Anda di halaman 1dari 68

BAB II

TINJAUAN TEORITIS DAN TINJAUAN KASUS

A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Dasar Waham
a. Pengertian
Menurut Maramis (2005) proses berpikir meliputi proses
pertimbangan, pemahaman, ingatan serta penalaran. Aspek proses
berpikir dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu bentuk pikiran arus
pikiran dan isi pikir. Gangguan isi pikir dapat terjadi baik pada isi
pikiran non verbal maupun pada isi pikiran verbal diantaranya adalah
waham.
Berbagai macam faktor yang mempengaruhi proses pikir itu,
umpamanya, faktor somatik (gangguan otak, kelelahan). Faktor
psikologi (gangguan emosi, psiko, faktor sosial) (kegaduhan dan
keadaan sosial yang lain) yang sangat mempengaruhi pertahanan/ dan
konsentrasi individu. Aspek proses pikir yaitu: bentuk pikir, arus pikir
dan isi pikir ditambah dengan pertimbangan. (halaman 113)
Menurut Dadang Hawari (

) Waham (delucion) tidak jelas

dan tidak sistematik (terpecah-pecah). Terorganisir sebagai kesatuan.


(Halaman 64).
Menurut Kaplan & Sadock (1998) Waham adalah keyakinan
yang salah dan menetap dan tidak dapat di buktikan dalam kenyataan.

Waham sedikitnya harus ada selama sebelum dan sistematik dan tidak
bizar (dalam bentuk pragmentasi, respon, emosi pasien terhadap
sistem waham biasanya kongruen dan sesuai dengan isi waham itu.
Pasien secara relatif biasanya bebas dari psikopatologi di luar
wawasan sistem wahamnya. Awal mulanya sering terjadi pada umur
dewasa, menengah/lanjut (halaman 216).
Menurut David A Tomb (2004) Waham adalah suatu keyakinan
kokoh yang salah yang tidak sesuia dengan fakta dan keyakinan
tersebut, mungkin aneh dan tetap dipertahankan meskipun telah
dipertahankan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya. Waham
sering ditemukan pada ganguan jiwa berat dan beberapa bentuk
waham yang spesifik sering ditemukan pada skizoprenia. Semakin
akut psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan waham
tidak sistematis (halaman 27).
Menurut Maramis (2005) waham adalah keyakinan tentang
suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya atau tidak
cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaannya, biarpun
dibuktikan kemustahilan hal itu. (hal 117).
Townsend (1998) mengatakan bahwa waham adalah istilah
yang digunakan untuk menunjukkan ide-ide yang salah. (hal 149)
Menurut Kaplan and Sadock (1998) waham adalah keyakinan yang
palsu, didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang kenyataan
eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang

cultural.
Dari pendapat para ahli tersebut penulis dapat menyimpulkan
bahwa waham sebagai salah satu perubahan proses khususnya isi pikir
yang ditandai dengan keyakinan terhadap ide-ide, pikiran yang tidak
sesuai dengan kenyataan dan sulit diubah dengan logika atau bukti
bukti yang ada.
b. Psikopatologi
Waham dapat terjadi jika seseorang merasa terancam olehorang lain, atau dirinya sendiri mempunyai pengalaman kecemasan
dan timbul perasaan bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan akan
terjadi, seseorang kemudian menyangkal ancaman tersebut dan
dilanjutkan dengan memproyeksikan pikiran dan perasaannya
kelingkungan sehingga pikiran, perasaan dan keinginannya yang
negative akan tidak dapat diterima sehingga terlihat dari luar dirinya,
koping proyeksi ini membantu individu mengurangi tekanan batin
secara perlahan-perlahan. Khayalnya menjadi menetap yang tidak
sesuai dengan kenyataan yang ada dan akhirnya berkembang menjadi
Waham. (Riasmini, Sumiati dan Rakhmawati, 2002)
Menurut Stuart and Sundeen (1998) waham merupakan salah
satu respon persepsi paling maladapatif dalam rentang respon
neurobiologi. Rentang respon tersebut dapat digambarkan:
Respon Adaptif

Respon maladaptif

Pikiran logis

Distorsi pikiran Gangguan proses


pikir / delusi / waham

Persepsi akurat

Ilusi

Halusinasi

Emosi konsisten

Reaksi emosi

Sulit berespon emosi

dengan pengalaman

berlebihan atau kurang

Perilaku sesuai

Perilaku aneh atau

Perilaku disorganisasi

tidak biasa
Berhubungan sosial

Menarik diri

Isolasi sosial

Gambar 1.1 Rentang respon neurobiologik


Dari rentang respon neurobiologik diatas digambarkan bahwa
bila klien individu mendapat suatu stressor maka individu akan
berespon menuju respon adaptif maupun respon maladaptif Bila
individu berespon adaptif cenderung dapat berpikir logis, persepsi
akurat, emosi konsisten dengan pengalaman, perilaku sesuai dan dapat
berhubungan sosial. Bila individu berespon antara respon adaptif dan
maladaptif maka akan menimbulkan pemikiran kadang-kadang
menyimpang, ilusi, reaksi emosional berlebihan atau berkurang,
perilaku ganjil dan menarik diri. Namun bila individu berespon mal
adaptif maka cenderung mengalami kelainan pemikiran/de1usi/
waham, halusinasi, ketidakmampuan untuk mengalami emosi,
ketidakteraturan dan isolasi sosial.
Menurut Stuart and Sundeen (1998) dan Keliat (1998) waham
terbagi atas beberapa jenis, yaitu :

1) Waham agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara


berlebihan diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
2) Waham kebesaran : klien yakin secara berlebihan bahwa ia
memiliki kebesaran atau kekuatan khusus, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
3) Waham somatik : klien meyakini bahwa tubuh atau bagian
tubuhnya terganggu dan terserang penyakit, diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
4) Waham curiga : kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional
dimana klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok orang
yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
5) Waham nihilistik: klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia atau meninggal, diucapkan berulang kali tapi tidak sesuai
kenyataan.
6) Waham bizar
a) Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang
disisipkan didalam pikiran yang disampaikan secara berulang
dan tidak sesuai dengan kenyataan.
b) Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang
dia pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang
tersebut yang dinyatakan secara berulang - ulang dan tidak
sesuai dengan kenyataan.

c) Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan


dari luar.
Menurut Townsend (1998) faktor predisposisi dari proses pikir
waham kebesaran dapat dibagi menjadi dua teori, yaitu :
1) Teori biologis
a) Penelitian - penelitian Heston Gottesman (dalam Townsend
1998) mengidentifikasi bahwa faktor-faktor genetik terlibat
dalam suatu perkembangan suatu kelainan psikologis individuindividu yang berada pada resiko tinggi terhadap kelainan ini
adalah mereka yang memiliki keluarga dengan kelainan yang
sama.
b) Secara re1atif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa
waham mungkin

pada kenyataannya

merupakan

suatu

kecacatan sejak lahir pada bagian Hipotalamus otak.


c) Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamine
neurotransmitter, yang diperkirakan menghasilkan gejala
-gejala peningkatan aktivitas yang berlebihan dan pemecahan
asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikologik. (Holland
Swort and Townsend, 1998).
2) Teori psikososial
a) Teori Sistem Keluarga
Bowen

dalam

Townsend

(1998)

menggambarkan

perkembangan waham sebagai suatu perkembangan disfungsi

keluarga.
b) Teori Interpersonal
Sullivan dalam Townsend (1998) bahwa anak menerima peranperan yang membingungkan dan penuh konflik dan orang tua
dan tidak mampu membentuk rasa percaya kepada orang lain.
c) Teori Psikodinamika
Hartmen dalam Townsend (1998) psikologi adalah dari suatu
ego yang lemah, perkembangan yang dihambat oleh suatu
hubungan saling mempengaruhi antara orang tua dan anak.
(hal 146).
Menurut Stuart and Sundeen (1998) faktor presipitasi dari
perubahan isi poor: waham kebesaran adalah :
1) Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan respon neurobiologis
yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik
otak yang mengatur proses informasi dan abnormalitas yang
berakibat ketidakmampuan untuk menanggapi rangsangan.
2) Stress Lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan
terjadinya gangguan perilaku.

3) Pemicu Gejala

Terdapat pada respon neurologis yang maladaptif berhubungan


dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku individu. (hal
310).
Menurut Kasiyo (1998) tanda gejala dari gangguan isi pikir:
waham yaitu usaha bunuh diri atau membunuh orang lain, menolak
makan atau obat, tidak ada perhatian terhadap asuhan mandiri,
ekspresi muka sedih/gembira, ketakutan, gerakan tidak terkontrol
mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai kenyataan, tidak bisa
membedakan antara yang nyata dengan yang tidak nyata, menghindar
dari orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara kasar, kegiatan
keagamaan

secara

berlebihan

atau

sama

sekali

tidak

melaksanakannya, perubahan kegiatan sosial dan menurut Townsend


(1998) tanda dan angguan isi pikir: waham yaitu kecurigaan terhadap
orang lain, tindakan menyombongkan diri, menyiksa orang secara
psikologis, peningkatan aktivitas motorik, kegelisahan, regresi ke
tahap perkembangan sebelumnya, sukar berinteraksi dengan orang
lain, rendah diri, berbicara dan tertawa sendiri, ketidakmampuan
untuk berkonsentrasi, kewaspadaan yang berlebihan, menggunakan
kata- kata yang tidak mempunyai arti, kontak mata kurang,
ketidakmampuan/menolak untuk membersihkan bagian bagian
tubuh, terbangun pada dini hari, sering menguap/mengantuk.

c. Penatalaksanaan Medis

Menurut Mararnis (2005) pengobatan hartus secepat mungkin


disini peran keluarga sangat penting karena setelah mendapat
perawatan RSJ dan klien dinyatakan boleh pulang sehingga keluarga
mempunyai peranan yang sangat penting didalam hal merawat klien,
menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dan sebagai
pengawas minum obat.
1) Farmakoterapi
a) Neuroleptika dengan dosis efektif rendah bermanfaat pada
penderita schizoftenia yang menahun, hasilnya lebih baik jika
mulai diberi dalam dua tahun penyakit.
b) Neuroleptika dengan dosis efektif tinggi lebih bermanfaat pada
penderita dengan psikomotorik yang meningkat.
2) Terapi Elektro Konvulsi (TEK)
Cara kerja elektro konvulsi belum diketahui dengan jelas, dapat di
katakan bahwa terapi konvulsi dapat memperpendek serangan
schizoftenia dan mempermudah kontak dengan klien.
3) Psikoterapi dan Rehabilitasi
Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu
karena

berhubungan

dengan

praktis

dengan

maksud

mempersiapkan klien kembali kemasyarakat. Selain itu terapi kerja


sangat baik untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain,
klien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak
mengasingkan diri karena dapat membentuk kebiasaan yang kurang

baik, dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan


bersama, seperti terapi modalitas yang terdiri dari :
a) Terapi aktivitas
(1) Terapi musik
Fokus pada: mendengar, memainkan alat musik, bemyanyi
yaitu menikmati dengan relaksasi jenis musik yang disukai
klien.
(2) Terapi seni
Fokus : untuk mengekspresikan perasaan melalui berbagai
pekerjaan seni.
(3) Terapi menari
Fokus pada : ekspresikan perasaan melalui gerakan tubuh.
(4) Terapi relak:sasi
Belajar dan praktek relaksasi dalam ke1ompok.
Rasional :
Meningkatkan partisipasi dan kesenangan klien dalam
kehidupan.
(a) Terapi sosial
Klien belajar bersosialisasi dengan klien lain.
(b) Terapi ke1ompok
Group terapi (terapi kelompok)
(1) Terapeutik group (kelompok terapeutik)
(2) Adjuntive group activity therapy (terapi aktivitas

ke1ompok)
(c) Terapi lingkungan
Suasana rumah sakit dibuat seperti suasana didalam
ke1uarga (home like atmosphere). (hal 213 - 232)
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan isi
pikir waham kebesaran
a. Pengkajian
Menurut Kasiyo (1998) dan juga Townsend (1998) mengatakan data
dapat dikaji pada klien yang mengalami perubahan proses poor waham
kebesaran, yaitu :
1) Data Subyektif
Klien mengatakan merasa curiga terhadap orang lain tanpa alasan
yang jelas,. klien mengatakan merasa takut dan perasaan tidak
nyaman, merasa cemas, klien mengatakan sulit untuk tidur, isi
pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan, klien mengatakan ada
seseorang yang ingin mencelanya, klien mengatakan perasaan
mengenal penyakit yang ada dalam tubuhnya dikirim oleh orang
lain, klien mengatakan curiga terhadap orang lain, klien mengatakan
perasaan malu untuk bergaul bersama orang lain, klien mengatakan
sering memendam masalahnya sendiri.
2) Data Obyektif
Klien kadang - kadang tampak panik, tidak mampu untuk
berkonsentrasi, waham atau ide-ide yang salah, ekspresi muka

kadang sedih, kadang - kadang gembira, tidak mampu membedakan


khayalan dan kenyataan, sering tidak memperlihatkan kebersihan
diri, gelisah, tidak bisa diam (melangkah bolak - balik) mendominasi
pembicaraan, mudah tersinggung, menolak makan dan minum obat,
menjalankan kegiatan agama secara berlebihan atau tidak sama
sekali melakukannya, merusak diri sendiri, orang lain dan
lingkungannya, jarang mengikuti atau mau mengikuti kegiatankegiatan sosial, penampilan kurang bersih, sering terbangun pada
dini hari.
Dari pengkajian yang dilakukan pada klien dengan waham,
menurut Townsend (1998) dan Carpenito (2000), rumusan masalah
yang lazim muncul pada klien dengan gangguan isi pikir: waham
kebesaran yaitu :
a) Risiko mencederai diri sendiri dan orang lain
b) Gangguan isi pikir : waham kebesaran
c) Kerusakan komunikasi verbal
d) Gangguan pola tidur
e) Kurang perawatan diri
f) Kerusakan interaksi sosial : menarik diri
g) Gangguan konsep diri : harga diri rendah
h) Ideal diri yang tidak realistis

Pohon masalah
Kerusakan
komunikasi verbal

Resiko tinggi
mencederai diri
sendiri dan orang
lain

Gangguan pola
tidur

Kurang perawatan
diri

Gangguan isi pikir : waham kebesaran

Kerusakan interaksi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Ideal diri yang tidak realistis


Sumber: (Townsend, l998)
Keterangan .
: core problem
: hubungan sebab akibat
Gambar 1.2 Pohon masalah gangguan isi pikir : waham

Dari pohon masalah dapat ditegakkan diagnosa keperawatan, yaitu:


1) Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham
kebesaran.
2) Risiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan
waham kebesaran.
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan waham kebesaran.
4) Kurang perawatan diri berhubungan dengan waham kebesaran.
5) Gangguan isi pikir : waham kebesaran berhubungan dengan
menarik diri.
6) Kerusakan interaksi sosial menarik diri berhubungan dengan harga

diri rendah.
7) Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan
ideal diri tidak realistik.
b. Perencanaan
1) Prioritas
Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan masalah utama yang
diperoleh saat pengkajian:
a) Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham
kebesaran.
b) Risiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan
dengan waham kebesaran.
c) Gangguan pola tidur berhubungan dengan waham kebesaran.
d) Kurang perawatan diri berhubungan dengan waham kebesaran.
e) Gangguan isi pikir waham kebesaran berhubungan dengan
menarik diri.
f)Kerusakan interaksi sosial menarik diri berhubungan dengan harga
diri rendah.
g) Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan
ideal diri tidak realistik.
2) Rencana Keperawatan
Adapun tindakan keperawatan yang lazim dilakukan pada klien
dengan waham kebesaran menurut Townsend (1998) dan Kasiyo
(1998) antara lain :

a) Risiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan


dengan gangguan isi pikir : waham kebesaran.
Tujuan jangka panjang :
Klien tidak melakukan tindakan yang dapat melukai diri sendiri
dan orang lain.
Tujuan jangka pendek :
(1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Intervensi dan rasional
(a) Bina hubungan saling percaya dengan klien : beri salam
terapeutik (perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi,
ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang
jelas (topik yang akan dibicarakan, waktu dan tempat)).
Rasional
Dengan adanya rasa saling percaya diharapkan klien
dapat terbuka dengan perawat dan mau menceritakan
masalahnya.
(b) Jangan membantah dan mendukung waham klien, yaitu :
i.

Katakan perawat menerima keyakinan klien, saya


menerima

keyakinan

anda

disertai

ekspresi

menerima.
ii. Katakan perawat tidak mendukung sukar bagi saya
untuk mempercayainya, disertai ekspresi ragu.
iii. Tidak membicarakan isi waham klien.

Rasional :
Membantah klien atau mendukung waham tidak akan
bermanfaat, pikiran waham tidak dapat dikurangi dengan
pendekatan ini.
(c) Yakinkan klien berada dalam lingkungan aman dan
terlindung, yaitu :
i.

Anda berada ditempat yang aman, kami akan


menemani anda.

ii. Gunakan keterbukaan dan kejujuran.


iii. Jangan tinggalkan klien sendiri.
Rasional :
Memberikan rasa nyaman dan terlindung kepada klien
diharapkan klien akan terbuka terhadap perawat.
(2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
Intervensi dan rasional :
(a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki pada
waktu lalu dan saat ini yang realistis (hati-hati diskusi
tentang waham).
Rasional :
Dengan mengetahui hal kemampuan klien yang realistis
diharapkan dapat membantu therapy kerjanya.
(b) Tanyakan apa yang biasa dilakukan klien (kaitkan dengan
aktivitas sehari-hari dan perawatan diri), kemudian

anjurkan klien melakukannya saat ini.


Rasional :
Untuk mengisi waktu luang yang ada yang dapat
mengurangi waktu untuk penggunaan wahamnya.
(c) Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang
realistis.
Rasional:
Memberikan semangat ke klien untuk memotivasi
hidupnya ke hal yang realistis.
(d) Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan
sampai kebutuhan waham tidak ada. Perawat perlu
memperlihatkan bahwa klien penting.
Rasional :
Agar memberi rasa rasa hormat dan tidak menyinggung
perasaan klien.
(3) Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi.
lntervensi dan rasional :
(a) Obsevasi kebutuhan klien sehari - hari.
Rasional :
Untuk mengetahui kebutuhan klien yang terpenuhi atau
tidak terpenuhi.
(b) Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik
selama dirumah maupun di rumah sakit (rasa takut,

ansietas, marah).
Rasional:
Agar klien merasa diperhatikan dan dilindungi selama
dirumah / dirumah sakit.
(c) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan
klien yang memerlukan waktu dan tenaga. (Aktivitas
dapat dipilih bersama klien, jika mungkin buat jadwal).
Rasional:
Agar dapat mengurangi waktu luang yang ada yang
memungkinkan

dapat

mengurangi

waktu

untuk

menggunakan wahamnya.
(d) Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.
Rasional :
Klien tidak mempunyai kesempatan untuk menggunakan
wahamnya.
(4) Klien dapat berhubungan dengan realitas intervensi dan
rasional :
(a) Bicarakan dengan klien dalam konteks realitas (realitas
diri, orang lain, tempat atau waktu).
Rasional:
Mengurangi waham klien dengan memberikan konteks
yang realistis.

(b) Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok (orientasi


realitas)
Rasional :
Meningkatkan interaksi klien, sehingga dapat membantu
isi pikir klien.
(c) Berikan pujian kegiatan yang dilakukan klien.
Rasional :
Diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan klien,
sehingga termotivasi untuk melakukan kegiatan positif
kembali.
(5) Klien dapat dukungan keluarga untuk mengendalikan
wahamnya.
Intervensi dan rasional :
(a) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga, berikan
salam terapiutik (perkenalkan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang).
Rasional :
Dengan adanya rasa saling percaya diharapkan keluarga
dapat terbuka dengan orang lain.
(b) Diskusikan dengan keluarga tentang waham, penyebab,
cara perawatan, akibat bila tidak ditanggapi dengan baik
dan cara keluarga mengetahui cara perawatan untuk
klien.

Rasional
Agar keluarga mengetahui cara perawatan untuk klien.
(c) Libatkan dan dorong keluarga untuk memberikan
dukungan kepada klien dan ikut dalam perawatan klien.
Rasional :
Dengan

melibatkan

keluarga,

diharapkan

dapat

membantu proses penyembuhan klien.


(d) Bimbingan keluarga untuk menghargai kemampuan dan
hal positif yang dimiliki, walaupun tidak sebanding
dengan kemampuan anggota keluargalainnya.
Rasional : Dengan menghargai kemampuan klien akan
meningkatkan kepercayaan klien ke orang lain.
(6) Klien mau minum obat sesuai aturan
Intervensi dan rasional .
(a) Anjurkan, jelaskan dan awasi minum obat sesual aturan.
Rasional:
Diharapkan dapat mengefektifkan obat yang diminum
oleh klien.
(b) Delegatif dalam pemberian terapi obat
Rasional : Pemberian obat psikosis dapat mengontrol
manifestasi dari kelainan psikosis.
b) Gangguan isi pikir : waham kebesaran berhubungan dengan
menarik diri.

Tujuan jangka panjang :


Klien tidak mengalami gangguan isi pikir : waham kebesaran.
Tujuan jangka pendek :
(1) Bina hubungan saling percaya dengan klien : beri salam
terapeutik (perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi,
ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas
(topic yang akan dibicarakan, waktu dan tempat)).
Rasional :
Dengan adanya rasa saling percaya diharapkan klien dapat
terbuka dengan perawat dan mau menceritakan masalahnya.
(2) Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal
dari diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
(a) Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan
tanda - tandanya.
(b) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasannya terutama penyebab perilaku menarik diri.
(c) Berikan pujian terhadap kemampuan klien dalam
mengungkapkan perasaannya.
Rasional:
Klien

menyadari

penyebab

menarik

diri

sehingga

memudahkan perawat dalam mengidentifikasi tindakan yang


akan dilakukan.
(3) Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan

orang lain clan kerugian bila tidak mau berhubungan dengan


orang lain.
Intervensi dan rasional :
(a) Beri

kesempatan

perasaannya

tentang

klien

untuk

keuntungan

mengungkapkan
dan

kerugian

berhubungan dengan orang lain.


(b) Diskusikan bersama klien tentang keuntungan dan
kerugian berhubungan dengan orang lain.
Rasional :
Tidak berhubungan dengan orang lain memungkinkan
terakumulasinya permasalahan dalam diri klien.
(4) Klien dapat me1aksanakan hubungan sosial secara bertahap
baik klien dengan klien, klien dengan perawat, klien dengan
keluarga, ke1ompok atau masyarakat.
lntervensi dan rasional :
(a) Kaji kemampuan klien dalam membina hubungan dengan
orang lain.
(b) Dorong klien untuk berhubungan dengan orang lain
secara bertahap.
(c) Beri reinforcement bila hubungannya berhasil.
(d) Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.

Rasional :
Hubungan secara bertahap bisa mendasari hubungan yang
luas.
(5) Klien

dapat

mengungkapkan

perasaannya

setelah

berhubungan dengan orang lain. lntervensi dan rasional :


(a) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya.
(b) Diskusikan dengan klien manfaat berhubungan dengan
orang lain.
(c) Beri reinforcement bila klien mampu mengungkapkan
perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
Rasional :
Dapat mengidentifikasi hambatan dalam berhubungan dengan
orang lain.
(6) Klien dapat memperdayakan system pendukung atau
keluarga
Intervensi dan rasional :
(a) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga.
Rasional :
Diharapkan keluarga akan lebih terbuka dengan perawat.
(b) Diskusikan dengan anggota keluarga tentang perilaku
menarik diri, penyebab perilaku menarik diri, akibat
yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak
ditanggapi, cara keluarga menghadapi klien menarik diri.

Rasional :
Diharapkan keluarga dapat mengerti bagaimana cara
menghadapi klien sehingga klien merasa diperhatikan
dan dihargai.
(c) Dorong anggota keluarga untuk memberi dukungan
kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Rasional :
Keluarga adalah orang yang paling dekat dengan klien
sehingga

klien

akan

termotivasi

dan

berarti

berkomunikasi dengan orang lain.


(d) Anjurkan anggota keluarga untuk selalu rutin dan
bergantian mengunjungi klien minimal 1 x seminggu.
Rasional :
Perhatian dari keluarga akan mampu meningkatkan harga
diri klien.
c) Kerusakan interaksi sosial menarik diri berhubungan dengan
harga diri rendah.
Tujuan jangka panjang :
Klien dapat melakukan interaksi sosial.
Tujuan jangka pendek :
(1) Klien dapat membina hubungan saling percaya antara
perawat dengan klien.
lntervensi dan rasional :

(a) Bina hubungan saling percaya.


Rasional :
Bina hubungan saling percaya sebagai dasar keterbukaan
klien dengan perawat.
(b) Beri

kesempatan

klien

untuk

mengungkapkan

perasaannya.
Rasional :
Ungkapkan perasaan sebagai cermin perasaan hati yang
dihadapi oleh klien.
(2) Klien

dapat

mengidentifikasi

kemampuan

dan

aspek

positifnya yang masih bisa digunakan selama sakit.


Intervensi dan rasional :
(a) Bantu klien mengenal kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki
Rasional :
Klien memahami kelebihan sebagai potensi untuk
berkembang dan menyadari kelemahan yang dimiliki.
(b) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih bisa
digunakan dalam melakukan aktivitas sehari - hari.
Rasional :
Klien mengetahui kemampuan yang dimiliki dan
termotivasi untuk meningkatkan kemampuan tersebut.
(3) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

(a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat


dilakukan selama dirumah sakit.
Rasional :
Diskusi merupakan cara terbaik bagi klien dalam
mengungkapkan perasaannya.
(4) Klien dapat menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.
Intervensi dan rasional :
(a) Bantu klien membuat rencana yang realistis.
Rasional :
Klien dapat merencanakan kegiatan secara realistis.
(b) Dorong klien untuk melakukan aktivitas positif yang
masih bisa dilakukan selama sakit.
Rasional :
Klien

dapat

melaksanakan

kegiatan

yang

telah

direncanakan.
(c) Bantu klien mengenali sistem pendukung.
Rasional :
Klien mampu mengenali system pendukung.
(5) Klien dapat menerapkan aspek positif yang dimilikinya.
(a) Ajarkan klien menerapkan aspek positif yang dimiliki
klien.

Rasional :
Aspek positif merupakan cara yang baik dalam
meningkatkan harga diri klien.
(b) Beri pujian, dukungan, kenalkan kelebihan klien bila
klien sudah bisa berhubungan dengan orang lain.
Rasional :
Pujian dapat meningkatkan harga diri klien.
d) Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan
ideal diri tidak realistik.
Tujuan jangka panjang :
Harga diri klien tinggi
Tujuan jangka pendek :
(1) Klien dapat mengenal masalahnya.
Intervensi dan rasional :
(a) Identifikasi

bersama

klien tentang

perilaku yang

maladaptif.
Rasional :
Klien dapat mengenal, mengungkapkan, serta menerima
perasaannya

sehingga

mempermudah

pemberian

perawatan.
(b) Identifikasi bersama klien cara untuk memecahkan
masalah.

Rasional :
Meningkatkan kemampuan klien.
(2) Mampu mengenal harapan yang nyata dengan tidak nyata.
Intervensi dan rasional :
(a) Dorong individu untuk mengungkapkan harapan yang
dimiliki.
Rasional:
Memudahkan perawat dalam melakukan harapan yang
dimiliki.
(b) Beri tanggapan dan mendengarkan harapan yang
diungkapkan klien tanpa membantah dan mendukung.
Rasional :
Membuat klien menjadi terbuka.
(c) Tunjukkan pada klien harapan yang nyata.
Rasional :
Menunjukkan pada klien harapan yang bersifat nyata,
sehingga klien dapat menerima kenyataan.
(d) Alihkan klien pada harapan yang tidak sesuai ke aktivitas
sesuai hobby.
Rasional :
Dapat membimbing klien untuk melakukan tindakan
sesuai kemampuannya.

c. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan dilaksanakan sesual dengan rencana
tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah
rencana tindakan masih dibutuhkan klien sesuai dengan kondisinya saat
ini. Pelaksanaan terdiri dari lima aspek, yaitu diagnosa, pelaksanaan,
evaluasi, modifikasi dan paraf (Keliat, 1998)
d. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai respon dan efek
dari tindakan keperawatan klien. Evaluasi dilaksanakan secara terus
menerus, membandingkan respon klien dengan kriteria hasil yang telah
ditemukan. Evaluasi dapat ditentukan dengan menggunakan pendekatan
SOAP (S : respon subyektif klien, O : respon obyektif klien yang dapat
diobservasi oleh perawat, A : analisa ulang atas data subyektif dan
obyektif untuk menyimpulkan apakah masalah tetap atau muncul
masalah baru. P : bila ada masalah baru rencanakan kembali untuk
intervensi selanjutnya).
Hasil yang diharapkan pada klien dengan gangguan isi pikir:
waham kebesaran adalah :
1) Klien tidak melakukan tindakan yang dapat melukai diri sendiri
dan orang lain.
2) Klien dapat menunjukkan penurunan waham : kebesaran.
3) Klien dapat melakukan interaksi sosial.
4) Harga diri klien tinggi. (Keliat, 1998)

B. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada klien AG di Ruang Arimbi BPK RSJ Provinsi
Bali di Bangli pada tanggal 23 Juli 2008, pkl. 10.00 Wita, tehnik yang
digunakan yaitu wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi
dokumentasi serta keterangan dari keluarga melalui kunjungan rumah
(home visit) yang dilakukan pada tanggal.....
Untuk menfalidasi data yang di dapat dari hasil pengkajian tersebut
didapatkan data sebagai berikut:
a.

Pengumpulan data
1) Identitas

Klien

Penanggung

Nama

AT

WD

Umur

21 th

53 th

Jenis kelamin

Laki-laki

Laki-laki

Agama

Hindu

Hindu

Pendidikan

SMA

SMA

Pekerjaan

Swasta

Wiraswasta

Suku

Indonesia

Indonesia

Status

Belum kawin

Nikah

Alamat

Br. Pande Abiansemal / Badung

Hubungan
No CM

Keluarga
019856

2) Alasan masuk
Klien masuk rumah sakit tanggal 18 Juni 2008 karena dikatakan
suku keluyuran kesana kemari dan melemparkan batu ke
warung, pasien juga dikatakan sering mengamuk di rumahnya
karena tidak diberikan motor thander dan mobil Blazer.
3) Faktor prefisposisi
Klien sudah pernah masuk RSJ sebanyak 2 kali sampai
sekarang, klien di rumah minum obat tidak sesuai aturan, pulang
terakhir 1 bulan yang lalu. Selama di rumah klien tidak teratur
minum obat, selama klien di rumah sering keluyuran ke jalan
dan

sempat

melempari

warung

dengan

batu,

keluarga

mengatakan saat klien minum obat tidak pernah di awasi, karena


keluarga sibuk dengan pekerjaan sampingan klien di katakan
mengamuk di rumah karena bibinya yang bilang ke klien tidak
boleh minta nasi dan mengatakan klien orang sedeng, keluarga
mengatakan keluarga klien tidak ada yang menderita gangguan
jiwa keluarga mengatakan klien mengamuk biasanya saat
rahinan, keluarga mengatakan tidak tau kenapa anaknya bisa
begitu, keluarga mengatakan anaknya sempat kerja di Sanur
pulang dari kerja klien sempat juga mengamuk, tapi keluarga
tidak tau kenapa anaknya bisa mengamuk

Faktor prespitasi

Karena beban pikiran dan diusir dari rumah bibinya, karena


tidak di kasi minta nasi dan di bilang orang sedang dan klien
minum obat tidak sesuai aturan.
Faktor Presipilasi
Terlalu banyak pikiran dan juga jarang minum obat
4) Pemeriksaan fisik
a)

Tanda-tanda vital
(1) Tekanan darah

: 120/70 mmHg

(2) Nadi

: 80 x/mnt

(3) Suhu

: 36,5 0C

(4) Respirasi

: 20 x/mnt

b) Ukuran

c)

(1) BB

: 62 kg

(2) TB

: 170 cm

Keluhan fisik :
Klien mengatakan tidak ada keluhan dengan tubuhnya
sekarang

5) Psikososial
a)

Genogram

Keterangan :
= Laki laki
= Perempuan
= Laki-laki meninggal
= Perempuan meninggal
= Klien
= Orang tinggal serumah
= Orang terdekat
Penjelasan:
Kelien adalah anak ke dua dari 3 bersaudara. Riwayat
penyakit yang sama dengan klien tidak ada, klien tinggal
serumah dengan bapak, ibu, nenek, adik, orang terdekat

dengan klien adalah orang tua dan adinya.


b) Konsep diri
(1) Citra tubuh
Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya
karena pemberian dari Tuhan dan cakep
(2) Identitas diri
Saat pengkajian klien dapat menyebutkan identitas diri
seperti, nama, alamat, umur, jenis kelamin, klien dapat
menyebutkan

saudaranya

barapa,

dan dia

yang

keberapa, serta bersama siapa dia tinggal di rumahnya.


Saat ini klien puas dengan dirinya sebagai laki-laki
(3) Peran diri
Saat pengkajian klien mengatakan perannya di rumah
sebagai anak dan bekerja di restoran Sanur, klien juga
mengatakan sering dan ngumpul-ngumpul dengan
teman-teman di banjar dan ikut juga gotong royong di
banjar
(4) Ideal diri
Saat pengkajian klien mengatakan cita-citanya ingin
menjadi polisi / brimob, menjadi polisi tibum, klien
mengatakan agar dirinya cepat sembuh dan keluar dari
RSJ ini
(5) Harga diri

Klien mengatakan dirinya biasa bergaul dengan


kelurga, teman-teman di ruangan dengan petugasnya,
klien tampak berkomunikasi bersama teman-temannya
dan petugas, klien mengatakan tidak malu bergaul pada
siapa pun
c)

Hubungan sosial
(1) Orang yang berarti
Klien mengatakan orang / yang terdekat dengannya
adalah orang tuanya dan adiknya karena dia percaya
kepada orang tuanya dan adiknya
(2) Peran serta kegiatan kelompok / masyarakat
Klien mengatakan dirinya biasa bergaul dengan temanteman di banjar jika ada kegiatan muda-mudi
(3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien biasa bergaul di rumah maupun di rumah sakit

d) Spiritual
(1) Nilai dan keyakinan
Klien

mengatakan

beragama

Hindu

dan

klien

mengatakan penyakit gangguan jiwa adalah penyakit


stres
(2) Kegiatan beribadah
Klien mengatakan saat di rumah biasa sembahyang
pada saat hari tertentu misalnya ada odalan klien

mengatakan saat di RSJ tidak pernah sembahyang


karena di kurung saja
6) Status mental
a)

Penampilan
Klien berpenampilan cukup rapi, rambut tersisir, klien
menggunakan baju putih, celana jeans, tetapi tidak memakai
sandal, karena klien duduk di tempat tidur

b) Pembicaraan
Saat wawancara pembicaraan klien cepat, keras, klien
banyak bicara tetapi dapat di mengerti klien juga mengaku
bahwa dirinya adalah sound yang artinya manusia kuat,
klien juga mengatakan dirinya dapat juara voli, juara tinju,
juara basket, pembicaraan klien mendominasi, bila di tanya
jawabannya melebihi pertanyaan dan selalu ngajak perawat
nikah
c)

Aktivitas motoril
Saat pengkajian klien tampak tegang dan sering berubahubah posisinya, kadang-kadang duduk, berdiri dan kadangkadang tidur di tempat tidurnya, terdapat gerakan kecil pada
otot muka

d) Alam perasaan
Saat pengkajian ekspresi wajah klien tampak gembira saat
diajak ngobrol oleh perawat dan menceritakan dirinya yang

hebat sebagai sound, tapi kadang-kadang klien lesu dan


jalan-jalan sekitar RS
e)

Afek
Afek klien sesuai dengan stimulus yang ada

f)

Interaksi selama wawancara


Klien cukup kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan saat wawancara, klien mendominasi pembicaraan,
bila ditanya jawabannya melebihi pertanyaan.

g) Persepsi
Klien mengatakan selama ini tidak pernah mendengar
suara-suara dan tidak pernah melihat banyangan-bayangan
yang aneh
h) Proses pikir
Saat pengkajian klien menjawab pertanyaan yang diberikan
secara berlebihan, klien mendominasi pembicaraan saat di
tanya, klien menjawabnya melebihi pertanyaan
i)

Isi pikir
Klien mengatakan dirinya adalah sound yang artinya orang
yang paling hebat dan akan menjadi polisi tibum, Brimob,
dan klien juga mengatakan sering dapat juara voli, basket,
tinju, catur dan juga menjadi pembalap motor dan akan
dibelikan thander dan blazer

j)

Tingkat kesadaran
Kesadaran klien baik, klien dapat menyebutkan dimana
dirinya saat ini dan yang diajak bicara yaitu perawatnya.

k) Memori
Saat di tanya klien mampu mengingat siapa yang
mengartakannya ke RSJ, klien dapat menyebutkan nama
sendiri dan saudaranya klien juga ingat kejadian yang
dilakukan menyatakan mengapa bisa diajak kesini
l)

Tingkat konsentrasi dan berhitung


Klien tampak berkonsentrasi saat menjawab pertanyaan,
saat di tanya 6 + 4 klien menjawab 10, saat di tanya pakai
bahasa Inggris seperti What yaur nama klien menjawab
dengan benar yaitu my name is adi.

m) Kemampuan penilaian
Kemampuan penilaian klien cukup baik jika diberi pilihan
yaitu mandi dulu apa baru sembahyang karena jika sudah
mandi badan terasa lebih nyaman dan segar. Juga tidak
malu deket dengan cewek dan sembahyang jadi lebih
nyaman
n) Daya tilik diri
Klien tahu dirinya di RSJ untuk berobat karena sakit stress,
karena sering mengamuk di rumahnya

7) Kebutuhan persiapan pulang


a) Makan dan minum
Klien mengatakan makan tiga kali sehari dengan menu yang
telah disediakan dari RS, klien makan dengan rapi tidak ada
yang berantakan nasi saat makan klien biasanya mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan. Klien biasanya minum
air putih yang telah disediakan di RS sehabis makan dan
jika klien merasa haus
b) BAB dan BAK
Klien mengatakan biasa BAB satu kali sehari dan BAK 4-5
kali sehari setelah BAB dan BAK selalu di siram
c) Mandi
Klien mengatakan biasa mandi 2 kali sehari pagi dan sore
kadang-kadang gosok gigi

2x sehari, klien mengatakan

keramas 2 kali seminggu, kuku pasien bersih, klien tampak


rapi
d) Berpakaian
Klien mengatakan setiap hari mengganti pakainnya, klien
terlihat rapi dengan pakaian yang dikenakan, klien biasanya
mengenakan pakainnya sendirian tanpa dibantu
e) Istirahat tidur
Klien mengatakan tidur mulai pukul 21.00 Wita dan bangun
pukul 05.00 Wita, klien tidur siang 2 jam klien tidur 7-8

jam per hari. Klien mengatakan saat tidur tidak pernah


terbangun klien selalu mencuci muka saat bangun tidur.
f) Penggunaan obat
Klien mengatakan obat yang diberikan padanya selalu di
minum, klien mengatakan minum obat 2 x sehari pagi dan
sore. Klien mengatakan mendapaet 3 jenis obat yaitu obat
warna merah muda, putih dan orange
g) Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan kalau sudah keluar dari RSJ klien akan
rajin kontrol dan minum obatnya.
h) Aktivitas di dalam rumah
Klien mengatakan di rumah biasanya bantu-bantu orang tua
dan kadang-kadang nyapu
i) Aktivitas di luar rumah
Klien biasanya ngumpul-ngumpul dengan dengan temanteman dalam satu banjar / pemudanya
8) Mekanisme koping
Klien mengatakan jika mempunyai masalah sering curhat
dengan orang tuanya dan adiknya jika mempunyai banyak
masalah biasanya klien sering mengamuk
9) Masalah psikososial dan lingkungan
Klien mengatakan tidak malu dengan keadaannya, hubungan
dengan keluarga cukup baik, klien hanya kurang senang dengan

bibinya karena tidak dikasi minta nasi, dan bilang orang gila,
klien juga di usir dari rumah bibinya.
10) Pengetahuan
Klien mengetahui tentang sakitnya, klien mengatakan gangguan
jiwa adalah penyakit stress, klien juga tau saat ini berada di RSJ,
klien mengatakan tidak tahu nama obat yang telah diminum,
klien hanya tau warna dari obat itu, yaitu warna putih, merah
muda, orange
11) Aspek medik
Diagnosa medis : ski zofprenia hebefrenik
Therapi saat pengkajian tgl 23 Juni 2008
-

TXP 2 x 2 mg

Haldol 2 x 5 mg

CP 2 2 x 100 mg

b.

Analisa data

ANALISA DATA KEPERAWATAN PADA KLIEN AG DENGAN


GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM KEBESARAN DI RUANG ARIMBI
BPK RSJ PROVINSI BALI
TANGGAL 23 JUNI S/D 26 JUNI 2008
No
Data Subyektif
1
2
1 - Klien mengatakan dirinya
adalah sound yang artinya
orang terkuat dan akan
menjadi polisi brimob dan
klien juga mengatakan
sering dapat juara voli,
basket, tinju dan sebagai
pembalap motor
- Klien mengatakan akan
dibelikan mobil blazer
warna putih dan thander
- Klien mengatakan akan
tidur dan pergi ke surga

Data Objektif
3
- Pembicaraan klien
cepat dan keras, klien
banyak bicara dan
dapat dimengerti
- Pembicaraan klien
mendominasi
pembicaraan perawat
- Bila di tanya klien
menjawab bahkan
melebihi pertanyaan
- Klien biasanya
mengulang-ulang
pembicaraannya
- Kliuen tampak
gembira saat
menceritakan dirinya
yang paling hebat dan
selalu mendapatkan
juara
Klien mengatakan di bawa
- MRS dengan riwayat
ke RSJ karena mengamuk di
mengamuk di rumah
rumah karena di usir dari
dan melempari batu ke
rumah bibinya karena tidak
warung.
di kasi minta nasi dan di
- Pembicaraan klien
bilang orang gila, klien juga
cepat dan keras
mengatakan tidak di belikan - Klien mrs sebanyak 2
blazer dan thander
kali
Klien mengatakan bila
Klien tampak lesu, dan
mempunyai masalah sering jalan-jalan sendiri di
curhat dengan orang tua,
sekitar rumah sakit
temen dekat dan adiknya
jika mempunyai banyak
masalah klien bisanya
mengamuk dan berteriakteriak dan ngomong keraskeras

Kesimpulan
4
Gangguan isi
pikir: wahan
kebebasan

Risiko mencederai
diri sendiri dan
orang lain

Koping individu
tak efektif

1
4

2
Keluarga mengatakan di
rumahnya jarang minum
obat
- Saat minum obat keluarga
mengatakan tidak tahu dan
tidak liat
- Keluarga mengatakan
klien sering keluyuran
tidak bisa dicegah
- Keluarga mengatakan
klien sering menyebutkan
kalau bibinya jahat karena
tidak di kasi minta nasi
dan bilang klien orang
sedeng dengan nada keras
dan kasar
Klien mengatakan jarang
minum obat, karena klien
sering lupa

c.

3
Klien masuk RSJ untuk
ke-2 kalinya

4
Koping keluaga
tak efektif

- Klien mulai kumat


- Klien masuk RSJ
untuk ke 2 kalinya

Penatalaksanaan
aturan terapeutik
tak efektif di
rumah

Rumusan masalah
1) Gangguan isi pikir : waham kebesaran
2) Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain
3) Koping keluarga tidak efektif
4) Koping individu tak efektif
5) Penatalaksanaan aturan terapeutik tak efektif di rumah

d.

Pohon masalah
Akibat

Core probrem
Etiologi

Resiko mencederai diri


sendiri dan orang lain

Gangguan isi pikir


Wahan curiga

Koping individu
Tak efektif

Penatalaksanaan aturan
terapiutik tak efektif di
rumah

Koping keluarga tak


efektif

e.

Diagnosa keperawatan
1) Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan
dengan gangguan isi pikir waham kebesaran, klien mengatakan
dirinya adalah sound yang artinya adalah orang terkuat dan akan
menjadi polisi brimob, agar nanti bisa hidup sejahtera klien
mengatakan juga sering dapat jaura, basket, tinju dan sebagai
pembalap, klien mengatakan akan dibelikan motor thander dan
mobil blazer, klien mengatakan agar tidur dan pergi ke surga,
pembicaraan klien cepat, keras, klien banyak bicara dan dapat
dimengerti

pembicaraan

klien

mendominasi

pembicaraan

perawat, bila di tanya klien menjawab melebihi pertanyaan,


klien biasanya mengulang-ulang pembicarannya. Klien sempat
gembira saat menceritakan dirinya yang paling hebat. Klien
mengatakan di bawa ke RSJ karena ngamuk di rumah, karena di
usir dari rumah bibinya karena tidak dikasi minta nasi dan
dibilang orang sedeng, klien mengatakan tidak dibelikan blazer
dan thander, klien dengan riwayat amuk di rumahnya, klien
masuk rumah sakit sebanyak 2 kali
2) Gangguan isi pikir, waham curiga b/d koping individu tak
efektif ditandai dengan klien mengatakan dirinya adalah sound
yaitu orang terhebat yang akan menjadi polisi brimob klien juga
mengatakan sering mendapate juara basket, tinju, dan sebagai
pembalap, pembicaraan klien cepat, keras dan dapat dimengerti
klien mendominasi pembicaraan perawat, jika ditanya klien

menjawab melebihi pertanyaan klien tampak mengulang-ulang


pembicaraan, saat menceritakan dirinya klien tmapak gemberi,
klien mengatakan bila mempunyai masalah sering curhat dengan
orang tua, teman dekat dan adiknya jika mempunyai banyak
masalah klien biasanya mengamuk dan berteriak.
3) Penatalaksanaan aturan tak efektif di rumah berhubungan
dengan koping keluarga tak efektif di tandai dengan klien
mengatakan jarang minum obat karena sering lupa, klien mulai
kumat, klien masuk rumah sakit untuk ke dua kalinya, keluarga
mengatakan di rumahnya

jarang minum obat keluarga

mengatakan klien sering keluyuran, keluarga mengatakan tidak


bisa mencegahnya, keluarga mengatakan tidak bisa mengawasi
klien minum obat karena sibuk kerja sampingan.
2.

Perencanaan
a.

Prioritas diagnosa keperawatan


Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan masalah utama yang
diperoleh saat pengkajian
1) Risiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan
dengan gangguan isi pikir: waham kekerasan
2) Gangguan isi pikir: waham kekerasan berhubungan dengan
koping individu tak efektif
3) Penatalaksanaan

aturan

terapiutik

tak

efektif

berhubungan dengan koping keluarga tak efektif.

di

rumah

b. Rencana keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN PADA KLIEN AG
DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM KEBESARAN
DI RUANG ARIMBI BPK RSJ PROVINSI BALI
TANGGAL 23 JUNI S/D 26 JUNI 2008
No
1
1

Hr/Tgl/
Jam
2
Senin,
25 Mei
2008

Diagnosa
Keperawatan
3
Resiko mencederai diri
sendiri dan orang lain
b/d gangguan isi piki,
waham curiga b/d klien
mengatakan dirinya
adalah sound yang
artinya orang terhebat
dan sering mendapat
juara olah raga juga
sebagai pembalap, klien
berbicara cepat, keras,
tapi dapat dimengerti,
klien mendominasi
pembicaraan jika
ditanya klien menjawab
melebihi pertanyaan.
Klien mengatakan di
bawa ke RSJ karena

Tujuan
4
Tujuan:
Tupan :
- Klien tidak
melakukan
tindakan yang
dapat melukai diri
sendiri dan orang
lain
Tupen:
1. Klien dapat
membina hub
saling percaya

Kriteria
Evaluasi
5
Setelah diberikan
askep selama 2
kali pertemuan,
tiap kali masingmasing 10
menit diharapkan
klien:
1.1 Klien dapat
membina hub
saling percaya

Rencana Tindakan

Rasional

1.1.1 Bina hub saling


percaya antara perawat
dengan klien: beri
salam terapiutik
(panggil nama klien,
perkenalkan diri,
jelaskan tujuan,
interaksi, ciptakan
lingkungan tenang,
buat kontak yang jelas,
topik yang dibicarakan,
waktu dan tempat

- Dengan adanya
rasa saling
percaya
diharapkan
klien dapat
terbuka dengan
perawat dan
mau
menceritakan
masalahnya

3
mengamuk di rumah.
Karena tidak dikasi
minta nasi oleh bibinya
dan dibilang orang
sedeng, klien juga
mengatakan tidak
dibelikan blazer dan
thander, klien
mengatakan sudah 2
kali masuk rumah sakit

6
1.1.2 Jangan membuat dan
mendukung wahan
klien
1.1.2.1 Katakan perawat
menerima keyakinan
klien, saya menerima
keyakinan, klien, saya
menerima keyakinan
anda-anda di sertai
ekspirasi menerima
1.1.2.2 Katakan perawat
tidak mendukung sukar
bagi saya
mempercayainya
disertai ekspresi ragu
1.1.2.3 Tidak
membicarakan isi
waham klien

7
- Membantu /
mendukung
keyakinan itu
tidak akan
bermanfaat,
pikiran waham
tidak dapt
dikurangi
dengan
pendekatan itu

1.1.3 Yakinkan klien


berada dalam
lingkungan yang aman
dan terlindung
1.1.3.1 Anda berada di
tempat yang aman,
kami akan menemani
anda

- Memberikan
rasa nyaman
dan terlindung
kepada klien
diharapkan
dekat terhadap
perawat

2. Klien dapat
mengidentifikasika
n kemampuan
yang dimiliki

2.1 Klien dapat


mengidentifikas
i kemampuan
yang dimiliki
sesuai realita

6
1.1.3.2 Gunakan
keterbukaan dan
kejujuran
1.1.3.3 Jangan tinggalkan
klien sendiri
2.1.1 Diskusikan dengan
klien kemampuan yang
dimiliki pada waktu
lalu dan saat ini yang
realistik (hati-hati
diskusi tentang waham)

2.1.2 Tanyakan apa yang


biasa dilakukan klien
(kaitkan dengan
aktivitas sehari-hari
dan perawatan diri)
kemudian anjurkan
klien melakukannya
saat ini
2.1.3 Beri pujian pada
penampilan dan
kemampuan klien yang
realistis

- Dengan
mengatahui hal
kemampuan
klien yang
realistik di
harapkan dapat
membantu
terapi kerjanya
- Untuk mengisi
waktu luang ada
yang dapat
mengurangi
waktu untuk
penggunaan
wahamnya
- Memberikan
semangat
kepada klien
untuk
memotivasi

3. Klien dapat
3.1 Klien dapat
mengidentifikasik
mengidentifik
an keb. yang
asi keb. Yang
tidak terpenuhi
tidak
perpenuhi

7
hidupnya ke hal
yang realita

2.1.4 Jika klien setelah


bicara tentang
wahamnya dimengerti
sampai kebutuhan
waham tidak ada

- Agar
memberikan
rasa hormat dan
tidan
menyinggung
perasaan klien

3.1.1 Observasi keb. Klien


sehari-hari

Untuk
mengetahui
kebutuhan klien
yang terpenuhi/
yang tidak
terpenuhi

3.1.2 Diskusikan
kebutuhan klien yang
tidak terpenuhi baik
selama di rumah
maupun di Rs (rasa,
takut, ansietas, marah)
3.1.3 Tindakan aktivitas
yang dapat memenuhi
kebutuhan klien yang
memerlukan waktu dan

Agar klien merasa


diperhatikan dan
dilindungi selama
di rumah / di
raungan
Agar dapat
mengurangi
waktu yang ada
yang

4. Klien dapat
berhubungan dengan
realita

4.1 Klien tidak


mengalami
gangguan
orientasi
realistis dapat
mengikuti
kegiatan di
ruangan

6
tenaga (aktivitas dapat
dipilih bersama, jika
mungkin buat jadwal)

7
memungkinkan
dapat mengurangi
waktu untuk
menggunakan
wahamnya

3.1.4 Atur situasi agar


klien tidak mempunyai
waktu menggunakan
wahamnya

Agar klien tidak


mempunyai
kesempatan untuk
menggunakan
wahamnya
Mengurangi
waham klien
dengan kontak
realita

4.1.1 Bicarakan dengan


klien dalam konteks
realitas (realita diri,
orang lain, tempat dan
waktu.
4.1.2 Sertakan klien dalam
terapi kelompok
(orientasi realita)

4.1.3 Berikan pujian


kegiatan yang
dilakukan klien

Meningkatkan
interaksi klien
sehingga klien
dapat mengurangi
penggunaan
waham
Diharapkan dapat
meningkatkan
kepercayaan klien
sehingga

5.1.1 Bina hubungan


saling percaya dengan
keluarga beri salam
terapiotik (perkenalkan
diri jelaskan, tujuan
interaksi) ciptakan
lingkungan yang
tenang
5.1.2 Diskusikan dengan
keluarga tentang
waham penyebab vcara
perawatan akibat bila
tidak ditanggapi
dengan baik dan cara
keluarga mengetahui
cara perawatan untuk
klien
5.1.3 Libatkan dan dorong
keluarga untuk
memberi dukungan
kepada klien dan ikut
dalam perawatan klien

7
termotivasi untuk
melakukan
kegiatan positif
kembali
Dengan adanya
rasa saling
percaya
diharapkan
keluarga dapat
terbuka dengan
perawat
Agar keluarga
mengetahui cara
perawatan untuk
klien

Dengan
melibatkan
keluarga
diharapkan klien
dapat membantu

6. Klien mau minum


obat

Senin,
23 Juni
Pkl.
11.00

Gangguan isi pikir,


waham kebesaran b/d
koping, individu tuk
efektif di tandai dengan

Tujuan jangka
pendek
Klien tidak
mengalami

6.1 Klien mau


minum obat

Setelah diberikan
askep selama 1
kali pertemuan
selama 3 jam

6
5.1.4 Bimbing untuk
menghadapi
kemampuan dalam hal
positif yang dimiliki,
walau tidak sebanding
dengan kemampuan
anggota keluarga yang
lain
6.1.1 Anjutkan, jelaskan
fungsi frekuensi cara
penggunaan dan efek
samping serta perasaan
klien setelah minum
obat dan awasi minum
obat secara teratur
6.1.2 Delegatif dalam
pemberian thihexy
penidy 2 x 2 mg
Haldul 3x5 mg,
Cholrpromasen 2x100
mg

7
penyembuhan
klien
Dengan
menghargai
kemampuan klien
akan
meningkatkan
kepercayaan klien
ke orang lain
Diharapkan dapat
mengepektifkan
obat yang
diminum ole klien

Pemberian obat
psikosis dapat
mengontrol
manipulasi dari
kelainan
psikologis

3
klien mengatakan
dirinya adalah sound
yaitu orang terhebat
yang akan menjadi
brimob, klien mendapat
juara basket, tinju dan
sebagai pembalap,
pembicaraan cepat,
keras dan dapat
dimengerti klien
mendominasi
pembicaraan jika di
tanya klien menjawab
melebihi pertanyaan
klien mengatakan
sering curhat dengan
orang tua, adik dan
teman-teman jika
banyak masalah, klien
biasa mengamuk dan
teriak-teriak bahkan
mondar-mandir

4
gangguan isis pikir
waham kebesaran
Tupan:
1. Klien mau
mengungkapkan
perasaannya

5
diharapkan
keluaga
1. Klien dapat
mengungkapk
an perasaan

1.1.1 Motivasi klien untuk


mengungkapkan
perasaan yang
sebenarnya

Diharapkan klien
dapat
mencurahkan
perasaannya yang
telah lama
terpendam

1.1.2 Beri pujian atas


kebersihan klien
mengungkapkan
perasaannya

Klien akan
merasa dirinya
lebih dihargai

2.1.1 Teliti koping klien


yang adaptik terhadap
masalah yang dihadapi

Penting
mengetahui cara
klien mengatasi
masalahnya.
Apakah sudah
konstruktif/
belum

2.1.2 Tanyakan cara yang


biasa dilakukan yang

Penting diketahui
cara klien

3. Klien dapat
menggunakan obat
dengan benar

3.1 Klien dapat


memanfaatkan
obat dan benar

6
mengatasi masalahnya

7
mengatasi
masalahnya
apakah sudah
konstruktif/
belum

2.1.3 Bimbing klien untuk


mencoba cara yang lain

Agar klien
mencari cara lain
yang konstuktif
dalam
menyelesaikan
masalahnya

3.1.1 Diskusikan dengan


klien dan keluarga
tentang obat, dosis,
frekwensi, cara
pemberian dan efek
samping akibat
penghentian
3.1.2 Diskusikan cara
klien setelah minum
obat

Meningkatkan
pemahaman klien
mengenai manfaat
therapy obat yang
didapatkan
Agar mengetahui
sejauh mana klien
merasakan
manfaat obat
tersebut

Senin, 23
Juni
2008
10.30

Penatalaksanaan aturan
terapiutik tak efektif di
rumah b/d koping
keluarga tak efektif b/d
klien mengatakan
jarang minum obat,
karena sering lupa,
klien mulai kumat,
klien kembali masuk
rumah sakit keluarga
mengatakan sering
keluyuran, keluarga
mengatakan tidak bisa
mencegah klien
- Keluarga mengatakan
tidak bisa mengawasi
klien untuk minum
obat
- Keluarga mengatakan
klien sering
mengatakan kalau
bibinya jelek karena
dia tidak di kasi minta
nasi dan di bilang
orang sedeng dengan

4
Tupan:
Klien mau minum
obat sesuai aturan
RSJ
Tupen:
1. Keluarga dapat
membina hubungan
saling percaya
dengan perawat
dengan keluarga

6
3.1.3 Berikan obat dengan
prinsip 5 benas

Setelah diberikan
askep selama 1
kali pertemuan
selama 3 jam
diharapkan
keluarga
1.1 Keluarga
1.1.1 Bina hubungan
dapat
saling percaya antara
membina
perawat dengan
hubungan
keluarga dengan cara,
saling percaya
sapa keluarga dengan
antara perawat
baik, perkenalkan diri
dengan
perawat, jelaskan
keluarga
tujuan home visit
dengan kriteria
hasil :
keluarga mau
membalas
salam perawat
mau berjabat
tangan, mau
menyebut
nama

7
Agar theraphy
bisa efektif

Membina
hubungan saling
percaya
nmerupakan dasar
keterbukaan
antara perawat
dengan keluarga
sehingga keluarga
menjadi
kooperatif dan
terbuka dengan
perawat sehingga
mau memberikan
informasi dan
menceritakan
tentang keadaan
pasien

3
nada keras dan kasar

2. Keluaga mengerti
dan memahami
penyakit serta
kondisi klien

2.1 Keluarga
memahami
penyakit serta
kondisi klien

2.1.1 Jelaskan kepada


keluarga tentang
pengertian tanda dan
gejala serta tanda-tanda
munculnya waham

Dengan
menjelaskan
tentang
pengertian, tanda
dan gejala serta
tanda-tanda
munculnya
waham,
diharapkan
keluarga mengerti
dan memahami
penyakit serta
kondisi klien

2.12 Diskusikan bersama


keluarga tentang
perawat klien di rumah

Tingkah laku
dapat
mencetuskan
keluarga untuk
memberikan
perawat efektif

3.1.1 Anjurkan kepada


keluarga untuk tetap
memberi suport kepada
klien

Membantu proses
penyembuhan
klien

3. Keluarga dapat
memberikan suport
pada klien dan dapat
memberi dukungan
psikologis yang

3.1 Keluarga mau


memberi
motivasi
psikologis
yang menduk

4
dapat mendukung
kesembuhan klien

5
ung
kesembuhan
klien

6
3.1.2 Anjurkan keluarga
untuk memperlakukan
klien seperti anggota
keluarga lainnya

7
Klien merasa
diperhatikan
dengan
memperlakukan
seperti anggota
keluarga lain.

3.1.3 Anjurkan keluarga


untuk tetap
memberikan perawatan
baik mengajak untuk
control bila obat habis
atau kambuh dan klien
anjurkan keluarga
memperhatikan saat
minum obat

Klien tidak
merasa disisihkan
dan tetap
memberikan
perawatan,
dengan
mengawasi klien
minum obat
mencegah
penyakit klien
untuk kambuh

3.1.4 Beri reinforcement


Dengan
positif terhadap hal-ha memberikan
yang telah dicapai klien reinforcement ke
keluarga agar
tetap
memperhatikan
klien

6
3.1.5 Anjurkan kepada
untuk mempergunakan
asuransi kesehatan
keluarga miskin

7
Dengan
menggunakan
asuransi
kesehatan akan
mengurangi
beban membiayai
pengobatan klien

c. Pelaksanaan
TABEL 3
PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AG
DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM KEBESARAN
DI RUANG ARIMBI BPK RSJ PROVINSI BALI
TANGGAL 23 JUNI S/D 26 JUNI 2008
Hari/Tgl/
Jam
1
Senin,
23 Juni
2008
11.30
Wita

Dx

Pelaksanaan

Respon Klien

2
1

3
Membina hubungan saling percaya antara
perawat dengan klien dengan cara
mengucapkan salam, memperkenalkan
diri menjelaskan tujuan interaksi,
menciptakan lingkungan yang tenang dan
buat kontrak waktu (topik yang akan
dibicarakan, waktu dan tempat)

12.00

Tidak membantah dan mendukung


waham klien dengan cara menerima
keyakinan klien dengan mengatakan
Saya menerima keyakinan anda tapi
tidak mendukung waham klien dengan
ekspresi ragu-ragu, tanpa membicarakan
isi waham klien

4
DS : Klien membalas salam
perawat dan mengatakan
senang berkenalan serta
mau menyebut nama Aku
Adi Gunawan dari
Abiansemal
DO: Klien mau berjabat tangan
dan memperkanlkan diri
DS: Klien mengatakan dirinya
adalah sound yang artinya
orang hebat, akan jadi
polisi, brimob dan selalu
dapat juara tinju, voli,
basket, juga jadi pembalap
DO: Kontak mata ada
pembicararaan cepat,
keras, klien mendominasi

Modifikasi

Paraf

5
Pertahankan dan
tingkatkan hubungan
dengan klen

6
Ganda

Lanjutkan renpra dan


tingkatkan kondisi klien

Ganda

13.00

14.00

15.00

15.10

Selasa
24 Juni
2008

Meyakinkan klien berada dalam


lingkungan yang aman dan terlindung
yang aman dan terlindung dengan cara
tidak meninggalkan klien sendiri jujur,
terbuka pada klien, anda sekarang berada
dengan saya, saya akan menemani anda
ngobrol, dan anda boleh mengungkapkan
masalah anda
Menanyakan pada klien apa yang
dilakukan klien yang berkaitan dengan
aktifitas sehari-hari serta meganjurkan
klien untuk melakukannya

Memberikan pujian pada kemampuan


klien yang realistis
Mengadakan kontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya

Mengobservasi kebutuhan klien seharihari serta mendiskusikan kebutuhan klien


yang tidak terpenuhi baik selama di

pembicaraan
DS: Klien mengatakan senang
ngobrol dengan perawat
DO: Klien dapat membina
hubungan saling percaya
perawat dengan klien dan
menceritakan masalahnya
DS: Klien mengatakan bahwa
dirinya kerja di restoran
Sanur, dan kalau di rumah
kadang-kadang nyapu, dan
ngumpul-ngumpul dengan
teman-teman
DO: Klien tampak
bersemangat menceritakan
dirinya di saat ruma
DS:
DO: Klien tanpak tersenyum
DS: Klien mengatakan mau
bertemu besok pkl. 08.30
Wita
DO: Klien tampak tersenyum
dan gembira
DS: Klien mengatakan senang
mengambil pekerjaan
seperti menyapu di rumah

Lanjutkan renpra dan


tingkatkan kondisi klien

Ganda

Lanjutkan renpra dan


tingkatkan kondisi klien

Ganda

Lanjutkan renpra dan


tingkatkan kondisi klien
Lanjut renpra dan
tingkatkan kondisi klien

Ganda

Lanjutkan renpra dan


tingkatkan kondisi klien

Ganda

Ganda

08.30

rumah maupun di rumah sakit

09.30

Meningkatkan aktivitas d/b dapat


memenuhi kebutuhan klien yang
memerlukan waktu dan tenaga

10.30

Membicarakan pada klien tentang realita

11.30

Menanyakan pada klien apa yang biasa


dilakukan klien sehari-hari

kalau di ruangan klien


biasanya hanya tidur dan
jalan-jalan
DO: Kontak mata ada
pembicaraan klien cepat
DS: Klien mengatakan bisa
membantu apa yang
disuruh oleh perawat di
ruangan
DO: Klien tampak ngobrolngobrol dengan teman di
ruangan
DS: Klien mengatakan dirinya
adalah sound yang artinya
orang terhebat dan akan
jadi polisi, brimob dan
selalu dapat juara olah
raga, seperti voli, basket,
tinju dan sebagai
pembalap, klien juga akan
membeli Blazer dan
Thander
DO:
DS: Klien mengatakan bila
tidak ada kerjaan klien
biasanya jalan-jalan dan
kadang-kadang nonton TV
DO: Klien tampak tersenyum

Lanjutkan renpra dan


tingkatkan kondisi klien

Ganda

Lanjutkan renpra dan


tingkatkan kondisi klien

Ganda

Lanjut renpra dan


tingkatkan kondisi klien

Ganda

16.30

17.30

17.35

Rabu,
Pkl. 08.30
Tgl. 25
Juni 2008
10.30

11.30

18.00

1,3

Mendiskusikan dengan klien kemampuan DS: Klien mengatakan dulu


yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini
sempat kerja di restoran
yang realistis, serta memberikan pujian
Sanur dan kini hanya diam
pada penampilan dan kemampuan yang
di RSJ
realistis
DO: Klien tampak tersenyum
kontak mata ada
Delegatif dalam pemberian terapi TXP,
DS:
haldol, CP2
DO: Klien tampak mau minum
obat
Mengadakan kontrak waktu pertemuan
DS: Klien mengatakan mau
selanjutnya
bertemu besok pkl. 08.30
DO: Klien tampak tersenyum
Berbicara dengan klien dalam kontek
DS: Klien mengatakan ingin
realita (realita, diri, orang dan tempat)
cepat pulang dan cepat
sembuh
DO: Klien tampak merunduk
Berbicara dengan klien tentang realita
DS: Klien mengatakan datang
ke RSJ untuk
menyembuhkan orang gila
DO: Klien tampak
bersemangat
Memotivasi klien untuk mengungkapkan DS: Klien mengatakan ingin
perasaan yang sebenarnya
cepat pulang
DO: Klien tampak sedih dan
merunduk
Membina hubungan saling percaya antara DS: Keluarga mengatakan
perawat dengan keluarga dengan cara,
senang dengan kedatangan
menyapa keluarga dengan ramah
perawat keluarga mau

Lanjut renpra dan


tingkatkan kondisi klien

Ganda

Lanjut renpra dan


tingkatkan kondisi klien

Ganda

Lanjut renpra dan


tingkatkan kondisi klien

Ganda

Lanjut renpra dan


tingkatkan kondisi klien

Ganda

Lanjut renpra dan


tingkatkan kondisi klien

Ganda

Lanjut renpra dan


tingkatkan kondisi klien

Ganda

memperkenalkan diri perawat dan


menjelaskan tujuan home visite

18.30

19.00

1,3

Mendiskusikan bersama keluarga tentang


pengertian tanda dan gejala serta tandatadan munculnya waham, akibat bila
tidak ditanggapi dengan baik dan cara
keluarga mengetahui cara perawatan
untuk lien
1,2, Mendiskusikan bersama keluarga tentang
3 perawatan klien di rumah, dan
mendiskusiskan dengan klien dan
keluarga tentang obat, dosis, frekwensi
cara pemberian dan efek samping akibat
penghentian

19.30

Menganjurkan pada keluarga untuk tetap


memberikan support kepada klien

20.00

1,3

Menganjutkan dan membimbing untuk


menghargai kemampuan dan hal positif
yang dimiliki klien serta memperlakukan

memperkenalkan dirinya,
keluarga membalas salam
perawat
DO: Keluarga mau berjabat
tangan dan keluarga
tampak tersenyum
DS: Keluarga mengatakan
mengerti dan memahami
penjelasan perawat
DO: Keluarga tampak
mengangguk
DS: Keluarga mengatakan akan
merawat kalien jika di
rumah dan mengawasi
klien saat minum obat
DO: Keluarga tampak
mengangguk dan
berbicara dengan hati
yang tulus
DS: Keluarga mengatakan akan
memberi dorongan agar
cepat sembuh
DO: Keluarga tampak
megangguk
DS: Keluarga mengatakan
klien sangat diperhatikan
jika di rumah

Lanjut renpra dan


tingkatkan kondisi klien

Ganda

Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien

Ganda

Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien

Ganda

Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien

Ganda

klien seperti anggota keluarga yang lain


dan membimbing keluarga lain agar bisa
menghormati klien
Menganjutkan kepada keluarga untuk
tetap memberikan perawatan baik
mengajak untuk control jika obat habis

20.30

20.45

1,3

Kamis,
26 Juin
2008
08.30
09.00

Memotivasi klien untuk menggunakan


perasaan yang sebenarnya

09.30

Membina hubungan saling percaya antara


perawat dengan klien dengan cara
mengucapkan salam
Memusatkan pembicaraan dan situasi
yang bersifat nyata

10.00

Menelitia koping klien yang adaptif


terhadap masalah yang dihadapi

10.30

Menanyakan cara yang biasa dilakukan

Memberikan reinforcement yang positif


terhadap hal-hal yang telah dicapai klien

DO: Keluarga tampak


mengangguk
DS: Keluarga mengatakan akan
selalu mengajak kontrol
jika sudah waktunya
DO: Keluarga tampak
mengangguk
DS: Keluarga mengatakan akan
melakukannya
DO: Keluarga tampak
mengangguk
DS: Klien mengatakan ingin
cepat pulang
DO: Klien tampak sedih dan
merunduk
DS: Klien membalas salam
perawat
DO: Klien tampak tersenyum
DS: Klien mengatakan ia tahu
sekarang berada di RSJ
untuk berobat
DO: Klien tampak tersenyum
DS: Klien mengatakan lebih
senang memendam
masalahnya
DO: Klien tampak tersenyum
DS: Klien mengatakan bisa

Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien

Ganda

Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien

Ganda

Lanjut renpra dan


tingkatkan kondisi klien

Ganda

Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien

Ganda

Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien

Ganda

Lanjut renpra dan


tingkatkan kondisi klien

Ganda

Pertahankan dan

Ganda

untuk mengatasi masalah dan


membimbing klien untuk mencoba cara
yang lain
11.30

12.00

1,3

Memotivasi klien untuk mengungkapkan


perasaan dan beri pujian atas
keberhasilan mengungkapkan
perasaannya
Menjelaskan kepada klien fungsi
frekwensi, cara penggunaan dan efek
samping serta perasaan klien setelah
minum obat

mengatasi maslah akan


curhat dengan orang tua
dan teman-teman dan
tidak mengamuk lagi
DO:
DS: Klien mengatakan ingin
berkumpul bersama
keluarga dan teman-teman
DO: Klien tampak sedih
DS: Klien mengatakan bila
sehabis minum obat pasti
langsung mengamuk\
DO: Klien tampak tersenyum

tingkatkan kondisi klien

Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien

Ganda

Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien

Ganda

d. Evaluasi
TABEL 4
EVALUASI KEPERAWATAN PADA KLIEN AG
DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAN KEBESARAN
DI RUANGAN ARIMBI BPK RSJ PROPINSI BALI
TANGGAL 23 JUNI S/D 26 JUNI 2008
Hari /
Tgl / Jam
1
Kamis,
26 Juni
2008
Pk. 12.00
Wita

Diagnosa Keperawatan
2
Risiko mencederai diri sendiri dan orang lain S =
berhubungan dengan gangguan isi pikir : waham
kebesaran. Ditandai dengan klien menagtakan
dirinya adalah sound yang artinya orang
terhebat dan sering menadpat juara olah raga
juga sebagai pembalap. Klien bericara cepat,
keras, tapi dapat mengerti, klien mendominasi
pembicaraan, jika ditanya klien menjawab
melebih pertanyaan. Klien mengatakan dibawa
ke RSJ. Karena mengamuk di rumah dan
melempari warung dengan batu. Klien juga
bilang tidak dikasih minta nasi oleh bibinya dan
bilang klien orang sedeng, dengan nada keras,
klien juga minta blazer dan thander. Klien
mengatakan sudah 2 kali masuk RSJ
O=

Evaluasi
3
Klien membalas salam perawat dan mengatakan senang
berkenalan serta mau menyebutkan identitas, klien
mengatakan senang dan nyaman berbicara dengan perawat.
Klien mengatakan masih dapat membantu bersih-bersih di
rumah. Klien mengatakan dirinya mau dibawah ke RSJ untuk
beribat. Klien mengatakan dirinya adalah sound yaitu orang
yang paling hebat dan mnenjadi polisi Brimob. Keluarga
mengatakan senang dengan kedatangan perawat, keluarga
mau
memperkenalkan
dirinya.
Keluarga
mau
memperkenalkan dirinya. Keluarga mau membalas salam,
keluarga mengatakan mengerti dan memahami penjelasan
perawat. Keluarga akan lebih merawat klien di rumah dan
memperhatikan saat klien minum obat. Klien mengatakan
bila habis minum obat klien menjadi ngantuk
Klien dapat membina hubungan saling percaya antara
perawat dengan klien. Klien belum dapat berhubungan
dengan realita. Klien tampak mengobrol dengan teman-teman

2
A=
P =

Jumat,
27 Juni
2008
Pk. 12.00
Wita

Jumat,
27 Juni
2008

Gangguan isi pikir : waham kebesaran b/d


koping individu tak efektif ditandai dengan
klien mengatakan ditanya dengan klien
mengatakan dirinya adalah sound yaitu orang
terdekat yang akan menjadi polisi Brimob.
Klien juga mengatakan sering mendapat juara
basket,
tinju
dan
sebagai
pembalap.
Pembicaraan klien cepat, keas dan dapat
dimengerti klien mendominasi pembicaraan jika
ditanya klien menjawab melebihi pertanyaan.
Klien tampak mengulang-ulang pembicaraan.
Saat menceritakan dirinya klien tampak
gembira. Klien mengatakan bila mempunyai
masalah sering curhat dengan orang tua, dan
temen dekat dan adiknya. Jika mempunyai
banyak maslah klien biasanya mengamuk dan
berteriak.
Penatalaksanaan aturan terpeutik tak efektif di
rumah b/d koping keluarga tak efektif d/d klien
mengatakan jarang minum obat karena sering

S =

O=
A=
P =

3
di ruang klien tampak mau minum obat.
Tujuan jangka pendek No. 1,2,3,5,6 tercapai. Tujuan jangka
pendek no. 4 tidak tercapai
Lanjut renpra dengan bekerjasama dengan petugas di ruangan
untuk melakukan intervensi untuk mencapai keberhasilan
tupen No. 4 (4.1.1) yaitu bicarakan dengan klien dalam
kontek realita
Klien mengatakan ingin cepat pulang dan cepat sembuh.
Klien mengatakan jika banyak masalah biasanya curhat
dengan orang yang dipercayai. Klien mengatakan ingin
kumpul-kumpul bersama keluarga, dan teman-teman klien
mengatakan sehabis minum obat klien langsung mengantuk.
Keluarga mengatakan akan memperhatikan obat klien dan
mengawasi klien minum obat
Klien tampak sedih dan mau minum obat
Tujuan jangka pendek 1,2 dan 3 tercapai
Pertahankan dan tingkatkan kondisi pasien

S = Keluarga mengatakan senang dengan kedatangan perawat,


keluarga mau memperkenalkan dirinya, keluarga mau
membalas salam, keluarga mau mengatakan mengerti dan

1
Pk. 12.00
Wita

2
lupa, klien mulai kumat, klien kembali masuk
rumah sakit. Keluarga mengatakan sering
keluyuran. Keluarga mengatakan tidak bisa
mencegah klien. Keluarga mengatakan tidak
bisa mengawasi klien untuk minum obat.
Keluarga mengatakan kalau bibinya jelek karena
dia tidak ngasih minta nasi dan dibilang klien O =
orang sedeng, dengan dada suara keras dan
kasar
A=
P =

3
memahami penjelasan perawat klien jika berada di rumah.
Keluarga mengatakan akan menuruti saran perawat, keluarga
akan mensuport klien, akan memperlakukan klien seperti
anggota keluarga yang lain. Keluarga akan mengawasi klien
saat minum obat dan akan mengajak klien rajin kontrol ke
RSJ.
Keluarga mau berjabat tangan, keluarga tampak tersenyum.
Keluarga menerima dan tampak mengangguk
Tujuan jangka pendek No. 1,2 dan 3 tercapai
Pertahankan dan tingkatkan pemahaman keluarga

Anda mungkin juga menyukai