Babi 130410103023 Phpapp02
Babi 130410103023 Phpapp02
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Embriologi adalah ilmu yang tentang perkembangan embrio dari
pembuahan sel telur ke tahap janin. Janin atau embryo adalah makhluk yang
sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam
tubuh induk atau diluar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan
dari bentuk sederhana dan muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin
banyak dan segera mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan
meiosis II.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih
yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan
(Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II
memiliki inti yang gelap.
3 .Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi
4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil
akhir berupa empat spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa
kromosom penentu jenis kelamin wanita X. Apabila salah satu dari
spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang
23 pasang kromosom itu akan dipertahankan..
Oogenesis
Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm
embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium
germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing
sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang
melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk
folikel primordial.
pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan salah
satu kromatid pada kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua
sel tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan
genetik yang polanya berbeda.
Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala
spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder membelah
membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau
tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang
berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum
yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan
embrional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Fertilisasi
Menurut Sri Sudarwati (1990) fertilisasi merupakan proses peleburan dua
macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetic yang
berasal dari kedua parentalnya. Sedangkan menurut Wildan Yatim (1990)
fertilisasi merupakan masuknya spermatozoa kedalam ovum. Setelah spermatozoa
masuk, ovum dapat tumbuh menjadi individu baru.
Fertilisasi ovum yang telah matang oleh spermatozoa tunggal (23,X atau
23.Y) berlangsung di tuba falopii dalam beberapa jam pasca ovulasi. dengan
demikian maka komposisi genetik spermatozoa akan menentukan gender
konseptus.
Spermatozoa yang mengelilingi ovum akan menghasilkan enzim
hialuronidase, yaitu enzim yang memecah protoplasma pelindung ovum agar
dapat menembus ovum dengan sedikit lebih mudah. Enzim tersebut merusak
korona radiata dan memudahkan penembusan zona pellucida hanya untuk satu
sperma saja. Badan dan ekor sperma terpisah dari kepala segera setelah masuk ke
dalam ovum. Segera setelah kedua sel bersatu, kumparan kutub kedua dalam inti
(nukleus) ovum mengalami pembelahan meiosis kedua dan mampu bersatu
dengan inti sperma, sehingga terbentuk kromosom diploid (2n).
Fertilisasi
berperan
sebagai
pemicu
bagi
oosit
sekunder
untuk
menyelesaikan proses meiosis II. pronukleus laki-laki dan perempuan (masingmasing haploid) menyatu untuk membentuk zygote yang memiliki jumlah
kromosom diploid.
2.2Pembelahan
Menurut yatim (1990:155) pada manusia pembelahan terjadi secara
holobastik tidak teratur. Dimana bidang dan waktu tahap-tahap pembelahan tidak
sama dan tidak serentak pada berbagai daerah zigot. Awalnya zigot membelah
menjadi 2 sel, kemudian terjadi tingkat 3 sel, kemudian tingkat 4 sel, diteruskan
tingkat 5 sel, 6 sel, 7 sel, 8 sel, dan terus menerus hingga terbentuk balstomer
yang terdiri dari 60-70 sel, berupa gumpalan massif yang disebut morula.
rectum
Kelenjar-kelenjar pencernaan misalnya hepar, pancreas, serta
kelenjar lender yang mengandung enzim dlam esophagus, gaster
dan intestium.
Lapisan epitel paru atau insang.
Kloaka yang menjadi muara ketiga saluran: pembuangan (ureter),
4.Bumbung mesoderm
macam
buntu.
Lapisan dentin, cementum dan periodontum gigi, bersama
pulpanya.
mempunyai sistem organ seperti yang dipunyai oleh orang dewasa. Pada usia ini
genitalnya belum dapat dibedakan antara laki-laki dan perempuan serta denyut
jantung sudah dapat didengarkan.
Pada bulan ke 4 ukuran janin 56 mm. Kepala masih dominan
dibandingkan bagian badan, genitalia eksternal nampak berbeda. Pada minggu ke
16 semua organ vital sudah terbentuk. Pembesaran uterus sudah dapat dirasakan
oleh ibu.
Pada bulan ke 5 ukuran janin 112 mm, sedangkan akhir bulan ke 5 ukuran
fetus mencapai 160 mm. Muka nampak seperti manusia dan rambut mulai nampak
diseluruh tubuh (lanugo). Pada yang jantan testis mulai menempati tempat dimana
ia akan turun ke dalam skrotum. Gerakan janin sudah dapat dirasakan oleh ibu.
Paru-paru sudah selesai dibentuk tapi belum berfungsi.
Pada bulan ke 6 ukuran tubuh sudah lebih proporsional tapi nampak kurus,
organ internal sudah pada posisi normal.
Pada bulan ke 7 janin nampak kurus, keriput dan berwarna merah.
Skrotum berkembang dan testis mulai turun untuk masuk ke skrotum, hal ini
selesai pada bulan ke 9. system saraf berkembang sehingga cukup untuk mengatur
pergerakan fetus, jika dilahirkan 10% dapat bertahan hidup.
Pada bulan ke 8 testis ada dalam skrotum dan tubuh mulai ditumbuhi
lemak sehingga terlihat halus dan berisi. Berat badan mulai naik jika dilahirkan
70% dapat bertahan hidup.
Pada bulan ke 9, janin lebih banyak tertutup lemak (vernix caseosa). Kuku
mulai
nampak
pada
ujung
jari
tangan
dan
kaki.
Pada bulan ke 10, tubuh janin semakin besar maka ruang gerak menjadi berkurang
dan lanugo mulai menghilang. Percabangn paru lengkap tapi tidak berfungsi
sampai lahir. Induk mensuplai antibodi plasenta mulai regresi dan pembuluh darah
palsenta juga mulai regresi.
BAB III
KESIMPULAN
Embriologi adalah ilmu yang tentang perkembangan embrio dari
pembuahan sel telur ke tahap janin. Janin atau embryo adalah makhluk yang
sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam
tubuh induk atau diluar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan dari
bentuk sederhana dan muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa.
Perkembangan janin sejak fertilisasi sampai aterm melalui beberapa tahap.
Dimulai dari : Zigot >> blastomer >> morula >> blastula >> grastula >>
embrioblast >> fetus.