Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Desain

penelitian

yang

digunakan

pada

penelitian

ini

adalah

menggunakan metode true experimental design (penelitian experimental murni)


dengan menggunakan 40 lempeng resin komposit tipe micro-fine hybride (MFR)
Solare X yang direndam dalam soft drink (Coca Cola dan Pepsi) selama 3, 7, 14,
dan 30 hari dalam suhu 37 C (sesuai suhu dalam rongga mulut). Pendekatan
yang digunakan adalah pre and post test only control group design. Dalam
penelitian ini dilakukan uji laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh konsumsi minuman ringan berkarbonat (soft drink) terhadap kekasaran
permukaan resin komposit.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Gedung Hijau Program Studi Pendidikan
Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang pada bulan
Januari 2015 sampai Juni 2015.

4.3 Populasi dan Sampel


Populasi dan sampel yang digunakan adalah resin komposit tipe microfine hybride merk Solare X dalam bentuk lempengan berdiameter 5 mm dan
tinggi 2 mm. Sampel terdiri atas 40 buah lempengan resin komposit yang telah
dipolimerisasi secara light-cured. Sampel terbagi menjadi 2 kelompok, tiap

38

39

kelompok terdiri atas 20 sampel, yaitu: Kelompok I adalah sampel resin komposit
dengan tebal 2mm yang direndam pada minuman ringan berkarbonat merk Coca
Cola selama 3, 7, 14, dan 30 hari. Kelompok II adalah sampel resin komposit
dengan tebal 2mm yang direndam pada minuman ringan berkarbonat merk Pepsi
selama 3, 7, 14, dan 30 hari.

4.4 Variabel Penelitian


4.4.1 Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah merk minuman ringan
berkarbonat yang digunakan yaitu Pepsi dan Coca Cola serta variasi lama
perendaman yaitu 3,7,14 dan 30 hari.

4.4.2

Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kekasaran permukaan pada

permukaan resin komposit.


4.4.3

Variabel Terkendali
Variabel terkendali pada penelitian ini adalah ukuran resin komposit (tebal

2 mm, diameter 5 mm), lama penyinaran resin komposit (20 detik), dan suhu
ruangan (37 C).

4.4.4

Variabel Tak Terkendali


Variabel tak terkendali pada penelitian ini adalah pH larutan.

40

4.5 Definisi Operasional


4.5.1 Sampel adalah resin komposit tipe micro-fine dengan tebal 2 mm dan
4.5.2

diameter 5 mm.
Lama perendaman adalah jangka waktu yang diperlukan dalam prosedur

4.5.3

perendaman resin komposit, yaitu selama 3, 7, 14, dan 30 hari.


Soft drink (minuman ringan berkarbonat) adalah minuman berkarbonasi
yang diberi tambahan berupa bahan perasa dan pemanis seperti gula.
Untuk merk yang digunakan pada penelitian ini adalah yang paling

4.5.4

populer yaitu Coca Cola dan Pepsi (BPOM, 2009).


Kekasaran permukaan dapat di ukur dengan menggunakan alat Surface
Roughness Tester, dimana pada layar monitor dan alat pengukur akan
ditampilkan data-data berupa anka digital. Rz menunjukkan rerata
aritmatik lima perbedaan ujung puncak tertinggi dan ujung puncak
terendah bentukan kekasaran terhadap panjang permukaan yang diukur

4.5.5

dalam satuan micron.


Suatu permukaan dikatakan kasar apabila dalam gambaran graft
menunjukkan gambaran gelombang yang pendek.

4.6 Alat dan Bahan


4.6.1 Alat Penelitian
Surface Roughness Tester
Light curing unit
Filling instrument logam
Pinset kedokteran gigi
Celluloid strip
Sedotan dengan panjang 25 cm dan diameter 5 mm
Gunting kertas
Kuas
Glass slab
Tabung reaksi 10 ml
Incubator (suhu 37 C)
Rak tabung reaksi
Corong laboratorium
Spidol permanen
pH meter
Scanning Electron Micrograph

41

4.6.2

Bahan Penelitian
Resin Komposit light-cured tipe micro-fine merk Solare X 5 ml
Soft drink merk Coca Cola 1,5 L
Soft drink merk Pepsi 1,5 L
Aquadest 1,5 L
Vaseline album

4.7 Rancangan Operasional Penelitian


4.7.1 Pembuatan Lempeng Resin Komposit
4.7.1.1 Cetakan dibuat dengan menggunakan sedotan dengan diameter 5 mm
dipotong dengan tinggi 2 mm. Penentuan tinggi cetakan sebesar 2 mm
ditentukan berdasarkan kemampuan penetrasi optimun sinar LED dari
light curing unit yaitu sebesar 2 mm sampai 2.5 mm (Craigh et al, 2005)
sehingga akan diperoleh lempengan resin komposit yang terpolimerisasi
secara sempurna.
4.7.1.2 Glass slab dan cetakan yang telah dibuat sebelumnya diolesi dengan
vaseline pada bagian dalamnya untuk mencegah melekatnya resin
komposit pada cetakan. Penggunaan glass slab bertujuan agar
didapatkan komposisi resin yang padat dan terkondensasi dengan
sempurna.
4.7.1.3 Aplikasikan bahan resin komposit ke dalam cetakan yang diletakkan
diatas

glass

slab

dan

celluloid

strip.

Fiksasi

cetakan

dengan

menggunakan pinset kedokteran gigi. Kondensasikan bahan dengan


filling instrument logam hingga mampat. Letakkan satu lembar celluloid
strip di atasnya. Penggunaan celluloid strip bertujuan untuk mendapatkan
permukaan resin komposit yang halus dan sempurna. Bahan resin
komposit tersebut lalu ditindih dengan glass slab di atasnya agar
kelebihan bahan akan meluber keluar cetakan dan akan diperoleh
lempengan resin komposit yang rata dan mampat.
4.7.1.4 Glass slab diambil dan kelebihan bahan dibersihkan, lalu polimerisasikan
bahan mengggunakan light curing unit selama 20 detik dengan posisi

42

celluloid strip masih di atas bahan dan light curing unit berada di atasnya
(tidak menempel pada celluloid strip).
4.7.1.5 Setelah dipolimerisasi, bahan dikeluarkan dari dalam cetakannya. Koreksi
apabila terdapat porus, kelebihan maupun kekurangan bahan pada
lempeng yang telah dibuat. Jika terdapat kelainan, lempeng tidak boleh
digunakan dan harus mengulang dari proses awal.
4.7.2 Pengelompokan dan perlakuan sampel
4.7.2.1 Sebanyak 40 sampel dibagi menjadi 2 kelompok, masing masing
kelompok terdiri atas 20 sampel resin komposit.
4.7.2.2 Pengukuran pH larutan Coca Cola dan Pepsi dilakukan sebelum
perlakuan menggunakan pH meter. Pengukuran kekasaran permukaan
sebelum perlakuan pada sampel juga dilakukan menggunakan Surface
Roughness Tester.
4.7.2.3 Kelompok I direndam dalam larutan Coca Cola selama 3, 7, 14, dan 30
hari. Masing masing sub kelompok terdiri atas 5 sampel resin komposit
yang diletakkan pada 1 tabung reaksi 10ml yang berisi larutan Coca Cola
sebanyak 5 ml. Pastikan seluruh lempengan terendam dalam larutan.
4.7.2.4 Kelompok II direndam dalam larutan Pepsi selama 3, 7, 14, dan 30 hari.
Masing masing sub kelompok terdiri atas 5 sampel resin komposit yang
diletakkan pada 1 tabung reaksi 10ml yang berisi larutan Pepsi sebanyak
5 ml. Pastikan seluruh lempengan terendam dalam larutan.
4.7.2.5 Tabung-tabung reaksi ditata dengan rapi pada rak tabung reaksi.
Masukkan semua sampel yang diuji dalam inkubator dengan suhu 37 C.
Pemilihan suhu 37 C dimaksudkan agar menyamai dengan suhu dalam
rongga mulut manusia.
4.7.2.6 Setelah jumlah hari yang ditentukan, lempengan resin komposit
dikeluarkan dari tabung reaksi dan dibilas dengan aquadest temperatur
standar (tidak terlalu dingin dan tidak juga terlalu panas) untuk

43

menghilangkan lapisan monomer yang tedegradasi pada permukaan


resin karena bereaksi dengan asam pada larutan.
4.7.2.7 Sampel dikeringkan dan disimpan pada wadah plastik yang tertutup rapat
agar bebas dari kontaminasi.
4.7.3

Pengamatan Permukaan Resin Komposit dengan Scanning Electron

Micrograph (SEM) JEOL 5800LV


4.7.3.1 Hidupkan dua monitor JEOL dengan menggerakkan knob di bawah
masing-masing monitor. Tentukan contrast dan brightness masing-masing
monitor sesuai dengan kenyamanan operator.
4.7.3.2 Pada status panel cek apakah penggunan JEOL sebelumnya telah
menerapkan setting yang benar.
4.7.3.3 Buka ruang vakum SEM dengan menekan tombol VENT. Tunggu hingga
lampu pada tombol VENT selesai berkedip, lalu buka pintu ruang
vakum.
4.7.3.4 Letakkan sampel pada specimen holder yang tersedia, lalu tutup pintu
ruang vakum. Tekan dan tahan tombol EVAC hingga teraktivasi.
Elektron akan dipanaskan secara otomatis.
4.7.3.5 Atur perbesaran, brightness, contrast dan fokus gambar pada monitor
hingga didapatkan gambar dengan ketajaman, perbesaran, warna dan
fokus yang tepat.
4.7.3.6 Klik tombol freeze kemudian save as dengan tombol SAVE.
4.7.3.7 Klik tombol STOP pada monitor untuk menyudahi pengamatan.
4.7.3.8 Tekan tombol EVAC, tunggu hingga tombol tidak berkedip.
4.7.3.9 Buka pintu ruang vakum, kemudian sampel diambil dan diganti dengan
4.7.4

sampel berikutnya.
Pengamatan Kekasaran Permukaan Resin Komposit dengan Surface

Rough Tester
4.7.4.1 Pengukuran kekasaran permukaan resin komposit dilakukan sebanyak
dua kali, yaitu sebelum dan sesudah perlakuan.
4.7.4.2 Spesimen difiksasi pada lempeng logam berbentuk silinder dengan arah
sejajar bidang horizontal.

44

4.7.4.3 Atur ketinggian dudukan SRT hingga stylus tepat menyentuh permukaan
lempeng resin komposit.
4.7.4.4 Atur lempeng logam berbentuk silinder hingga stylus tepat menyentuh
permukaan lempeng resin komposit.
4.7.4.5 Tekan tombol start pada control unit SRT untuk memulai pengukuran,
drive unit SRT akan bergerak mundur secara hidrolik sehingga stylus
akan bergerak.
4.7.4.6 Hasil pengukuran akan muncul pada layar control unit SRT dalam bentuk
angka digital dengan satuan mikro meter dan alat diletakkan di meja.
4.7.4.7 Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali untuk mengurangi deviasi pada
alat.

4.8 Alur Penelitian

45

4.9

46

4.10
Gambar 4.1 Alur Penelitian
Keterangan :
Alur penelitian ini menunjukkan tahap-tahap yang dikerjakan dalam penelitian dengan metode agar
difusi disk

4.11

Analisis Data

Setelah diperoleh hasil dari 4 kali pengulangan percobaan data-data


diameter zona hambat jamur dianalisis dengan menggunakan uji statistik. Data
terlebih dahulu dilakukan uji distribusi dan homogenitas varian menggunakan
Kolmogorov-Smirnov. Distribusi data normal jika nilai signifikansi > 0,05 (Dahlan,

2008). Apabila data terdistribusi normal, analisis data yang digunakan adalah uji
statistik One Way ANOVA dan uji statistik korelasi-regresi.
Analisis data menggunakan uji statistik One Way ANOVA, dengan taraf
kepercayaan 95% ( = 0,05) digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh
pemberian berbagai macam konsentrasi minyak atsiri serai dapur (Cymbopogon
citratus) terhadap zona hambat pertumbuhan jamur Candida albicans, apabila
<0,05 hipotesis diterima dan apabila >0,05 hipotesis ditolak. Untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara konsentrasi minyak atsiri serai dapur
(Cymbopogon citratus) terhadap zona hambat pertumbuhan jamur Candida
albicans

dan

peningkatan

mengetahui
berbagai

seberapa

konsentrasi

besar
minyak

hubungan
atsiri

tersebut,

akan

apakah

mengakibatkan

peningkatan zona hambat pertumbuhan jamur, dan sebaliknya, atau tidak


berhubungan digunakan uji korelasi-regresi dengan taraf kepercayaan 95%.

Anda mungkin juga menyukai