Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik

: Penyakit Tuberculosis dan penanganan di rumah

Sasaran

: Keluarga Tn. E

Tempat

: Rumah Tn. B (Jl. Joyo Asri 22 Merjosari Malang)

Hari/Tanggal

: Sabtu, 7 Maret 2015

Waktu

: 1 x 30 menit

A. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Pada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga dapat memahami
penyakit Penyakit Tuberculosis dan perawatan di rumah.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang Penyakit Tuberculosis
selama 20 menit, diharapkan keluarga Tn. E mampu memahami tentang:
1. Pengertian Tuberculosis
2. Klasifikasi Tuberculosis
3. Faktor penyebab Tuberculosis
4. Gejala Penyakit Tuberculosis
5. Perawatan di rumah
6. Pencegahan Penyakit Tuberculosis
7. Diet Penyakit Tuberculosis
8. Mengurangi konsumsi rokok sebagai pemicu kembalinya penyakit
Tuberculosis
B. MATERI
Terlampir
C. METODE
1.

Ceramah

2.

Diskusi

D. MEDIA
1. Leafle
2. Buku tentang Gaya hidup sehat dan Larangan merokok

3. SAP

E. KEGIATAN PENYULUHAN
No

WAKTU

.
1.

5 menit

KEGIATAN PENYULUH

KEGIATAN PESERTA

Pembukaan :

Membuka kegiatan dengan Menjawab salam


mengucapkan salam.

Memperkenalkan diri

Menjelaskan

Mendengarkan
dari Memperhatikan

tujuan

penyuluhan

2.

10 Menit

Menyebutkan materi yang Memperhatikan

akan diberikan
Pelaksanaan :

materi

Menjelaskan
penyuluhan
berurutan

Memperhatikan

dengan
dan

teratur

tentang:
1. Pengertian

Penyakit

Tuberculosis
2. Klasifikasi Tuberculosis
3. Faktor

penyebab

Penyakit Tuberculosis
4. Gejala

Penyakit

Tuberculosis

Bertanya dan menjawab

5. Perawatan di rumah

pertanyaan

6. Pencegahan

diajukan

Penyakit

Tuberculosis
7. Diet
Tuberculosis

Penyakit

yang

8. Mengurangi
rokok

konsumsi

sebagai

kembalinya

pemicu
penyakit

Tuberculosis

Memberi
kepada

3.

10 menit

kesempatan
peserta

untuk

bertanya
Evaluasi :

inti Menyimak

Menyimpulkan
penyuluhan

Menyampaikan

secara

singkat materi penyuluhan

Memberi kesepatan kepada

Bertanya

tentang

hal

yang tidak difahami

keluarga untuk bertanya

Memberikan

kesempatan

keluarga untuk menjawab


pertanyaan
4.

2 menit

yang

dilontarkan.
Terminasi :

materi Mendengarkan

Menyimpulkan
penyuluhan

yang

telah

disampaikan

Mengucapkan

terimakasih

atas peran serta peserta.

Mengucapkan

salam Menjawab salam

penutup
F. KRITERIA EVALUASI
1.

Evaluasi Struktur

Anggota keluarga hadir dalam penyuluhan

Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai dengan jadwal yang telah


ditentukan sebelumnya

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Tn. E

Pengorganisasian

penyelenggaraan

penyuluhan

dilakukan

sebelumnya
2.

Evaluasi Proses

Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan

Keluarga tidak meninggalkan tempat penyuluhan

Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara


benar

3.

Keluarga mengikuti kegiatan sampai selesai.


Evaluasi Hasil

Keluarga mengerti tentang penjelasan yang diberikan

Keluarga mampu menjawab pertanyaan dengan benar

MATERI PENYULUHAN
PENYAKIT TUBERCULOSIS
A. PENGERTIAN
Tuberkulosis
Mycobacterium
merupakan

merupakan
tuberculosis.

organisme

penyakit
Kuman

patogen

infeksi
batang

maupun

yang

disebabkan

tanhan

asam

saprofit.

Ada

ini

oleh
dapat

beberapa

mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang


patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4
m, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah (Sylvia A. Price &
Wilson,2006)
B. PENYEBAB PENYAKIT TUBERCULOSIS
Penyebabnya adalah kuman microorganisme yaitu basil mycobacterium
tuberculosis tipe humanus dengan ukuran panjang 1 4 um dan tebal 1,3
0,6 um, termasuk golongan bakteri aerob gram positif serta tahan asam
atau basil tahan asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik
karena sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). lainnya,

sehingga

bagian

apikal

ini

merupakan

tempat

predileksi

penyakit

tuberkulosis. Tuberculosis ini ditularkan dari orang ke orang oleh trasmisi


melalui udara. Individu yang terinfeksi, melalui bicara, batuk, bersin,
tertawa atau bernyanyi, melepaskan droplet besar (lebih besar dari 100 u)
dan kecil (1 sampai 5u). droplet yang besar menetap, sementara droplet
kecil tertahan di udara dan terhirup oleh individu yang rentan.
C. TANDA DAN GEJALA
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak
bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan (Depkes, 2006). Gejala
tambahan yang sering dijumpai (Asril Bahar. 2001):
1. Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang
dapat mencapai 40-41C. Serangan demam pertama dapat sembuh
sebentar, tetapi kemudian dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya
sehingga pasien merasa tidak pernah terbebas dari demam influenza ini.
2. Batuk/Batuk Darah
Terjadi karena iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk-produk radang keluar. Keterlibatan bronkus pada tiap
penyakit tidaklah sama, maka mungkin saja batuk baru ada setelah
penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni setelah bermingguminggu atau berbulan-bulan peradangan bermula. Keadaan yang adalah
berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
Kebanyakan batuk darah pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi
dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.
3. Sesak Napas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak napas.
Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang
infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru.
4. Nyeri Dada

Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang
sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan
kedua pleura sewaktu pasien menarik/melepaskan napasnya.
5. Malaise
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise
sering ditemukan berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan), badan
makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, dan
keringat pada malam hari tanpa aktivitas. Gejala malaise ini makin lama
makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
D. KOMPLIKASI PENYAKIT TUBERCULOSIS

Komplikasi pada penderita tuberkulosis stadium lanjut (Depkes RI, 2005) :


1. Hemoptosis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya
jalan nafas.
2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
3. Bronkiektasis ( pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan
jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.
4. Pneumotorak (adanya udara di dalam rongga pleura) spontan : kolaps
spontan karena kerusakan jaringan paru.
5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, ginjal dan
sebagainya.
6. insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency)
E. PENATALAKSANAAN
Panduan OAT dan peruntukannya:
1. Kategori -1(2 HRZE / 4H3R3)
Diberikan untuk pasien baru

a.
Pasien barui TB paru BTA positif
b.
Pasien TB paru BTA negatif thorak positif
c.
Pasien TB ekstra paru
2. Kategori 2 (2HRZES / HRZE / 5H3R3E3)
Diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnyaq

3.

a.
Pasien kambuh
b.
Pasien gagal
c.
Pasien dengan pengobatan 3 tahun terputus ( Default)
OAT sisipan (HRZE)
Paket sisipan KDT adalah sama seperti panduan paket untuk taha kategori -1 yang diberikan
selama sebulan ( 28 hari) . Jenis dan dosis obat OAT sebagai berikut.
1. Isoniasid (H)
Obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolic aktif. Dosis harian yang
dianjurkan 5 mg / kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 X semingggu
diberikan dengan dosis 10 mg / kg BB.
2. Rifamisin (R)
Dapat membununuh kuman semi dorman yang tidak dapat dibunuh isoniasid. Dosis 10
mg / kg BB diberikan sama untuk pengobatan harian maupun intermiten 3 X seminggu.
3. Pirasinamid (Z)
Dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian
dianjurkan 25 mg / kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 X seminggu
4. Streptomisin (S)
Dosis harian dianjurkan 15 mg / kg BB, sedeangkan untuk pengobatan intermiten 3 X
seminggu diberikan dengan dosis yang sama. Penderita berumur sampai 60 tahun
dosisnya 0,75 gr/ hari. Sedangkan untuk berumur 60 th atau lebih diberikan 0,50 gr/ hari
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006)

F. DIIT UNTUK PENYAKIT TUBERCULOSIS


Diet untuk penderita TB sangat penting karena kebanyakan penderita
mengalami kekurangan gizi. Kekurangan (defisiensi) protein menghambat
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Selain pengobatan antibiotik, diet TB yang tepat juga diperlukan untuk
memasok tubuh dengan berbagai nutrisi penting. Konsumsi alkohol harus
benar-benar dihindari selama mengidap TB karena bisa menyebabkan
memburuknya kondisi dan komplikasi lebih lanjut. Makanan berminyak dan
pedas juga harus dihindari. Dengan pengobatan yang tepat dan diet sehat,
suat kemungkinan untuk mendapatkan berat badan yang sehat. Diet TB

harus terdiri dari banyak buah dan sayuran segar. Hal ini penting untuk
mempertahankan asupan kalori yang tepat. Mengkonsumsi berbagai buahbuahan dan sayuran. Diet untuk pasien tb juga harus memasukkan kacangkacangan. Hal ini membantu untuk menjaga berat badan dan juga
membangun kekebalan terhadap penyakit lebih lanjut. Susu dan produk susu
juga harus menjadi bagian dari diet. Ada juga produk susu rendah lemak dan
lemak bebas tersedia saat ini.
Selain diet yang tepat, individu juga harus mendapatkan istirahat yang
cukup sehingga sistem kekebalan tubuh dapat pulih dan berfungsi dengan
baik. Ketika terpengaruh dengan TBC, disarankan untuk tinggal di rumah.
G. MAKANAN DAN ZAT YANG PERLU DIHINDARI UNTUK DIGUNAKAN
Seperti yang selalu terjadi untuk kesehatan yang baik, ada makanan tertentu
yang tidak boleh makan dan zat Anda tidak harus menggunakan.

Hindari tembakau dalam segala bentuk.


Jangan minum alkohol - dapat menambah risiko kerusakan hati dari

beberapa obat yang dipakai untuk mengobati TB Anda.


Batasi kopi dan minuman berkafein lainnya.
Batasi produk olahan, seperti gula, roti putih, dan nasi putih.
Hindari tinggi lemak, tinggi kolesterol daging merah dan bukannya
beban di sumber protein lebih ramping seperti unggas, kacang, tahu,
dan ikan.

Terapi diit bertujuan memberikan makanan secukupnya guna memperbaiki


dan mencegah kerusakan jaringan tubuh lebih lanjut serta memperbaiki
status gizi agar penderita dapat melakukan aktifitas normal. Terapi untuk
penderita kasus Tuberkulosis Paru menurut (Almatsier Sunita, 2006) adalah:
a. Energi diberikan sesuai dengan keadaan penderita untuk mencapai
b.
c.
d.
e.

berat badan normal.


Protein tinggi untuk mengganti sel-sel yang rusak (75-100 gr).
Lemak cukup 15-25 % dari kebutuhan energi total.
Karbohidrat cukup sisa dari kebutuhan energi total.
Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan total.

Dapat dilihat dibawah ini bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan pada penderita tuberculosis.
Bahan Makanan
Sumber karbohidrat

Dianjurkan
Nasi,

roti,

Tidak Dianjurkan

dan

hasil Dimasak dengan banyak

olahan tepung seperti minyak


Sumber protein

kue
Daging

sapi,

kelapa

atau

santan kental
ayam, Dimasak dengan banyak

ikan, telur, susu, dan minyak kelapa


hasil
Sumber protein nabati

olahan

seperti

keju dan yoghurt


Semua jenis kacangkacang

dan

olahannya
Sayuran

hasil
seperti

tempe dan keju


Semua jenis sayuran
seperti; bayam, buncis,
daun singkong, kacang
panjang, labu siam dan
wortel direbus, ditumis

Buah-buahan

dan kukus
Semua
jenis
seperti;

segar
pepaya,

semangka,

melon,

pisang,

kaleng,

buah

buah

kering

dan

jus

Minuman

buah
Madu, sirup, teh dan Minuman rendah kalori

Lemak dan minyak

kopi encer
Minyak
mentega,

goreng, Santan yang kental


margarin,

santan encer, salad

Diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) bertujuan memberikan makanan


secukupnya untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein yang bertambah
guna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh atau guna
menambah berat badan hingga mencapai normal. Syarat diet ini adalah
tinggi kalori, tinggi protein, cukup vitamin dan mineral, serta mudah
dicerna.
Macam Diet Tinggi Energi Tinggi Protein untuk penyakit TB:
a) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein I (TETP 1)
a. Energi: 2600 kalori
b. Protein 100 gr (2/kg BB).
b) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein II (TETP II)
a. Energi 3000 kalori
b. Protein 125 gr (2,5 gr/kg BB)
Penderita dapat diberikan salah satu dari dua macam diit Tinggi Energi
Tinggi Protein (TETP) sesuai tingkat penyakit penderita.
Untuk memudahkan diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP), penambahan
konsumsi kalori dan protein dilakukan dengan memberikan penambahan
lauk dan susu. Sumber protein hewani yang baik diberikan adalah ayam,
daging, hati, telur, susu, dan keju, sedangkan sumber protein nabati adalah
kacang-kacangan dan hasilnya, seperti tahu, tempe, dan oncom. Makanan
yang terlalu manis dan gurih yang dapat mengurangi nafsu makan, seperti
gula-gula, dodol, kue, tarcis dan sebagainya, adalah bahan makanan yang
harus dihindari.
DAFTAR PUSTAKA
Escott-Stump, Sylvia. 2008. Nutrition and Diagnosis-Related Care 6th Edition.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Fong,

Bethany,

R.D.

2011.

Diet

for

Tuberculosis

Patients.

http://www.livestrong.com diakses pada tanggal 8 April 2012


Hughes, Martin. 2011. Nutritional Diet for TB. http://www.livestrong.com
diakses pada tanggal 8 April 2012.
Nutrition Information Centre University of Stellenbosch (NICUS). Tuberculosis
and Nutrition. Afrika Selatan: Department of Human Nutrition

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). 2009. Kamus Gizi Pelengkap Keluarga
Sehat. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Rodriguez,

Diana.

2009.

The

Right

Diet

to

Beat

Tuberculosis.

http://www.everydayhealth.com diakses pada tanggal 8 April 2012

Anda mungkin juga menyukai