Anda di halaman 1dari 18

Ratna Kurnianingsih

1102012228
Skenario 1 Blok Neoplasia
LI. 1.Mampu Memahami dan Menjelaskan Karsinoma Mammae
LO.1.1.Definisi karsinoma mammae
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga
mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma
mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenkim.
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada
akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol,
sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar
getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paruparu, hati, kulit, dan bawah kulit.
LO.1.2.Epidemiologi karsinoma mammae
Jumlah penderita kanker payudara di seluruh dunia terus mengalami peningkatan, baik pada daerah dengan
insiden tinggi di negara barat maupun pada insiden rendah seperti di banyak daerah di Asia. Angka insiden
tertinggi dapat ditemukan pada beberapa daerah di Amerika Serikat ( di atas 100/100.000 ). Angka di bawah itu
terlihat pada beberapa negara Eropa Barat ( Swiss 73,5/100.000 ). Untuk Asia, masih berkisar antara ( 1020/100.000 ). Yang menarik, angka ini ternyata akan berubah bila populasi dari daerah dengan insiden rendah
melakukan migrasi ke daerah yang insidennya lebih tinggi, suatu bukti adanya peran faktor lingkungan pada
proses terjadinya kanker payudara. Faktor insiden usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun.
Berdasarkan penelitian (Haagensen) kanker payudara lebih sering terjadi di kuadran lateral atas, kemudian
sentral (subareolar) dan payudara kiri lebih sering terkena dibandingkan dengan payudara kanan. American
Cancer Society memperkirakan sekitar 1,4 juta kasus baru kanker payudara di tahun 2008. Insidens kanker
payudara pada wanita bervariasi secara global dengan peningkatan sebesar 2,5 kali. Kisarannya antara 3,9 kasus
per 100.000 di Mozambique sampai 101,1 kasus per 100.000 di Amerika Serikat. Dalam jangka waktu 25 tahun
terakhir, insidens kanker payudara meningkat secara global dengan peningkatan tertinggi terjadi pada Negaranegara barat. Hal ini terjadi diakibatkan terjadinya perubahan pada pola reproduksi, peningkatan skrining,
perubahan pola makan dan penurunan aktivitas. Walaupun insidensnya cenderung meningkat secara global,
mortalitasnya cenderung menurun, terutama pada Negara maju.
LO.1.3.Etiologi karsinoma mammae
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi
lebih mungkin menderita kanker payudara.
a. Usia
Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Risiko terbesar ditemukan pada wanita berusia
diatas 75 tahun.
b. Pernah menderita kanker payudara
Setelah payudara yang terkena diangkat, maka risiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat
sebesar 0,5-1%/tahun.
c. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara
Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk
menderita kanker payudara.
d. Faktor genetik dan hormonal
e. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker
f. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama
setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.
g. Pemakaian pil kb atau terapi sulih estrogen
h. Obesitas dan diet tinggi lemak
Obesitas juga menunjukan peningkatan resiko kanker payudara pada wanita post menopause. Diperkirakan
wanita dengan obesitas mengalami peningkatan sirkulasi estrogen yang dapat mengakibatkan sel kanker
mengalami ketergantungan hormon.Selain itu, obesitas dapat menghambat diagnosa dari penyakit kanker
payudara sehingga diagnosa pada wanita dengan obesitas cenderung lebih lambat.
i. Pemakaian alcohol
Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
j. Bahan kimia

Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat di
dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah pubertas dan sebelum usia 30 tahun beresiko meningkatkan
kemungkinan terkena kanker payudara sampai 2 kali lipat. Pada saat berusia 10-14 tahun, jaringan-jaringan
pada payudara sangat sensitif sehinga efek pengrusakan dari radiasi meningkat.
LO.1.4.Klasifikasi karsinoma mammae
Berikut ini adalah klasifikasi histologi kanker payudara, bentuk histologi infiltrasi atau invasif adalah bentuk yang
paling umum mencakup 70 80 % kasus. Klasifikasi berdasarkan American Cancer Society , dibagi menjadi :
1. Karsinoma Ductal In Situ (DCIS)
Merupakan tipe paling sering dari noninvasive breast cancer,berkisar 15% dari semua kasus baru kanker payudara di
USA.In situ berarti di tempat,sehingga duktal karsinoma in situ berarti pertumbuhan sel tak terkontrol yang masih dalam
duktus. Oleh karena itu para pakar meyakini DCIS merupakan lesi pra cancer umumnya lesi tunggal,terjadi dalam satu
payudara tapi pasien dengan resiko DCIS resiko juga lebih tinggi untuk menderita kanker kontralateral.
2. Karsinoma Lobular In Situ (LCIS)
Ditandai oleh adanya perubahan sel dalam lobulus atau lobus. Saat ini kebanyakan pakar meyakini LCIS bukan lesi
pramaligna. Tapi merupakan marker untuk peningkatan resiko payudara. Yang khas pada LCIS adalah lesi multipla dan
sering bilateral, sering ditemukan insidental dari biopsi payudara. Jarang ditemukan secara klinis ataupun mammografi
(tidak ada tanda khas).
3. Karsinoma Invasif
Karsinoma payudara invasif merupakan tumor yang secara histologik heterogen. Mayoritas tumor ini adalah
adenokarsinoma yang tumbuh dari terminal duktus. Terdapat lima varian histologik yang sering dari adenokarsinoma
payudara, yaitu :
a Karsinoma duktal invasive sel tumor tersebar dalam reaksi stroma padat, maksroskopisnya nodul keras, batas
tidak beraturan, kalsifikasi atau chalky streak
Mikroskopis sel tumor tersusun dalam bentuk tali, sarang sel padat, tubulus
b Karsinoma lobular invasive bilateral, kebanyakan pada wanita postmenopause dgn terapi sulih hormon
Makro padat, batas tidak tegas
Mikro signet ring cell
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut:
1 Non-invasif karsinoma
Non-invasif duktal karsinoma
Lobular karsinoma in situ
2

Invasif karsinoma
Invasif duktal karsinoma
- Papilobular karsinoma
Solid-tubular karsinoma
Scirrhous karsinoma
Special types
Mucinous karsinoma
Medulare karsinoma
Invasif lobular karsinoma
Adenoid cystic karsinoma
karsinoma sel squamos
karsinoma sel spindel
Apocrin karsinoma
Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia
Tubular karsinoma
Sekretori karsinoma
Lainnya

Keterangan:
TX : Lokasi tumor ganas tidak dapat dinilai
Tis : Tumor in situ (pre invasive carcinoma)
T1 : Tumor diameter 2 cm
T2 : Tumor diameter lebih besar dari 2 cm tapi kurang dari 5 cm
T3 : Tumor diameter > 5 cm
T4 : Tumor ukuran apapun invasi ke daerah sekitar (otot, kulit)
Nx : Penyebaran pada KGB tidak dapat dinilai
N0 : KGB tidak terlibat
N1 : Metastasis KGB ipsilateral aksila dapat digerakkan
N2 : Metastasis KGB ipsilateral terfiksasi dengan jaringan sekitar
N3 : Metastasis KGB ipsilatral KGB mammae atau ipsilateral KGB supraklavikuler
Mx : Metastasis tidak dapat dinilai
M0 : Tidak ada metastasis
M1 : Metastasis pada organ - organ lainnya

Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran luas.
Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2
cm dengan keterlibatan LN
Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan
LN
Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan LN terkena, tidak ada
penyebaran jauh
Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua tumor dengan edema
pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.

LO.1.5.Patogenesis karsinoma mammae


Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri proliferasi sel yang berlebihan
dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri
dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal
dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di
dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh
dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar
sel-sel normal. Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula
mula terjadi hiperplasia sel sel dengan perkembangan sel sel atipik. Sel sel ini akan berlanjut menjadi
carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel
tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran
itu kira kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis dengan
penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
Pada keluarga dengan riwayat kanker payudara yang kuat, banyak perempuan memiliki mutasi dalam gen
kanker payudara, yang disebut BRCA-1 (di kromosom 17q21.3). Pola keturunan adalah dominan autosomal dan

dapat diturunkan melalui garis maternal maupun paternal. Sindrom kanker payudara familial lainnya berkaitan
dengan gen pada kromosom 13, yang disebut BRCA-2 (di kromosom 13q12-13). Kedua gen ini diperkirakan
berperan penting dalam perbaikan DNA. Keduanya bekerja sebagai gen penekan tumor, karena kanker muncul
jika kedua alel inaktif atau cacat pertama disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan kedua oleh sel somatik
berikutnya. Kanker payudara dibagi menjadi kanker yang belum menembus membran basal (noninvasif) dan
kanker yang sudah menembus membran basal (invasif).
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
A. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois lingkungan mungkin memegang
peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia. Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu
bertahun-tahun samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat,
jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zatzat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
B. Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa ditemukan di serviks
uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
C. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke jaringan sekitarnya ke
pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai
beberapa tahun.
D. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain bertambah.

Metastasis tumor ganas payudara dapat terjadi melalui dua jalan :


a

Metastasis melalui sistem vena


Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem vena akan menyebabkan terjadinya metastasis ke paru-paru
dan organ-organ lain. Akan tetapi dapat pula terjadi metastasis ke vertebra secara langsung melalui vena-vena
kecil yang bermuara ke v. Interkostalis dimana v. Interkostalis ini akan bermuara ke dalam v. Vertebralis. V.
Mammaria interna merupakan jalan utama metastasis tumor ganas payudara ke paru-paru melalui sistem vena

Metastasis melalui sistem limfe


Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem limfe adalah ke kelenjar getah bening aksila. Pada stadium
tertentu, biasanya hanya kelenjar aksila inilah yang terkena.

Metastasis ke kelenjar getah bening sentral. Kelenjar getah bening sentral ini merupakan kelenjar getah
bening yang tersering terkena metastasis. Menurut beberapa penyelidikan hampir 90% metastasis ke kelenjar
aksila adalah ke kelenjar getah bening sentral.
Metastasis ke kelenjar getah bening interpektoral.
Metastasis ke kelenjar getah bening subklavicula.
Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria eksterna. Metastasis ini adalah paling jarang terjadi
dibanding dengan kelenjar-kelenjar getah bening aksila lainnya.
Metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral. Jalan metastase ke kelenjar getah bening
kontralateral sampai saat ini masih belum jelas. Bila metastase tersebut melalui saluran limfe kulit, sebelum
sampai ke aksila akan mengenai payudara kontralateral terlebih dahulu. Padahal pernah ditemukan kasus
dengan metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral tanpa metastasis ke payudara kontralateral.
Diduga jalan metastasis tersebut melalui deep lymphatic fascial plexus di bawah payudara kontralateral
melalui kolateral limfatik.
Metastasis ke kelenjar getah bening supraklavicula. Bila metastasis karsinoma mammae telah sampai ke
kelnjar getah bening subklavicula, ini berarti bahw metastasis tinggal 3-4 cm dari grand central limfatik
terminus yang terletak dekat pertemuan v. Subklavicula dan v. Jugularis interna. Bila sentinel nodes yang
terletak di sekitar grand central limfatik terminus telah terkena metastasis, dapat terjadi stasis aliran limfe.
Sehingga bisa terjadi aliran membalik, menuju ke kelenjar getah bening supraklavicula dan terjadi metastasis
ke kelenjar tersebut. Penyebaran ini disebut sebagai penyebaran tidak langsung. Dapat pula terjadi
penyebaran ke kelanjar supraklavicula secara langsung dari kelenjar subklavicula tanpa melalui sentinel
nodes.
Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna ternyata lebih sering dari yang diduga. Biasanya
terjadi pada karsinoma mamma di sentral dan kuadran medial. Dan biasanya terjadi setelah metastasis ke
aksila.
Metastasis ke hepar. Selain melalui sistem vena, ternyata dapat terjadi metastasis karsinoma mammae ke
hepar melalui sistem limfe. Keadaan ini terjadi bila tumor primer terletak di tepi medial bagian bawah
payudara. Metastasis melalui sistem limfe yang jalan bersama-sama vasa epigastrika superior. Bila terjadi
metastasis ke kelenjar preperikardial akan terjadi stasis aliran limfe dan bisa terjadi aliran balik limfe ke
hepar dan terjadi metastasis hepar.
Metastasis ke tulang belakang. Jika metastase tulang yaitu ke tulang belakang mungkin terjadi kompresi
medula spinalis, metastase otak, limfedema kronis jika tumor kambuh lagi pada aksila.
Metastasis ke otak. Metastasis jenis ini mempunyai gejala yaitu, nyeri kepala dan tidak ditemukan adanya
rasa mual.
Sel, gen-gen atau produk-produk yang berperan dalam pertumbuhan tumor pada ca mammae diantaranya :
Lob 1
- Lob 1 mengandung banyak ssel tidak berdiferensiasi dengan tingkat proliferasi tinggi dan sangat sensitif
terhadap karsinogen
- Kehamilan dan menyusui mengurangi jumlah Lob 1 di payudara
BRCA 1
- Normalnya gen BRCA1 menghasilkan produk sebagai inhibitor pertumbuhan yang mengontrol proliferasi sel
payudara
- Produk gen ini hilang ketika gen mengalami mutasi, lokasi mutasi biasanya pada kromosom 17 lengan
panjmutasi pada gen ini menyebabkan kanker payudara pada 54% wanita usia 60tahun
Mutasi p53
- Normalnya, gen ini merupakan regulator transkripsi, penstabil genom, berperan dalam repair DNA dan
fasilitatorapoptosis sel yang rusak
- Mutasi sel ini sering menyebabkan ca mammae
Reseptor estrogen (ER)
- Normalnya, ER terdapat dalam nukleus sel payudara normal, diperlukan dalam fungsi sel payudara normal
- Penurunan estrogen pada orang menopause misalnya dapat mengakibatkan apoptosis sel payudara
- Pada sel neoplastik, stimulasi ER menyebabkan over ekspresi produksi faktor pertumbuhan dan ataureseptor
mengakibatkan proliferasi sel tidak terkontrol
- 60% tumor primer dianggap ER positif

Tumor ER negatif terjadi akibat metilasi (penambahan radikal metil) DNA (secara ekperimental
penghambatan metilasi DNA dapat mengembalikan reseptor ER) dan mampu menstimulasi autokrin estrogen
secara mandiri, sehingga resisten terhadap terapi endokrin dan cenderung menjadi tumr yang lebih agresif
Faktor pertumbuhan epidermal peningkatan mitposis dan resistensi terhadap tamoksifen
Molekul adhesi
Sel tumor melepaskan diri dari molekul adhesi di membran basal sel normal sehingga dapat menginvasi
Untuk di payudara molekul adhesi yang penting adalah E-cadherin yang diatur secara lambat di dalam
kanker payudara
Gen resistensi obat ganda / multidrug resistance gene, MDR1 menurunkan konsentrasi agen anti kanker
intrasel
Metaloproteinase matriks dan cathepsin kanker payudara mengandung proteinase ekstra sel yang mengatur
interaksi membran basal sel dan dapat menghancurkan membran sehingga memungkinkan invasi dan
metastasis.

LO.1.6.Manifestasi klinis karsinoma mammae


Massa tumor
Sebagian besar bermanifestasi sebagai massa mammae yang tidak nyeri.Sering kali ditemukan secara tidak
sengaja.Lokasi bias di kuadran mana saja dengan konsistensi agak keras,batas tidak tegas,permukaan tidak
licin,mobilitas kurang.
Perubahan kulit

Tanda lesung : ketika tumor mengenai ligament glandula mammae,ligament itu memendek hingga kulit setempat
menjadi cekung disebut tanda cekung
Perubahan kulit jeruk (peau dorange) : ketika vasa limfatik subkutis tersumbat sel kanker,hambatan drainase limfe
menyebabkan udem kulit,folikel rambut tenggelam ke bawah tampak sebagai tanda kulit jeruk.
Nodul satelit kulit : ketika sel kanker didalam vasa limfatik subkutis masing masing membentuk nodul
metastasis,disekitar lesi primer dapat muncul banyak nodul tersebar,secara klinis disebut tanda satelit.
Invasi,ulserasi kulit : ketika tumor menginvasi kulit,yerlihat tanda berwarna kemerahan atau gelap.lokasi dapat
berubah menjadi iskemik,ulserasi membentuk bunga terbalik.
Perubahan inflamatorik : tampil sebagai keseluruhan kulit mammae berwarna merah bengkak,mirip
peradangan,dapat disebut juga tanda peradangan.Tipe ini sering pada kanker mammae waktu hamil atau laktasi.

Perubahan papilla mammae

Retraksi,distorsi papilla mammae : umumnya akibat tumor menginvasi jaringan sub papilar
Secret papilar : sering karna karsinoma dalam duktus besar atau tumor mengenai duktus besar.
Perubahan eksematoid : merupakan manifestasi spesifik (paget) klinis tampak aerola,papilla mammae
tererosi,berkusta,secret,deskuamasi sangat mirip eksim.

Perubahan kelenjar limfe regional


Pembesaran kelenjar limf yg biasa disebut sebagai karsinoma mammae tipe tersembunyi.
LO.1.7.Diagnosis karsinoma mammae
A Anamnesis
Riwayat keluarga
Adakah faktor-faktor resiko dan faktor-faktor etiolgi
Keluhan-keluhan, gejala klinis
B Pemeriksaan fisik
Tujuannya adalah untuk mencari benjolan, dilakukan pada kurang lebih 1 minggu dari siklus menstruasi
a) Inspeksi
Menurut Muchlis (2002) baiknya dilakukan pada posisi duduk
Perhatikan tanda-tanda perubahan pada kulit seperti retraksi dan warna
Ada atau tidaknya retraksi papil, skin dimpling (tarikan berupa cekungan kulit akibat terperangkapnya
ligamentum Cooper segmental), peau dorange (terjadinya oenyumbatan aliran limf sehingga kulit menjadi
smebab dan menebal) kemerahan, ulser,

b) Palpasi Mamae
Dilakukan pada posisi berbaring
Menggunakan falang medial dan distal jari II.III. IV
Dipalpasi 3 macam tekanan sesuai dengan kedalaman (superfisial, tengah dan profunda)
Dilakukan dengan vertikal (dari kranial iga 2 sampai distal iga 6) atau sirkuler (dari papilla ke puncak axilla
atau sebaliknya)

Palpasi Vertikal pada Payudara (WHO-IARC, 2012)

Palpasi sirkular pada payudara (oxford, 2010)

c) Palpasi KGB
Dilakukan pada posisi duduk
Tangan pasien dilemaskan, disanggah oleh tangan yang sama pada tangan pemeriksa dan dipalpasi oleh jari
tangan yang satunya

Palpasi Limfonodus pada Puncak Axilla (Oxfrd, 2010)

d) Lokalisasi benjolan
Menurut Haagensen (2002), lokalisasi benjolan karsinoma ppayudara kebanyakan terdapat pada upper outer
quadrant / lateral atas
C Pemeriksaan penunjang
1 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin untuk menunjang diagnosis tumor padat penting dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui keadaan pasien apakah ada penyulit kanker atau penyakit sekunder, dan juga untuk persiapan
terapi yang akan dilakukan baik itu tindakan bedah maupun tindakan medik. Beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan, antara lain :
a Darah lengkap
b Urin lengkap imunoglobulin
c Tes fungsi hati SGOT SGPT jika tinggi berarti ada metastase ke liver
d Tes fungsi ginjal
e Gula darah
f Faal hemostatik
g Protein serum
h Alkali fosfatase jika tinggi dalam darah mengindikasikan adanya metastasis ke liver, saluran empedu dan
tulang
i Elektrolit serum
j LDH

k Asam urat
l Serum
m Tumor marker ca mammae Carsinoembrionik antigen (CEA), cancer antigen (CA) 15-3, dan CA 27-29,
sensitif tapi tidak spesifik
2

Sitologi
Pemeriksaannya meliputi : Aspirasi jarum halus, needle core biopsy dengan jarum silverman, biopsi eksisi,
dan pemeriksaan frozen section saat operasi. Pada umumnya pungsi dengan jarum halus (FNAB/Fine Needle
Aspiration Biopsy) sering dipakai. Pemeriksaan ini juga dapat menentukan perlu tidaknya segera pembedahan
dengan sediaan beku atau dilanjutkan dengan pemeriksaan lain ataupun langsung dilakukan ekstirpasi. Penentuan
derajat differensiasi histologis :
- G1 : Derajat keganasan rendah.
- G2 : Derajat keganasan sedang.
- G3 : Derajat keganasan tinggi.
Hasil positif pada pemeriksaan sitologi bukan indikasi untuk bedah radikal, sebab hasil negatif palsu sering
terjadi, sedangkan hasil pemeriksaan positif palsu selalu dapat terjadi.

Mammografi
Merupakan teknik pemeriksaan soft tissue, menggunakan X-ray dosis rendah
Tanda keganasan primer fibrosis reaktif, cornet sign, dan mikrokalsifikasi
Tanda keganasan sekunder retraksi, perubahan kulit, bertambahan vaskularisasi perubahan posisi papilla
Dapat untuk mendeteksi tumor yang secara tidak teraba
Cukup mahal
Ketepatan 83% - 95% tergantung teknisi dan radiologist. Terkadang terjadi negatif palsu dikarenakan
jaringan payudara mirip dengan jaringan kanker, tapi harus perhatikan tanda-tanda klinisinya
Mammografi dapat direkomendasikan untuk skrening maupun untuk diagnosis
Untuk skrening dilakukan minimal usia 40tahun , dilakukan tiap 1-2 tahun
Untuk diagnosis apabila ditemukan abnormalitas payudara baik melalui SADARI maupun melalui
pemeriksaan oleh dokter

Termografi
Suhu karsinoma mammae meningkat dari jaringan sekitarnya
Darah vena yang keluar yang memperdarahi karsinoma mammae lebih panas dari darah arteri
Xerografi ketepatan diagnosis 95,3%

5
6

1
2
3

Scintimammografi
Teknik radionuklir menggunakan TC 99m sestambi
Sensitifitas tingkat
Untuk menilai aktifitas dari karsinoma
Mendeteksi lesi multiple dan keterlibatan KGB regional
Tanda-tanda resiko karsinoma mammae yag segera memerlukan eksisional bipsy / jarum halus FNAB :
Keluarnya darah segar hitam dari papilla
Kista mengeluarkan cairan darah
Pada mammogram terlihat bayangan batas tidak tegas, bentuk stellata, spikula dengan distorsi struktur
arsitektur payudara dan mikrokalsifikasi

Diagnosis pasti
a Eksisional biopsi
Untuk stadium dini
Dilakukan pemeriksaan PA
Keakuratan 97,65% (Muchlis, 2002)
Tidak ada false positive
b Insisional biopsi untuk stadium ganas atau lanjut
c FNAB
d Needle-Guided Biopsy (NGB)
Skrinning mammografi bisa digunakan untuk melihat lesi yang mencurigakan sebelum muncul secara klinis.
Dan haltersebut bisa dijadikan patokan dalam melakukan biopsy jarum dengan bantuan mammografi. Tehnik ini
dilakukan atas dasar prinsip menghilangkan lesi secara presisi tanpa mengorbankan jaringan sehat sekitarnya.
Pasien dilakukan mammografi yang disesuaikan dengan film aslinya dan dilakukan introduksi berdasarkan
gambaran film tersebut. Jadi bisa disimpulkan NGB merupakan biopsy dengan bantuan mammografi
Ultrasound-Guided Biopsy (UGB)
Untuk lesi yang tidak teraba namun, terlihat gambarannya melalui ultrasound. Bisa dilakukan biopsy
dengan bantuan ultrasound. UGB dilakukan dengan pasien pada posisi supine, dan payudara discan
menggunakan transducer. Lalu kulitnya ditandai dengan pensil; lalu dilakukan biopsy secara standard. Aspirasi
kista juga bisa dilakukan dengan bantuan ultrasound
Nipple Discharge Smear (NDS)
Setelah menekan daerah putting maka akan keluar cairan. Cairan yag keluar bisa diusap pada gelas kaca
difiksasi dan dilihat untuk dievaluasi secara sitologi. Dilaporkan, sitologi dari NDS memiliki hasil negative
palsu sebesar 18% dan positif palsu sebesar 2,5% jadi dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian dalam
menginterpretasi hasil tersebut.
Nipple Biopsy
Perubahan epithelium dari putting sering terkait dengan gatal atau nipple discharge biasa diperbolehkan
untuk dilakukan biopsi puting. Sebuah potongan nipple atau areola complex bisa dieksisi dalam local anstesia
dengan tepi yang minimal.
Bila pada pemeriksaan klinis maupun penunjang tidak ada kelainan di payudara dianjurkan untuk mengadakan
pemeriksaan ulang 1 tahun lagi. bila hanya termogram dan USG yang mencurigakan, lakukan pemeriksaan ulang
6 bulan lagi.
LO.1.9.Diagnosis Banding karsinoma mammae
a
b

Galaktokel
Merupakan massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya saluran atau duktus laktiferus. Tumor ini
terdapat pada ibu yang baru atau sedang menyusui.
Mastitis

Merupakan infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap, bahkan dapat berkembang menjadi abses.
Biasanya terdapat pada ibu yang menyusui.
Konsistensi

Batas

Nyeri

Mobile

Terapi

FAM

padat-kenyal

tegas

tidak

ya

eksisi

Fibrokistik

padat-kenyal
kistik

difus

saat haid

Kistosarkoma
foloides

padat-kenyal
>> FAM

tegas

tidak

medika mentosa
simptomatis
ya

mastektomi simple

LO.1.10.Penatalaksanaan karsinoma mammae


Pengobatan stadium dini akan memberikan harapan kesembuhan dan harapan hidup yang baik. Secara umum,
pengobatan pada penderita kanker meliputi 2 tujuan, yaitu :
A. Terapi Kuratif

Terapi kuratif adalah tujuan utama terapi pada pasien kanker untuk menghilangkan kanker tersebut. Dalam
pelaksanaannya, terapi pada pasien kanker tidak dapat mempertahankan asas primum non nocere karena dalam
pemberian terapi kuratif, akan diberikan sejumlah terrtentu zat kemoterapi atau radiasi yang bersifat toksik
terhadap bagian tubuh lain yang tidak terkena kanker. Terapi kuratif dapat berupa bedah radikal, kemoterapi,
radiasi, imunoterapi atau kombinasi dari keempat modalitas tersebut.
B. Terapi Paliatif
Terapi paliatif diberikan jika tujuan utama terapi kuratif tidak tercapai, Tujuan terapi paliatif adalah untuk
mengurangi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan kanker pada pasien yang tidak mungkin
sembuh. Ketika tujuan terapi adalah sebagai paliatif, maka efek toksisitas kemoterapi atau radiasi harus
diminimalisir.
Terapi pada kanker payudara tergantung dari stadiumnya. Adapun jenis-jenis terapinya adalah:
1 Pembedahan
Pada stadium I, II dan III terapi bersifat kuratif. Semakin dini terapi dimulai, semakin tinggi akurasinya.
Pengobatan pada stadium I, II, dan III adalah operasi primer, sedangkan terapi lain bersifat adjuvant.
Untuk stadium I dan II, pengobatan adalah radikal mastektomi atau radikal mastektomi modifikasi dengan
atau tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant. Terapi radiasi dan sitostatika adjuvant diberikan jika kelenjar getah
bening aksila mengandung metastasis.

Mastektomi Radikal
Pengangkatan puting dan areola, serta kulit diatas tumor dan 2 cm di sekitarnya, glandula mammae
(seluruh payudara), fasia M. pectoralis mayor, M. pectoralis mayor, M. pectoralis minor disertai dengan
diseksi aksila. Diseksi aksila adalah pengangkatan semua isi rongga aksila kecuali arteri, vena dan saraf yang
bermakna. Teknik operasi ini dapat pula di modifikasi menjadi mastektomi radikal modifikasi Madden,
dimana M. pektoralis mayor tidak diangkat.
Operasi ini bersifat kuratif dan dilakukan untuk tumor yang berada pada stadium operable yaitu stadium I,
II dan III awal. Mastektomi radikal dapat diikuti dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant
tergantung dari keadaan KGB aksila (berdasarkan protokol di RSCM atau FKUI)

Mastektomi Sederhana atau Simple Mastectomy


Pengangkatan puting dan areola, serta kulit di atas tumor dan 2 cm di sekitarnya, dan glandula mammae.
Pada stadium IIIa, operasi berupa mastektomi sederhana. Teknik operasi ini hampir sama dengan teknik pada
operasi mastektomi radikal, namun pada teknik ini tidak dilakukan diseksi aksila. Setiap mastektomi
sederhana harus diikuti oleh radiasi (radioterapi) untuk mengatasi mikrometastasis atau metastasis ke
kelenjar getah bening. Kombinasi mastektomi sederhana dengan radiasi mempunyai efektivitas yang sama
dengan mastektomi radikal.
2

Breast Conservating Treatment


Pengangkatan tumor dengan batas sayatan bebas (tumorektomi, segmentektomi, atau kwadrantektomi) dan
diseksi aksila diikuti dengan radiasi kuratif. Operasi ini dilakukan untuk tumor stadium dini yaitu stadium I dan II
dengan ukuran tumor 3 cm; untuk yang lebih besar belum dikerjakan dan mempunyai prognosis lebih buruk dari
terapi radikal.

Kemoterapi
Terapi ini bersifat sistemik dan bekerja pada tingkat sel. Terutama diberikan pada kanker payudara yang sudah
lanjut, bersifat paliatif, tapi dapat pula diberikan pada kanker payudara yang sudah dilakukan operasi mastektomi,
yang bersifat adjuvant. Kanker payudara stadium IV, pengobatan yang primer adalah bersifat sistemik. Terapi ini
berupa kemoterapi dan terapi hormonal. Radiasi kadang diperlukan untuk paliatif pada daerah-daerah tulang yang
mengandung metastasis.
Pilihan terapi sistemik dipengaruhi pula oleh terapi lokal yang dapat dilakukan, keadaan umum pasien,
reseptor hormon dan penilaian klinis. Karena terapi sistemik bersifat paliatif, maka harus dipikirkan toksisitas
yang potensial terjadi. Kanker payudara dapat berespons terhadap agen kemoterapi, antara lain anthrasikin, agen
alkilasi, taxane, dan antimetabolit. Kombinasi dari agen tersebut dapat memperbaiki respon namun hanya
memilki efek yang sedikit untuk meningkatkan survival rate. Pemilihan kombinasi agen kemoterapi tergantung
pada kemoterapi adjuvant yang telah diberikan dan jenisnya. Jika pasien telah mendapat kemoterapi adjuvant
dengan agen Cyclophosphamide, Methotrexat dan 5-Fluorouracil (CMF), maka pasien ini tidak mendapat agen
yang sama dengan yang didapat sebelumnya.
Untuk pasien dengan kanker payudara dapat diberikan kemoterapi intravena (IV). Cara pemberian kemoterapi
IV bervariasi, tergantung pada jenis obat.
Adapun jenis-jenis kombinasi kemoterapi yang diberikan adalah :

FEC (Fluorourasil, Eprubisin, Cyclophosphamide)

Indikasi
Terapi adjuvant, neoadjuvant maupun pada kanker payudara yang sudah metastasis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Pasien dengan usia di atas 60 tahun atau ada riwayat penyakit jantung, sebelum kemoterapi
harus dilakukan pemeriksaan echocardiogram atau multiple gated acquisition test of cardiac output
(MUGA) untuk menjamin bahwa fungsi ventrikel kiri masih baik.
Periksa fungsi hati. Jika ada insufisiensi hati, maka dosis 5-FU di kurangi.
Periksa fungsi ginjal. Jika ada insufisiensi ginjal, dosis epirubisin dikurangi.
Periksa darah rutin lengkap. Jika netrofil < 1500/mm 3, atau AT < 100.000/mm3, maka
kemoterapi ditunda.
Berikan antiemetik yang kuat sebelum kemoterapi.
Kontrol dosis epirubisin, untuk menghindari kardiotoksisitas bila dosis kumulatif epirubisin
>900 mg/m2
Beritahu pasien tentang kemungkinan rambut dapat rontok akibat kemoterapi.

Dosis
5-FU 500 mg/m2 pada hari 1.
Epirubisin 60 mg/m2 pada hari 1
Siklofosfamid 500 mg/m2

Cara Pemberian
5-FU dan siklofosfamid disuntikan secara IV pelan-pelan atau dilarutkan dalam NaCl 0,9% 100
ml dan diinfuskan dalam 10-20 menit.
Epirubisin disuntikan lewat selang infus salin.
Siklus dan Jumlah siklus
Lama siklus 21 hari
Jumlah siklus 6
Efek Samping
Mielosupresi
Alopesia
Mual dan muntah
Mukositis
Kardiomiopati
Sistitis hemoragik, bila dosis siklofosfamid tinggi
4

Radioterapi
Radioterapi murni kuratif
Radioterapi murni terhadap kanker mammae terutama digunakan untuk pasien dengan kontraindikasi atau
menolak operasi.
Radioterapi adjuvan
Menurut pengaturan waktu radioterapi dapat dibagi menjadi radioterapi praoperasi dan pasca operasi.
Radioterapi praoperasi terutama untuk pasien stadium lanjut lokalisasi, dapat membuat sebagian kanker
mammae non-operabel menjadi operabel. Radioterapi pasca operasi adalah radioterapi seluruh mammae pasca
operasi konservasi mammae.
Radioterapi paliatif
Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan rekurensi dan metastasis.
5

Terapi hormonal
Obat Antiesterogen
Tamoksifen. Merupakan penyekat reseptor estrogen, mekanisme utamanya adalah berikatan dengan
reseptor esterogen secara kompetitif. Efek samping trombosis vena dalam, karsinoma endometrium.
Inhibitor Aromatase
Menghambat kerja enzim aromatase, sehingga menghambat atau mengurangi atau mengurang perubahan
androgen menjadi esterogen.
Golongan obat : anastrozol, Letrozol, dan golongan steroid.
Obat sejenis progestrogen
Medroksiprogesterogen asetat dan megosterol. Mekanisme obat ini adalah melalui umpan balik hormon
progestin menyebabkan inhibisi aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal, andrgen menurun, sehingga mengurangi
sumber perubahan manjadi estrogen dengan hasil turunya kadar estrogen.

LO.1.11.Komplikasi karsinoma mammae


Sindroma Paraneoplastik
Sindroma Paraneoplastik adalah sekumpulan gejala yang bukan disebabkan oleh tumornya sendiri, tetapi oleh
zat-zat yang dihasilkan oleh kanker. Beberapa zat yang dapat dihasilkan oleh tumor adalah hormone, sitokinese,
dan berbagai protein lainnya. Zat-zat tersebut mempengerahui organ atau jaringan melalui efek kimianya.
Bagaimana tepatnya kanker mengenai sisi yang jauh belum sepenuhnya dimengerti. Beberapa kanker
mengeluarkan zat ke dalam aliran darah yang merusak jaringan yang jauh melalui suatu reaksi autoimun. Kanker
lainnya mengeluarkan zat yang secara langsung mempengaruhi fungsi dari organ yang berbeda atau merusak
jaringan. Bisa terjadi kadar gula darah yang rendah, diare, dan tekanan darah tinggi.

Beberapa gejala dapat diobati secara langsung tetapi untuk mengobati sindroma paraneoplastik biasanya harus
dilakukan pengendalian terhadap kanker penyebabnya.
Kedaruratan
Yang termasuk dalam kedaruratan kanker adalah :
Tamponade jantung
Efusi pleura
Sindroma vena kava superior
Sindroma penekanan tulang belakang
Sindroma hiperkalemik
LO.1.12.Prognosis karsinoma mammae
Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :
A. Staging (TNM)
Semakin dini semakin baik prognosisnya
Stadium I
: 5-10 thn
90-80%
Stadium II
:
70-50%
Stadium III
:
20-11%
Stadium IV
:
0%
Stadium 0 / in situ :
96,2%

B. Jenis histopatologi keganasan


Karsinoma in situ mempunyai prognosis yang baik dibandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif. Suatu
kanker payudara yang disertai oleh gambaran peradangan yang dinamakan mastitis karsinomatosa ini mempunyai
prognosis yang sangat buruk. Harapan hidup kurang lebih 2 tahun hanya 5%. Tepat tidaknya tindakan terapi yang
diambil berdasarkan staging sangat mempengaruhi prognosis.
LO.1.13.Pencegahan karsinoma mammae
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu pencegahan pada
lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling
efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker
payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan
pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan
melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan
payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap
wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara.
Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami
perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker
payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu
faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan
dengan beberapa pertimbangan antara lain:
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap tahun.
Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang
melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun
sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi
maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.
Deteksi Dini Kanker Payudara Sendiri dengan SADARI
Usaha atau cara pemeriksaan payudara yang secara teratur dan sistematik oleh wanita itu sendiri yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari program screening atau deteksi dini.

Tujuan SADARI
Dapat mendeteksi ketidaknormalan atau perubahan yang terjadi pada payudara.
1. Ciri-ciri Tumor Payudara
Adanya benjolan
Keras
Dan mastalgia (rasa sakit) pada payudara (Nugroho, 2010)
2. Ciri-ciri Kanker Payudara
Adanya benjolan di payudara
Adanya borok atau luka yang tidak sembuh (Romauli, Suryati, 2009 : 165)
Keluar cairan yang tidak normal dari putting susu, cairan berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar
air susu pada wanita yang tidak hamil dan menyusui
Perubahan bentuk dan besarnya payudara
Kulit putting susu dan areola menekuk ke dalam atau berkerut
Nyeri dipayudara (Setiati, Eni, 2009:51).
3. Penyebab kanker payudara
Pola makan yang tidak baik atau mengkonsumsi lemak terlalu banyak
Merokok
Minum minuman alcohol
Tidak menyusui (ibu menyusui yang ASInya tidak disusukan)
Faktor keturunan

4. Fungsi payudara: Suatu organ tambahan yang ada pada perempuan yang fungsinya sebagai produksi susu
setelah melahirkan

Waktu Melakukan SADARI


Dengan mengikuti cara yang sama setiap bulan, sekitar 1 minggu sesudah menstruasi terhitung sejak hari
pertama pada waktu payudara dalam keadaan tidak membengkak. Pada wanita yang umurnya lebih dari 20
tahun, melakukan SADARI tiap 3 bulan sekali. (Saryono, 2009)

Beberapa cara melakukan pijatan payudara

3. Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara.
Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan
dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa
operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh
bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang
diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
Banyak faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli kanker percaya bahwa
perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka kejadian kanker. Diusahakan untuk
melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih mudah diobati dan bisa disembhan jika masih pada
stadium dini.SADARI, pemeriksan payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur penyaringan
merupakan 3 alat untuk mendeteksi kanker secara dini.
Penelitian terakhir telah menyebutkan 2 macam obat yang terbukti bisa mengurangi resiko kanker payudara,
yaitu tamoxifen dan raloksifen.Keduanya adalah anti estrogen di dalam jaringan payudara.tamoxifen telah banyak
digunakan untuk mencegah kekambuhan pada penderita yang telah menjalani pengobatan untuk kanker payudara.
Obat ini bisa digunakan pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi.
Mastektomi pencegahan adalah pembedahan untuk mengangkat salah satu atau kedua payudara dan
merupakan pilihan untuk mencegah kanker payudara pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi (misalnya
wanita yang salah satu payudaranya telah diangkat karena kanker, wanita yang memiliki riwayat keluarga yang
menderita kanker payudara dan wanita yang memiliki gen p53, BRCA1 atauk BRCA 2).
LO. 2. Mampu Memahami dan menjelaskan Tawakal dan Taubat
Tawakal
Kesabaran merupakan pangkal untuk meringankan beban penderitaan seseorang di kala tertimpa musibah. Sabar
adalah akhlak baik yang mencegah manusia berbuat sesuatu yang tidak pantas atau tidak baik bagi dirinya. Sabar

merupakan salah satu potensi kekuatan jiwa yang membuat jiwa menjadi baik serta terkontrol dalam menghadapi
problematika kehidupan.
Sabar bukan hanya ketika tertimpa musibah saja. Dalam hal ini, Ali RA memberikan penjelasannya: Sabar ada
tiga macam, sabar di kala musibah, sabar mentaati perintah Allah dan sabar dalam menghadapi godaan maksiat.
Seseorang yang berlaku sabar dalam menghadapi musibah, dan beranggapan bahwa musibah itu datangnya dari
Allah, maka ia akan memperoleh pahala. Apabila ia tidak mau berlaku sabar, maka jelas jiwanya akan merana dan
tersiksa.
Allah telah menjanjikan bagi orang-orang yang mau bersabar dengan pahala yang agung di sisi-Nya. Allah telah
berfirman :
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. 39 :
10).
Dan Allah memberitahu kepada kaum muslimin, bahwa sabar adalah salah satu sarana untuk memperoleh
pertolongan-Nya. Allah telah berfirman dalam ayat berikut ini :
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar. (QS. 2 : 153).
Orang-orang yang berlaku sabar akan memperoleh kebaikan dunia dan akhirat. Dan pahala ini tak bisa diraih
kecuali oleh para Nabi. Dalam ayat berikut ini Allah memberitakan kepada kaum muslimin, bahwa terkadang Allah
mencoba sebagian hamba-hamba-Nya guna menguji kadar keimanan mereka.
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad
dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ikhwalmu. (QS. 47 : 31).

Makna Dan Hakekat Tawakal


Dari segi bahasa, tawakal berasal dari kata tawakala yang memiliki arti; menyerahkan, mempercayakan dan
mewakilkan. (Munawir, 1984 : 1687). Seseorang yang bertawakal adalah seseorang yang menyerahkan,
mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya hanya kepada Allah SWT.

a
b
c
d
e
f
g

Derajat Tawakal
Marifat kepada Allah SWT dengan segala sifat-sifat-Nya
Memiliki keyakinan akan keharusan melakukan usaha
Adanya ketetapan hati dalam mentauhidkan (mengesakan) Dzat yang ditawakali, yaitu Allah SWT.
Menyandarkan hati sepenuhnya hanya kepada Allah SWT, dan menjadikan situasi bahwa hati yang tenang
hanyalah ketika mengingatkan diri kepada-Nya
Husnudzan (baca ; berbaik sangka) terhadap Allah SWT
Memasrahkan jiwa sepenuhya hanya kepada Allah SWT
Menyerahkan, mewakilkan, mengharapkan, dan memasrahkan segala sesuatu hanya kepada Allah SWT.
Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya".

Taubat
Asal makna taubat adalah kembali dari kesalahan dan dosa kepada keta'atan. Orang yang bertaubat kepada Allah
adalah orang yang kembali dari perbuatan maksiat menuju perbuatan ta'at. Seseorang dikatakan bertaubat jika ia
mengakui dosa - dosanya, menyesal, berhenti dan berusaha tidak mengulangi perbuatannya. Taubat merupakan
fardhu 'ain yang harus dilakukan setiap muslim dan muslimah.
Perintah taubat merupakan perintah wajib yang harus segera dilaksanakan sebelum ajal tiba. Allah berfirman
(artinya): "8ertaubatlah Kalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. "(An Nur:
31).
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubat yang benar
(Ikhlas)."(AtTahrim: 8).
Syarat-syarat Taubat.
Para ulama menjelaskan syarat-syarat taubat yang diterima Allah, sbb:
a. Orang yang berbuat dosa itu harus berhenti dari perbuatan dosa dan maksiat yang selama ini ia lakukan.
b. Dia harus menyesali perbuatan tersebut.
c. Dia harus berazam (mempunyai tekad bulat) tidak mengulangi perbuatan itu. Jika perbuatan dosa itu ada
hubungannya dengan orang lain maka di samping tiga syarat terdahulu, ada satu syarat lagi yaitu:
d. Harus ada pernyataan bebas dari hak kawan yang dirugikan. Jika yang dirugikan itu hartanya maka harta itu
harus dikembalikan. Jika berupa tuduhan jahat maka dia harus minta maaf. Demikian seterusnya. Di samping

syarat-syarat tersebut diatas, orang yang bertaubat dianjurkan melakukan shalat dua raka'at. Shalat ini dikenal
dengan nama shalat taubat.
e. Dalilnya, lihat hadits hasan riwayat At Tirmidzi, no. 404, Ahmad 1:10, Abu Daud dan Ibnu Majah ).

a
b

Janji Allah kepada orang-orang yang bertaubat dan beristiqamah dalam taubatnya
Taubat menghapuskan dosa-dosa seolah-olah ia tidak berdosa.
"orang yang bertaubat dari dosa seolah-olah ia tidak berdosa" (HR. Ibnu Majah, Shahih Jami'us Shaghir
3005)
Allah berjanji menerima taubat mereka.
Allah berfirman(artinya): " Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima taubat dari hambahambaNya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. " (O.S. 9:
104).
Orang yang istiqamah dalam taubatnya adalah sebaik-baiknya manusia.
Nabi SAW bersabda: "Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah
yang bertaubat. " (HR. Ahmad 3: 198. Shahih Jami'us Shaghir 4391).

DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J.2009.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:EGC.
Mansjoer, Arif.2008.Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II.Jakarta:Media Aesculapius FKUI
Bagian Farmakologi FKUI, 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta:FKUI
Sudoyo, W aru dkk.2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 5.Jakarta:Interna Publishing

Anda mungkin juga menyukai