Anda di halaman 1dari 5

L.o.

1 MM Sirkulasi Kapiler
L.i.1 Definisi
Kapiler adalah tempat pertukaran antara darah dan jaringan, memiliki percabangan yang
luas sehingga terjangkau ke semua sel. Kapiler merupakan saluran mikroskopik untuk
pertukaran nutrient dan zat sisa diantara darah dan jaringan. Dindingnya bersifat
semipermeable untuk pertukaran berbagai substansi. (Djauhari, 2007)

l.i.2 Susunan

Pada rangkaian mesentrium, darah memasuki kapiler melalui arteriol dan


meninggalkan arteri melalui venula. Darah yang berasal dari arteriol akan memasuki
metarteriol atau arteriol terminalis dan yang mempunyai struktur pertengahan antara
arteriol dan kapiler. Sesudah meninggalkan metarteriol , darah memasuki kapiler
yang berukuran besar disebut saluran istimewa dan yang berukuran kecil disebut
kapiler murni. Sesudah melalui kapiler, darah kembali ke dalam sistemik melalui
venula.
Arteriol sangat berotot dan diameternya dapat berubah beberapa kali lipat. Metarteriol
tidak mempunyai lapisan otot yang bersambungan, namun mempunyai serat-serat
otot polos yang mengelilingi pembuluh darah pada titik-titik yang bersambungan.
Pada titik dimana kapiler murni berasal dari metarteriol, serat otot polos mengelilingi
kapiler yang disebut dengan Sfingter prekapiler yang dapat membuka dan menutup
jalan masuk ke kapiler.
Venula ukurannya jauh lebih besar daripada arteriol tapi lapisan ototnya lebih lemah.
(djauhari, 2007)
Kapiler darah dibagi menjadi 3 jenis utama :

1. Kapiler sempurna
Bayak dijumpai pada jaringan termasuk otot paru,susundan saraf pusat dan kulit. Sitoplasma
sel endotel menebal d tempat yang berinti dan menipis di bagian lainnya.
2. Kapiler bertingkat
Kapiler bertingkat dijumpai pada mukosa usus,glomerulus,ginjal dan pancreas. Sitoplasma
tipis dan tempat pori-pori.
3. Kapiler sinusidal
Kapiler sinusidal mempunyai garis tengah,lumen lebih besar dari normal.
Dinding kapile tersusun atas satu lapisan uniseluler sel-sel endotelial dan disebelah
luarnya terdapat membran dasar. Total ketebalannya mencapai 0,5 mikrometer. Pada
dinding kapiler terdapat dua jalan penghubung kecil yang menghubungkan bagian dalm

kapiler dengan bagian luar kapiler. Salah satu dari penghubung ini adalh celah
interseluler yang merupakan celah tipis yang terletak di antara sel-sel endotelial yang
saling berdekatan. Pada sel endotelial terdapat juga banyak gelembung plasmalemal.
Gelembung ini terbentuk pada salah satu permukaan sel dengan menghambat CES.
Dinding kapiler juga memiliki beberapa vesikel yang bergabung membentuk saluran
vesikel.
Darah memasuki kapiler melalui arteri, arteriol dan memasuki venula dan kembali
ke sirkulasi sistemik. Darah yang berasal dari arteriol akan melewati pembuluh
metarteriol yang mempunyai struktur pertengahan antara arteriol dan kapiler. Sesudah itu
darah masuk ke kapiler dan melewati beberapa pembuluh. Pembuluh ini ada yang besar
dan disebut saluran istimewa dan yang berukuran kecil disebut kapiler murni. Pada titik
dimana kapiler murni berasal dari metarteriol ada serat otot polos yang biasanya
mengelilingi kapiler. Serat ini disebut sfringer prekapiler. Sfringer ini dapat membuka
dan menutup jalan masuk ke kapiler. (Arthur, 1997)
l.i.3 Aliran cairan tubuh dari arteri ke kapiler
Sistem sirkulasi adalah sistem transpor yang menghantarkan oksigen dan berbagai zat
yang diabsorbsi dari traktus gastrointestina menuju ke jaringan serta melibatkan
karbondioksida ke paru dan hasil metabolisme lain menuju ke ginjal. Sistem sirkulasi
berperan dalam pengaturan suhu tubuh dan mendistribusi hormon serta berbagai zat lain yang
mengatur fungsi sel. setiap pembuluh halus yang menghubungkan aneriol dan venol
membentuk suatu jaringan pada hampir seluruh bagian tubuh. Dindingnya berkerja sebagai
membran semipermeable untuk pertukaran berbagai substansi. (Djauhari, 2007)
Kapiler adalah pembuluh darah yang ideal untuk tempat pertukaran bahan-bahan antara
darah dan jaringan, karena kapiler mempunyai percabangan yang luas sehingga
terjangkau oleh semua sel. Darah mengalir lebih lambatnya aliran darah melalui kapiler.
(Lauralee, 2001)
Bagian fungsional dari sirkulasi:

Arteri berfungsi untuk mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan, dinding
arteri kuat dan darah mengalir kuat di arteri.
Kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit, hormon, dan bahan
lainnya antara darah dan cairan interstisial.
Vena berfungsi untuk saluran darah dari jaringan kembali ke jantung. Dindingnya sangat
tipis, punya otot, dan dapat menampung darah sesuai kebutuhan. (Djauhari, 2007)

Pertukaran darah antara darah dan jaringan melalui dinding kapiler melalui 2 tahap :
a) Difusi pasif mengikuti penurunan gradient konsentrasi
Perpindahan zat-zat, misalnya O2 dan glukosa mempunyai konsentrasi yang lebih tigi
di dalam darah dibandingkan dengan cairan interstisium yang konsentrasinya lebih
rendah sehingga terjadi difusi

b) Bulk flow
Adalah suatu volume cairan bebas protein sebenarnya tersaring keluar kapiler
bercampuran dengan cairan interstisium disekitar dan kemudian direabsorpsi. Bulk
flow terjadi karena perbedaan tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid antara
plasma dan cairan interstisium.
Proses ini disebut bulk flow karena berbagai konstituen cairan berpindah bersama sama
sebagai satu kesatuan.
a. Tekanan di dalam kapiler melebihi tekanan diluar sehingga cairan terdorong
keluar melalui pori-pori tersebut dalam suatu proses yang disebut ultrafiltrasi
b. Tekanan yang mengarah ke dalam melebihi tekanan keluar, terjadi perpindahan
netto cairan dari kompartemen interstitium ke dalam kapiler melalui pori-pori,
yang disebut dengan reabsorpsi.
Bulk flow dipengaruhi oleh perbedaan tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid
antara plasma dan cairan interstitium. 4 gaya yang mempengaruhi perpindahan cairan
menembus dinding kapiler adalah :
1. Tekanan darah kapiler
2. Tekanan osmotik koloid plasma
3. Tekanan hidrostatik cairan interstitium
4. Tekanan osmotik koloid cairan interstitium
(Fauci, 1998)

SIRKULASI LIMFE DAN CAIRAN INTERSTISIAL


Sistem Limfatik
Fungsi system limfatik adalah mengembalikan cairan dan protein yang difiltrasi kapiler
ke system sirkulasi. System limfatik didisain hanya 1 jalan, yaitu dari jaringan ke system
sirkulasi. Ujung pembuluh limf (kapiler limf) berada dekat kapiler darah. Penyumbatan
pembuluh limfa dapat menyebabkan edema

Jalur tambahan cairan dari ruang interstitial ke dalam darah


Dapat mengangkut protein dan zat-zat berpartikel besar keluar dari jaringan yang
tidak dapat dipindahkan dengan proses absorpsi langsung ke dalam kapiler

reabsor
Kapiler Limfe dan permeabilitasnya
Cairan merembes dari ujung arteriol kapiler darahpsi
ke dalam ujung vena
dari kapiler darah
kembali ke darah melalui sistem limfatik dan bukan melalaui
kapiler vena
Cairan kembali ke limfe 2-3 liter/hari

Cairan Limfe

Cairan limfe berasal dari cairan interstitial yang mengalir ke dalam sistem limfatik
Cairan limfe yang masuk ke pembuluh limfe, komposisinya hampir sama dengan
cairan interstitial.
Sistem limfatik jalur utama untuk reabsorpsi zat nutrisi dari saluran cerna (terutama
absorpsi lemak tubuh)

Kecepatan Aliran Limfe


1. Efek tekanan cairan interstitial terhadap Aliran cairan Limfe
Peningkatan tekanan cairan interstitial akan berakibat pada peningkatan aliran limfe,
faktor yang mempengaruhi :
a. Peningkatan tekanan kapiler
b. Penurunan tekanan osmotik koloid plasma
c. Peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstitial
d. Peningkatan permeabilitas kapiler
Faktor tersebut menyebabkan keseimbangan pertukaran cairan di membran kapiler
untuk membantu pergerakan cairan ke dalam interstitial yang meningkatkan :
- Volume cairan interstitial,
- Tekanan cairan interstitial,
- Aliran limfe
2. Pompa Limfe
Katup-katup terdapat di saluran limfe
terdapat di saluran limfe pengumpul
tempat bermuaranya kapiler-kapiler limfe.
Saluran limfe
cairan, otot polos pada dinding pembuluh berkontraksi
segmen pembuluh limfe di antara katup (pompa otomatis). Cairan di pompa
melalui katup berikutnya ke dalam segmen pembuluh
segmen kontraksi
sehingga bermuara dalam sirkulasi darah.
Peran Sistem Limfatik
Peran sentral dalam mengatur :
1. Konsentrasi protein dalam cairan interstitial
Protein terus keluar dari kapiler darah lalu msuk ke dalam interstitium. Jika
asa protein yang bocor kembali ke sirkulasi melalui ujung-ujung vena kapiler
darah
Protein berakumulasi di cairan interstitial
peningkatan tekanan osmotik
koloid cairan interstitial
2. Volume cairan interstitial
Peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstitial menggeser
keseimbangan daya pada membran kapiler darah dalam membantu filtrasi
cairan ke dalam interstitium
Sehingga terjadi peningkatan volume cairan interstitial dan tekanan cairan
interstitial
3. Tekanan cairan interstitial
Meningkatnya tekanan cairan interstitial membuat terjadinya peningkatan
kecepatan aliran limfe sehingga membawa keluar kelebihan volume cairan
interstitial dan kelebihan protein terakumulasi dalam ruang interstitial.
(Lauralee, 2001)

Daftar Pustaka
Ganong, WF, (2007), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 21,ab. M. Djauhari
Widjajakusumah, Jakarta, EGC.
Guyton,Arthur c,dkk.1997.Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta : EGC.
Sherwood. Human Physiology From Cells to Systems, 5th ed, 2004
Braunwald E. Edema. In : Fauci, et al, ed. Harrisons Principles of Internal Medicine 14th ed.
New York: Mc Graw Hill, 1998; 210-213

Anda mungkin juga menyukai