2.
dan amphibole yaitu grunerite asbes amosite atau asbes coklat, riebeckite asbes
crocidolite atau asbes biru, actinolite, thermolite dan campuran yang sekurangkurangnya mengandung salah satu dari mineral-mineral tersebut.
Ada 4 jenis asbes yang beredar dipasaran saat ini antara lain :
1.
2.
3.
4.
Asbes putih masih digunakan dalam industri dibandingkan dengan asbes coklat dan abu-abu.
Asbes biru sudah dilarang penggunaannya.
Asbes merupakan bahan yang cukup ringan, tahan api serta kedap air. Secara luas produk dari
asbes antara lain, baju anti panas, pelapis permukaan rem, permukaan plat kopling kendaraan
bermotor dan pelapis tekstil dan bahan bangunan.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI No.1405/MENKES/SK/XI Tahun
2002,
kandungan debu maksimal didalam udara ruangan dalam pengukuran rata-rata 8 jam untuk
asbes adalah sebagai berikut, asbes bebas memiliki konsentrasi maksimal sebesar 5 serat/mL
udara dengan panjang serat 5 mikrometer.
pengukuran asbestos di udara :
Udara dalam ruangan dialirkan pada suatu alat penghisap dengan volume 1L (1000 cm3) yg
dilapisi dgn filter berbahan MCE(mixed cellulose ester) dengan diameter 25mm,lubang pori
0.45 mikrometer . Untuk pengambilan sampel indoor bagi Personal sampelkecepatan aliran
udara yg digunakan 20 mL/menit 4L/menit ,udara ambient 2L/menit 20L/menit
Identifikasi sampel dengan cara TEM (Transmission electron microscphy) dan PCM-based
contrast microscophy. Debu atau partikel yang telah tertampung selama 8 jam tersebut dilihat
dibawah mikroskop dan dihitung jumlah serat asbesnya. Sehingga diperoleh jumlah serat
asbes per 1000 cm3. Menurut standar baku dari SNI untuk asbestos jenis krisotil sebesar 2
serat/cm3 maka dalam ruangan dengan volume sebesar 1 m3 batas minimal asbes yang boleh
beterbangan diudara sebesar 2.000.000 serat.
Asbes merupakan zat berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan, hal
tersebut terjadi apabila debu asbes terhirup. Adapun kegiatan memasang, mematahkan,
menggergaji, mengebor, mencampakkan serta menghancurkan bahan yang mengandung
asbes juga bisa melepaskan partikel serat asbes ke udara. Hal ini sering diabaikan
dikarenakan penyakit yang ditimbulkan oleh partikel asbes ini biasanya baru timbul dalam
jangka waktu antara 10 50 tahun.
Gejala dari terhirupnya asbes ini ke dalam saluran pernapasan adalah sesak napas ringan dan
kesulitan bergerak Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak napas yang berat dan
mengalami kegagalan pernapasan. Perokok berat dengan bronkitis kronis dan asbestosis, akan
menderita batuk-batuk dan bengek. Menghirup serat asbes kadang-kadang dapat
menyebabkan terkumpulnya cairan pada ruang antara kedua selaput yang melapisi paru-paru.
Asbes
juga
bisa
tetapi kadang tercemar oleh tremolit yang dapat menyebabkan mesotelioma. Mesotelioma
biasanya terjadi setelah pemaparan selama 30-40 tahun. Kanker paru-paru akan terjadi pada
penderita asbestosis yang juga merokok, terutama mereka yang merokok lebih dari satu
bungkus sehari. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: batuk, rasa sesak di dada,nyeri
dada dan kelainan kuku atau clubbing of fingers (bentuk jari-jari tangan yang menyerupai
tabuh gendering-).
Menggunakan
perlengkapan
yang
diperlukan
seperti
masker
dan APD
Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja.
Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini lebih
sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah
terpapar 40 tahun lalu. Untuk mengurangi resiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para
pekerja yang berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu
guna menghindari sumber penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan setiap
pekerja untuk mencuci pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya dengan pakaian bersih
untuk kembali ke rumah. Sehingga semua pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan
pekerja membersihkan diri atau mandi sebelum kembali kerumah masing-masing.
Adapun
material
subtitusi
yang
dapat
dipergunakan
untuk
mengganti
asbes
adalahKalsiboard (Serat selulosa, silika, additif, semen dan air), Ardex (Serat sintetis, serat
selulosa, zat additif, semen dan air) dan Seng Eternit (Serat sintetis, serat selulosa, zat
additif, semen dan air)
Pustaka :
1.
2.
Badan Standarisasi Nasional. 2005. Nilai Ambang Batas (NAB) zat kimia di udara
tempat kerja SNI 19-0232-2005.
3.
Thamrin, M.T., Akhadi, M. 2004. Dampak Radiologis Pelepasan Serat Asbes. IPTEK
ILMIAH POPULER. p:67-76.
4.
Anonim
1. http://id.articlesnatch.com/Article/Complete-Information-On-Asbestosis-