PENEMUAN ARTEFAK PENINGGALAN KERAJAAN MATARAM KUNO
Octavianus Bryan X-MIA2/ 25
Pegunungan Dieng yang berada di lima wilayah kabupaten di
Jawa Tengah, Banjarnegara, Pemalang, Wonosobo, Tegal dan Batang, hingga kini menyimpan berbagai misteri yang unik. Dalam kandungan tanah di gunung purba Dieng, ternyata banyak menyimpan berbagai peninggalan penting kejayaan kerajaan awal Mataram Hindu pada abad ke-8 masehi. Penemuan artefak pada Kamis (17/10), misalnya, menjadi bukti adanya kejayaan kerajaan Hindu yang pernah bercokol di atas dataran berketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut. Uniknya, penemuan artefak yang berjarak sekitar satu kilometer dari Kompleks Candi Arjuna, didapat melalui petunjuk gaib yang diterima salah satu warga Dieng, Saroji (50) saat tidur di malam sebelum penemuan. Sebelum memutuskan untuk naik, Saroji memilih berkonsultasi dengan sesepuh masyarakat adat Dieng, Mbah Naryono. Saat bertemu Mbah Naryono, Saroji menceritakan segala petunjuk yang didapat melalui mimpi. Bersama beberapa warga lainnya, Saroji kemudian menuju arah titik yang dimaksud dan menggali. Tak disangka, saat menggali di kedalaman sekitar satu meter dari permukaan, dia menemukan artefak. Setelah menemukan artefak tersebut, ia kemudian melaporkan ke kantor balai purbakala dan dinas. Mendapat laporan tersebut,
Wakil Bupati Banjarnegara, Hadi Supeno, kemudian ikut
menyaksikan penggalian situs baru tersebut.
Hadi mengaku heran dan bahkan tidak mengerti karena dalam
proses penemuan artefak di Bukit Pangonan tersebut. Tidak ada petunjuk fisik adanya situs di titik penggalian. Hadi mengakui kisah Saroji tersebut bagi orang yang tidak percaya terdengar sangat irasional, namun keyakinan Saroji dan kawan-kawan menunjukkan bahwa mimpi dan bisikan ternyata berkait erat dengan kenyataan yang terjadi. Selama ini Pegunungan Dieng diyakini warga sebagai daerah yang kaya akan misteri sejarah peradaban. Bahkan, beberapa waktu lalu, masyarakat Bali yang tergabung dalam Paguyuban Sekehe Astiti Rahayu Rsi Markandya Gunung Sari Artha melakukan ritual Tawur Agung Labuh Gentuh di Kawah Sikidang, Dieng. Padahal ritual ini biasanya dilaksanakan tiap 100 tahun sekali