NIM: 07109168
TUGAS: GEE (BATUBARA)
Dalam memproduksi batubara, Indonesia menduduki posisi ke-6 sebagai produsen dengan jumlah produksi batubara yang
mencapai 246 juta ton. Dan peringkat ke-2 terbesar di dunia sebagai negara eksportir batubara sejumlah (203 juta ton).
Berdasarkan data dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, produksi batu bara di tahun 2009 mencapai 225 juta
ton, yang terbagi atas 75 juta ton untuk pemanfaatan dalam negeri dan 150 juta ton untuk ekspor. Produksi tersebut
meningkat dibandingkan tahun 2008 (198 juta ton) dan tahun 2007 (196 juta ton). Permintaan akan batubara akan terus
meningkat, hal ini tentu saja akan dibarengi bagaimana cara untuk memproduksi batubara lebih banyak lagi. Berikut
proyeksinya:
Saat ini, Sumber energi yang masih banyak digunakan masih didominasi minyak bumi. Seorang pengamat menyebutkan,
penggunaan minyak bumi sebagai sumber energi pada tahun 2006 mencapai 53 persen, batu bara 22 persen, gas bumi 21
persen, dan energi lainnya 4 persen. Pada tahun 2025 nanti, diperkirakan terjadi perubahan pemanfaatan sumber energi,
yaitu batu bara (33 persen), gas bumi (30 persen), minyak bumi (21 persen), dan energi lain (17 persen). Perubahan ini
muncul karena adanya kesadaran bahwa cadangan minyak bumi semakin menipis dan akan habis suatu saat nanti
Berdasarkan data, produksi batubara Indonesia tahun 2006 sebesar 162 juta ton dan 120 juta ton diantaranya digunakan
keperluan ekspor. Dari jumlah batubara yang diekspor tersebut, 29 juta ton atau sekitar 26% (persen) diekspor ke Jepang.
Peningkatan konsumsi juga terjadi di dalam negeri. Misalkan PT PLN membutuhkan 31 juta ton pada tahun 2009,
meningkat menjadi 113 juta ton pada tahun 2010. Produksi batubara adalah setara 2 juta barel minyak perhari, dengan
harga di pasar dunia sekitar 50% harga minyak, jadi nilainya sekitar Rp 212 Triliun
2003
2004
Australia
238,1
247,6
Amerika Serikat
43,0
48,0
Afrika Selatan
78,7
74,9
Uni Soviet
41,0
55,7
Polandia
16,4
16,3
Kanada
27,7
28,8
Tiongkok
103,4
95,5
57,8
65,9
200,8
131,4
713,9
764,0
Amerika Selatan
Indonesia
Total
Di Indonesia, batu bara merupakan bahan bakar utama selain solar (diesel fuel) yang telah umum digunakan pada banyak
industri, dari segi ekonomis batu bara jauh lebih hemat dibandingkan solar, dengan perbandingan sebagai berikut: Solar Rp
0,74/kilokalori sedangkan batu bara hanya Rp 0,09/kilokalori, (berdasarkan harga solar industri Rp. 6.200/liter).
Indonesia menjadi negara pengekspor batubara terbesar di dunia sepanjang tahun 2005-2006. Ekspor tersebut mampu
menutup 25 persen permintaan pasar batubara dunia, Ironisnya, Indonesia merupakan konsumen batu bara terendah jika
dibandingkan dengan negara-negara produsen batubara lainnya. Untuk dalam negeri, tingginya produksi batu bara belum
diikuiti dengan optimalisasi pemanfaatannya karena masih tingginya ketergantungan terhadap minyak bumi sebagai sumber
energi utama. Belum digunakannya sumber energi lain karena masih terkendala oleh minimnya teknologi pemanfaatan dan
kesadaran yang terlambat muncul. Di dalam negeri, batu bara hanya digunakan untuk pembangkit energi listrik dan bahan
bakar industri.
lndonesia memiliki beragam sumberdaya energi baik yang tidak bisa diperbarui seperti minyak bumi, gas, dan batubara,
maupun yang bisa terus diperbarui seperti energi panas bumi. Komponen minyak, gas dan batubara saja sudah
menghasilkan 6 juta setara barel oil perhari. Belum lagi energi terbarukan panas bumi sebesar 40 persen dari total yang ada
di dunia dikuasai Indonesia. Itu hampir setara dengan 28 ribu megawatt. Sebagai perbandingan, seluruh listrik yang ada di
Indonesia sebesar 29 ribu megawatt.
Batu bara merupakan bahan bakar utama selain solar (diesel fuel) yang telah umum digunakan pada banyak industry dan
pembangkit listrik, dari segi ekonomis batu bara jauh lebih hemat dibandingkan solar, dengan perbandingan sebagai berikut:
Solar Rp 0,74/kilokalori sedangkan batu bara hanya Rp 0,09/kilokalori, (berdasarkan harga solar industri Rp. 6.200/liter). PT
PLN membutuhkan 31 juta ton pada tahun 2009, meningkat menjadi 113 juta ton pada tahun 2010
Karena UU Migas no. 22 ayat (1) tahun 2001 berbunyi, Badan Usaha atau bentuk Usaha Tetap wajib menyerahkan paling
banyak 25% (dua puluh lima persen) bagiannya dari hasil produksi Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri.. Negara-negara produsen batu bara umumnya memprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan
domestik. Sebagai contoh Amerika dan Cina yang memanfaatkan lebih dari 95% hasil produksi untuk dikonsumsi
negaranya. Bahkan India memanfaatkan seluruh batu bara yang mereka miliki untuk konsumsi domestik. Begitu pula yang
terjadi di Rusia, Polandia, dan Afrika Selatan. Lebih dari 70% produksi batu baranya digunakan untuk konsumsi dalam
negeri. Sementara kondisi di Indonesia sangat bertolak belakang, yakni 75% batubara justru diarahkan menjadi komoditas
ekspor andalan. Akibatnya kebutuhan akan listrik serta ketahanan energi listrik nasional tidak terpenuhi.