Anda di halaman 1dari 1

Hutan Lindung Rusak Parah, Solusinya Hanya Prihatin

LEBAK, KOMPAS.com - Hutan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun


Salak (TNGHS) yang ada di wilayah Kabupaten Lebak, Banten, rusak parah akibat
pembalakan liar.
Saya merasa prihatin kerusakan hutan sekitar TNGHS dan mengancam keselamatan
habitat ekosistem satwa langka itu, kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan
(Dushutbun) Kabupaten Lebak H Aan Kusdinar, di Lebak, Rabu (16/9).
Aan mengatakan, areal kerusakan hutan itu hingga kini belum begitu diketahui secara
pasti karena merupakan kewenangan Balai Taman Nasional TNGHS yang berpusat di
Sukabumi.
Karena itu, pihaknya ke depan menjalin koordinasi dengan Balai Taman Nasional
TNGHS untuk mencegah kerusakan hutan lebih luas. Saat ini, kondisi hutan di sekitar
hutan konservasi TNGHS kritis akibat adanya kegiatan penebangan liar.
Kerusakan hutan itu mulai blok Kecamatan Sobang hingga Cibeber, karena banyak warga
yang melakukan penebangan pohon tanpa izin, seperti di kawasan Gunung Bongkok.
Kerusakan hutan tersebut, juga akibat adanya kegiatan eksplorasi penambangan emas
tanpa izin di Kecamatan Cibeber. Pertambangan emas tanpa izin ini tentu bisa merusak
pelestarian lingkungan, katanya.
Jika kawasan hutan konservasi TNGHS tidak dilakukan penghijauan atau reboisasi, akan
menjadi bencana alam. Selain itu, akan menimbulkan kerugian besar karena habitat flora
dan fauna yang dilindungi menghilang.
Reboisasi hanya dilakukan melalui program Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
(GRHL). Sebagian besar program GRHL itu dilakukan hutan produksi milik
masyarakat, katanya.
Dia berharap Balai Taman Nasional TNGHS bersama Pemkab Lebak melakukan
reboisasi penghijauan agar kondisi hutan tidak rusak.
Tahun ini kami juga melakukan penghijauan dengan penanaman pohon keras seluas 200
hektare di lahan kritis pada areal hutan produksi, ujar Aan Kusdinar.

Anda mungkin juga menyukai