Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan profesionalisme sangat diperlukan bagi tenaga kesehatan,
sehingga menjadi tantangan bagi tenaga kesehatan, hal ini disebabkan oleh mutu
pelayanan yang tinggi akan menjadi tuntutan dari pelanggan. Pelayanan keperawatan
merupakan pelayanan integral dari pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan
keberadaan perawat merupakan posisi kunci, yang dibuktikan dengan kenyataan bahwa
40-60% pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua
pelayanan promosi kesehatan serta pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun
tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat.
Praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum
mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metode pemberian asuhan keperawatan
yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan
klien, melainkan lebih berorientasi pada tugas. Era globalisasi dan perkembangan ilmu
dan teknologi kesehatan menuntut perawat sebagai suatu profesi memberi pelayanan
kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP) (Siswono, 2002). MPKP adalah deskripsi atau
gambaran dari praktek keperawatan yang nyata dan akurat berdasarakan kepada filosofi
konsep dan teori keperawatan.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan
supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen
keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan
keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
profesional, sehingga diharapkan keduanya saling mendukung antara satu dengan yang
lainnya. Nursalam (2008) menjelaskan bahwa manajemen keperawatan adalah suatu
proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara professional. Seorang manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan,
mengorganisasian, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk
dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien mungkin di rumah sakit.
Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan di
rumah sakit merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu
1

dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari, tanpa ada kenyataan kelola yang
memadai, kemauan dan kemampuan yang kuat serta peran aktif dari semua pihak maka
pelayanan keperawatan profesional hanyalah akan menjadi teori semata. Oleh karena
itulah

perawat

perlu

mengupayakan

kegiatan

penyelenggaraan

Model

Praktik

Keperawatan Profesional (MPKP) serta Model Asuhan Keperawatan Profesional


(MAKP).
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
perencanaan, sedangkan efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir sesuai dengan jadwal (Wikipedia, 2009). Nursalam (2008) menjelaskan bahwa
manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.
Model Asuhan keperawatan yang saat ini sedang dilaksanakan pada Ruang
Sahadewa RSJ Provinsi Bali adalah model ketua tim. Metode ini menggunakan organisasi
tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 tim yang terdiri atas ketua
tim dan anggota tim dalam satu kelompok kecil yang saling membantu. Keuntungan
metode ini adalah memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan
memungkinkan pencapaian proses keperawatan. Selain itu, konflik atau perbedaan
pendapat antar staff dapat ditekan melalui rapat tim, cara ini efektif untuk belajar. Model
tersebut dapat memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal dan
memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yag berbeda-beda dengan aman dan
efektif. Sedangkan kerugiaanya adalah rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi
sibuk, rapat tim ditiadakan atau pelaksanaannya terburu-buru, sehingga dapat
mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga
kelancaran tugas terhambat (Simamora, 2012). Melalui pendekatan ini, kami tertarik
untuk melanjutkan dan mempelajari proses manajemen model asuhan keperawatan tim
yang sedang berlangsung di Ruang Sahadewa RSJ Provinsi Bali.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan praktik manajemen keperawatan, diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan konsep dan prinsip-prinsip kepemimpinan serta
2

manajemen keperawatan dengan menggunakan Model Asuhan Keperawatan


Profesional (MAKP) dan Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (PMKK).
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian situasi ruangan di ruang Sahadewa RSJ Provinsi Bali
dengan metode pendekatan PMKK
b. Merumuskan permasalahan serta prioritas masalah yang ditemukan di Ruang
Sahadewa RSJ Provinsi Bali dan program inovasi yang dapat diterapkan di Ruang
Sahadewa.
c. Menyusun rencana strategis dan operasional ruangan, rencana strategis untuk
menjalankan program inovasi yang telah ditemukan berdasarkan hasil pengkajian
PMKK.
d. Melaksanakan rencana strategis dan operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian yang telah ditemukan.
e. Melakukan aplikasi peran.
f. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian PMKK.
C. Metode
1. Pengkajian data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi.
2. Metode analisa yang digunakan berdasarkan analisis SWOT adalah Brainstorming.
3. Metode Pelaksanaan MAKP dilakukan dengan aplikasi peran.
4. Metode Pelaksanaan Timbang Terima dilakukan dengan role play.
5. Metode Pelaksanaan Supervisi Keperawatan dilakukan dengan sosialisasi dan role
play.
D. Manfaat
1. Bagi Pasien
Terpenuhinya kebutuhan klien secara holistik dan tercapainya kepuasan klien
terhadap praktik pelayanan keperawatan.
2. Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja optimal.
b. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
c.
d.

kesehatan lain, dan perawat dengan pasien dan keluarganya.


Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin perawat
Meningkatkan citra perawat sebagai suatu profesi yang professional dimata

profesi lain.
3. Bagi Rumah Sakit
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat
memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan.
c. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit sebagai rumah sakit
yang dapat memberikan pelayanan keperawatan yang professional.
3

E. Tempat dan Waktu


Tempat dilaksanakannya praktek klinik manajemen keperawatan ini adalah di
ruang Sahadewa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali selama 24 hari yaitu mulai tanggal 28
Januari 20 Februari 2015.

Anda mungkin juga menyukai