Anda di halaman 1dari 2

KPK VS POLRI

Saat ini Indonesia sedang dihebohkan dengan pertarungan antara KPK dengan POLRI
yang saling serang-menyerang, sidik-menyidik, dan tangkap-menangkap, serta jatuhmenjatuhkan sehingga membuat bangsa ini menjadi sangat memalukan. Pada 10 Januari 2015
pertarungan ini dimulai dengan polemik pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai calon
tunggal kanidat penggganti Kapolri oleh Presiden Jokowi menggantikan Sutarman, dimana Budi
Gunawan terlibat kasus rekening gendut pejabat polri dan diduga merupakan perpanjangan
tangan dari Megawati sukarnoputri karena pernah menjadi ajudan Megawati saat masih menjadi
Presiden.
Pro dan kontra pencalonan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri semakin memanas. Pada
tanggal 13 Januari 2015 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumumkan Budi Gunawan
sebagai tersangka pada kasus korupsi saat ia menjabat masih sebagai Kepala Biro Pembinaan
Karier Deputi Sumber Daya Manusia Polri periode 2003-2006 dan kasus korupsi pada jabatan
lainnya di kepolisian. Sementara penyelidikan dilaksanakan, Komisi III DPR menyatakan Budi
Gunawan lulus uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Kapolri. Dan pada tanggal 15 Januari
2015 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada rapat paripurna menetapkan Komisaris Jenderal
Komjen Budi Gunawan sebagai calon Kapolri menggantikan Jenderal Sutarman. Keputusan
sidang paripurna itu didukung oleh delapan fraksi yaitu PDI-P, Golkar, Gerindra, PKS, PKB,
Nasdem, Hanura, dan PPP. Akan tetapi Fraksi Demokrat dan PAN meminta DPR menunda
persetujuan dengan sejumlah pertimbangan, diantaranya penetapan tersangka Budi Gunawan
oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Komisi Pemberantasan Korupsi terhambat dalam menyelesaikan kasus korupsi
dikarenakan satu-persatu pimpinannya dipereteli. Diawali dengan tersebarnya foto-foto mesra
yang diduga sebagai sebagai Ketua KPK Abraham Samad dan Putri Indonesia 2014 Elvira
Devinamira dimana keduanya menyatakan bahwa foto-foto tersebut palsu, serta pernyataan
publik yang menggemparkan oleh PLT Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto bahwa Abraham Samad
pernah mengutarakan ambisinya menjadi calon wakil presiden dan bahwa Abraham Samad
menuduh Budi Gunawan menggagalkan ambisinya. Kemudian pada tanggal 22 Januari 2015
Kuasa hukum Budi Gunawan melaporkan para komisioner KPK ke Badan Reserse Kriminal
Mabes Polri dengan tuduhan membocorkan rahasia negara berupa laporan Pusat Pelaporan dan

Analisis Transaksi Keuangan (PPATK ) terhadap rekening Budi Gunawan dan keluarganya.
Kesokan harinya pada tanggal 23 januari 2015 Bareskrim Polri menangkap wakil ketua KPK
Bambang Widjojanto dengan tuduhan memerintahkan saksi sengketa pilkada Kotawaringin Barat
agar bersumpah palsu di pengadilan.
Sikap Presiden jokowi terhadap konflik KPK dengan POLRI membuat kecewa sebagian
publik karena dianggap belum bisa menyelesaikan masalah. "Memastikan bahwa proses hukum
yang ada harus obyektif dan sesuai aturan Undang-Undang yang ada. Saya meminta sebagai
kepala negara agar institusi Polri dan KPK tidak terjadi gesekan dalam menjalankan tugas
masing-masing," pernyataan Presiden Jokowi kala Itu, kemudian pada tanggal 25 Januari 2015
Jokowi membentuk tim 9 untuk membantu mencarikan solusi ketegangan KPK-Polri. Ketua tim
9 Syafii Maarif menilai kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan gesekan
terhadap anak bangsa dan menurutnya polisi dan jaksa yang baik banyak sehingga layak di
berikan posisi. Syafii dan tim 9 merekomendasikan agar presiden tidak memilih orang yang
bermasalah sebagai calon Kapolri.
Tony Kwok Man Way, mantan pimpinan Independent Commission Againt Corruption
(ICAC) atau komisi pemberantasan korupsi hongkong menyarankan Presiden Jokowi Widodo
mengeluarkan dekrit bahwa semua pimpinan KPK menyerahkan mandatnya, serta otoritas
penyelidikan kepada tim 9.

Anda mungkin juga menyukai