Anda di halaman 1dari 8

BUSINESS PROCESS REENGINEERING

Business Process Reengineering (BPR) merupakan teknik manajemen perubahan


melalui pendekatan revolusioner secara internasional sejak awal tahun 1990-an. Dalam
mengimplementasikan paradigma dalam BPR, perusahaan memulai segalanya dari nol, dalam
arti kata proses analisa dimulai dengan meninjau kembali visi dan misi perusahaan yang
bersangkutan (starting from scratch). Tujuan dari dilaksanakannya BPR adalah untuk
meningkatkan kinerja perusahaan secara dramatis dan signifikan.
Fokus utama dalam BPR adalah improvisasi pada level proses di dalam perusahaan
(Hammer, 1993). Langkah utama yang dilakukan oleh para konsultan BPR adalah
menganalisa proses-proses yang terjadi di dalam perusahaan untuk selanjutnya dipelajari
lebih lanjut. Output dari proyek BPR adalah usulan atau perancangan proses-proses kerja
(business process) baru yang lebih baik dari sebelumnya. Prinsip better-cheaper-faster
menjadi pedoman utama dalam aktivitas penciptaan proses-proses baru tersebut.
BPR mempengaruhi jasa informasi ( IS). IS telah menciptakan 3 teknik untuk
menerapkan BPR pada CBIS, yang dikenal dengan 3-R yaitu :
1. Rekayasa Mundur adalah
Proses menganalisis suatu sistem untuk mengidentifikasi elemen-elemennya antar
hubungannya, serta untuk menciptakan dokumentasi dalam tingkat abstraksi yang
lebih tinggi dari sekarang.
2. Restrukturisasi adalah
Transformasi suatu sistem menjadi bentuk lain tanpa mengubah fungsionalitasnya.
3. Rekayasa ulang adalah
analisis yg bersifat menyeluruh & lengkap dari proses bisnis dan sistem informasi
guna mencapai peningkatan kinerja secara dramatis. Rekayasa ulang merupakan
proses revolusioner yg berupaya melonggarkan praktek-praktek tradisional yg terlalu
kaku,seperti misalnya uraian tugas yg terlalu rinci.

CONTOH BPR :
Business Process Reengineering ( BPR ) juga di kenal sebagai proses inovasi dan
rekayasa ulang proses utama bisnis. Selain itu BPR terkadang di definisikan dengan namanama yang lain seperti : inovasi proses, rekayasa proses utama, analisa proses kerja dan
peningkatan proses. Di dalamnya terjadi perubahan radikal proses bisnis untuk mendapatkan
hasil kinerja dan pengurangan biaya.
Perusahaan yang pelu menerapkan reengineering itu adalah
1. Kebangkrutan yang akan menerpa. PT Timah merupakan salah satu contoh yang
tanggap menerapkan konsep ini sebelum mengalami kebangkrutan.
2. Mereka memandang akan banyak ancaman yang bakal muncul. Dalam hal ini

reengineering diterapkan untuk mempertahankan posisi yang lebih baik di masa


mendatang.
3. Perusahaan market leader menginginkan meninggalkan market challenger dengan
satu lompatan yang sangat jauh ke depan, sehingga tidak bisa terkejar lagi oleh para
pesaingnya.
Dalam BPR meliputi proses-proses manajemen lainnya seperti: restrukturisasi,
reorganisasi, delayering, TQM, perataan organisasi, downsizing, righsizing, peningkatan
bisnis dan business enhancement. MBI berpelangalaman dalam melakukan BPR di
perusahaan nasional dan siap membantu melaksanakan BPR di Perusahaan Anda.

PROTOTYPE
Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak
digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling
berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Untuk mengatasi ketidakserasian antara
pelanggan dan pengembang , maka harus dibutuhakan kerjasama yang baik diantara
keduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan
pelanggan dengan tidak mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui
proses-proses dalam menyelasaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan
menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan. Kunci
agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan
main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype
dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau
seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi
yang sudah ditentukan.
Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan kebutuhan :
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat
lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan
dibuat.
2. Membangun prototyping :
Dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada
pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
3. Evaluasi protoptyping :
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah
sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil.
Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2 , dan 3.
4. Mengkodekan sistem :
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa
pemrograman yang sesuai .
5. Menguji sistem :
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites
dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box,
Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain
6. Evaluasi Sistem :
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang
diharapkan . Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan sistem :
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan

Keunggulan prototyping adalah:


1.
2.
3.
4.
5.

Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan


Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem
Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem
Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.

Kelemahan prototyping adalah :


Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada
belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum
memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama Pengembang biasanya ingin
cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman
yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih
lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem . Hubungan pelanggan
dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang
baik Prototyping bekerja dengan baik pada penerapan-penerapan yang berciri sebagai
berikut: Resiko tinggi Yaitu untuk maslaha-masalah yang tidak terstruktur dengan baik, ada
perubahan yang besar dari waktu ke waktu, dan adanya persyaratan data yang tidak menentu.
Interaksi pemakai penting . Sistem harus menyediakan dialog on-line antara pelanggan dan
komputer. Perlunya penyelesaian yang cepat Perilaku pemakai yang sulit ditebak Sitem yang
inovatif. Sistem tersebut membutuhkan cara penyelesaian masalah dan penggunaan
perangkat keras yang mutakhir Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek.

Contoh Prototyping Tools yaitu :


1. Draw/Paint Program
contoh: Photoshop, Coreldraw
2. Scripted Simulations/Slide Show,
contoh: Powerpoint, Hypercard,Macromedia Director, HTML.
3. Interface Builders,
contoh: Visual Basic, Delphi, UIMX.

CASE TOOL
Sebuah CASE Tool adalah sebuah produk berbasis computer yang tujuannya
mendukung satu atau lebih aktivitas kerekayasaan software dalam proses pengembangan
software.
Manfaat CASE Tool
1. Meningkatkan kecepatan :
CASE Tool memberikan otomatisasi dan mengurangi waktu untuk menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan, khususnya pekerjaan yang melibatkan penggambaran diagram
dan yang berhubungan dengan spesifikasi.
2. Meningkatkan Akurasi :
CASE Tool dapat menyediakan debugging dan error checking berkelanjutan yang
mana sangat penting menghilangkan kerusakan secara dini, yang berperan penting
dalam mementuk software yang modern. Jika koreksi dilakukan di tahap awal,
misalnya tahapan desain, maka akan menghemat waktu dan tenaga. Saat system
bertambah besar, system akan lebih susah untuk dimodifikasi. Pencarian error
menjadi lebih sulit. Mengurangi Waktu Perawatan CASE menyediakan tool untuk
reenginering yang penting karena membuat proses menjadi efisien, hemat waktu, dan
murah dengan cara menemukan bagian-bagian yang lama dari sistem yang dapat
dipakai kembali.
3. Dokumentasi yang lebih baik :
Banyak tools memiliki revisi-revisi untuk komentar dan catatan mengenai
pengembangan sistem dan perawatannya.
4. Pemrograman oleh Non Programmer :
Dengan berkembangnya teknologi berorientasi objek dan client server, pemrograman
dapat juga dilakukan oleh orang yang tidak memiliki latar belakang pemrograman.
Penting untuk memahami logika program dan memiliki kemampuan untuk
menganalisis organisasi program yang dipakai dalam membangun software yang baik.
Dengan menggunakan lower case tool, dimungkinkan untuk mengembangkan
software dari desai awal dan tahap analisis
5. Manfaat yang tak tampak :
CASE Tool dapat digunakan untuk mmengikut sertakan pemakaii, sehingga
didapatkan penerimaan yang baik terhadap sistem yang baru.
Jenis-Jenis CASE Tool
1. Upper CASE Tool :
Tool ini digunakan untuk merencanakan sistem, analisis sistem, dan desain umum
sistem
2. Lower CASE Tool :
Tool ini digunakan untuk desain sistem secara detail, implementasi sistem, dan
dukungan sistem

3. Cross Life Cycle Case Tools :


Tool ini mendukung keseluruhan life cycle, seperti halnya manajemen proyek dan
perkiraan biaya, dan sebagainya
4. Case Tool For System Planning :
Tool ini membantu analis menangkap, menyimpan, dan menganalisis model bisnis.
Contoh tool ini adalah Knowledgers ADW Planning Workbench. Tool ini membantu
menggambarkan sasaran bisnis, tujuan, critical success factor, masalah-masalah, struktur
organisasi, kebutuhan informasi, kebutuhan fungsional, dan sebagainya. Informasi-informasi
ini dapat dimasukkan dalam bentuk model (gambar), deskripsi, dan matriks. Tool-tool ini
membantu analis mengekspresikan kebutuh an dan desain dalam bentuk model grafis dan
deskripsi-deskripsi yang menunjang.
Tool-tool ini memiliki kemampuan analitik untuk mengevaluasi kualitas dan
kemampuan model dan deskripsi.
1. CASE Tool for system design and implementation :
Tool ini membantu programmer aplikasi meningkatkan produktivitas dan kualitas.
Tool ini ditujukan untuk desain yang rinci dan implementasi sitem dan membantu
desainer dan programmer lebih cepat membangun software aplikasi.
2. CASE Tool for system support :
Tool ini membantu meresttukturisasi kode program yang ada ata yang lama agar lebih
mudah dirawat, merekayasa ulang program untuk mengakomodasi teknologi baru,
memulihkan informasi-informasi yang bisa dipakai dan membangun kembali sistem
informasi dengan menggunakan modul-modul program, dan menentukan kapan biaya
perawatan melebihi manfaatnya.
3. Reverse Engineering Tools :
Tool ini menjembatani lower-case tool dan uppe case tool. Tool ini membantu dalam
proses menganalisis kode program aplikasi dan database yang ada untuk membuat
representasi kode yang lebih tinggi tingkatannya.

CONTOH SOFTWARE CASE TOOL


1. Microsoft Office Word
Microsoft Office Word:Merupakan produk office suite yang dikeluarkan oleh
Microsoft yang dibangun dan untuk digunakan pada lingkungan sistem operasi
Microsoft Windows dan Apple Macintosh. Sebagai aplikasi yang digunakan pada
lingkungan perkantoran, office suite ini mendukung penggunaan yang berhubungan
dengan server dan layanan berbasis web (web-based services).
2. Microsoft Office Visio
Microsoft Visio: Microsoft Visio adalah salah satu program yang dapat digunakan
untuk membuat diagram. Visio menyediakan banyak fasilitas yang membantu Anda

dalam pembuatan diagram untuk menggambarkan informasi dan sistem dari


penjelasan dalam bentuk teks menjadi suatu diagram dalam bentuk gambar disertai
penjelasan singkat. Untuk mempelajari Microsoft Visio dan menggambar diagram,
Anda tidak membutuhkan teknik yang sangat tinggi.
3. Photoshop
Photoshop : perangkat lunak editor citra buatan adobe system yang dikhususkan untuk
pengeditan foto/gambar dan pembuatan efek.
4. Software Password Generator
Software Password Generator:Password generator adalah aplikasi yang digunakan
untuk meng-generate ( menghasilkan ) password. Password generator disini
mempunyai fungsi yang berbeda dengan password generator yang digunakan untuk
menyusun dictionary. Cara kerja password generator ini adalah menerima input
berupas user name dan global key, lalu dengan rumus hash tertentu, program akan
menghasilkan password berdasarkan kedua input tersebut.password generator adalah
aplikasi yang digunakan untuk meng-generate ( menghasilkan ) password. Password
generator disini mempunyai fungsi yang berbeda dengan password generator yang
digunakan untuk menyusun dictionary. Cara kerja password generator ini adalah
menerima input berupas user name dan global key, lalu dengan rumus hash tertentu,
program akan menghasilkan password berdasarkan kedua input tersebut.
5. Visual Paradigm
Visual Paradigm adalah sebuah software yang dapat digunakan untuk membuat UML
(Unified Modelling Language)
LOWER CASE:
1.

Desk Tool :
Alat yang dapat digunakan untuk meminimalkan aplikasi apapun,juga dapat
membuat aplikasi transparan.Desk Tool merupakan paket dengan banyak tools
canggih lainnya seperti CritHide (menyembunyikan semua aplikasi yang berisi
kata kunci particular)
2. Bahasa Pemrograman C++:
Mmerupakan penerus bahasa C yang mendukung pemrograman berorientasi objek
(OOP, Object Oriented Programming). C++ mempunyai fasilitas template untuk
mendukung konsep generisitas.
3. The IEF (Information Engineering Facility) adalah
nama pertama siklus hidup penuh komputer-aided software engineering (CASE)
tool, yang sekarang sedang melalui tiga pemilik berbeda (Texas Instruments,
Sterling Software dan CA) dan beberapa nama yang berbeda (IEF, Komposer oleh

IEF, Komposer, COOL: Gen, Advantage Gen, AllFusion Gen dan, pada tahun
2007, CA Gen).
4. PostgreSQL adalah
database yang powerful dan tidak kalah dengan database komersil sekelasnya
Oracle, Sybase maupun Informix. PostgreSQL yang mendukung standar SQL92
dan SQL99 ini juga mendukung bahasa pemrograman C, C++, Java, Tcl, Perl,
Python, PHP, dst.
5. Visual Basic :
Pemograman yang mudah digunakan untuk pengembangan aplikasi,baik itu
aplikasi kecil maupun aplikasi besar.

Anda mungkin juga menyukai