Anda di halaman 1dari 3

Analisis Faktor Risiko Kematian Penderita Stroke

Amran
Abstract Penyakit Serebrovaskular atau yang biasa disebut stroke merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Penyakit yang
disebabkan oleh adanya gangguan pada pembuluh darah otak ini insidennya meningkat dengan bertambahnya usia, sehingga
diperkirakan akan semakin tinggi seiring meningkatnya usia harapan hidup. Hasil analisis multivariate dengan regresi ganda logistic yaitu
diperoleh factor yang paling berpengaruh terhadap kematian penderita stroke yaitu adanya riwayat stroke sebelumnya (OR:12,6 ), jenis
stoke (OR:10.4), Jenis Kelamin (OR:2,8) dan Umur penderita (1,05). Upaya rehabilitasi dan kontrol kesehatan ke fasilitas kesehatan harus
dilakukan secara rutin oleh penderita stoke untuk mencegah terjadinya stroke berulang.
Index Terms Stroke, Faktor Risiko, Kematian

1 PENDAHULUAN

troke merupakan penyakit yang menjadi masalah di


selutuh dunia. Sroke yang dahulu diduga banyak terdapat
hanya di negara-negara maju, ternyata juga tidak jarang
dijumpai dinegara-negara sedanga berkembang. Penyakit
yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak ini
ternyata insidennya meingkat dengan bertambahnya usia,
sehinga dapat diperkirakan bahwa dengan peningkatan usia
harapan hisup, maka jumlah penderita stroke juga akan
bertambah. Hal ini tentunya dapat dimengerti mengingat
faktor-faktor risiko stroke lebih sering ditemuan pada usia
lanjut 1.
Stroke turut memberikan kontribusi terhadap peningkatan
kasus penyakit tidak menular yang angka insidennya
cenderung meningkat. Hasil penelitian Badan Kesehatan
Dunia, WHO di 16 pusat riset yang berada di 12 negara maju
dan berkembang, memperlihatan insiden stroke dikebanyakan
negara sebesar 150 per 100.000 penduduk perahun. Sebagai
contoh, di Amerika Serikat setiap tahunnya terdapat sebanyak
730.000 penderita stoke baru dan berulang; diantanranya
meninggal sebanyak 160.000 penderita 2
Penelitian epidemiologis tentang stroke di Indoensia belum
ada yang lengkap/menyeluruh, namun berdasarkan proporsi
stroke di Rumah Sakit setiap tahun mengalami penigatan.
Kondisi ini dapat terlihat dari hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan di 27
provinsi di Indonesia yang terus meningat hingga menempati
urutan pertama sebagai penyebab kematian3.
Mengingat insiden stroke yang terus meningkat sementara
hasil pengbatan masih terbatas, maka potensi pengendalian
stroke terletak pada usaha pencegahan primer, yaitu
mengedalikan faktor risiko pada individu dengan risiko tinggi
untuk terjadinya stroke 2. Untuk itu perlu mengidentifikasi
faktor risiko stroke yang juga sangat berperan penting dalam
kematian penderita stroke4.
Dari uraian tersebut di atas, menjadi penting
mengidentifikasi faktor risiko apa saja yang memperburuk
prognosis dan meningkatan risiko kematian penderita

stroke; meliputi umur, jenis kelamin, tekanan darah, jenis


stroke dan riwayat stroke sebelumnya.

2 METODE PENELITIAN
2.1 Desain
Penelitian ini menggunakan desain case control, dimana
efek yaitu kematian penderita stroke diidentiikasi terlebih
dahulu kemudian faktor risikonya yaitu jenis stroke,
hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, jenis kelamin dan
umur penderita dipelajari secara retrospektif dengan
mengmabil sampel di Rumah Sakir Dr. Wahiddin
Sudirohusodo Makasar secara concecutive sampling hingga
diperoleh sampel sebanyak 154 orang. Cara penetapan jumlah
sampel dengan menggunakan tabel Lameshow6, dengan
pertimbangan hasil penelitian sebelumnya5
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan
penelusuran rekam medik seluruh penderita stroke sesuai
kriteria dan mencatatnya pada formulir penelitian

2.2 Analisis
Pada analisis univariat menyajikan distribusi dan frekuensi
karakteristik subyek penelitian dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi berupa angka mutlak dan proporsi setiap kategori
pada masing-masing variabel.
Analisis bivariat dilakukan untuk seleksi kandidat variabel
yang akan ikut dalam analisis multivariat. Metode yang
digunakan adalah Odds Ratio. Uji kemaknaan dengan melihat
Lower Limit dan Upper limit..
Analisis multivariat dilakukan untuk memperoleh model
prediktor penyebab kematian penderita stroke setelah
kandidat variabel independen dimasukan ke dalam model
secara bersama-sama (full model).

Amran,SKM,M.Epid.
Staf Bidang Bina Pengendalian Masalah Kesehatan
Dinas Kesehatan Prov. Sultra

Amranepid@2012

TABLE 1
Tabel 1 Karakteristik penderita Stroke

3. HASIL PENELITIAN
Pada penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar
penderita stroke berjenis kelamin laki-laki (57,1%, berumur
<65% (75,3%), Haemoragik stroke (54,5%) Tekanan darah
normal (63%) serta memiliki riwayat pernah menderita
stroke sebelumnya (81,8%). Selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 1. Langkah selanjutnya dilakukan analisis bivariat
variabel Independen untuk seleksi kandidat model dengan
kriteria nilai p uji statistik 0,25.
Seluruh variabel indepeden yang memenuhi kriteria
sebagai kandidat masuk dalam model untuk dilakukan uji
secara bersama sama dalam model multivariate. Hasilnya
sebagaimana terlihat pada tabel 2..
Tabel 2 Hasil analisis Multivariat Regresi
Logistik Kematian Penderita Stroke
Variabel

OR

p-value

Jenis Stroke

0,393

10,94

0,000

Tekanan Darah

0,014

1,01

0,260

Riwayat Stroke

2,536

12,63

0,000

Jenis Kelamin

0,987

2,68

0,028

Umur

0,045

1,05

0,036

Dari lima variabel independen yang diduga berhubungan


dengan kematian penderita stroke, ternyata empat veriabel
menunjukkan
kemaknaan
secara
statistik
setelah
mengendaliakan varibel lainnya. Risiko kematian penderita
stroke jenis haemoragik 10,94 lebih besar dari pada jenis non
haemoragik. Penderita stroke yang memiliki riwayat stroke
sebelumnya (stroke berulang) risiko kematiannya 12,63 kali
lebh besar dibanding penderita tanpa riwayat stroke
sebelumnya. Penderita Wanita berisiko meninggal karena
stroke sebesar 2,68 kali lebih besar dibanding penderinta pria.
Diperoleh hasil yang berbeda memperhitungkan pengaruh
variabel lain, maka faktor umur lansia (>65 tahun) terbukti
merupakan faktor risiko kematian penderita stroke, Hanya
satu variabel yang secara statistik tidak berhubungan dengan
kematian penderita stroke yaitu variabel tekanan darah.

PEMBAHASAN

4.1 Kematian Penderita Menurut Jenis Stroke


Bila dilihat dari jenisnya, sebagian besar penderita stroke
dalam penelitian ini adalah Non Hemoragik Stroke (NHS).
Namun dilihat dari proporsi kematian penderitanya maka
angka kematian penderita jenis haemoragik (HS) jauh lebih
tinggi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya
yang menemukan 57,7% penderita stoke jenis HS keluar RS
dengan status kematian sementara pada NHS yang meninggal
hanya sebesar 6,67% dengan risiko kematian (OR) sebesar 18,7
kali pada stoke jenis HS dibanding NHS. Stoke jenis
Hemoragik (HS) terjadi oleh karena pecahnya pembuluh
darah yang menyebabkan perdarahan pada otak. Keadaan ini
secara mendadak akan menyebabkan gangguan fungsi otak
yang dapat meluas pada daerah otak tertentu.

Karakteristik
n(=154)
Jenis Kelamin
Laki-Laki
88(57,1%)
Perempuan
66(42,9%)
Kelompok Umur
<65 tahun
116(75,3%)
65 tahun
38(24,7%)
Jenis Stroke
NHS
70(45,5%)
HS
84(54,5%)
Tekanan Darah
Normal
97(63%)
Hipertensi
57(37%)
Riwayat stroke
Tidak
28(18,2%)
Pernah
Pernah
126(81,8%)
NHS=Non Haemoragik Stroke, HS=Haemoragik Stroke.

4.2 Kematian penderita menurut tekanan darah


Sebagian besar (63,0%) penderita dalam penelitan ini
memiliki tenakan darah tinggi (hipertensi). Walaupun
penelitian memberikan hasil yang lebih tinggi dari penelitian
sebelumnya oleh Andreas Harry4 yang menjumpai 5,8%
kematian penderita stroke disertai hipertensi namun hasil uji
multivariate dengan regresi logistik memberikan risiko
kematian yang sama antara penderita dengan tekanan darah
normal maupu penderita hipertensi (OR=1,01, p=0,260).
Kondisi tersebut diduga terjadi oleh karena telah
terkendalinya tekanan darah pada sebagian besar penderita
stroke selama perawatan dan pengobatan di Rumah Sakit.
Untuk itu, perlu selalu mengendalikan tekanan darah
penderita stroke dibawah 160 mm Hg (tekanan darah
diastolik) dan dibawah 85 mmHg (tekanan darah sistolik)
4.3 Kematian penderita menurut riwayat stroke
sebelumnya
Terdapat sebanyak 85,7% penderita stroke yang meninggal
disertai riwayat stroke sebelumnya sementara pada penderita
tanpa riwayat stroke yang meninggal sebanyak 42,1%. Hasil
ini sejalan dengan penelitian Mardik, dalam Ansariadi5 yang
menemukan sebayak 72 % kematian penderita dengan
riwayat stroke berakhir dengan kematian. Di Indonesia sekitar
20% penderita stroke akut pernah mengalami stroke
sebelumnya7.
Setelah mengendalikan kovariat lainnya, terlihat adanya
peningkatan risiko kematian penderita stroke yang
disebabkan oleh adanya riwayat stroke sebelumnya (stroke
berulang) yaitu OR sebesar 12,63 yang berarti penderita stroke
yang memiliki riwayat stroke sebelumnya memiliki risiko
kematian sebesar 12,63 kali lebih tinggi dibanding penderita
tanpa riwayat stroke sebelumnya. Stroke berulang
menyebabkan kerusakan otak yang lebih luas dibanding
dengan stroke pertama kali sehingga dapat meningkatkan
mortalitas stroke.
Adanya riwayat stroke sebelumnya pada seorang penderita
stroke merupakan risiko terbesar pada kejadian kematian
penderita stroke. Untuk itu penderita stroke seharusnya tetap

Amranepid@2012

melakukan pemantauan rutin dan komprehensif terutama


untuk menjaga kondisi-kondisi yang dapat memperburuk
prognosis penderita stroke, terutama mencegah terjadinya
serangan ulang (stroke berulang). Perawatan dan pengobatan
pasien seharusnya memberikan edukasi kepada pasien
tentang cara memantau dan mengendalikan faktor risiko
pasca terjadinya sroke (prognosis) yang dapat membantu
penderita mejalani hidup lebih berkualitas karena keputusan
pengobatan serta gaya hidup (life stile) tepat yang telah
dibuatnya berdasarkan pengetahuanyang diperolehnya dari
edukasi tersebut.

4.4. Kematian penderita menurut jenis kelamin


Walaupun pria memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena
stroke namun penderita wanita lebih banyak yang meninggal.
Hal ini terlihat pada hasil uji dengan mengobservasi seluruh
variabel independen secara bersamaan diperoleh kenyataan
bahwa penderita stroke berjenis kelamin perempuan memiliki
risiko kematian 2,68 kali lebih besar dari pada penderita pria.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sejenis yang
pernah dilakukan, misalnya yang dilakukan oleh NINDS8
menemukan lebih dari separuh penderita stroke meninggal
terjadi pada perempuan. Wanita pada umumnya menderita
stroke pada usia lanjut. Selain itu, adanya keadaan khusus
pada wanita juga diduga sebagai pemicu, yaitu kehamilan,
melahirkan dan menopause yang berhubungan dengan
fluktuasi hormonal.
4.5. Kematian penderita menurut golongan umur
Salah satu faktor risiko penting bagi terjadinya serangan
stroke dalah faktor usia atau umur penderita. Pada penelitian
diketahui jumlah penderita stroke lebih banyak terjadi
dikalangan usia belum lansia (<65 tahun). Kondisi ini berbeda
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh NINDS8,
menemukan 2/3 penderita sroke berumur diatas 65 tahun
(lansia). Namun apabila dilihat dari proporsi kematiannnya,
maka proporsi kematian diantara penderita lansia masih lebih
tinggi.
Pada penelitian ini diketahui bahwa secara sendiri umur
tidak memperlihatkan kemaknaan dengan kejadian kamatian
diantara penderita stroke. Namun setelah memperhitungkan
kovariat lain pada analisis multivariat, terlihat bahwa umur
merupakan salah satu faktor risiko kematian penderita stroke
dengan risiko kematian sebesar 2,04 kali lebih besar terjadi
pada penderita stroke berusia diatas 65 tahun dibanding
dengan penderita dibawah usia lanjut. Kondisi ini terjadi oleh
karena banyaknya faktor risiko yang ditemukan pada usia
lanjut1. Menurut Andry Hartono, masalah baru akan muncul
baru muncul apabila penderita stroke memiliki dua atau lebih
faktor risiko yang mengkombinasi faktor usia tersebut 4.
5

ACKNOWLEDGMENT
Penulis Mengucapkan terima kasih kepada Dr. Arsunan
Arsin, M.Kes, dan Dr. Ridwan Amirudin, M.Kes Selaku
Pembimbing yang telah meletakkan dasar-dasar riset dan
epidemiologi kepada penulis.
REFERENCES
1.

Marjono, M, 1992
Gagasan Pendirian Pusat Stroke Nasional,Media Stroke, 2. Jakarta

2.

Lamsudin, R 1991
Pengendalian Hipertensi Sebagai Faktor Risiko Utama Stroke
Dalam Komunitas, Berita Kedokteran Masyarakat, Triwulan IV

3.

Teguh, 2000
Stroke Penyebab Utama Kematian di Indonesia, [online]
Dari:URL:Http://Kompas.com/Health/News/.[21 Februari 2000]

4.

Harry, Andreas., 2000


Faktor Risiko dan Pencegahan Stroke. Makalah pada seminar sehari
risiko tinggi stroke dan pencegahannya, Makassar

5.

Ansariadi, 1995
Kematian Penderita Stroke Menurut Jenis Stroke dan Riwayat
Stroke Sebelumnya. [Skripsi] Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin, Makassar

6.

Pramono, Dibyo, 1995


Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan UGM Press, Jogya.

7.

Misbach, Yusuf, 1995


Stroke, Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen, FKUI, Jakarta

8.

NINDS, 2000
Stroke: Hope, Through Research.[online]
Dari:URL:Http://www.ninds.nih.gov/health and medical pubs/.[4
Maret 2001]

9.

Hartono, Andry, 1995


Stroke dan Pencegahannya, Arcan, Jakarta.

KESIMPULAN

Faktor risiko yang paling besar peranannya terhadap


kematian penderita stroke secara berturut-turut adalah
adanya riwayat sroke sebelumnya, jenis stroke haemoragik,
dan umur lansia.
.
Amranepid@2012

Anda mungkin juga menyukai