Cukup banyak benda koleksi yang ditampilkan di dalam museum tersebut, mulai dari organorgan sistem tubuh baik yang asli maupun buatan, hingga berbagai gambaran mengenai proses
terjadinya suatu sistem. Seluruh rangkaian kunjungan di museum anatomi dijelaskan secara rinci
oleh setiap pembina yang bertugas untuk memberikan penjelasan kepada para siswa. Pertanyaan
pun banyak dilontarkan oleh para siswa guna memperoleh pengetahuan secara langsung dari
pakar-pakar berpengalaman yang ahli di bidangnya.
Setelah selesai melakukan kunjungan, beberapa kelompok mengabadikan foto kebersamaan
dengan masing-masing pembina, sebelum akhirnya mereka pergi ke bus masing-masing untuk
mengakhiri rangkaian kegiatan PLS hari pertama dan kembali menuju SMA Tarakanita Gading
Serpong.
MUSEUM PETA
Museum PETA atau Museum Pembela Tanah Air merupakan suatu museum sejarah yang
beralamt di Jl.Jenderal Sudirman N0.35 Bogor Jawa Barat,Indonesia. Museum ini didirikan oleh
tentara Knil dengan gaya bangunan Eropa pada tahun 1745. Museum Pembela Tanah
Air merupakan museum yang didirikan untuk memberikan penghargaan kepada para mantan
tentara PETA atas kontribusinya dalam pendirian bangsa dan Negara Indonesia. Museum ini
secara garis besar memberikan berbagai informasi sejarah mengenai kemerdekaan Indonesia dan
segala hal tekait tentang kemerdekaan tersebut. Museum dengan luas sekitar 13,7 hektar ni
memiliki cukup banyak ruangan yang memuat berbagai catatan sejarah bangsa yang dimuat
dalam bentuk patung, diorama, perlengkapan perang, dan masih banyak lagi. Di dalam Museum
PETA, terdapat 14 diorama yang di dalamnya dimuat berbagai peristiwa bersejarah Bangsa
Indonesia , meliputi kronologis terjadinya kemerdekaan, tokoh-tokoh dan peran mereka dalam
kemerdekaan, dan lain sebagainya.
Kunjungan SMA Tarakanita Gading Serpong dalam rangka mengisi kegiatan PLS tahun 2016 ini
berlangsung pada tanggal Kunjungan diawali dengan briefing singkat yang
dilanjutkan dengan menyanyikan salah satu lagu wajib nasional Indonesia, yang dipimpin oleh
salah satu siswa SMA Tarakanita Gading Serpong sebagai dirijen. Kegiatan dilanjutkan dengan
membagi seluruh siswa menjadi 3 kelompok berdasarkan kelas masing masing, yakni XI IPA 1,
XI IPA 2, dan XI IPA 3. Setiap kelompok masing-masing dipimpin oleh seorang Pembina yang
memberikan penjelasan kepada mereka mengenai berbagai catatan sejaran yang ada di museum
tersebut.
Seluruh siswa nampak antusias memperhatikan penjelasan pembina sembari mengisi lembar
kerja yang diberikan oleh pihak museum. Beberapa siswa juga aktif melontarkan pertanyaanpertanyaan seputar barang-barang dan berbagai bukti sejarah yang terdapat di museum tersebut.
Setelah selesai berkeliling museum, seluruh siswa beserta para guru berkumpul untuk
mengabadikan foto kenangan, bersama salah satu pemilik museum, para pembina, dan beberapa
staff pekerja museum di depan monumen patung salah satu pahlawan nasional Indonesia.
Kemudian, para siswa langsung diiring menuju ke bus masing-masing dengan membawa bekal
makan siang yang telah diberikan oleh pihak museum sebelumnya.
13 font
Judul 26
Subjudul 20
Telepon di Wartel
Bi Sum : Nyonya, saya minta maaf. Tadi ketika saya sedang setrika baju, gaun pesta nyonya kebakar dan
hangus
Nyonya : Nggak apa-apa, Bi. Lain kali hati-hati, ya.
Bi sum : Ya, Nyonya.
Nyonya : Lah, ini kamu telepon di mana ? kok rame banget,kayak di pinggir jalan raya.
Bi sum : Di wartel, Nyonya.
Nyonya : Loh, kenapa nggak di rumah ? Kan kemarin baru bayar rekening, Bi.
Bi sum : Soalnya rumahnya ikut kebakar, Bu.
Hal 262
Tole dan Bungbung adalah dua narapidana yang dihukum untuk kasus berbeda. Suatu hari, mereka
berbicara di dalam tahanan.
Bungbung : Tole, apa yang bikin kamu dipenjara ?
Tole : Aku mencuri uang guruku dan dipenjara selama lima tahun. Kalo kamu, Bungbung ?
Bungbung : aku mecahin kaca dan dihukum dua puluh tahun.
Tole : wah, perbuatanmu lebih ringan dariku, tapi kenapa hukumanmu jauh lebih berat ? emangnya kamu
mecahin kaca di mana ? di kantor gubernur ?
Bungbung : Bukan. Aku mecahin kaca di KAPAL SELAM.
Tole : Wow, pantas. Itu namanya NENGGELEMIN KAPAL, bukan mecahin kaca doing. Hahahaha, dasar
!
Hal 21