Anda di halaman 1dari 3

Nama Mhs/ NIM: Marisa Pramasheilla / 135070400111043

1. Bahan apakah yang digunakan untuk mencetak anatomis rahang edentulous?


a. Reversible hydrocolloid
b. Elastomer
c. Irreversible hydrocolloid
d. Silicone putty
e. Impression wax
Kunci Jawaban: C
Pembahasan:
Bahan cetak alginate/irreversible hydrocolloid dipilih untuk mencetak anatomis
rahang edentulous karena viskositas bahannya yang baik dan tidak menekan
jaringan rahang edentulous.
(Referensi: Nallaswamy, Deepak. 2003. Textbook of Prosthodontic. India : Jaypee
Brothers)
2. Teknik apa yang digunakan untuk mencetak fungsional rahang edentulous?
a. Mukokompresif
b. Mukokompresif selektif
c. Mukostatik
d. Mukostatik selektif
e. Open mouth
Kunci Jawaban: A
Pembahasan:
Teknik mukokompresif bertujuan untuk mendapatkan cetakan rahang pada saat
jaringan rongga mulut dan otot-otot berfungsi (pencetakan fungsional).
(Referensi: Nallaswamy, Deepak. 2003. Textbook of Prosthodontic. India : Jaypee
Brothers)
3. Apakah prosedur awal yang harus dilakukan pada tahapan klinis?
a. Pencetakan anatomis
b. Pemeriksaan subjektif dan pengisian rekam medis
c. Mouth preparation
d. Merujuk pasien
e. Pencetakan fungsional
Kunci Jawaban: B
Pembahasan:
Pemeriksaan subjektif bertujuan untuk Bertujuan untuk :
1. Mengumpulkan masalah Pasien
2. Mencari gejala penyakit
3. Membina hubungan dokter dengan pasien
4. Mengenal perilaku pasien
Pemeriksaan subjektif harus dilakukan di tahap awal agar proses perawatan
berjalan lancar dan tidak terjadi miskomunikasi dengan pasien.
(Referensi: Bernard Levin, D.D.S., M.Ed.,. COMPLETE DENTURE PROSTHODONTICSA Manual For Clinical Procedures. University of Southern California School of
Dentistry.17th Edition 2002)
4. Berapakah dimensi tinggi galengan gigit pada RA dan RB?
a. RA = 22 mm dari sayap labial tertinggi, RB = 18 mm
b. RA = 21 mm dari sayap labial tertinggi, RB = 20 mm
c. RA = 20 mm dari sayap labial tertinggi, RB = 21 mm
d. RA = 18 mm dari sayap labial tertinggi, RB = 18 mm
e. RA = 19 mm dari sayap labial tertinggi, RB = 18 mm
Kunci Jawaban: A
Pembahasan:

dari
dari
dari
dari
dari

sayap
sayap
sayap
sayap
sayap

bukal
bukal
bukal
bukal
bukal

Dimensi tinggi galengan gigit Ra adalah 22 mm dari sayap labial tertinggi dan
untuk RB 18 mm dari sayap bukal.
(Referensi: Nallaswamy, Deepak. 2003. Textbook of Prosthodontic. India : Jaypee
Brothers)
5. Tahapan apakah yang harus dilakukan pada pengukuran maxillo mandibular
relation?
a. Penyesuaian lempeng gigit
b. Pengukuran dimensi vertikal oklusal
c. Pengukuran relasi horizontal
d. Pengecekan fungsi TMJ
e. Bite check
Kunci Jawaban: D
Pembahasan:
Pengecekan fungsi TMJ harus dilakukan di awal MMR untuk memastikan fungsi TMJ
normal dan tidak ada kelainan saat dirawat menggunakan gigi tiruan penuh.
(Referensi: Bernard Levin, D.D.S., M.Ed.,. COMPLETE DENTURE PROSTHODONTICSA Manual For Clinical Procedures. University of Southern California School of
Dentistry.17th Edition 2002)
6. Apakah tujuan dilakukan remounting dan selective grinding?
a. Mengkoreksi hubungan oklusi yang tidak harmonis
b. Agar didapatkan permukaan yang halus
c. Membuang malam
d. Polimerisasi akrilik
e. Mengurangi permukaan oklusal gigi
Kunci Jawaban: A
Pembahasan:
Remounting dan selective grinding bertujuan untuk memastikan dan mengkoreksi
hubungan oklusi gigi tiruan tepat dan seimbang dengan hubungan rahang pada
posisi sentrik dan eksentrik.
(Referensi: Bernard Levin, D.D.S., M.Ed.,. COMPLETE DENTURE PROSTHODONTICSA Manual For Clinical Procedures. University of Southern California School of
Dentistry.17th Edition 2002)
Skenario berikut untuk soal no. 7-8
Seorang pasien wanita berusia 60 tahun datang ke dokter gigi dengan keluhan gigi
hilang di seluruh rahang. Pemeriksaan klinis menunjukkan adanya pengurangan alveolar
ridge yang parah pada RB namun belum mencapai basal seat, adanya beberapa residual
ridge irreguler dan papilla hyperplasia di RA. Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan penuh RA
dan RB. Dokter gigi menyarankan tindakan pembedahan sebelum perawatan gigi tiruan.
7. Tindakan apakah yang dapat dilakukan dokter gigi untuk mengatasi kondisi
resorbsi alveolar ridge yang parah di RB pasien?
a. Simple alveoplasty
b. Vestibuloplasty dengan cangkok mukosa
c. Vestibuloplasty dengan cangkok kulit
d. Secondary alveoplasty
e. Alveolar augmentation
Kunci Jawaban: E
Pembahasan:

Pada kondisi resorbsi tulang yang hebat, maka diperlukan tindakan bedah dengan
tujuan menambah besar dan lebar tulang rahang, menambah kekuatan rahang
dan memperbaiki jaringan pendukung gigi tiruan. Terdapat beberapa cara untuk
menambah tinggi linger alveolar yaitu dengan alveolar augmentation dengan
cangkok tulang iliac/costae, alveolar augmentation dengan osteotomi, serta
alveolar augmentation dengan hidroksiapatit.
(Referensi: Stephens W. 1997. Preprosthetic Oral and Maxillofacial Surgery. St.
Louis: Mosby.)
8. Tindakan apakah yang dapat dilakukan dokter gigi untuk mengatasi kondisi
residual ridge RA?
a. Simple alveoplasty
b. Secondary alveoplasty
c. Bedah jaringan lunak
d. Secondary alveoplasty dengan bedah jaringan lunak
e. Alveolar augmentation
Kunci Jawaban: D
Pembahasan:
Secondary alveoplasty bertujuan untuk mengkoreksi multiple residual ridge
irreguler dan bedah jaringan lunak bertujuan untuk mengkoreksi

papillar

hyperplasia.
(Referensi: Stephens W. 1997. Preprosthetic Oral and Maxillofacial Surgery. St.
Louis: Mosby.)
9. Berapakah waktu penyembuhan pasca alveoplasty?
a. 1 bulan
b. 3 minggu
c. 3 bulan
d. 2 bulan
e. 2 minggu
Kunci Jawaban: C
Pembahasan:
Waktu penyembuhan pasca alveoplasty adalah sekitar 3 bulan dimana jaringan
sudah mulai stabil dan siap untuk digunakan sebagai penyangga gigi tiruan.
(Referensi: Stephens W. 1997. Preprosthetic Oral and Maxillofacial Surgery. St.
Louis: Mosby.)
10. Manakah dari teknik berikut ini yang bukan merupakan teknik frenektomi?
a. Vertical incision
b. Horizontal incision
c. Cross diamond incision
d. Z plasty
e. Ankilotomi
Kunci Jawaban: B
Pembahasan:
Vertical incision, cross diamond incision, Z-plasty dan ankilotomi merupakan
teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk mengurangi frenulum yang berlebih.
(Referensi: Stephens W. 1997. Preprosthetic Oral and Maxillofacial Surgery. St.
Louis: Mosby.)

Anda mungkin juga menyukai