Anda di halaman 1dari 9

Delapan Tujuan MDGs (Millenium Development Goals)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
A. Sejarah pembentukan MDGs
Kehidupan yang layak dan kesejahteraan penduduk merupakan tujuan dari
pembangunan di setiap negara, agar keadaan bumi yang aman, makmur,
dan sejahtera dapat tercapai. Untuk mewujudkan semua itu, pada
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa -Bangsa
(PBB) bulan September 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB yang
diwakili oleh kepala negara dan kepala pemerintahan sepakat untuk
melahirkan sebuah deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) atau
dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Tujuan Pembagunan Millenium.
Deklarasi itu berdasarkan pendekatan yang inklusif, dan berpijak pada
perhatian bagi pemenuhan hak-hak dasar manusia. Di dalam KTT
Milenium tersebut juga dihasilkan konsensus yang merangkai upaya-upaya
untuk mencapai tujuan MDGs dengan perhatian utama pada hak asasi
manusia, tata pemerintahan yang baik, demokratisasi, pencegahan konflik,
dan pembangunan perdamaian.
Pada mulanya, MDGs merupakan sebuah review atas kebijakan
pembangunan yang dikeluarkan oleh OECD-DAC pada pertengahan tahun
1990 dan kemudian dimasukkan kedalam Tujuan Pembangunan
Internasional (Internasional Development Goals) tahun 2000 dan direvisi
menjadi Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals)
pada KTT Milenium. Setiap tujuan (goal) dari MDGs memiliki satu atau
beberapa target dengan beberapa indikatornya. MDGs memiliki 8 tujuan,
18 target, dan 48 indikator yang telah disusun oleh konsensus para ahli
dari sekertariat PBB, Dana Moneter Internasional (IMF), Organisasi untuk
Pembangunan dan Kerjasama Ekonomi (OECD) dan Bank Dunia.
Masing-masing indicator digunakan untuk memonitor perkembangan
pencapaian setiap tujuan dan target. Selain Tujuan Pembangunan
Milenium (MDGs), ada beberapa tujuan pembangunan yang lain ditetapkan
pada dekade 1960-an hingga 1980-an. Sebagian terlahir dari konferensi
global yang diselenggarakan PBB pada 1990-an, termasuk KTT Dunia
untuk Anak, Konferensi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua 1990 di
Jomtien, Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan 1992 di
Rio de Janeiro, serta KTT Dunia untuk Pembangunan Sosial 1995 di

Copenhagen. MDGs tidak bertentangan dengan komitmen global yang


sebelumnya karena sebagian dari MDGs itu telah dicanangkan dalam
Tujuan Pembangunan Internasional (IDG), oleh negara-negara maju yang
tergabung dalam OECD pada 1996 hingga selanjutnya diadopsi oleh PBB,
Bank Dunia dan IMF.
Beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian berkaitan dengan
MDGs adalah sebagai berikut: Pertama, MDGs bukan tujuan PBB,
sekalipun PBB merupakan lembaga yang aktif terlibat dalam promosi
global untuk merealisasikannya. MDGs adalah tujuan dan tanggungjawab
dari semua negara yang berpartisipasi dalam KTT Milenium, baik pada
rakyatnya maupun secara bersama antar pemerintahan. Kedua, tujuh dari
delapan tujuan telah dikuantitatifkan sebagai target dengan waktu
pencapaian yang jelas, hingga memungkinkan pengukuran dan pelaporan
kemajuan secara objektif dengan indikator yang sebagian besar secara
internasional dapat diperbandingkan. Ketiga, tujuan-tujuan dalam MDGs
saling terkait satu dengan yang lain. Keempat, dengan dukungan PBB,
terjadi upaya global untuk memantau kemajuan, meningkatkan perhatian,
mendorong tindakan dan penelitian yang akan menjadi landasan intelektual
bagi reformasi kebijakan, pembangunan kapasitas dan memobilisasi
sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai semua target. Kelima, 18
belas target dan lebih dari 40 indikator terkait ditetapkan untuk dapat
dicapai dalam jangka waktu 25 tahun antara 1990 dan 2015. Sekalipun
MDGs merupakan sebuah komitmen global tetapi diupayakan untuk lebih
mengakomodasikan nilai-nilai lokal sesuai dengan karakteristik masingmasing negara sehingga lebih mudah untuk diaplikasikan. Dalam sidang
umum PBB yang ke-60 pada tanggal 14-16 September 2005, dilakukan
juga evaluasi pelaksanaan lima tahun MDGs. Dalam evaluasi tersebut
dikatakan bahwa 50 negara gagal mencapai paling sedikit satu target
MDGs. Sedangkan 65 negara lainnya beresiko untuk sama sekali gagal
mencapai paling tidak satu MDGs hingga 2040. Sehingga hingga kini,
MDGs masih menjadi suatu perdebatan tentang tujuan-tujuan yang ingin
dicapai dalam MDGs, sumber daya yang dibutuhkan dan bagaimana cara
pencapaian MDGs.
B. Keikutsertaan Indonesia dalam MDGs
Sejak Indonesia tergabung dalam keanggotaan PBB, secara otomatis
Indonesia banyak telibat dalam menyukseskan kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh PBB. Keikutsertaan Indonesia dalam Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bulan
September
2000
dan
menandatangani Millenium
Development Goals (MDGs), menjadikan Indonesia harus berusaha untuk

turut menyukseskan MDGs sebagai komitmen global. Indonesia menyadari


bahwa MDGs bukan tujuan PBB, sekalipun PBB merupakan lembaga yang
aktif terlibat dalam promosi global untuk merealisasikannya. MDGs adalah
tujuan dan tanggung jawab dari semua negara yang berpartisipasi dalam
KTT Milenium, baik pada rakyatnya maupun secara bersama antar
pemerintahan. Penggunaan indikator MDGs akan merangsang lembagalembaga pemerintah dan swasta di tingkat daerah untuk menyatukan
upaya pembangunan. Sehingga bisa dihasilkan sinergi positif yang
menguntungkan rakyat banyak. Karena persatuan dan kesatuan yang
terjadi pada tingkat penduduk, terutama pada tingkat rakyat banyak (grass
root level) memerlukan pelayanan manusiawi dan dikemudian hari bisa
menikmatinya, merupakan sumbangan pembangunan yang sangat
dibutuhkan.
1.2 Manfaat
1.
Memberikan informasi yang lengkap mengenai proses penyelesaian
suatu masalah kesehatan
2.
Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan
kesehatan di masa yang akan datang

BAB II
ISI

2.1 Tujuan (goal) MDG, Target MDGs dan Indikator MDGs

Telah disebutkan sebelumnya bahwa di dalam Tujuan Pembangunan


Milenium (MDGs) terdapat 8 tujuan yang harus dicapai dengan 18 target
dan 48 indikator yang diharapkan dapat membantu tercapainya tujuan dari
MDGs. Adapun 18 target dan 48 indikator tersebut disusun oleh konsensus
para ahli dari sekertariat PBB, Dana Moneter Internasional (IMF),
Organisasi untuk Pembangunan dan Kerjasama Ekonomi (OECD) dan
Bank Dunia. Tujuan (goal) MDGs, target MDGs dan indikator MDGs adalah
sebagai berikut:
a.
Tujuan 1: Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
Target 1: Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di
bawah $1 per hari menjadi setengahnya antara 19902015.
Indikator:
1. Proporsi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional
2. Proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari $1 (PPP) per
hari
3. Rasio kesenjangan kemiskinan
4. Kontribusi kuantil termiskin terhadap konsumsi nasional
Target 2: Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan
menjadi setengahnya antara tahun 19902015.
Indikator:
5. Prevalensi balita kurang gizi (BKG)
6. Proporsi penduduk yang berada di bawah garis konsumsi minimum
(2100 kkal per kapita per hari)
b.
Tujuan 2: Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua
Target 3: Memastikan pada 2015 semua anak dimanapun, laki-laki
maupun perempuan, dapat menyelesaikan seluruh pendidikan dasar.
Indikator:
7. Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (APM SD)
8. Angka Partisipasi Murni di Sekolah Menenga Pertama (APM-SMP)
9. Proporsi Murid Kelas 1 yang Berhasil Mencapai Kelas 5
10 Proporsi Murid Kelas 1 yang Berhasil Menamatkan Sekolah Dasar
.
11.Proporsi Murid Kelas 1 yang Berhasil Menyelesaikan Sembilan Tahun
pendidikan Dasar
12 Angka Melek Huruf (AMH) Penduduk Usia 15-24 tahun
.

c.

Tujuan 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan


Perempuan
Target 4: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar
dan lanjutan pada tahun 2005 dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih
dari tahun 2015.
Indikator:
13 Rasio Angka Partisipasi Murni (RAPM) Anak Perempuan terhadap Anak
. Laki-laki di Tingkat Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi.
14 Rasio Angka Melek Huruf (RAMH) Perempuan terhadap Laki-laki usia
. 15-24 tahun
15 Kontribusi Pekerja Upahan Perempuan di Sektor Non Pertanian
. (KPPNP)
16 Proporsi Kursi DPR atau DPRD yang Diduduki Perempuan
.
d.
Tujuan 4: Menurunkan Angka Kematian Anak
Target 5: Menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya,
antara 1990-2015
Indikator:
17. Angka Kematian Balita
18. Angka Kematian Bayi
19. Proporsi Imunisasi Campak pada anak berusia 1 tahun (12-13) bulan
e.
Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu
Target 6: Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya
antara tahun 1990 dan 2015.
Indikator:
20 Angka Kematian Ibu (AKI)
.
21 Proporsi Pertolongan Kelahiran (PPK) oleh Tenaga Kesehatan Terlatih (TKT)
.
22 Angka Pemakaian Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur 15-49 tahun (PUS)
.

f.
Tujuan 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular
Lainnya
Target 7: Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya
jumlah kasus baru pada tahun 2015.

Indikator:
23 Prevalensi HIV/AIDS Ibu Hamil yang Berusia 15-24 tahun
.
24 Penggunaan Kondom pada Hubungan Seks Beresiko Tinggi
.
25 Angka Penggunaan Kondom
.
26 Persentase Penduduk Berumur 15-24 tahun yang Mempunyai Pengetahuan
. Komprehensif Tentang HIV/AIDS (PPK-HIV/AIDS)
27 Rasio Kehadiran Sekolah Anak Yatim Piatu karena HIV/AIDS (RKS-YP)
. terhadap Kehadiran di Sekolah Anak Yatim Piatu Berusia 10-14 tahun

Target 8: Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah


kasus malaria dan penyakit lainnya pada tahun 2015.
Indikator:
28 Prevalensi Malaria dan Angka Kematiannya
.
29 Persentase Balita yang Tidur dengan Menggunakan Kelambu yang
. Telah Diproteksi dengan Insektisida
30 Persentase Balita yang Mendapat Penanganan Malaria secara Efektif
.
31 Prevalensi Tuberkulosis dan Angka Kematian Penderita Tuberkulosis
. dengan Sebab Apapun Selama Pengobatan OAT
32 Angka Penemuan Penderita Tuberkulosis BTA Positif Baru
.
33 Angka Kesembuhan Penderita Tuberkulosis (AKP-TBC)
.
g.
Tujuan 7: Memastikan Keberlanjutan Lingkungan Hidup
Target 9: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan
kebijakan dan program nasional dan mengurangi pengrusakan lingkungan.
Indikator:
34 Proporsi Luas Lahan yang Tertutup Hutan
.
35 Rasio Luas Kawasan Lindung (RKL) terhadap Luas Wilayah
.
36 Energi yang Dipakai (setara barel dalam metrik ton) per PDB (juta

. rupiah)
37 Emisi Carbon Dioxida (CO2) per kapita
.
38 Jumlah Konsumsi Zat Perusak Ozon (Metrik ton)
.
39 Proporsi Penduduk atau Rumah Tangga yang Menggunakana Bahan
. Bakar Padat untuk Memasak (PPMBP)
Target 10: Penurunan sebesar separuh, proporsi penduduk tanpa akses
terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas
sanitasi dasar pada tahun 2015.
Indikator:
40 Proporsi Penduduk atau Rumah Tangga dengan Akses Terhadap
. Sumber Air Minum yang Terlindungi
41 Proporsi Penduduk atau Rumah Tangga dengan Akses Terhadap
. Fasilitas Sanitasi yang Layak
Target 11: Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk
miskin di pemukiman kumuh pada tahun 2020.
Indikator:
42 Proporsi Penduduk atau Rumah Tangga dengan Status Rumah Tetap
. dan Terjamin
43 Proporsi Penduduk atau Rumah Tangga dengan Akses Tempat Tinggal
. yang Tetap dan Terjamin di Daerah Perkotaan
44 Proporsi Rumah Tangga dengan Sertifikat Kepemilikan Tanah dari
. Badan Pertanahan Nasional (BPN)

h.
Tujuan 8: Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan
Target 12: Membangun sistem keuangan dan perdagangan yang terbuka,
berdasarkan hukum, dapat diprediksi, dan tidak diskriminatif.
Target 13: Memberikan perhatian khusus pada negara-negara miskin,
termasuk.
Target 14: Memberikan perhatian khusus pada negara-negara terisolir dan
negara pulau yang kecil.

Target 15: Berhubungan dengan permasalahan-permasalahan hutang


Negara-negara berkembang melalui perhitungan-perhitungan nasional dan
internasional dalam rangka membuat hutang tersebut bisa menopang
dalam waktu lama.
Indikator:
45 ODA neto sebagai persentase GNP harga berlaku negara-negara donor
. OECD/ DAC.
46 Proporsi ODA yang dialokasikan oleh negara-negara donor OECD/DAC
. terhadap pelayanan sosial pokok yang meliputi pendidikan dasar,
layanan kesehatan promer, gizi, air dan sanitasi.
47 Proporsi ODA bilateral dari donor OECD/DAC yang bersifat tidak
. mengikat.
48 Proporsi ODA yang diterima oleh negara-negara yang hanya
. berbatasan dengan daratan (laud lock) terhadap GNP mereka.
49 Proporsi ODA yang diterima oleh negara-negara kepulauan kecil
. terhadap SDP mereka.
50 Proporsi nilai impor negara-negara maju (tidak termasuk senjata) dari
. negara-negara berkembang dan negara-negara belum berkembang
(LDCs).
51 Rata-rata tarif dan kouta yang dikenakan oleh negara-negara maju
. terhadap (ekspor) produk pertanian, tekstil dan pakaian jadi negaranegara berkembang.
52 Persentase subsidi hasil-hasil pertanian negara-negara OECD terhadap
. GDP mereka.
53 Proporsi ODA yang disediakan untuk membantu kapasitas
. perdagangan.
54 Proporsi utang bilateral resmi negara-negara miskin penghutang berat
. (HIPC) yang dibatalkan.
55 Proporsi ODA yang digunakan untuk melunasi hutang.
.
56 Rasio hutang terhadap nilai ekspor barang dan jasa.
.

Target 16: Dalam kerja samanya dengan negara-negara berkembang,


pengembangan dan penerapan strategi untuk para remaja pada pekerjaan
yang produktif dan layak.
Indikator:
57.
Angka pengangguran penduduk usia remaja 15-24 tahun menuru

Target 17: Bekerjasama dengan perusahaan farmasi dalam menyediakan


akses untuk pengadaan obat esensial di negara berkembang.
Indikator:
58.
Proporsi penduduk yang dapat mengakses obat-obatan esensial (
Target 18: Bekerjasama dengan sektor swasta untuk menyediakan
teknologi baru yang menguntungkan terutama dalam hal informasi dan
komunikasi.
Indikator:
59 Banyaknya pelanggan saluran telepon per 1 000 penduduk.
.
60 Banyaknya pengguna personal computer (PC) per 1 000 penduduk.
.
61 Banyaknya pengguna internet per 1 000 penduduk.
.
Setiap tujuan menetapkan satu atau lebih target serta masing-asing
sejumlah indikator yang akan diukur tingkat pencapaiannya atau
kemajuannya pada tenggat waktu hingga tahun 2015. Secara global
ditetapkan 18 target dan 48 indikator. Meskipun secara glonal ditetapkan
48 indikator namun implementasinya tergantung pada setiap negara
disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dan ketersediaan data yang
digunakan untuk mengatur tingkat kemajuannya. Indikator global tersebut
bersifat fleksibel bagi setiap negara.
Deklarasi MDGs merupakan hasil perjuangan dan kesepakatan bersama
antara negara-negara berkembang dan maju. Negera-negara berkembang
berkewajiban untuk melaksanakannya, termasuk salah satunya Indonesia
dimana
kegiatan MDGs
di
Indonesia mencakup
pelaksanaan
kegiatan monitoring MDGs. Sedangkan negara-negara maju berkewajiban
mendukung dan memberikan bantuan terhadap upaya keberhasilan setiap
tujuan dan target MDGs.

Anda mungkin juga menyukai