Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut pasal 1 ayat 1 UU No. 21 Tahun 1992 pasal 1 ayat 4,
pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di
sekitarnya

dengan

batas-batas

tertentu

sebagai

tempat

kegiatan

pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat


kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar
muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran
dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan
intra

dan

antar

moda

transportasi.

Berdasarkan

definisi

tentang

pelabuhan tersebut ada beberapa jenis pelayanan jasa kepelabuhanan


seperti pelayanan jasa pemanduan kapal, pemberian jasa penundaan
kapal, penyediaan dan pelayanan jasa dermaga untuk bertambat,
bongkar muat barang dan hewan serta penyediaan fasilitas naik turun
penumpang dan kendaraan, penyediaan dan pelayanan jasa gudang dan
tempat penumbunan barang, angkutan di perairan pelabuhan, alat
bongkar muat serta peralatan pelabuhan, penyediaan jasa terminal peti
kemas, curah cair, curah kering, dan Ro-Ro, serta penyediaan jasa
lainnya yang dapat menunjang pelayanan jasa kepelabuhanan.
PT. Pelabuhan Indonesia IV merupakan Badan Usaha MIlik Negara
yang didirikan oleh pemerintah Indonesia yang bergerak di bidang jasa
kepelabuhanan. Kegiatan jasa kepelabuhanan merupakan unsur penting
dalam pembangunan dan perekonomian, karena pelabuhan merupakan
suatu gerbang atau pintu masuk para pelaku usaha untuk melakukan
tranksaksi perekonomian dan pembangunan di suatu daerah, menyadari
peran tersebut, maka perlu adanya penataan sistem pelayanan secara
terpadu dan mampu mewujudkan penyediaan jasa transportasi yang
seimbang dengan tingkat kebutuhan dan tersedianya pelayanan yang

selamat, aman, cepat, lancar, tertib, teratur, nyaman, dan efisien


dengan biaya yang wajar.
Dalam menjalani kegiatan jasa kepelabuhanan menimbulkan
berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang menyangkut
aspek

keselamatan

dan

kesehatan

kerja

(K3).

Kegiatan

jasa

kepelabuhanan memiliki karakteristik antara lain : multi disiplin ilmu,


melibatkan beberapa unsur tenaga kerja kasar (buruh), intensitas kerja
yang tinggi, tempat kerja (terbuka, tertutup, lembab, kering, panas,
berdebu, kotor), menggunakan peralatan kerja beragam, mobilisasi yang
tinggi, material-material berbahaya, dan beragam berpotensi bahaya
lainnya.
Upaya pencegahan dan pengedalian bahaya kerja yang dpat
menyebakan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
dilakukan dengan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Oleh

karena

itu,

jika

suatu

sistem

tidak

menerapkan

K3

atau

menerapkannya tapi masih minimal atau menerapkannya tapi kurang


tepat / dengan cara yang salah maka dapat mengakibatkan potensi
terjadinya kecelakaan kerja.
Terjadinya kecelakaan kerja `tentu saja menjadikan masalah yang
besar bagi kelangsungan suatu usaha atau sistem. Kerugian yang
diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun
lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya.
Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat
besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak
dapat digantikan oleh teknologi apapun. Dewasa ini sudah banyak pihak
yang mulai menyadari dan memahami bahwa akibat kecelakaan kerja itu
cukup merugikan seperti adanya korban jiwa, korban luka, biaya
pengobatan, dan

terjadinya kerusakan property.

Oleh karena itu

diperlukan adanya pengelolaan dan pengaplikasian K3 yang benar dan


tepat sesuai ruang lingkupnya, khususnya di bidang jasa kepelabuhanan.
B.

Anda mungkin juga menyukai