NAMA
: DINDA NOVIANITA
NIM
: J1C113053
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN
: RAHMIYANI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Dasar Teori
Pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman merupakan proses yang
oleh
cahaya
disebut
fotomorfogenesis.
Beberapa
efek
fotomorfogenik
cahaya
dapat
dengan
mudah
dikenali
dengan
cara
kebutuhan
cahaya tergantung
Etiolasi yang terjadi pada sebagian besar tanaman akibat naungan disebabkan
karena adanya produksi dan distribusi auksin yang tinggi,sehingga merangsang
pemanjangan sel yang mendorong meningkatnya tinggi tanaman (Ramadhani,
2013)
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh cahaya
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1
Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
4.
5.
ruangan (perlakuan B), dan 4 cup gelas diluar ruangan (perlakuan C).
Pertumbuhannya diamati setiap hari sampai satu minggu.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan pengukuran panjang jagung
Ulangan
(Hari)
1
2
3
4
5
6
7
Jumlah
Rata-rata
Perlakuan
B
(tempat gelap)
0
0
1,2
1,67
3,34
4,75
5,78
16,74
2,39
(dalam ruangan)
0
0
1
1,57
1,87
3,73
6,66
2,11
0,30
(Luar ruang)
0,6
0,96
1,45
2,11
4,34
7,14
11,5
28,1
4,01
Perlakuan
B
(tempat gelap)
(dalam ruangan)
0,26
1,02
0,35
1,16
0,40
1,19
0,87
2,28
1,65
3,85
3,61
7,07
4,72
7,28
Jumlah
11,86
23,85
Rata-rata
1,69
3,40
Tabel 3. Perbandingan Kondisi Fisik Tiap Perlakuan Jagung
1
2
3
4
5
6
7
Perlakuan
A (tempat gelap)
Gambar
C
(Luar ruang)
1,05
1,15
1,25
1,35
2,83
3,25
5,32
16,2
2,31
Keterangan
Batang
tumbuh
memanjang
berwarna
B(dalam ruangan)
Batang
tumbuh
tegak
C(luar ruang)
dengan
berwarna
hijau
segar.
Gambar
Keterangan
Batang
tumbuh
memanjang
berwarna
berwarna
kuning
pucat
B(dalam ruangan)
Batang
memanjang
C (luar ruang)
Batangnya
tumbuh
mengembang
4.2
Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap
hari kelima 3,85 cm, hari ke enam 7,02 cm, dan hari terakhir jumat meningkat
menjadi 7,28 cm. Sehingga rata-rata pertumbuhan biji jagung di tempat gelap per
hari adalah sebanyak 3,40 cm.
Perlakuan ketiga adalah tanaman yang diberi perlakuan atau diletakkan di
tempat terbuka yaitu botani, untuk hari pertama biji jagung mengalami
pertumbuhan sepanjang 0,6 cm, hari kedua mengalami pertumbuhan 0,96 cm, hari
ketiga baru mengalami pertumbuhan yaitu 1,45 cm, hari ke empat 2,11 cm, hari
kelima 4,34 cm, hari ke enam 7,14 cm, dan hari terakhir jumat meningkat menjadi
11,5 cm. Sehingga rata-rata pertumbuhan biji jagung yang diletakkan di tempat
terbuka (botani) per hari adalah sebanyak 4,01 cm. Kemudian untuk biji kacang
hijau di tempat terbuka atau botani lebih pendek dari pada biji jagung. Hari
pertama kacang hijau mengalami pertumbuhan sepanjang 1,05 cm, hari kedua
sudah mengalami pertumbuhan sepanjang 1,15 cm, hari ketiga 1,25 cm, hari ke
empat 1,35 cm, hari kelima 2,83 cm, hari ke enam 3,25 cm, dan hari terakhir
jumat meningkat menjadi 5,32 cm. Sehingga rata-rata pertumbuhan biji jagung di
tempat gelap per hari adalah sebanyak 2,31 cm.
Etiolasi terjadi pada tanaman jagung (Zea mays L.) yang ditempatkan di
tempat gelap, yaitu dengan rata-rata jumlah pemanjangan batangnya 2,39 cm.
Sedangkan untuk tanaman jagung (Zea mays L.) yang berada di dalam ruangan
mempunyai rata-rata pertambahan panjang batang setiap harinya sepanjang 0,30
cm dan di luar ruangan sepanjang 4,01 cm. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata)
dan jagung (Zea mays L.) yang diletakkan di dalam ruangan tetapi terkena cahaya
matahari mempunyai batang berwarna hijau muda yang tumbuh lurus dan berdiri
tegak. Daunnya berwarna hijau dan bentuk daunnya lebih lebar. Peristiwa ini
terjadi karena adanya cahaya matahari yang dapat menghambat kerja auksin dan
membantu proses pembentukan klorofil. Tanaman kacang hijau dan jagung yang
diletakkan di tempat yang terbuka dan terkena sinar matahari secara langsung
(terik), akan mengakibatkan pertumbuhannya menjadi terhambat. Pada perlakuan
diluar ruangan yang banyak terdapat cahaya, benih justru berkecambah semua dan
mempunyai tinggi dengan rata-rata paling besar, sehingga terjadi error pada hasil
praktikum petumbuhan tanaman. Hal ini dapat dikarenakan tanaman tersebut tidak
ditempatkan pada tempat terang (masih terdapat naungan), faktor genetik dan
hormon, setiap benih memiliki kebutuhan akan intensitas cahaya yang berbedabeda, dan penyiraman rutin yang menyebabkan semuamya berkecambah. Dari
data yang telah didapat kesimpulan pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan berhasil tidaknya berkecambah dipengaruhi oleh faktor genetik dan
hormon, air dan nutrisi, cahaya, oksigen, suhu, kelembapan, dan pH.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum
berikut:
1.
2.
3.
4.
auksin
4.2
Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah agar para praktikan dapat lebih
bekerja sama dalam mengamati dan mengumpulkan data dalam membuat hasil
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Marsela T, Rhiza S. S., & Andani A. 2013. Sistem Kendali Intensitas Cahaya
Rumah Kaca Cerdas pada Budidaya Bunga Krisan.
Paramartha, A. I., Dini, E., & Siti, N. 2012. Pengaruh Penambahan Kombinasi