...
Tel. +62-251-338820,
48
J Mikrobiol lndones
SARASWATI ETAL
RIFCB4
RIFCBS
RIFCB6
I. Ciri marfologi galer yang digonakm pada media sari khamir manitol (SKM) yang mengandung brom timol
S. fieedii
S. fieedii
S fieedii
G
1
I
1
I
6
Biru
Kuning
Kuning
RonineKuning
Biru
1.5
3
7
4
17
1.5
Cembung, berlendir
Datar, berair
Sedikit cernbung, berair
Datar, berair
Dstar, berair
Ccmbung, kering
biru
Licin
Tidak rafa
Licin
Licin
Licin
Licin
Besar berlendir
Besar berair
Besar bcrair
Berar bcrair
Besar berair
ICccil kering
J Mikrobiol lndones 49
Produksi Biomassa Sel Rhizobium pada Skala Industri.
Perbanyakan galur ganda Rhizobium dengan sistem
semisinambung dilakukan dalam fermentor 30 liter dengan
volume kerja terpakai 10 liter. Kondisi perbanyakan dengan
sistem ini meliputi aerasi dengan laju alir 1-2 literudaralmenit,
suhu mang 28-30QC,dan tekanan udara dalam fermentor 0 psi
serta tidak diberikan kontrol pH. Udara dialirkau melalui filter
steril dan dikeluarkan melalui saluran udara keluar yang
dilengkapi dengan filter juga.
Penelitian ini dilakukan dengan tiga metode perbanyakan,
yaitu perbanyakan menggunakan sistem tumpak untuk galur
RIFCB1, RIFCB2, RIFCB3, RIFCB4, RIFCBS, RIFCB6, RIFCB7
(FUFCBI ... RIFCB7) dan campuran galur yang sama dengan
tambaban galur RIFCB8, serta sistem semisinambung untuk
galur RIFCB1 ...RIFCB7. Perbanyakannya dilakukan dalam
fermentor aid$ denganvolume kerja 10 liter.
GalurRhizobium yang diperbanyakdalam fermentor dengan
sistem tumpak dilakukan dengan menginokulasikan sebanyak
50 ml inokulan campuran ke dalam 500 ml media SKM dalam
erlenmeyer sebagai biakan pemula. Biakan diinkubasi pada
inkubator goyang dengan kecepatan goyang 100-150 rpm dan
suhu mang 28-30C selama 24 jam. Selanjutnya biakan pemula
diinokulasikan ke dalam 9.5 liter media SKM (volume biakan
pemula 5% dari volume media cair dalam fermentor). Aerasi
dilakukan dengan memompakan udara steril dengan laju
1-2 literlmenit. Suhu dalam fermentor dipertabankanpada suhu
ruang 28-30C dan pH awal diatur pada tingkat pH netral
(6.8-7.0). Inkubasi dilakukan selamaenam hari danpengambilan
contoh untuk pengamatan dilakukan secara aseptik setiap
24jam.
Perbanyakan galur ganda Rhizobium pada fermentor
dengan sistem semisinambung dilakukan dengan
mengalirkan media segar pada saat pertumbuban sel berada
pada akhir fase eksponensial. Pada awalnya fermentor berisi
5 liter media segar dan diinokulasi dengan 5% (vlv) biakan
pemula. Setelahpertumbuban 24 jam, fermentor dialiri 5 liter
media segar dengan laju alir yang lebih kecil dari pada laju
pertumbuban spesifik maksimunmya, yaitu 150 mWjam. Galur
yang digunakan berdasarkan pada hasil sistem tumpak yang
paling baik. Pengaliran media menggunakan pompa peristaltik.
1nk;basi dilakukan selama enam hari dan pengambilan contob
untuk pengamatan dilakukan secara aseptik pada 30, 54, 78,
102,126, dan 150jam.
Pengarnatan. Peubah yang diukur ialah biomassa sel dan
pH media. Contoh yang diambil langsung diukur pH-nya.
Penghitungan jumlah sel dilakukan dengan menggunakan
metode pengenceran serial dan cawan tuang. Penghitungan
jumlah sel dilakukan setelah 1-3 hari dari waktu inkubasi dan
penghitungan kinetika pertumbuhan (laju pertumbuban spesifik
maksimum) dilakukan berdasarkau pada hasil pengukuran
jumlah sel.
Jumlah sellml
2.5 x 10'
2.0 x lo1
2.7 X 10'
4.8 X 10'
4.1 x lo8
2.7 x loP
1.9 x 10'
8.0 x lo6
50
J Mikrobiol Indones
SARASWATI ETAL
7.0
~j
24
48
72
96
120
144
Waktu (jam)
Gambar 1 . Pertumbuhan Rhizobium (RIFCBI
RIFCB7) pada
perbanyakan sistem tumpak.
...
-0
48 72 96
120 144
Waktu (jam)
Gambar 2 . Perubahan pH media perbanyakan sel Rhizobium
(RIFCBI ... RIFCB7).
24
24
48
72 9 6
Waktu (jam)
120
144
...
24 30 4 2 54 6 6 7 8 90 102114126138150
Waktu (jam)
Gambar 5. Pertumbuhan Rhizobium (RIFCBI ... RIFCB7) pada
perbanyakan sistem semisinambung.
0
Waktu (jam)
Gambar 3. Pertumbuhan Rhizobium (RIFCBI
perbanyakan sistem tumpak.
... RIFCB8)
pada
Vol. 8,2003
produksi biomassa, sebagian besar substrat digunakan untuk
menghasilkan produk lain dan pemeliharaan sel karena suplai
oksigen pada perbanyakan dalam erlenmeyer h a n g mencukupi
untuk pertumbuhan. Apabila oksigen yang terdapat pada mang
kosong dalan erlenmeyer sudah semakin berkurang, maka
suasana pertumbuhan menjadi semakin tidak menguntungkan.
Suasana kekurangan oksigen akan mengurangi produksi energi
untuk pertumbuhan sekaligus mengaliian alokasi penggunaan
substrat untuk pemeliharaan sel dan pembentukan produk
sehingga mengurangi produksi biomassa.
Produksi biomassa dalam erlenmeyer goyang menggunakan
sumber karbon manitol lebih baik 16 kali daripada glukosa.
Meskipun kecepatan pertumbuhan lambat, tetapi secara umum
media SKM sebagai sumber karbon jauh lebih baik daripada
media SKG dari segi jumlah biomassa yang dihasilkan,
persentase substrat yang digunakan, maupun efisiensi
penggunaan substrat untuk pembentukan biomassa.
Pertumbuhan Rhizobium dalam fermentor lebih cepat
daripada erlenmeyer goyang. Suplai oksigen tidak sinambung
di dalam erlenmeyer goyang menumnkan produksi biomassa.
Oksigen mempakan syarat mutlak untuk pertumbuhan mikrob
aerob. Oksigen yang semakin langka tidak hanya mengurangi
pertumbuhan, tetapi juga mengakibatkan kematik sei.
Penggunaan fermentor beragitasi dengan oksigen yang disuplai
secara sinambung melalui pompaperistaltikmemberiaerasi lebih
baik daripada erlenmeyer goyang. Pada waktu yang cukup
panjang, ketersediaan oksigen dalam ruang kosong akan
semakin berkurang. Namun, ha1 ini tidak berpengamh apabila
biomassa yang dihasilkan tidak banyak, tetapi jika biomassa
yang dihasilkan semakin banyak, seperti pertumbuhan pada
media SKM, ketersediaan oksigen mempakan salah satu faktor
pembatas untuk mencapai hasil yang lebih tinggi lagi. Apabila
oksigen yang sebelunmya menjadi faktor pembatas telah
mencukupi, maka faktor pembatasnya ialah ketersediaan
substrat dan atau terbentuknya produk lain yang mungkin
bersifat racun bagi sel. Bila kecenderungan penumnan
konsentrasi substrat dicemati, maka terlihat semakin lama
substrat yang tersedia semakin habis. Apabila substrat yang
tersedia tidak mencukupi lagi, maka sel akan mati. Sel yang mati
biasanya akan mengalami h i s dan digunakan oleh sel-sel yang
masib hidup sehingga jumlab sel total di dalam fermentor akan
berkurang. Pada penelitian ini produksi biomassa menumn
setelah mencapai hasil maksimum pada jam ke-96, karena
sebagian substrat dikonversi menjadi produk lain yang tidak
menjadi perhatian pada penelitian ini. Untuk mengatasi
permasalahan ini, substrat cadangan perlu disediakan yang
disuplai secara sinambung dari luar dengan sistemperbanyakan
semisinambung.
Perbanyakan sel RI~izobitiwpada Skala Industri.
Pertumbuhan sel Rhizobium dengan sistem tumpak mulai
memasuki fase kematianpadajam ke-48. Pada fase ini aktivitas
bakteri menumn karena ketersediaan nutrien dalam media
berkurang. Adanya persaingan antara bakteri satu dengan
lainnya menyebabkan terjadinya kematian pada sebagian
bakteri. Kondisi lingkungan sebamsnya diupayakan agar
mendekati kondisi lingkungan Rhizobium ketika diinokulasikan
ke alam. Faktor lingkungan seperti pH akah sangat bergantung
J Mikrobiol Indones
51
J Mikrobiol Indones
SARASWATI ETAL.
52
~~~