkan
dengan penghitungan proporsi kumulatif (pk) dengan cara menjumlahkan
proporsi alternatif dengan proporsi sebelumnya, misalnya untuk pk 0.420
diperoleh dengan cara menjumlahkan 0.300 dengan 0.120, demikian juga
untuk alternatif lainnya.
45
masing-masing
kategori/alternatif
respon
dalam
suatu
46
apabila skala sikap yang disusun tidak untuk digunakan sebagai instrumen
pengukuran yang menyangkut keputusan yang penting sekali, seperti
penelitian pendahuluan atau studi kelompok secara kecil-kecilan, kadangkadang demi kepraktisan, penyusun skala sikap dapat menempuh cara
sederhana untuk menentukan nilai skala (tanpa konversi dengan deviasi
normal)
UNTUK DIDISKUSIKAN
1. Pengukuran merupakan langkah penting dalam suatu penelitian,
khususnya penelitian kuantitatif, jelaskan alasan-alasannya
2. Kemukakan Contoh-contoh Variabel yang mempunyai tingkat
pengukuran :
Nominal.
Ordinal
Interval
Rasio
3. Pengukuran dengan menggunakan skala sikap banyak dilakukan
dalan penelitian pendidikan, jelaskan alasan-alasannya, serta
kemukakan contoh-contoh bagaimana Konsep dapat diteliti
4. Tentukan nilai Skala model Thurstone dari data berikut
No Item
12
20
18
Nilai Skala
1
2
3
4
5
Frekuensi
10
15
30
25
20
47
untuk
memahami
permasalahan
tersebut
hanya
dengan
konsep/penentuan
indikator)
yang
dipergunakan
untuk
48
dalam
instrumen
itu
sendiri
sebagai
alat
sangat
ditentukan
oleh
kepraktisan,
obyektivitas
dan
dapat
diketahui
kemampuan
individu/responden
yang
49
Dalam
suatu
penelitian
kedua
instrumen
ini
sering
1. Rating Scale
1. Quetionnaires
2. Interview Schedule
2. Self Checklist
3. Tally Sheets
3. Attitude Scales
4. Flowcharts
5. Performance Checklist
5. Achevement/Aptitude Test
6. Anecdotal Record
6. Performance Tests
7. Projective Devices
8. Sociometric Devices
Sumber : Jack R. Fraenkel, 1993. How to design and evaluation research in education.
50
dengan
timbangan, meteran, timbangan merupakan alat ukur yang valid dalah kasus
tersebut. Dalam suatu penelitian yang melibatkan variabel/konsep yang tidak
bisa diukur secara langsung, maslah validitas menjadi tidak sederhana, di
dalamnya juga menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai
tingkat empiris (indikator), namun bagaimanapun tidak sederhananya suatu
instrumen penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya.
Mengingat pentingnya masalah validitas. Maka tidak mengherankan
apabila Para Pakar telah banyak berupaya untuk mengkaji masalah validitas
serta membagi validitas ke dalam beberapa jenis, terdapat perbedaan
pengelompokan jenis-jenis validitas, Elazar Pedhazur menyatakan bahwa
validitas yang umum dipakai tripartite classification yakni Content, Criterion
dan Construct, sementara Kenneth Bailey mengelompokan tiga jenis utama
validitas yaitu : Face validity, Criterion Validity, dan construct validity, dengan
catatan face validity cenderung dianggap sama dengan content validity.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa jenis validitas yaitu :
stkip Kuningan / Lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002
51
dalam
pengukuran
kemampuan
individu
seperti
pengukuran
isi
(Content
Validity).
Valditas
isi
berkaitan
dengan
kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Ini
berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau
variabel yang hendak diukur. Misalnya test bidang studi IPS, harus mampu
mengungkap isi bidang studi tersebut, pengukuran motivasi harus mampu
mengukur seluruh aspek yang berkaitan dengan konsep motivasi, dan
demikian juga untuk hal-hal lainnya. Menurut Kenneth Hopkin penentuan
validitas isi terutama berkaitan dengan proses analisis logis, dengan dasar ini
Dia berpendapat bahwa validitas isi berbeda dengan validitas rupa yang
kurang menggunakan analisis logis yang sistematis, lebih lanjut dia
menyatakan bahwa sebuah instrumen yang punya validitas isi biasanya juga
mempunyai validitas rupa, sedang keadaan sebaliknya belum tentu benar.
Validitas kriteria (Criterion validity). Adalah validasi suatu instrumen
dengan membandingkannya dengan instrumen-pengukuran lainnya yang
sudah valid dan reliabel dengan cara mengkorelasikannya, bila korelasinya
signifikan maka instrumen tersebut mempunyai validitas kriteria. Terdapat dua
bentuk Validitas kriteria yaitu : Validitas konkuren (Concurrent validity),
Validitas ramalan (Predictive validity).
Validitas konkuren
adalah
52
korelasi yang signifikan antara hasil test masuk dengan prestasi belajar
sesudah menjadi siswa, bila ada, berarti test tersebut mempunyai validitas
ramalan.
Validitas konstruk (Construct Validity). Konstruk adalah kerangka dari
suatu konsep, validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan
kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang
diukurnya. Menurut Jack R. Fraenkel validasi konstruk (penentuan validitas
konstruk) merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validasi
lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validasi isi dan validasi
kriteria.
Lebih jauh Jack R. FraenkelI meneyatakan bahwa untuk mendapatkan
validitas konstruk ada tiga langkah di dalamnya yaitu :
1. Variabel yang akan diukur harus didefinisikan dengan jelas
2. Hipotesis, yang mengacu pada teori yang mendasari variabel
penelitian harus dapat membedakan orang dengan tingkat gradasi
yang berbeda pada situasi tertentu
3. Hipotesis tersebut diuji secara logis dan empiris.
Dalam upaya memperoleh validitas konstruk, maka seorang peneliti
perlu mencari apa saja yang menjadi suatu kerangka konsep agar dapat
menyusun tolok ukur operasional konsep tersebut. Pencarian kerangka
konsep menurut Djamaludin Ancok dapat ditempuh beberapa cara :
1. Mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan oleh para akhli
yang tertulis dalam buku-buku literatur.
2. Mendefinisikan sendiri konsep yang akan diukur, jika tidak
diperoleh dalam buku-buku literatur
3. Menanyakan definisi konsep yang
53
diperlukan
adalah
pendefinisian
konstruk/konsep,
penentuan
struktur silang berkaitan dengan pengkajian analisis internal dari masingmasing konsep terhubung (yang unobservable) yang dihubungkan pada
tataran empirisnya (indikator), sebab pada tataran inilah suatu hipotesis diuji.
2.3.1.1. Perhitungan/pengujian Validitas Instrumen
Apabila langkah-langkah tersebut di atas telah dilakukan, paling tidak
langkah penjabaran konsep yang kemudian diikuti dengan penyusunan itemitem
instrumen,
maka
perhitungan
statistik
dapat
dilakukan
untuk
54
memiliki dan tidak memiliki sifat dari item pengukuran, hal ini berarti juga
bahwa item-item dalam instrumen mengukur aspek yang sama. Dalam
hubungan ini langkah yang dilakukan adalah dengan cara mengkorelasikan
antara skor tiap item dengan skor total.
Dalam melakukan perhitungan korelasi antara skor item dengan skor
total dapat menggunakan rumus korelasi Product moment apabila nilai-nilai
skala telah dilakukan konversi menjadi interval (atau secara langsung
dianggap interval dengan mengacu pada pendapat bahwa nilai skala dapat
diperlakukan sebagai data interval), atau menggunakan rumus korelasi tata
jenjang (Rank-Spearman). Untuk memperjelas cara perhitungannya berikut
ini akan dikemukakan contoh perhitungan korelasi Product momen (cara
perhitungan dengan berbagai variasi dapat dilihat dalam Bab 4) dan korelasi
tata jenjang Spearman.
Sebuah instrumen penelitian/pengukuran terdiri dari 10 item dan
disebarkan pada 10 orang responden dengan hasil skor seperti dalam tabel
2.2. perhitungan korelasi dilakukan untuk tiap item dari item nomor 1 sampai
item no 10, untuk contoh perhitungan akan diambil item no 2
Tabel 2.2.
Resp
Nomor Item
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
1
4
2
3
3
3
2
2
4
3
4
2
2
2
2
4
4
4
2
2
2
4
3
2
2
2
3
4
4
2
2
2
4
4
4
3
3
3
4
4
2
4
3
4
5
2
2
2
3
4
4
2
2
2
3
6
3
2
3
3
4
4
3
3
3
4
7
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
8
3
3
3
4
4
4
2
3
3
4
9
3
2
3
3
4
4
2
3
2
3
10
3
2
3
3
4
4
2
3
2
4
I
II
.289
.362
.900
.870
.925
.879
.743
.789
.892
.872
.856
.830
.508
.525
.907
.910
.889
.904
.956
.950
Jml
28
22
26
32
38
36
21
28
24
36
55
Responden
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Jumlah
Item no 2 (X)
2
2
2
4
4
4
2
2
2
4
28
Jumlah (Y)
28
22
26
32
38
36
21
28
24
36
291
Y2
784
484
676
1024
1444
1296
441
784
576
1296
8805
XY
56
44
52
128
152
144
42
56
48
144
866
N XY - ( X) ( Y)
--------------------------------------------------N X2 ( X)2
N Y2 ( Y)2
10 x 866 - 28 x 291
-------------------------------------------10 x 88 (28)2
X2
4
4
4
16
16
16
4
4
4
16
88
512
------------------9.8
10 x 8805 (291)2
= 0.900
58.04
56
Rani X
7.5
7.5
7.5
2.5
2.5
2.5
7.5
7.5
7.5
2.5
Rank Y
5.5
9
7
4
1
2.5
10
5.5
8
2.5
b
2
-1.5
0.5
-1.5
1.5
0
-2.5
2
-0.5
0
0
b2
4
2.25
0.25
2.25
2.25
0
6.25
4
0.25
0
21.5
rho
= 1 -
6 x b2
-------------n (n2 - 1)
rho
= 1 -
6 x 21.5
-------------10 (99)
rho
= 1 -
rho
= 0.870
0.13
57
Dengan memperhatikan
pengukuran
kedapat
dikatakan
dipercayaan
reliabel
atau
apabila
keajegan,
instrumen
suatu
tersebut
58
59
Resp
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
yang
berbeda.
Sebagai
contoh
terdapat
dua
60
Skor Instrumen A
20
25
21
23
22
21
24
26
21
22
Skor Instrumen B
20
24
21
23
21
21
24
26
20
22
konsistensi
internal
merupakan
satu
cara
untuk
mengurangi kesulitan yang diakibatkan oleh dua perlakuan atau dua bentuk
pengukuran seperti dalam metode test-retest dan metode paralel. Dengan
cara ini pengukuran hanya dilakukan satu kali (single-trial administration),
sehingga dapat lebih efisien. konsistensi internal bermakna keajegan dari tiap
item dengan item-item lainnya dalam suatu kerangka instrumen pengukuran.
Terdapat beberapa cara untuk melakukan perhitungan reliabilitas antara lain
Teknik belah dua (Split half method), Formula Rolon, KR20, KR21, dan
Koefisien Alpha. Berikut ini akan dikemukakan contoh perhitungan reliabilitas.
1. Teknik Belah Dua (Split-half method)
61
Metode atau teknik belah dua menggunakan formula SpearmanBrown, cara ini hanya dapat dikenakan pada instrumen pengukuran dengan
jumlah item genap (pengelompokan dilakukan pada item-item yang
valid),adapun langkah-langkahnya adalah sbb :
ri
2 . r
1 + r
ri
Contoh perhitungan :
Tabel nilai skor total kelompok ganjil dan genap
Resp
Skor total kelompok ganjil
A
20
B
25
C
21
D
23
E
22
F
21
G
24
H
26
I
21
J
22
Hasil perhitingan korelasi r = 0.970
Koefisien/angka reliabilitasnya adalah :
62
ri
0.970
1 + 0.970
ri
1.940
1.970
ri
0.985
2. Formula Rulon
Cara ini juga hanya berlaku pada pengelompokan seperti treknik belah dua,
namun estimasi reliabilitas tidak didasarkan pada perhitungan korelasi
melainkan pada varians perbedaan skor dengan varians total, adapun
rumusnya adalah sebagai berikut :
SDb2
rxx
1 -SDt2
rxx
Contoh perhitungan :
Skor total
kelompok ganjil
A
20
20
B
25
24
C
21
21
D
23
23
E
22
21
F
21
21
G
24
24
H
26
26
I
21
20
J
22
22
Hasil perhitungan varians menunjukan :
Skor b (selisih
Skor total
ganjil genap)
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
40
49
42
46
43
42
48
52
41
44
(X
stkip Kuningan / Lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif X
/ 2002
N
N -1
)2
63
SDb2 = 0.233
SDt2 = 15.344
rxx
1 -15.344
rxx
1 --
0.015
0.984
3. Formula Flanagan
Formula Flanagan merupakan estimasi nilai/angka reliabilitas yang tidak
mengacu pada perhitungan korelasi, melainkan sama seperti formula Rulon
yang mengacu pada veriansi tiap-tiap kelompok hasil belah dua, bedanya
dalam formula ini ada nilai konstanta 2 serta varians kelompok dijumlahkan
dan bukan varians beda, sementara pembaginya sama yaitu varians total.
Rumus :
S12 + S22
rxx
2 (1 --
)
St2
Contoh perhitungan :
Tabel nilai skor ganjil dan genap dan skor total
Resp
Skor total
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
20
25
21
23
22
21
24
26
21
22
20
24
21
23
21
21
24
26
20
22
40
49
42
46
43
42
48
52
41
44
64
S12 = 3.833
S22 = 3.956
St2 = 15.344
Bila nilai-nilai tersebut dimasukan dalam rumus, akan nampak sebagai
berikut :
3.833 + 3.956
rxx
2 (1 --
)
15.344
rxx
2 (0.492) = 0.985
rxx =
M (k M)
) (1 -k - 1
k
SDt2
= kelompok/banyaknya item
= Varians total
)
kSDt2
Contoh perhitungan :
Tabel skor tiap item dan Total
Resp
A
B
C
D
E
F
G
1
4
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
4
4
4
2
3
2
2
2
3
4
4
2
4
4
3
3
3
4
4
2
Nomor Item
5
6
2
3
2
2
2
3
3
3
4
4
4
4
2
3
7
2
2
2
3
3
2
2
8
3
3
3
4
4
4
2
9
3
2
3
3
4
4
2
10
3
2
3
3
4
4
2
Jml
28
22
26
32
38
36
21
65
H
I
J
4
3
4
2
2
4
= 2.91
SDt2
= 10
2
2
4
4
3
4
2
2
3
3
3
4
2
2
2
3
3
4
3
2
3
3
2
4
28
24
36
37.433
rxx =
2.91(10 2.91)
) (1 --
)
37.433
rxx =
( 1.11 ) (1 --
20.631
37.433
rxx =
0.498
jika
SDb2
K
=
)
K- 1
( 1 --
)
SDt2
66
Res
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
jml
4
2
3
3
3
2
2
4
3
4
2
2
2
4
4
4
2
2
2
4
6
4
5
7
7
6
4
6
5
8
2
2
2
3
4
4
2
2
2
4
4
3
3
3
4
4
2
4
3
4
6
5
5
6
8
8
4
6
5
8
2
2
2
3
4
4
2
2
2
3
3
2
3
3
4
4
3
3
3
4
5
4
5
6
8
8
5
5
5
7
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
3
3
4
4
4
2
3
3
4
5
5
5
7
7
6
4
5
5
6
3
2
3
3
4
4
2
3
2
3
Tot.
10 jml Jml
3
2
3
3
4
4
2
3
2
4
6
4
6
6
8
8
4
6
4
7
28
22
26
32
38
36
21
28
24
36
5
=
) (1 --
)
37.433
4
9.055
( 1.25 ) (1 --
)
37.433
67
besarnya nilai yang memadai. Dalam hubungan ini banyak pengarang yang
memberikan patokan umum tentang standar minimum tingkat nilai koefisien
reliabilitas.
Nunnally
dalam
bukunya
Psychometric
Theory
3
3
4
3
2
5
1
3
4
3
2
5
1
Nomor item
4
5
3
2
5
1
2
3
4
2
3
4
2
4
4
3
3
4
3
3
2
2
5
5
4
1
6
3
4
4
3
2
2
4
4
3
2
2
4
7
4
5
3
3
5
2
4
3
3
2
5
4
8
3
3
4
5
4
2
3
4
3
2
5
1