A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Dasar Waham
a. Pengertian
Menurut Maramis (2005) proses berpikir meliputi proses
pertimbangan, pemahaman, ingatan serta penalaran. Aspek proses
berpikir dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu bentuk pikiran arus
pikiran dan isi pikir. Gangguan isi pikir dapat terjadi baik pada isi
pikiran non verbal maupun pada isi pikiran verbal diantaranya adalah
waham.
Berbagai macam faktor yang mempengaruhi proses pikir itu,
umpamanya, faktor somatik (gangguan otak, kelelahan). Faktor
psikologi (gangguan emosi, psiko, faktor sosial) (kegaduhan dan
keadaan sosial yang lain) yang sangat mempengaruhi pertahanan/ dan
konsentrasi individu. Aspek proses pikir yaitu: bentuk pikir, arus pikir
dan isi pikir ditambah dengan pertimbangan. (halaman 113)
Menurut Dadang Hawari (
Waham sedikitnya harus ada selama sebelum dan sistematik dan tidak
bizar (dalam bentuk pragmentasi, respon, emosi pasien terhadap
sistem waham biasanya kongruen dan sesuai dengan isi waham itu.
Pasien secara relatif biasanya bebas dari psikopatologi di luar
wawasan sistem wahamnya. Awal mulanya sering terjadi pada umur
dewasa, menengah/lanjut (halaman 216).
Menurut David A Tomb (2004) Waham adalah suatu keyakinan
kokoh yang salah yang tidak sesuia dengan fakta dan keyakinan
tersebut, mungkin aneh dan tetap dipertahankan meskipun telah
dipertahankan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya. Waham
sering ditemukan pada ganguan jiwa berat dan beberapa bentuk
waham yang spesifik sering ditemukan pada skizoprenia. Semakin
akut psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan waham
tidak sistematis (halaman 27).
Menurut Maramis (2005) waham adalah keyakinan tentang
suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya atau tidak
cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaannya, biarpun
dibuktikan kemustahilan hal itu. (hal 117).
Townsend (1998) mengatakan bahwa waham adalah istilah
yang digunakan untuk menunjukkan ide-ide yang salah. (hal 149)
Menurut Kaplan and Sadock (1998) waham adalah keyakinan yang
palsu, didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang kenyataan
eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang
cultural.
Dari pendapat para ahli tersebut penulis dapat menyimpulkan
bahwa waham sebagai salah satu perubahan proses khususnya isi pikir
yang ditandai dengan keyakinan terhadap ide-ide, pikiran yang tidak
sesuai dengan kenyataan dan sulit diubah dengan logika atau bukti
bukti yang ada.
b. Psikopatologi
Waham dapat terjadi jika seseorang merasa terancam olehorang lain, atau dirinya sendiri mempunyai pengalaman kecemasan
dan timbul perasaan bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan akan
terjadi, seseorang kemudian menyangkal ancaman tersebut dan
dilanjutkan dengan memproyeksikan pikiran dan perasaannya
kelingkungan sehingga pikiran, perasaan dan keinginannya yang
negative akan tidak dapat diterima sehingga terlihat dari luar dirinya,
koping proyeksi ini membantu individu mengurangi tekanan batin
secara perlahan-perlahan. Khayalnya menjadi menetap yang tidak
sesuai dengan kenyataan yang ada dan akhirnya berkembang menjadi
Waham. (Riasmini, Sumiati dan Rakhmawati, 2002)
Menurut Stuart and Sundeen (1998) waham merupakan salah
satu respon persepsi paling maladapatif dalam rentang respon
neurobiologi. Rentang respon tersebut dapat digambarkan:
Respon Adaptif
Respon maladaptif
Pikiran logis
Persepsi akurat
Ilusi
Halusinasi
Emosi konsisten
Reaksi emosi
dengan pengalaman
Perilaku sesuai
Perilaku disorganisasi
tidak biasa
Berhubungan sosial
Menarik diri
Isolasi sosial
pada kenyataannya
merupakan
suatu
dalam
Townsend
(1998)
menggambarkan
keluarga.
b) Teori Interpersonal
Sullivan dalam Townsend (1998) bahwa anak menerima peranperan yang membingungkan dan penuh konflik dan orang tua
dan tidak mampu membentuk rasa percaya kepada orang lain.
c) Teori Psikodinamika
Hartmen dalam Townsend (1998) psikologi adalah dari suatu
ego yang lemah, perkembangan yang dihambat oleh suatu
hubungan saling mempengaruhi antara orang tua dan anak.
(hal 146).
Menurut Stuart and Sundeen (1998) faktor presipitasi dari
perubahan isi poor: waham kebesaran adalah :
1) Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan respon neurobiologis
yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik
otak yang mengatur proses informasi dan abnormalitas yang
berakibat ketidakmampuan untuk menanggapi rangsangan.
2) Stress Lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan
terjadinya gangguan perilaku.
3) Pemicu Gejala
secara
berlebihan
atau
sama
sekali
tidak
c. Penatalaksanaan Medis
berhubungan
dengan
praktis
dengan
maksud
ke1ompok)
(c) Terapi lingkungan
Suasana rumah sakit dibuat seperti suasana didalam
ke1uarga (home like atmosphere). (hal 213 - 232)
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan isi
pikir waham kebesaran
a. Pengkajian
Menurut Kasiyo (1998) dan juga Townsend (1998) mengatakan data
dapat dikaji pada klien yang mengalami perubahan proses poor waham
kebesaran, yaitu :
1) Data Subyektif
Klien mengatakan merasa curiga terhadap orang lain tanpa alasan
yang jelas,. klien mengatakan merasa takut dan perasaan tidak
nyaman, merasa cemas, klien mengatakan sulit untuk tidur, isi
pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan, klien mengatakan ada
seseorang yang ingin mencelanya, klien mengatakan perasaan
mengenal penyakit yang ada dalam tubuhnya dikirim oleh orang
lain, klien mengatakan curiga terhadap orang lain, klien mengatakan
perasaan malu untuk bergaul bersama orang lain, klien mengatakan
sering memendam masalahnya sendiri.
2) Data Obyektif
Klien kadang - kadang tampak panik, tidak mampu untuk
berkonsentrasi, waham atau ide-ide yang salah, ekspresi muka
Pohon masalah
Kerusakan
komunikasi verbal
Resiko tinggi
mencederai diri
sendiri dan orang
lain
Gangguan pola
tidur
Kurang perawatan
diri
diri rendah.
7) Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan
ideal diri tidak realistik.
b. Perencanaan
1) Prioritas
Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan masalah utama yang
diperoleh saat pengkajian:
a) Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham
kebesaran.
b) Risiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan
dengan waham kebesaran.
c) Gangguan pola tidur berhubungan dengan waham kebesaran.
d) Kurang perawatan diri berhubungan dengan waham kebesaran.
e) Gangguan isi pikir waham kebesaran berhubungan dengan
menarik diri.
f)Kerusakan interaksi sosial menarik diri berhubungan dengan harga
diri rendah.
g) Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan
ideal diri tidak realistik.
2) Rencana Keperawatan
Adapun tindakan keperawatan yang lazim dilakukan pada klien
dengan waham kebesaran menurut Townsend (1998) dan Kasiyo
(1998) antara lain :
keyakinan
anda
disertai
ekspresi
menerima.
ii. Katakan perawat tidak mendukung sukar bagi saya
untuk mempercayainya, disertai ekspresi ragu.
iii. Tidak membicarakan isi waham klien.
Rasional :
Membantah klien atau mendukung waham tidak akan
bermanfaat, pikiran waham tidak dapat dikurangi dengan
pendekatan ini.
(c) Yakinkan klien berada dalam lingkungan aman dan
terlindung, yaitu :
i.
ansietas, marah).
Rasional:
Agar klien merasa diperhatikan dan dilindungi selama
dirumah / dirumah sakit.
(c) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan
klien yang memerlukan waktu dan tenaga. (Aktivitas
dapat dipilih bersama klien, jika mungkin buat jadwal).
Rasional:
Agar dapat mengurangi waktu luang yang ada yang
memungkinkan
dapat
mengurangi
waktu
untuk
menggunakan wahamnya.
(d) Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.
Rasional :
Klien tidak mempunyai kesempatan untuk menggunakan
wahamnya.
(4) Klien dapat berhubungan dengan realitas intervensi dan
rasional :
(a) Bicarakan dengan klien dalam konteks realitas (realitas
diri, orang lain, tempat atau waktu).
Rasional:
Mengurangi waham klien dengan memberikan konteks
yang realistis.
Rasional
Agar keluarga mengetahui cara perawatan untuk klien.
(c) Libatkan dan dorong keluarga untuk memberikan
dukungan kepada klien dan ikut dalam perawatan klien.
Rasional :
Dengan
melibatkan
keluarga,
diharapkan
dapat
menyadari
penyebab
menarik
diri
sehingga
kesempatan
perasaannya
tentang
klien
untuk
keuntungan
mengungkapkan
dan
kerugian
Rasional :
Hubungan secara bertahap bisa mendasari hubungan yang
luas.
(5) Klien
dapat
mengungkapkan
perasaannya
setelah
Rasional :
Diharapkan keluarga dapat mengerti bagaimana cara
menghadapi klien sehingga klien merasa diperhatikan
dan dihargai.
(c) Dorong anggota keluarga untuk memberi dukungan
kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Rasional :
Keluarga adalah orang yang paling dekat dengan klien
sehingga
klien
akan
termotivasi
dan
berarti
kesempatan
klien
untuk
mengungkapkan
perasaannya.
Rasional :
Ungkapkan perasaan sebagai cermin perasaan hati yang
dihadapi oleh klien.
(2) Klien
dapat
mengidentifikasi
kemampuan
dan
aspek
dapat
melaksanakan
kegiatan
yang
telah
direncanakan.
(c) Bantu klien mengenali sistem pendukung.
Rasional :
Klien mampu mengenali system pendukung.
(5) Klien dapat menerapkan aspek positif yang dimilikinya.
(a) Ajarkan klien menerapkan aspek positif yang dimiliki
klien.
Rasional :
Aspek positif merupakan cara yang baik dalam
meningkatkan harga diri klien.
(b) Beri pujian, dukungan, kenalkan kelebihan klien bila
klien sudah bisa berhubungan dengan orang lain.
Rasional :
Pujian dapat meningkatkan harga diri klien.
d) Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan
ideal diri tidak realistik.
Tujuan jangka panjang :
Harga diri klien tinggi
Tujuan jangka pendek :
(1) Klien dapat mengenal masalahnya.
Intervensi dan rasional :
(a) Identifikasi
bersama
klien tentang
perilaku yang
maladaptif.
Rasional :
Klien dapat mengenal, mengungkapkan, serta menerima
perasaannya
sehingga
mempermudah
pemberian
perawatan.
(b) Identifikasi bersama klien cara untuk memecahkan
masalah.
Rasional :
Meningkatkan kemampuan klien.
(2) Mampu mengenal harapan yang nyata dengan tidak nyata.
Intervensi dan rasional :
(a) Dorong individu untuk mengungkapkan harapan yang
dimiliki.
Rasional:
Memudahkan perawat dalam melakukan harapan yang
dimiliki.
(b) Beri tanggapan dan mendengarkan harapan yang
diungkapkan klien tanpa membantah dan mendukung.
Rasional :
Membuat klien menjadi terbuka.
(c) Tunjukkan pada klien harapan yang nyata.
Rasional :
Menunjukkan pada klien harapan yang bersifat nyata,
sehingga klien dapat menerima kenyataan.
(d) Alihkan klien pada harapan yang tidak sesuai ke aktivitas
sesuai hobby.
Rasional :
Dapat membimbing klien untuk melakukan tindakan
sesuai kemampuannya.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan dilaksanakan sesual dengan rencana
tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah
rencana tindakan masih dibutuhkan klien sesuai dengan kondisinya saat
ini. Pelaksanaan terdiri dari lima aspek, yaitu diagnosa, pelaksanaan,
evaluasi, modifikasi dan paraf (Keliat, 1998)
d. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai respon dan efek
dari tindakan keperawatan klien. Evaluasi dilaksanakan secara terus
menerus, membandingkan respon klien dengan kriteria hasil yang telah
ditemukan. Evaluasi dapat ditentukan dengan menggunakan pendekatan
SOAP (S : respon subyektif klien, O : respon obyektif klien yang dapat
diobservasi oleh perawat, A : analisa ulang atas data subyektif dan
obyektif untuk menyimpulkan apakah masalah tetap atau muncul
masalah baru. P : bila ada masalah baru rencanakan kembali untuk
intervensi selanjutnya).
Hasil yang diharapkan pada klien dengan gangguan isi pikir:
waham kebesaran adalah :
1) Klien tidak melakukan tindakan yang dapat melukai diri sendiri
dan orang lain.
2) Klien dapat menunjukkan penurunan waham : kebesaran.
3) Klien dapat melakukan interaksi sosial.
4) Harga diri klien tinggi. (Keliat, 1998)
B. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada klien AG di Ruang Arimbi BPK RSJ Provinsi
Bali di Bangli pada tanggal 23 Juli 2008, pkl. 10.00 Wita, tehnik yang
digunakan yaitu wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi
dokumentasi serta keterangan dari keluarga melalui kunjungan rumah
(home visit) yang dilakukan pada tanggal.....
Untuk menfalidasi data yang di dapat dari hasil pengkajian tersebut
didapatkan data sebagai berikut:
a.
Pengumpulan data
1) Identitas
Klien
Penanggung
Nama
AT
WD
Umur
21 th
53 th
Jenis kelamin
Laki-laki
Laki-laki
Agama
Hindu
Hindu
Pendidikan
SMA
SMA
Pekerjaan
Swasta
Wiraswasta
Suku
Indonesia
Indonesia
Status
Belum kawin
Nikah
Alamat
Hubungan
No CM
Keluarga
019856
2) Alasan masuk
Klien masuk rumah sakit tanggal 18 Juni 2008 karena dikatakan
suku keluyuran kesana kemari dan melemparkan batu ke
warung, pasien juga dikatakan sering mengamuk di rumahnya
karena tidak diberikan motor thander dan mobil Blazer.
3) Faktor prefisposisi
Klien sudah pernah masuk RSJ sebanyak 2 kali sampai
sekarang, klien di rumah minum obat tidak sesuai aturan, pulang
terakhir 1 bulan yang lalu. Selama di rumah klien tidak teratur
minum obat, selama klien di rumah sering keluyuran ke jalan
dan
sempat
melempari
warung
dengan
batu,
keluarga
Faktor prespitasi
Tanda-tanda vital
(1) Tekanan darah
: 120/70 mmHg
(2) Nadi
: 80 x/mnt
(3) Suhu
: 36,5 0C
(4) Respirasi
: 20 x/mnt
b) Ukuran
c)
(1) BB
: 62 kg
(2) TB
: 170 cm
Keluhan fisik :
Klien mengatakan tidak ada keluhan dengan tubuhnya
sekarang
5) Psikososial
a)
Genogram
Keterangan :
= Laki laki
= Perempuan
= Laki-laki meninggal
= Perempuan meninggal
= Klien
= Orang tinggal serumah
= Orang terdekat
Penjelasan:
Kelien adalah anak ke dua dari 3 bersaudara. Riwayat
penyakit yang sama dengan klien tidak ada, klien tinggal
serumah dengan bapak, ibu, nenek, adik, orang terdekat
saudaranya
barapa,
dan dia
yang
Hubungan sosial
(1) Orang yang berarti
Klien mengatakan orang / yang terdekat dengannya
adalah orang tuanya dan adiknya karena dia percaya
kepada orang tuanya dan adiknya
(2) Peran serta kegiatan kelompok / masyarakat
Klien mengatakan dirinya biasa bergaul dengan temanteman di banjar jika ada kegiatan muda-mudi
(3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien biasa bergaul di rumah maupun di rumah sakit
d) Spiritual
(1) Nilai dan keyakinan
Klien
mengatakan
beragama
Hindu
dan
klien
Penampilan
Klien berpenampilan cukup rapi, rambut tersisir, klien
menggunakan baju putih, celana jeans, tetapi tidak memakai
sandal, karena klien duduk di tempat tidur
b) Pembicaraan
Saat wawancara pembicaraan klien cepat, keras, klien
banyak bicara tetapi dapat di mengerti klien juga mengaku
bahwa dirinya adalah sound yang artinya manusia kuat,
klien juga mengatakan dirinya dapat juara voli, juara tinju,
juara basket, pembicaraan klien mendominasi, bila di tanya
jawabannya melebihi pertanyaan dan selalu ngajak perawat
nikah
c)
Aktivitas motoril
Saat pengkajian klien tampak tegang dan sering berubahubah posisinya, kadang-kadang duduk, berdiri dan kadangkadang tidur di tempat tidurnya, terdapat gerakan kecil pada
otot muka
d) Alam perasaan
Saat pengkajian ekspresi wajah klien tampak gembira saat
diajak ngobrol oleh perawat dan menceritakan dirinya yang
Afek
Afek klien sesuai dengan stimulus yang ada
f)
g) Persepsi
Klien mengatakan selama ini tidak pernah mendengar
suara-suara dan tidak pernah melihat banyangan-bayangan
yang aneh
h) Proses pikir
Saat pengkajian klien menjawab pertanyaan yang diberikan
secara berlebihan, klien mendominasi pembicaraan saat di
tanya, klien menjawabnya melebihi pertanyaan
i)
Isi pikir
Klien mengatakan dirinya adalah sound yang artinya orang
yang paling hebat dan akan menjadi polisi tibum, Brimob,
dan klien juga mengatakan sering dapat juara voli, basket,
tinju, catur dan juga menjadi pembalap motor dan akan
dibelikan thander dan blazer
j)
Tingkat kesadaran
Kesadaran klien baik, klien dapat menyebutkan dimana
dirinya saat ini dan yang diajak bicara yaitu perawatnya.
k) Memori
Saat di tanya klien mampu mengingat siapa yang
mengartakannya ke RSJ, klien dapat menyebutkan nama
sendiri dan saudaranya klien juga ingat kejadian yang
dilakukan menyatakan mengapa bisa diajak kesini
l)
m) Kemampuan penilaian
Kemampuan penilaian klien cukup baik jika diberi pilihan
yaitu mandi dulu apa baru sembahyang karena jika sudah
mandi badan terasa lebih nyaman dan segar. Juga tidak
malu deket dengan cewek dan sembahyang jadi lebih
nyaman
n) Daya tilik diri
Klien tahu dirinya di RSJ untuk berobat karena sakit stress,
karena sering mengamuk di rumahnya
bibinya karena tidak dikasi minta nasi, dan bilang orang gila,
klien juga di usir dari rumah bibinya.
10) Pengetahuan
Klien mengetahui tentang sakitnya, klien mengatakan gangguan
jiwa adalah penyakit stress, klien juga tau saat ini berada di RSJ,
klien mengatakan tidak tahu nama obat yang telah diminum,
klien hanya tau warna dari obat itu, yaitu warna putih, merah
muda, orange
11) Aspek medik
Diagnosa medis : ski zofprenia hebefrenik
Therapi saat pengkajian tgl 23 Juni 2008
-
TXP 2 x 2 mg
Haldol 2 x 5 mg
CP 2 2 x 100 mg
b.
Analisa data
Data Objektif
3
- Pembicaraan klien
cepat dan keras, klien
banyak bicara dan
dapat dimengerti
- Pembicaraan klien
mendominasi
pembicaraan perawat
- Bila di tanya klien
menjawab bahkan
melebihi pertanyaan
- Klien biasanya
mengulang-ulang
pembicaraannya
- Kliuen tampak
gembira saat
menceritakan dirinya
yang paling hebat dan
selalu mendapatkan
juara
Klien mengatakan di bawa
- MRS dengan riwayat
ke RSJ karena mengamuk di
mengamuk di rumah
rumah karena di usir dari
dan melempari batu ke
rumah bibinya karena tidak
warung.
di kasi minta nasi dan di
- Pembicaraan klien
bilang orang gila, klien juga
cepat dan keras
mengatakan tidak di belikan - Klien mrs sebanyak 2
blazer dan thander
kali
Klien mengatakan bila
Klien tampak lesu, dan
mempunyai masalah sering jalan-jalan sendiri di
curhat dengan orang tua,
sekitar rumah sakit
temen dekat dan adiknya
jika mempunyai banyak
masalah klien bisanya
mengamuk dan berteriakteriak dan ngomong keraskeras
Kesimpulan
4
Gangguan isi
pikir: wahan
kebebasan
Risiko mencederai
diri sendiri dan
orang lain
Koping individu
tak efektif
1
4
2
Keluarga mengatakan di
rumahnya jarang minum
obat
- Saat minum obat keluarga
mengatakan tidak tahu dan
tidak liat
- Keluarga mengatakan
klien sering keluyuran
tidak bisa dicegah
- Keluarga mengatakan
klien sering menyebutkan
kalau bibinya jahat karena
tidak di kasi minta nasi
dan bilang klien orang
sedeng dengan nada keras
dan kasar
Klien mengatakan jarang
minum obat, karena klien
sering lupa
c.
3
Klien masuk RSJ untuk
ke-2 kalinya
4
Koping keluaga
tak efektif
Penatalaksanaan
aturan terapeutik
tak efektif di
rumah
Rumusan masalah
1) Gangguan isi pikir : waham kebesaran
2) Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain
3) Koping keluarga tidak efektif
4) Koping individu tak efektif
5) Penatalaksanaan aturan terapeutik tak efektif di rumah
d.
Pohon masalah
Akibat
Core probrem
Etiologi
Koping individu
Tak efektif
Penatalaksanaan aturan
terapiutik tak efektif di
rumah
e.
Diagnosa keperawatan
1) Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan
dengan gangguan isi pikir waham kebesaran, klien mengatakan
dirinya adalah sound yang artinya adalah orang terkuat dan akan
menjadi polisi brimob, agar nanti bisa hidup sejahtera klien
mengatakan juga sering dapat jaura, basket, tinju dan sebagai
pembalap, klien mengatakan akan dibelikan motor thander dan
mobil blazer, klien mengatakan agar tidur dan pergi ke surga,
pembicaraan klien cepat, keras, klien banyak bicara dan dapat
dimengerti
pembicaraan
klien
mendominasi
pembicaraan
Perencanaan
a.
aturan
terapiutik
tak
efektif
di
rumah
b. Rencana keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN PADA KLIEN AG
DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM KEBESARAN
DI RUANG ARIMBI BPK RSJ PROVINSI BALI
TANGGAL 23 JUNI S/D 26 JUNI 2008
No
1
1
Hr/Tgl/
Jam
2
Senin,
25 Mei
2008
Diagnosa
Keperawatan
3
Resiko mencederai diri
sendiri dan orang lain
b/d gangguan isi piki,
waham curiga b/d klien
mengatakan dirinya
adalah sound yang
artinya orang terhebat
dan sering mendapat
juara olah raga juga
sebagai pembalap, klien
berbicara cepat, keras,
tapi dapat dimengerti,
klien mendominasi
pembicaraan jika
ditanya klien menjawab
melebihi pertanyaan.
Klien mengatakan di
bawa ke RSJ karena
Tujuan
4
Tujuan:
Tupan :
- Klien tidak
melakukan
tindakan yang
dapat melukai diri
sendiri dan orang
lain
Tupen:
1. Klien dapat
membina hub
saling percaya
Kriteria
Evaluasi
5
Setelah diberikan
askep selama 2
kali pertemuan,
tiap kali masingmasing 10
menit diharapkan
klien:
1.1 Klien dapat
membina hub
saling percaya
Rencana Tindakan
Rasional
- Dengan adanya
rasa saling
percaya
diharapkan
klien dapat
terbuka dengan
perawat dan
mau
menceritakan
masalahnya
3
mengamuk di rumah.
Karena tidak dikasi
minta nasi oleh bibinya
dan dibilang orang
sedeng, klien juga
mengatakan tidak
dibelikan blazer dan
thander, klien
mengatakan sudah 2
kali masuk rumah sakit
6
1.1.2 Jangan membuat dan
mendukung wahan
klien
1.1.2.1 Katakan perawat
menerima keyakinan
klien, saya menerima
keyakinan, klien, saya
menerima keyakinan
anda-anda di sertai
ekspirasi menerima
1.1.2.2 Katakan perawat
tidak mendukung sukar
bagi saya
mempercayainya
disertai ekspresi ragu
1.1.2.3 Tidak
membicarakan isi
waham klien
7
- Membantu /
mendukung
keyakinan itu
tidak akan
bermanfaat,
pikiran waham
tidak dapt
dikurangi
dengan
pendekatan itu
- Memberikan
rasa nyaman
dan terlindung
kepada klien
diharapkan
dekat terhadap
perawat
2. Klien dapat
mengidentifikasika
n kemampuan
yang dimiliki
6
1.1.3.2 Gunakan
keterbukaan dan
kejujuran
1.1.3.3 Jangan tinggalkan
klien sendiri
2.1.1 Diskusikan dengan
klien kemampuan yang
dimiliki pada waktu
lalu dan saat ini yang
realistik (hati-hati
diskusi tentang waham)
- Dengan
mengatahui hal
kemampuan
klien yang
realistik di
harapkan dapat
membantu
terapi kerjanya
- Untuk mengisi
waktu luang ada
yang dapat
mengurangi
waktu untuk
penggunaan
wahamnya
- Memberikan
semangat
kepada klien
untuk
memotivasi
3. Klien dapat
3.1 Klien dapat
mengidentifikasik
mengidentifik
an keb. yang
asi keb. Yang
tidak terpenuhi
tidak
perpenuhi
7
hidupnya ke hal
yang realita
- Agar
memberikan
rasa hormat dan
tidan
menyinggung
perasaan klien
Untuk
mengetahui
kebutuhan klien
yang terpenuhi/
yang tidak
terpenuhi
3.1.2 Diskusikan
kebutuhan klien yang
tidak terpenuhi baik
selama di rumah
maupun di Rs (rasa,
takut, ansietas, marah)
3.1.3 Tindakan aktivitas
yang dapat memenuhi
kebutuhan klien yang
memerlukan waktu dan
4. Klien dapat
berhubungan dengan
realita
6
tenaga (aktivitas dapat
dipilih bersama, jika
mungkin buat jadwal)
7
memungkinkan
dapat mengurangi
waktu untuk
menggunakan
wahamnya
Meningkatkan
interaksi klien
sehingga klien
dapat mengurangi
penggunaan
waham
Diharapkan dapat
meningkatkan
kepercayaan klien
sehingga
7
termotivasi untuk
melakukan
kegiatan positif
kembali
Dengan adanya
rasa saling
percaya
diharapkan
keluarga dapat
terbuka dengan
perawat
Agar keluarga
mengetahui cara
perawatan untuk
klien
Dengan
melibatkan
keluarga
diharapkan klien
dapat membantu
Senin,
23 Juni
Pkl.
11.00
Tujuan jangka
pendek
Klien tidak
mengalami
Setelah diberikan
askep selama 1
kali pertemuan
selama 3 jam
6
5.1.4 Bimbing untuk
menghadapi
kemampuan dalam hal
positif yang dimiliki,
walau tidak sebanding
dengan kemampuan
anggota keluarga yang
lain
6.1.1 Anjutkan, jelaskan
fungsi frekuensi cara
penggunaan dan efek
samping serta perasaan
klien setelah minum
obat dan awasi minum
obat secara teratur
6.1.2 Delegatif dalam
pemberian thihexy
penidy 2 x 2 mg
Haldul 3x5 mg,
Cholrpromasen 2x100
mg
7
penyembuhan
klien
Dengan
menghargai
kemampuan klien
akan
meningkatkan
kepercayaan klien
ke orang lain
Diharapkan dapat
mengepektifkan
obat yang
diminum ole klien
Pemberian obat
psikosis dapat
mengontrol
manipulasi dari
kelainan
psikologis
3
klien mengatakan
dirinya adalah sound
yaitu orang terhebat
yang akan menjadi
brimob, klien mendapat
juara basket, tinju dan
sebagai pembalap,
pembicaraan cepat,
keras dan dapat
dimengerti klien
mendominasi
pembicaraan jika di
tanya klien menjawab
melebihi pertanyaan
klien mengatakan
sering curhat dengan
orang tua, adik dan
teman-teman jika
banyak masalah, klien
biasa mengamuk dan
teriak-teriak bahkan
mondar-mandir
4
gangguan isis pikir
waham kebesaran
Tupan:
1. Klien mau
mengungkapkan
perasaannya
5
diharapkan
keluaga
1. Klien dapat
mengungkapk
an perasaan
Diharapkan klien
dapat
mencurahkan
perasaannya yang
telah lama
terpendam
Klien akan
merasa dirinya
lebih dihargai
Penting
mengetahui cara
klien mengatasi
masalahnya.
Apakah sudah
konstruktif/
belum
Penting diketahui
cara klien
3. Klien dapat
menggunakan obat
dengan benar
6
mengatasi masalahnya
7
mengatasi
masalahnya
apakah sudah
konstruktif/
belum
Agar klien
mencari cara lain
yang konstuktif
dalam
menyelesaikan
masalahnya
Meningkatkan
pemahaman klien
mengenai manfaat
therapy obat yang
didapatkan
Agar mengetahui
sejauh mana klien
merasakan
manfaat obat
tersebut
Senin, 23
Juni
2008
10.30
Penatalaksanaan aturan
terapiutik tak efektif di
rumah b/d koping
keluarga tak efektif b/d
klien mengatakan
jarang minum obat,
karena sering lupa,
klien mulai kumat,
klien kembali masuk
rumah sakit keluarga
mengatakan sering
keluyuran, keluarga
mengatakan tidak bisa
mencegah klien
- Keluarga mengatakan
tidak bisa mengawasi
klien untuk minum
obat
- Keluarga mengatakan
klien sering
mengatakan kalau
bibinya jelek karena
dia tidak di kasi minta
nasi dan di bilang
orang sedeng dengan
4
Tupan:
Klien mau minum
obat sesuai aturan
RSJ
Tupen:
1. Keluarga dapat
membina hubungan
saling percaya
dengan perawat
dengan keluarga
6
3.1.3 Berikan obat dengan
prinsip 5 benas
Setelah diberikan
askep selama 1
kali pertemuan
selama 3 jam
diharapkan
keluarga
1.1 Keluarga
1.1.1 Bina hubungan
dapat
saling percaya antara
membina
perawat dengan
hubungan
keluarga dengan cara,
saling percaya
sapa keluarga dengan
antara perawat
baik, perkenalkan diri
dengan
perawat, jelaskan
keluarga
tujuan home visit
dengan kriteria
hasil :
keluarga mau
membalas
salam perawat
mau berjabat
tangan, mau
menyebut
nama
7
Agar theraphy
bisa efektif
Membina
hubungan saling
percaya
nmerupakan dasar
keterbukaan
antara perawat
dengan keluarga
sehingga keluarga
menjadi
kooperatif dan
terbuka dengan
perawat sehingga
mau memberikan
informasi dan
menceritakan
tentang keadaan
pasien
3
nada keras dan kasar
2. Keluaga mengerti
dan memahami
penyakit serta
kondisi klien
2.1 Keluarga
memahami
penyakit serta
kondisi klien
Dengan
menjelaskan
tentang
pengertian, tanda
dan gejala serta
tanda-tanda
munculnya
waham,
diharapkan
keluarga mengerti
dan memahami
penyakit serta
kondisi klien
Tingkah laku
dapat
mencetuskan
keluarga untuk
memberikan
perawat efektif
Membantu proses
penyembuhan
klien
3. Keluarga dapat
memberikan suport
pada klien dan dapat
memberi dukungan
psikologis yang
4
dapat mendukung
kesembuhan klien
5
ung
kesembuhan
klien
6
3.1.2 Anjurkan keluarga
untuk memperlakukan
klien seperti anggota
keluarga lainnya
7
Klien merasa
diperhatikan
dengan
memperlakukan
seperti anggota
keluarga lain.
Klien tidak
merasa disisihkan
dan tetap
memberikan
perawatan,
dengan
mengawasi klien
minum obat
mencegah
penyakit klien
untuk kambuh
6
3.1.5 Anjurkan kepada
untuk mempergunakan
asuransi kesehatan
keluarga miskin
7
Dengan
menggunakan
asuransi
kesehatan akan
mengurangi
beban membiayai
pengobatan klien
c. Pelaksanaan
TABEL 3
PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AG
DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM KEBESARAN
DI RUANG ARIMBI BPK RSJ PROVINSI BALI
TANGGAL 23 JUNI S/D 26 JUNI 2008
Hari/Tgl/
Jam
1
Senin,
23 Juni
2008
11.30
Wita
Dx
Pelaksanaan
Respon Klien
2
1
3
Membina hubungan saling percaya antara
perawat dengan klien dengan cara
mengucapkan salam, memperkenalkan
diri menjelaskan tujuan interaksi,
menciptakan lingkungan yang tenang dan
buat kontrak waktu (topik yang akan
dibicarakan, waktu dan tempat)
12.00
4
DS : Klien membalas salam
perawat dan mengatakan
senang berkenalan serta
mau menyebut nama Aku
Adi Gunawan dari
Abiansemal
DO: Klien mau berjabat tangan
dan memperkanlkan diri
DS: Klien mengatakan dirinya
adalah sound yang artinya
orang hebat, akan jadi
polisi, brimob dan selalu
dapat juara tinju, voli,
basket, juga jadi pembalap
DO: Kontak mata ada
pembicararaan cepat,
keras, klien mendominasi
Modifikasi
Paraf
5
Pertahankan dan
tingkatkan hubungan
dengan klen
6
Ganda
Ganda
13.00
14.00
15.00
15.10
Selasa
24 Juni
2008
pembicaraan
DS: Klien mengatakan senang
ngobrol dengan perawat
DO: Klien dapat membina
hubungan saling percaya
perawat dengan klien dan
menceritakan masalahnya
DS: Klien mengatakan bahwa
dirinya kerja di restoran
Sanur, dan kalau di rumah
kadang-kadang nyapu, dan
ngumpul-ngumpul dengan
teman-teman
DO: Klien tampak
bersemangat menceritakan
dirinya di saat ruma
DS:
DO: Klien tanpak tersenyum
DS: Klien mengatakan mau
bertemu besok pkl. 08.30
Wita
DO: Klien tampak tersenyum
dan gembira
DS: Klien mengatakan senang
mengambil pekerjaan
seperti menyapu di rumah
Ganda
Ganda
Ganda
Ganda
Ganda
08.30
09.30
10.30
11.30
Ganda
Ganda
Ganda
16.30
17.30
17.35
Rabu,
Pkl. 08.30
Tgl. 25
Juni 2008
10.30
11.30
18.00
1,3
Ganda
Ganda
Ganda
Ganda
Ganda
Ganda
18.30
19.00
1,3
19.30
20.00
1,3
memperkenalkan dirinya,
keluarga membalas salam
perawat
DO: Keluarga mau berjabat
tangan dan keluarga
tampak tersenyum
DS: Keluarga mengatakan
mengerti dan memahami
penjelasan perawat
DO: Keluarga tampak
mengangguk
DS: Keluarga mengatakan akan
merawat kalien jika di
rumah dan mengawasi
klien saat minum obat
DO: Keluarga tampak
mengangguk dan
berbicara dengan hati
yang tulus
DS: Keluarga mengatakan akan
memberi dorongan agar
cepat sembuh
DO: Keluarga tampak
megangguk
DS: Keluarga mengatakan
klien sangat diperhatikan
jika di rumah
Ganda
Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien
Ganda
Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien
Ganda
Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien
Ganda
20.30
20.45
1,3
Kamis,
26 Juin
2008
08.30
09.00
09.30
10.00
10.30
Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien
Ganda
Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien
Ganda
Ganda
Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien
Ganda
Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien
Ganda
Ganda
Pertahankan dan
Ganda
12.00
1,3
Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien
Ganda
Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien
Ganda
d. Evaluasi
TABEL 4
EVALUASI KEPERAWATAN PADA KLIEN AG
DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAN KEBESARAN
DI RUANGAN ARIMBI BPK RSJ PROPINSI BALI
TANGGAL 23 JUNI S/D 26 JUNI 2008
Hari /
Tgl / Jam
1
Kamis,
26 Juni
2008
Pk. 12.00
Wita
Diagnosa Keperawatan
2
Risiko mencederai diri sendiri dan orang lain S =
berhubungan dengan gangguan isi pikir : waham
kebesaran. Ditandai dengan klien menagtakan
dirinya adalah sound yang artinya orang
terhebat dan sering menadpat juara olah raga
juga sebagai pembalap. Klien bericara cepat,
keras, tapi dapat mengerti, klien mendominasi
pembicaraan, jika ditanya klien menjawab
melebih pertanyaan. Klien mengatakan dibawa
ke RSJ. Karena mengamuk di rumah dan
melempari warung dengan batu. Klien juga
bilang tidak dikasih minta nasi oleh bibinya dan
bilang klien orang sedeng, dengan nada keras,
klien juga minta blazer dan thander. Klien
mengatakan sudah 2 kali masuk RSJ
O=
Evaluasi
3
Klien membalas salam perawat dan mengatakan senang
berkenalan serta mau menyebutkan identitas, klien
mengatakan senang dan nyaman berbicara dengan perawat.
Klien mengatakan masih dapat membantu bersih-bersih di
rumah. Klien mengatakan dirinya mau dibawah ke RSJ untuk
beribat. Klien mengatakan dirinya adalah sound yaitu orang
yang paling hebat dan mnenjadi polisi Brimob. Keluarga
mengatakan senang dengan kedatangan perawat, keluarga
mau
memperkenalkan
dirinya.
Keluarga
mau
memperkenalkan dirinya. Keluarga mau membalas salam,
keluarga mengatakan mengerti dan memahami penjelasan
perawat. Keluarga akan lebih merawat klien di rumah dan
memperhatikan saat klien minum obat. Klien mengatakan
bila habis minum obat klien menjadi ngantuk
Klien dapat membina hubungan saling percaya antara
perawat dengan klien. Klien belum dapat berhubungan
dengan realita. Klien tampak mengobrol dengan teman-teman
2
A=
P =
Jumat,
27 Juni
2008
Pk. 12.00
Wita
Jumat,
27 Juni
2008
S =
O=
A=
P =
3
di ruang klien tampak mau minum obat.
Tujuan jangka pendek No. 1,2,3,5,6 tercapai. Tujuan jangka
pendek no. 4 tidak tercapai
Lanjut renpra dengan bekerjasama dengan petugas di ruangan
untuk melakukan intervensi untuk mencapai keberhasilan
tupen No. 4 (4.1.1) yaitu bicarakan dengan klien dalam
kontek realita
Klien mengatakan ingin cepat pulang dan cepat sembuh.
Klien mengatakan jika banyak masalah biasanya curhat
dengan orang yang dipercayai. Klien mengatakan ingin
kumpul-kumpul bersama keluarga, dan teman-teman klien
mengatakan sehabis minum obat klien langsung mengantuk.
Keluarga mengatakan akan memperhatikan obat klien dan
mengawasi klien minum obat
Klien tampak sedih dan mau minum obat
Tujuan jangka pendek 1,2 dan 3 tercapai
Pertahankan dan tingkatkan kondisi pasien
1
Pk. 12.00
Wita
2
lupa, klien mulai kumat, klien kembali masuk
rumah sakit. Keluarga mengatakan sering
keluyuran. Keluarga mengatakan tidak bisa
mencegah klien. Keluarga mengatakan tidak
bisa mengawasi klien untuk minum obat.
Keluarga mengatakan kalau bibinya jelek karena
dia tidak ngasih minta nasi dan dibilang klien O =
orang sedeng, dengan dada suara keras dan
kasar
A=
P =
3
memahami penjelasan perawat klien jika berada di rumah.
Keluarga mengatakan akan menuruti saran perawat, keluarga
akan mensuport klien, akan memperlakukan klien seperti
anggota keluarga yang lain. Keluarga akan mengawasi klien
saat minum obat dan akan mengajak klien rajin kontrol ke
RSJ.
Keluarga mau berjabat tangan, keluarga tampak tersenyum.
Keluarga menerima dan tampak mengangguk
Tujuan jangka pendek No. 1,2 dan 3 tercapai
Pertahankan dan tingkatkan pemahaman keluarga