2015
BAB III
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
3.1 Jenis Dampak Penting Yang Dipantau
Berdasarkan hasil evaluasi dampak penting yang diuraikan dalam dokumen ANDAL,
diidentifikasi beberapa komponen kegiatan pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian
bijih nikel PT Teka Mining Resources di Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera
Tengah yang akan menimbulkan dampak penting (positif/negatif) penting terhadap sejumlah
komponen lingkungan hidup dan rencana pemantauan dampaknya telah diuraikan dalam
dokumen RKL. Agar dapat diketahui efektifitas Pemantauan lingkungan yang diterapkan, maka
dampak penting tersebut perlu dipantau sebagai bahan informasi yang diperlukan untuk
memperbaiki dan mengembangkan rencana Pemantauan lingkungan hidup yang lebih efektif.
Dampak terhadap komponen lingkungan hidup yang perlu dipantau akibat pembangunan
pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining Resources adalah:
I-1
III-2
h. Pengapalan
i. Perubahan Kualitas Udara
ii. Peningkatan Kebisingan
iii. Perubahan Kaulitas Air
iv. Gangguan Biota Perairan
v. Gangguan Kesehatan Masyarakat
i. Pemerdayaan Masyarakat
i. Perubahan Sikap dan Persepsi
ii. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
iii. Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan
a. Penutupan Instalasi Tanur
i. Perubahan Kualitas Udara
ii. Perubahan Kualitas Air
iii. Perubahan Flora dan Fauna
iv. Perubahan Sikap dan Persepsi
b. Demobilisasi Peralatan
i. Penurunan Kualitas Udara
ii. Peningkatan Kebisingan
c. Pengelolaan Aset Perusahan
i. Perubahan Sikap dan Persepsi
ii. Peningkatan Pelayanan Masyarakat
d. Pelepasan Tenaga Kerja
i. Perubahan Sikap dan Persepsi
ii. Peningkatan Pengangguran
iii. Perubahan Kesempatan Kerja dan Berusaha
3.2
i.2.1. Perizinan
A. Dampak Terhadap Sikap dan persepsi
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah perubahan sikap dan
persepsi masyarakat.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
III-3
Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan kuesioner dan
tabulasi silang yang dilanjutkan dengan analisis deskriptif.
ii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan curah pendapat melalui
proses sosialisasi, diskusi kelompok terarah, dan pertemuan konsultasi
masyarakat, untuk menampung dan mengakomodasi pendapat, sikap dan
aspirasi masyarakat yang terkena dampak.
b. Lokasi Pemantauan
pengelolaan
lingkungan
hidup
pada
Tapak
lokasi
rencana
PELAKSANA :
Pengawas :
Pelaporan :
Lokasi
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan sikap dan persepsi negatif
masyarakat akibat sosialisasi dan PKM.
3. Sumber Dampak
III-4
Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan kuesioner dan
ii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan curah pendapat melalui
proses sosialisasi, diskusi kelompok terarah, dan pertemuan konsultasi
masyarakat, untuk menampung dan mengakomodasi pendapat, sikap dan
aspirasi masyarakat yang terkena dampak.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan sosialisasi
dan PKM
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
III-5
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Peningkatan pendapatan masyarakat
akibat kegiatan pembebasan lahan dan sesuai dengan kesepakatan.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah adalah kegiatan pembebasan lahan dan tanaman
Mining Resources seluas 390 ha.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau upah yang akan diterima tenaga kerja minimal sama dengan
besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) Maluku Utara.
Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer dengan
metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden secara
purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa responden yang dipilih
telah mendapatkan unag ganti rugi tanah selama tahap prakonstruksi. Jumlah
responden yang akan diwawancarai sebanyak (1015%) dari populasi
masyarakat yang memperoleh manfaat. Data yang dikumpulkan diolah dan
dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi rencana
III-6
Pelaksana :
Pengawas :
Badan
Pertanahan
Nasional
Kab.
Halmahera
Pelaporan :
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah luas kepemilikan lahan baru yang
mampu dibeli oleh masyarakat setelah pasca pembebasan lahan.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah adalah kegiatan pembebasan lahan dan tanaman
lokasi pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka
Mining Resources seluas 390 ha.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Tengah
III-7
Pemantauan
lingkungan
hidup
dilakukan
kali
selama
kegiatan
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Jenis usaha atau pekerjaan yang
dilakukan masyarakat setelah pasca pembebasan lahan.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah adalah kegiatan pembebasan lahan dan tanaman
lokasi pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka
Mining Resources seluas 390 ha.
III-8
lingkungan
hidup
dilakukan
kali
selama
kegiatan
Pelaksana :
Pengawas :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Halmahera Tengah
Pelaporan :
III-9
Halmahera Tengah
-
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah perubahan sikap dan
persepsi negatif masyarakat.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
III-10
Pelaksana :
Pengawas :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Kab.
Pelaporan :
Halmahera Tengah
-
i.3.
i.3.1.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Halmahera Tengah
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja konstruksi. Jumlah
tenaga kerja yang akan diterima cukup besar yaitu 500 orang, bagi penduduk
yang tidak bekerja sebagai tenaga kerja dapat memanfaatkan kesempatan
membuka usaha di sektor informal.
III-11
Lokasi Pemantauan
lingkungan
hidup
dilakukan
kali
selama
kegiatan
Pelaksana :
Pengawas :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Halmahera Tengah
Pelaporan :
Kab.
III-12
Halmahera Tengah
-
2. Indikator/Parameter Pemantauan
sama dengan besaran UMP Provinsi Maluku Utara dan kategori pendapatan
masyarakat perkotaan sebesar 626,98 kg/kapita/tahun setara beras (Sayogyo,
1996).
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja pada tahap konstruksi
rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT
Teka Mining Resources, akan memberikan dampak peningkatan pendapatan
bagi masyarakat yang direkrut sebagai tenaga kerja dan yang berusaha di
sekitar lokasi tapak proyek.
III-13
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi tapak rencana
Pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama kegiatan mobilisasi
Pelaksana :
Pengawas :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Halmahera Tengah
Pelaporan :
Kab.
Halmahera Tengah
-
III-14
usaha
diwawancarai
disektor
sebanyak
informal.
(1015%)
Jumlah
dari
responden
populasi
yang
akan
masyarakat
yang
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah lokasi tapak rencana Pabrik
pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining Resources dan
sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai
Itepo.
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pelaksana :
Pengawas :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Halmahera Tengah
III-15
Pelaporan :
Kab.
Halmahera Tengah
BLHD Kab. Halmahera Tengah
Dampak Terhadap Asimilasi dan Akulturasi
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah terjadinya proses
asimilasi dan akulturasi di masyarakat.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan asimilasi dan akulturasi
akibat mobilisasi tenaga kerja kontruksi.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja konruksi lokasi
pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
4.
D.
III-16
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama kegiatan mobilisasi
Pelaksana :
Pengawas :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Tokoh
Adat
Kab.
Transmigraasi
Kab.
Halmahera Tengah
Pelaporan :
LSM,
Lembaga
Halmahera Tengah,
Dinas Tenaga
Adat
Kerja
dan
dan
Halmahera Tengah
-
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah terjadinya proses perubahan nilai
dan norma sosial di masyarakat.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan nilai dan norma sosial
akibat mobilisasi tenaga kerja kontruksi.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja konruksi lokasi
pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining
III-17
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
i. Memantau terjadinya perubahan nilai dan norma sosial pada masyarakat
ii. Memantau banyaknya nilai dan norma sosial yang telah dilanggar di
masyarakat
Metode pemantauan:
tabulasi silang yang dilanjutkan dengan analisis deskriptif.
ii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan curah pendapat melalui proses
sosialisasi,
diskusi
kelompok
terarah,
dan
pertemuan
konsultasi
Pelaksana :
Pengawas :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Tokoh
Kab.
Halmahera Tengah
-
LSM,
Lembaga
Adat
dan
Adat
Halmahera Tengah,
III-18
Pelaporan :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigraasi
Kab.
Halmahera Tengah
-
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja konruksi lokasi
pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
i. Memantau terjadinya perubahan sikap di masyarakat
ii. Memantau banyaknya masyarakat yang berpersepsi negatif dan positif
Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan kuesioner dan
2. Indikator/Parameter Pemantauan
III-19
Pelaksana :
Pengawas :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Tokoh
Adat
Kab.
Transmigraasi
Kab.
Halmahera Tengah
Pelaporan :
LSM,
Lembaga
Halmahera Tengah,
Dinas Tenaga
Adat
Kerja
dan
dan
Halmahera Tengah
-
III-20
i.
ii.
Analisis Data Sekunder (FS) Jumlah tenaga kerja yang diterima pada
tahap kontruksi (500 orang) dan jumlah total pendapatan karyawan
per tahun dengan besaran pajak (ppH = 15%)
Metode Pemantauan :
i. Menghitung Jumlah pendapatan total karyawan selama 1 tahun dengan
potongan
pajak
pph
15%.
Selanjutnya
menjumlahkan
sektor
Pelaksana :
Pengawas :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Halmahera Tengah
-
LSM,
Lembaga
Adat
dan
Tokoh
Adat
Kab.
III-21
Pelaporan :
Halmahera Tengah,
Dinas Tenaga
Kerja
dan
Transmigraasi
Kab.
Halmahera Tengah
i.3.2.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,
CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar Udara Ambien dan
Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku mutu tingkat kebisingan.
3. Sumber Dampak
Sumber
dampak
adalah
pengangkutan
peralatan
dan
bahan/material
Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler kemudian dianalisa di laboratorium dengan menggunakan
spektrofotometer. Analisis
data
dilakukan
secara
deskriptif
dengan
III-22
Tabel 3.1.
Komponen/
Parameter
Lingkungan
Total debu/ partikel
Satuan
g/Nm3
g/Nm
ppm
Metode Analisis
Alat
SNI
Grafimetrik
Hi-Vol
19-6603-2001
NDIR
NDIR Analyzer
7119.10:2011
Saltzman
Spectrophotometer
19-7119.2-2005
Perasosanilin
Grafimetric ekstraktif
Spectrophotometer
19-7119.7-2005
g/Nm
g/Nm3
Amoniak (NH3)
ppm
pengabuan
Indofenol
ppm
Bising
dBA
19-7119.4-2005
AAS
Spectrophotometer
Merkuri Tiosianat
Spectrophotometer
Tekanan bunyi
7570:2010
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi
rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh
PT Teka Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai,
Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo dan Jalaur yang dilalui kendaraan
pengangkut dari Pelabuhan ke Lokasi Pabrik
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan mobilisasi
peralatan, alat berat dan material kontruksi (going).
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :
Pelaksana :
Pengawas :
No
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kab.
Halmahera Tengah
Pelaporan :
Kab.
III-23
Halmahera Tengah
BLHD Kab. Halmahera Tengah
B. Dampak Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah gangguan kesehatan
masyarakat.
2.
Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah penurunan derajat kesehatan
pencemaran udara dan peningkatan kebisingan.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah pengangkutan peralatan dan bahan/material bangunan
pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining Resources.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
III-24
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah nilai ambang batas Derajat Kejenuhan
(DK) < 0,75 yang dipersyaratkan oleh Dirjen Bina Marga dan Departemen
Perhubungan dan banyaknya badan jalan yang mengalami kerusakan akibat
peningkatan volume lalu lintas.
3. Sumber Dampak
Sumber
dampak
adalah
pengangkutan
peralatan
dan
bahan/material
pembangunan pabrik .
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau tingkat kemacetan akibat kepadatan volume lalulintas
Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan volume lalulintas dan waktu tempuh kendaraan
dalam jarak tertentu kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus
matematik yang baku.
III-25
ii. Memantau tingkat kerusakan badan jalan pada jalur jalan yang dilalui
kendaraan pengangkut peralatan dan bahan/material bangunan.
Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan langsung di lapangan.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada jalur jalan yang dilalui
oleh mobil pengangkut peralatan dan material, lokasi tapak proyek PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan mobilisasi
peralatan, alat berat dan material kontruksi (going).
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :
Pelaksana :
Pengawas :
i.3.3.
Pelaporan :
Penyiapan Lahan
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,
CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah Keputusan
III-26
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan penyiapan lahan, yang meliputi pembukaan
lahan, pengupasan tanah pucuk dan pemadatan, akibat peningkatan
partikulat debu dan polusi asap kendaraan, alat berat yang digunakan
data
dilakukan
secara
deskriptif
dengan
Pelaksana :
Pengawas :
III-27
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kab.
Halmahera Tengah
Pelaporan :
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Laju erosi dan sedimentasi dapat
dikendalikan sampai dengan batas tertentu yang disepakati yaitu: <9
ton/ha/tahun untuk tanah dengan ketebalan 150 cm (Kriteria Baku Kerusakan
Tanah untuk Produksi Biomasa, PP 150 Tahun 2000), akibat kegiatan
Penyiapan Lahan PT Teka Mining resources.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah penyiapan lahan, kegiatan ini dapat menyebabkan
perubahan bentang alam dan terjadinya erosi terutama pada saat terjadi hujan.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau perubahan/peningkatan TSS dan TDS
Metode pemantauan:
i. Melakukan pengambilan contoh air secara representatif untuk kemudian
dianalisis di laboratorium.
ii. Pengukuran langsung di lapangan (insitu) dengan alat TDS meter.
iii. Menghitung peningkatan erosi dan sedimentasi dengan metode USLE atau
SDR.
b.
Lokasi Pemantauan
III-28
5.
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
curah
hujan
Pedoman
Monitoring
dan
Evaluasi
DAS
Nomor:
III-29
Memantau Fluktuasi Debit Sunga Kobe dengan Alat pengukur debit Current
meter atau tongkat pelampung
Metode pemantauan:
i. Melakukan debit sesaat aliran sungai Kobe dengan menggunakan
peralatan Current Meter atau tongkat pelampung.
ii. Menghitung Berdasarkan Data Curah Hujan Harian 10 tahun terakhir
dengan menggunakan Metode Rasional dan Debit rancangan Log
Person III.
dengan ukuran 3 x 4 meter dan menampung aliran air dan selanjutnya
menganalisa di laboratorium.
Memantau kondisi hidrologi (infiltrasi/resapan air, run-off dan debit air sungai)
i. Pengukuran penampang sungai/saluran
ii. Pengukuran kecepatan aliran dengan menggunakan Current meter
iii. Menghitung debit aliran dengan menggunakan formula:
Q = V.A
dengan, Q = debit aliran (m3/det), V = kecepatan aliran (m/det), A = luas
penampang (m2).
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo dan Sungai Kobe
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama penyiapan lahan
pada saat musim hujan dan kemarau.
iii. Membuat plot aliran permukaan dan erosi pada areal tapak proyek
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
III-30
selanjutnya
dianalisa
di
laboratorium
dengan
pH
meter,
ii. Untuk sampel mikrobiologi digunakan botol sampel yang sudah disterilkan
untuk menentukan akurasi kepadatan bakteriologi air yang diambil.
Metode pemantauan dan alat analisis kualitas air, diperlihatkan pada Tabel 3.2.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo dan Sungai Kobe dan Sungai Kobe
c.
III-31
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
Satuan
Methode Analisis
Alat
SNI
Mg/l
Mg/l
O
C
TDS Metrik
Grafimetrik
Pemuaian
TDS Metrik
Kolorimeter
Termometer
06-6989.27-2005
06-6989.3-2004
06-6989.23-2005
mg/l
mg/l
mg/l
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
Potensimetrik
Winkler
Titrimetrik
Elektrokimia
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Elektroda Selektif ion
Titrameter
Ion Selektif Meter
Titrameter
Kolorimetrik
pH meter
Buret
Buret
Titrimetrik
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
Peralatan titrasi
Peralatan titrasi
Selektifmeter
Peralatan titrasi
Spektrofotometer
06-2423-1991
06-2425-1991
06-2424-1991
06-2425-1991
06-2483-1991
06-2480-1991
06-2479-1991
06-2463-1991
06-2472-1991
06-2468-1991
06-2481-1991
06-2475-1991
06-2464-1991
06-2511-1991
06-2514-1991
03-6854-2002
06-4823-1998
06-2497-1991
06-2462-1991
06-2500-1991
03-6439-2000
06-4161-1996
06-2474-1991
06-2482-1991
03-6857-2002
mg/L
Turbidimetrik
Spektrofotometer
06-2426-1991
III-32
mg/L
mg/L
Jumlah/
1. Total Coliform
100 ml
Spektrofotometri
Spektrofotometri
AAS
AAS
06-4824-1998
06-6875-2002
MPN
Tabel MPN
06-3956-1995
Dampak
lingkungan
yang
akan
Dipantau
adalah
gangguan
terhadap
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah pertahanan struktur dan komposisi
vegetasi, satwa liar dan endemik, akibat kegiatan Penyiapan Lahan PT Teka
Mining Resources.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah penyiapan lahan, kegiatan ini dapat menyebabkan
perubahan bentang alam, penutupan lahan sehingga menimbulkan gangguan
keanekaragaman flora dan satwa liar.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau perubahan jenis, frekuensi, kelimpahan, indeks diversitas, jenis
endemik dan yang dilindungi pada fauna darat dan komposisi jenis,
tumbuhan endemik atau yang dilindungi oleh Undang-Undang pada flora.
Metode pemantauan:
III-33
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
pemantauan
adalah
penurunan
derajat
kesehatan
III-34
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
2.
Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,
CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar Udara Ambien dan
Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku Mutu Tingkat Kebisingan.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan penimbunan material tamabng Ore, akibat
peningkatan partikulat debu dan polusi asap kendaraan, alat berat yang
digunakan serta menimbulkan peningkatan kebisingan.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau kondisi kualitas udara.
III-35
Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler kemudian dianalisa di laboratorium dengan menggunakan
spektrofotometer. Analisis
data
dilakukan
secara
deskriptif
dengan
Pelaksana :
Pengawas :
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kab.
Halmahera Tengah
Pelaporan :
III-36
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pelaksana :
Pengawas :
III-37
i.3.5.
Pelaporan :
2. Indikator/Parameter Pemantauan
CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar Udara Ambien dan
Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku Mutu Tingkat Kebisingan.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pembangunan pabrik dan infrastruktur
lainnya, akibat peningkatan partikulat debu dan polusi asap kendaraan, alat
berat yang digunakan serta menimbulkan peningkatan kebisingan.
data
dilakukan
secara
deskriptif
dengan
III-38
lingkungan
hidup
dilakukan
kali
selama
kegiatan
Pelaksana :
Pengawas :
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kab.
Halmahera Tengah
Pelaporan :
III-39
Pelaksana :
Pengawas :
Halmahera Tengah
i.3.6.
Pelaporan :
III-40
Lokasi Pemantauan
III-41
Pelaksana :
Pengawas :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Halmahera Tengah
Pelaporan :
Kab.
B. Peningkatan Pengangguran
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis
Dampak
lingkungan
yang
akan
Dipantau
adalah
peningkatan
pemantauan
adalah
Jumlah
pekerja
yang
menadi
Halmahera Tengah
III-42
Pelaksana :
Pengawas :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Halmahera Tengah
Pelaporan :
Kab.
Halmahera Tengah
-
III-43
di
sektor
informal
agar
tidak
menambah
jumlah
pengangguran.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau banyaknya anggota masyarakat setempat yang diterima sebagai
tenaga kerja.
Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer
dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden
secara purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa responden yang
dipilih telah secara resmi diputuskan ikatan kerja dengan perusahaan
selama tahap konstruksi. Jumlah responden yang akan diwawancarai
sebanyak (1015%) dari populasi masyarakat yang memperoleh manfaat.
Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif.
b. Lokasi Pemantauan
melakukan
III-44
Pelaksana :
Pengawas :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Kab.
Halmahera Tengah
Pelaporan :
Halmahera Tengah
BLHD Kab. Halmahera Tengah
i.4.
i.4.1.
Dampak
lingkungan
yang
akan
Dipantau
adalah
peningkatan
orang dan bagi penduduk yang tidak bekerja sebagai tenaga kerja dapat
memanfaatkan kesempatan membuka usaha di sektor informal.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau banyaknya anggota masyarakat setempat yang diterima sebagai
tenaga kerja.
Metode pemantauan:
III-45
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
Transmigrasi
Kab.
Halmahera Tengah
-
III-46
Memantau upah yang akan diterima tenaga kerja minimal sama dengan
besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) Maluku Utara.
Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer
dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden
secara purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa responden yang
dipilih telah memanfaatkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
selama tahap Operasional. Jumlah responden yang akan diwawancarai
sebanyak (1015%) dari populasi masyarakat yang memperoleh manfaat.
Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif.
b.
Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
Pelaksana :
Pengawas :
III-47
Pelaporan :
Transmigrasi
Kab.
Halmahera Tengah
-
2.
Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan asimilasi dan akulturasi
akibat mobilisasi tenaga kerja operasional.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja operasional lokasi
pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
III-48
Pelaksana :
Pengawas :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Tokoh
Adat
Kab.
Transmigraasi
Kab.
Halmahera Tengah
Pelaporan :
LSM,
Lembaga
Halmahera Tengah,
Dinas Tenaga
Adat
Kerja
dan
dan
Halmahera Tengah
III-49
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja operasional lokasi
pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
i. Memantau terjadinya perubahan nilai dan norma sosial pada masyarakat
masyarakat
Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan kuesioner
dan tabulasi silang yang dilanjutkan dengan analisis deskriptif.
ii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan curah pendapat melalui
proses sosialisasi, diskusi kelompok terarah, dan pertemuan konsultasi
masyarakat, untuk menampung dan mengakomodasi pendapat, sikap
dan aspirasi masyarakat yang terkena dampak.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama kegiatan mobilisasi
ii. Memantau banyaknya nilai dan norma sosial yang telah dilanggar di
Pelaksana :
Pengawas :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Halmahera Tengah
III-50
Pelaporan :
LSM,
Lembaga
Halmahera Tengah,
Dinas Tenaga
Adat
Kerja
dan
dan
Tokoh
Adat
Kab.
Transmigraasi
Kab.
Halmahera Tengah
BLHD Kab. Halmahera Tengah
E. Dampak Terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah terjadinya perubahan
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan sikap dan persepsi negatif
dan positif akibat mobilisasi tenaga kerja operasional.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja operasional lokasi
pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
i.
ii.
positif
Metode pemantauan:
i.
III-51
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c.
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
Transmigrasi
Kab.
Perdagangan
Kab.
Halmahera Tengah
-
Dinas
Perindustrian
dan
Halmahera Tengah
III-52
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja operasional lokasi
pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Tengah, Analisis Data Sekunder (FS) Jumlah tenaga kerja yang diterima
Pelaksana :
III-53
Pengawas :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Halmahera Tengah
Pelaporan :
LSM,
Lembaga
Halmahera Tengah,
Dinas Tenaga
Adat
Kerja
dan
dan
Tokoh
Adat
Kab.
Transmigraasi
Kab.
Halmahera Tengah
3. Sumber Dampak
Sumber damapk penyiapan Ore, kegiatan ini dapat menyebabkan perubahan
bentang alam akibat pengambilan Ore sebesar 864.000 metrik ton basah per
tahun dengan kandungan air 34% sehingga terjadinya erosi terutama pada saat
terjadi hujan.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau perubahan/peningkatan TSS dan TDS
III-54
Metode pemantauan:
i. Melakukan pengambilan contoh air secara representatif untuk kemudian
dianalisis di laboratorium.
ii. Pengukuran langsung di lapangan (insitu) dengan alat TDS meter.
iii. Menghitung peningkatan erosi dan sedimentasi dengan metode USLE
atau SDR.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam setahun selama
penyiapan Ore pada tahap Operasional (going).
5.
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas air
sumur, dan air sungai.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah besarnya peningkatan sedimen dan
padatan tersuspensi (TSS) serta kekeruhan pada Sungai Kobe tidak
melampaui ambang batas yang telah ditetapkan, berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang baku dan kriteria kerusakan
lingkungan hidup, Lampiran I Bagian A Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas Air.
3. Sumber Dampak
III-55
Sumber dampak adalah Penyiapan Ore, Sumber pencemar air akibat limbah
cair dan padat domestic yang dapat masuk ke badan air. Sumber pencemar air
pada saat pengoperasian pabrik akan berasal dari limbah Ore yang
mengandung 34%.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau kondisi kualitas air
Metode pemantauan:
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
III-56
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kab.
Halmahera Tengah
C. Dampak Terhadap Perubahan Kualitas Udara
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas
udara dan kebisingan.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,
Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar Udara Ambien dan
Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku Mutu Tingkat Kebisingan.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan penyiapan Ore, sebesar 864.000 metrik ton
basah per tahun dengan kandungan air 34%, ketika kering akan mengeluarkan
debu sebesar 17,6 kg/tahun, selain itu, sumber pencemar lain akibat
peningkatan partikulat debu dan polusi asap kendaraan, alat berat yang
digunakan serta menimbulkan peningkatan kebisingan.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau kondisi kualitas udara.
Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler kemudian dianalisa di laboratorium dengan menggunakan
spektrofotometer. Analisis
data
dilakukan
secara
deskriptif
CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah Keputusan
dengan
III-57
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
Sumber dampak adalah kegiatan penyiapan Ore sebesar 864.000 metrik ton
basah per tahun dengan kandungan air 34%, ketika kering akan mengeluarkan
debu sebesar 17,6 kg/tahun, selain itu, sumber pencemar lain akibat tumpahan
minyak, sisa minyak pelumas oli yang dihasilkan dari kendaraan, alat berat
yang digunakan.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau perubahan keragaman jenis dan populasi biota perairan
III-58
Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan dengan
menggunakan plankton Net No. 25, botol sampel dan Eickman drage dan
formalin 4%. Analisis laboratorium dengan menggunakan mikroskop,
sedangkan data yang diperoleh dianalisis dengan metoda ShannonWienner.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
Resources dan Sungai Kobe
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
penyiapan Ore Berlangsung pada tahap operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Tengah
E. Dampak Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
III-59
Indkator/parameter
pemantauan
adalah
penurunan
derajat
kesehatan
iv.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
penyiapan Ore pada tahanp Operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
III-60
CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar
Udara Ambien dan Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku
Mutu Tingkat Kebisingan.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah operasional mesin diesel yang digunakan sebagai sumber
pembangkit listrik (PLTD) dan utility transmisi line 70kV yang dioperasikan secara
kontinue selama 350 hari dalam setahun, sumber pencemar lain akibat
peningkatan partikulat debu dan polusi asap kendaraan, alat berat yang
digunakan serta menimbulkan peningkatan kebisingan.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
kemudian
spektrofotometer.
dianalisa
Analisis
di
data
laboratorium
dilakukan
dengan
secara
menggunakan
deskriptif
dengan
III-61
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
operasional power suplay Berlangsung pada tahap operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter
pemantauan
adalah
penurunan
derajat
kesehatan
III-62
peningkatan partikulat debu dan polusi asap kendaraan, alat berat yang
digunakan serta menimbulkan peningkatan kebisingan.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
Operasional Power Suplay pada tahanp Operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
III-63
viii.
III-64
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama penyiapan lahan pada saat
musim hujan dan kemarau.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kab.
Halmahera Tengah
d. Dampak Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Dampak
lingkungan
yang
akan
Dipantau
adalah
kesehatan
dan
keselamatan kerja.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah jumlah pekerja/mekanik peralatan
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah operasional mesin diesel yang digunakan sebagai sumber
pembangkit listrik (PLTD) dan utility transmisi line 70kV yang dioperasikan secara
kontinue selama 350 hari dalam setahun, sumber pencemar lain akibat
peningkatan partikulat debu dan polusi asap kendaraan, alat berat yang digunakan
serta menimbulkan peningkatan kebisingan.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
III-65
ix.
Pelaksana :
Pengawas :
x.
Pelaporan :
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sintering
a. Dampak Terhadap Kualitas Udara
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
III-66
CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar
Udara Ambien dan Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku
Mutu Tingkat Kebisingan.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah Sumber dampak adalah proses produksi pabrik
pengolahan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining Resources yang dilakukan,
dengan penggilingan bahan baku, selanjutnya dilakukan proses drying (rotary
kiln) serta proses electrical furnace. Sumber pencemar udara pada saat
pengoperasian pabrik ini akan berasal dari uap air dari proses Dry Kiln sebesar
145,5 ton/hari (27,0%) dan uap air dari proses Calsining Kiln sebesar 36,4 ton/hari
(5,26,98%), serta debu dari proses Calsining Kiln sebesar 3,6 ton/hari (0,54%)
dan proses furnace sebesar 72,7 ton/hari (10,8%), dan asap 81,9 ton/hari
(12,17%).
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
kemudian
spektrofotometer.
dianalisa
Analisis
di
data
laboratorium
dilakukan
dengan
secara
menggunakan
deskriptif
dengan
mulai dari crusher bahan baku, kemudian dryer bahan baku yang dilanjutkan
Metode pengumpulan dan alat analisis kualitas udara, kebauan dan kebisingan,
dapat dilihat pada Tabel 3.2.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
III-67
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
pemantauan
adalah
penurunan
derajat
kesehatan
III-68
145,5 ton/hari (27,0%) dan uap air dari proses Calsining Kiln sebesar 36,4 ton/hari
(5,26,98%), serta debu dari proses Calsining Kiln sebesar 3,6 ton/hari (0,54%)
dan proses furnace sebesar 72,7 ton/hari (10,8%), dan asap 81,9 ton/hari
(12,17%).
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana :
Pengawas :
vi.
c.
Pelaporan :
III-69
Dampak
lingkungan
yang
akan
Dipantau
adalah
kesehatan
dan
keselamatan kerja.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah jumlah pekerja/mekanik peralatan
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah operasional Sintering PT Teka Mining Resources.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
xiii.
Sintering.
Pelaksana :
Pengawas :
III-70
Halmahera Tengah
xiv.
Pelaporan :
Smelting
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas udara
dan kebisingan.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,
CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar
Udara Ambien dan Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku
Mutu Tingkat Kebisingan.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah Sumber dampak adalah proses produksi pabrik
pengolahan Dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining Resourcesyang dilakukan,
Sulfur dioksida (SO2) merupakan polutan utama yang dihasilkan dalam proses
roasting, smelting, dan converting bijih sulfida. (Konsentrat nikel sulfida
mengandung 620% nikel dan belerang) SO2 yang dikeluarkan dapat mencapai 4
metrik ton sulfur dioksida per metrik ton nikel yang diproduksi. Sumber pencemar
udara pada saat pengoperasian pabrik ini akan berasal dari uap air dari proses
Dry Kiln sebesar 145,5 ton/hari (27,0%) dan uap air dari proses Calsining Kiln
sebesar 36,4 ton/hari (5,26,98%), serta debu dari proses Calsining Kiln sebesar
3,6 ton/hari (0,54%) dan proses furnace sebesar 72,7 ton/hari (10,8%), dan asap
81,9 ton/hari (12,17%).
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
III-71
Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler
kemudian
spektrofotometer.
dianalisa
Analisis
di
data
laboratorium
dilakukan
dengan
secara
menggunakan
deskriptif
dengan
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun (6 bulan) selama
kegiatan operasional Smelting, pada tahap operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
Halmahera Tengah
Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah
e. Dampak Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
III-72
c. Sumber Dampak
III-73
Pelaksana :
Pengawas :
f.
Pelaporan :
baku dan kriteria kerusakan lingkungan hidup, Lampiran III Bagian A Baku
Mutu Udara Ambien. .
c. Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan pengoperasian Operasional Smelting.
Sumber pencemar udara SO2 yang dikeluarkan dapat mencapai 4 metrik ton sulfur
dioksida per metrik ton nikel yang diproduksi. Sumber pencemar air pada saat
pengoperasian pabrik akan berasal dari limbah slag yang akan dihasilkan sekitar
1.2500 ton/hari (26,98,5%). Jika bulk density slag ini berkisar 1,4 g/cc maka
produksi slag tersebut setara dengan atau setara dengan 892,86 m 3/hari. Sumber
III-74
lain adalah minyak pelumas bekas yang berasal dari unit pendukung pada saat
pengoperasian pabrik.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
kemudian
spektrofotometer.
dianalisa
Analisis
di
data
laboratorium
dilakukan
dengan
secara
menggunakan
deskriptif
dengan
Pelaksana :
Pengawas :
III-75
Pelaporan :
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kab.
Halmahera Tengah
Dampak
lingkungan
yang
akan
Dipantau
adalah
kesehatan
dan
keselamatan kerja.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah jumlah pekerja/mekanik peralatan
kerja
Metode pemantauan:
- Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan
karyawan/operator peralatan. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
III-76
Pelaksana :
Pengawas :
xix.
Pelaporan :
kerusakan lingkungan hidup, Lampiran I Bagian A Kriteria Mutu Air dan tentang
baku dan kriteria kerusakan lingkungan hidup, Lampiran III Bagian A Baku
Mutu Udara Ambien. .
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah berasal dari kegiatan pengoperasian NPI Casting dan
Kemasan. Sumber pencemar air Produksi terak tahunan kira-kira 4600.000 ton,
dengan produksi harian rata-rata 1.2500 ton. Dengan mengasumsikan tumpukan
stok terak pada penyimpanan 7 hari kira-kira 6000 m 2. Sumber lain adalah minyak
pelumas bekas yang berasal dari unit pendukung pada saat pengoperasian pabrik.
III-77
kemudian
spektrofotometer.
dianalisa
Analisis
di
data
laboratorium
dilakukan
dengan
secara
menggunakan
deskriptif
dengan
Pelaksana :
Pengawas :
III-78
Halmahera Tengah
Pelaporan :
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kab.
Halmahera Tengah
b. Dampak Terhadap Kualitas Udara
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
dan kebisingan.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,
CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar
Udara Ambien dan Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku
Mutu Tingkat Kebisingan.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah proses produksi pabrik pengolahan dan pemurnian bijih
nikel PT Teka Mining Resources yang dilakukan, mulai dari crusher bahan baku,
kemudian dryer bahan baku yang dilanjutkan dengan penggilingan bahan baku,
selanjutnya dilakukan proses drying (rotary kiln) serta proses electrical furnace.
Sumber Pada tahap Operasional NPI Casting dan Pencetakan feronikel ini
dilakukan dalam shotting machine. Logam feronikel yang dihasilkan dari
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas udara
pengolahan dicetak dalam bentuk shot (potongan) yang memiliki ukuran 5 cm > D
> 5 mm diprakirakan akan menghasilkan partikulat debu sebesar 17,6 kg/hari.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
kemudian
dianalisa
di
laboratorium
dengan
menggunakan
III-79
spektrofotometer.
Analisis
data
dilakukan
secara
deskriptif
dengan
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
c.
III-80
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama 1 tahun (6 bulan sekali)
selama kegiatan NPI Casting dan Kemasan berlangsung tahap operasional.
Pelaksana :
Pengawas :
III-81
Pelaporan :
Dampak
lingkungan
yang
akan
Dipantau
adalah
kesehatan
dan
keselamatan kerja.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
Operasional NPI Casting dan Kemasan pada tahanp Operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
III-82
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
padatan tersuspensi (TSS) serta kekeruhan pada Sungai Kobe tidak melampaui
ambang batas yang telah ditetapkan, berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 82 Tahun 2001 tentang baku dan kriteria kerusakan lingkungan hidup,
Lampiran I Bagian A Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas Air.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan pengelolaan limbah Slag. Sumber
Halmahera Tengah
pencemar air pada saat pengoperasian pabrik akan berasal dari limbah slag yang
akan dihasilkan sekitar 1.2500 ton/hari (26,98,5%). Jika bulk density slag ini
berkisar 1,4 g/cc maka produksi slag tersebut atau setara dengan 892,86 m3/hari.
Sumber lain adalah minyak pelumas bekas yang berasal dari unit pendukung pada
saat pengoperasian pabrik. Produksi terak tahunan kira-kira 4600.000 ton, dengan
produksi harian rata-rata 1.2500 ton. Dengan mengasumsikan tumpukan stok
terak pada penyimpanan 7 hari kira-kira 6000 m 2, pembuangan terak permanen
perlu dibangun lebih luas untuk memungkinkan menampung jumlah produk 10
tahun.
III-83
Pelaksana :
Pengawas :
Halmahera Tengah
Pelaporan :
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kab.
Halmahera Tengah
b. Dampak Terhadap Penurunan Kualitas Tanah
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
III-84
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas tanah
sebagai media pertumbuhan tanaman.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Pertumbuhan dan produksi tanaman pada
media tanah yang tercemar oleh limbah Slag maksimal, akibat kegiatan
pengelolaan Slag PT Teka Mining resources.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah pengelolaan Slag, kegiatan ini dapat menyebabkan
Pelaksana :
III-85
Pengawas :
Pelaporan :
dengan
cara
pengambilan
sampel
di
lapangan
dengan
menggunakan plankton Net No. 25, botol sampel dan Eickman drage dan
formalin
4%.
Analisis
laboratorium
dengan
menggunakan
mikroskop,
III-86
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan Sungai Kobe
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
Pengelolaan Slag Berlangsung pada tahap operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
Tengah
d. Dampak Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
III-87
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah penurunan derajat kesehatan masyarakat
di sekitar lokasi pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel PT
Teka Mining Resources, akibat peningkatan pencemaran udara (SO2), penigkatan
parikulat debu dan penurunan kualitas air.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pengelolaan limbah Slag PT Teka Mining
Resources yang menghasilkan limbah Slag 892,86 m3/hari diprakirakan akan
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama 1 tahun (6 bulan sekali)
selama kegiatan pengelolaan Slag berlangsung tahap operasional.
Pelaksana :
Pengawas :
III-88
xxix.
Pelaporan :
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,
CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar
Udara Ambien dan Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku
Mutu Tingkat Kebisingan.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah Produksi NPI yang akan di angkut ke lokasi pelabuhan
untuk proses pengapalan adalah 100.000 ton/tahun atau 270 ton/hari, jika
pengangkutan menggunakan Dump Truck CAMC dengan kapasitas 20 ton maka
dibutuhkan 14 unit mobil, jika jarak dari pelabuhan ke lokasi stokyard NPI 20 km
maka partikulat debu yang dihasilkan sepanjang jalan yang dilalui adalah 71,6
ib/mile per hari.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
dan kebisingan.
kemudian
spektrofotometer.
dianalisa
Analisis
di
data
laboratorium
dilakukan
dengan
secara
menggunakan
deskriptif
dengan
III-89
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan pengapalan dan
pengangkutan NPI ke pelabuhan selama tahap operasional.
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
padatan tersuspensi (TSS) serta kekeruhan pada Sungai Kobe tidak melampaui
ambang batas yang telah ditetapkan, berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
III-90
Nomor 82 Tahun 2001 tentang baku dan kriteria kerusakan lingkungan hidup,
Lampiran I Bagian A Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas Air.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan pengoperasian pelabuhan yang meliputi
kegiatan pengapalan, sehingga ketika dermaga khusus PT Teka Mining Resouces
dioperasikan kandungan minyak akan terdeteksi mencapai 20 mg/L dan dapat
melampaui baku mutu yang ditetapkan untuk parameter ini sebesar 1 mg/L.
Sumber lain adalah tumpahan atau limbah air Ballast dari kapal pengangkut
pada saat pengoperasian pabrik.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
dengan kapasitas 70.000 DWT kapal borongan yang berasal dari unit pendukung
Pelaksana :
Pengawas :
III-91
Pelaporan :
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kab.
Halmahera Tengah
c. Dampak Terhadap Gangguan Biota Perairan
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Sumber lain adalah tumpahan atau limbah air Ballast dari kapal pengangkut
dengan kapasitas 70.000 DWT kapal borongan yang berasal dari unit pendukung
pada saat pengoperasian pabrik.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
III-92
Dilakukan
dengan
cara
pengambilan
sampel
di
lapangan
dengan
menggunakan plankton Net No. 25, botol sampel dan Eickman drage dan
formalin
4%.
Analisis
laboratorium
dengan
menggunakan
mikroskop,
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
Tengah
d. Dampak Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat
III-93
xxxiii.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan pengangkutan dan
pengapalan NPI berlangsung tahap operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :
Pelaksana :
Pengawas :
xxxiv.
Pelaporan :
III-94
c. umber Dampak
Sumber dampak adalah Sumber dampak adalah kegiatan pemerdayaan
masyarakat PT Teka Mining Resources.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
pengamatan
langsung
dan
yang
dilanjutkan
dengan
analisis
deskriptif.
v. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan
curah pendapat melalui proses sosialisasi,
diskusi
kelompok
terarah,
dan
pertemuan
III-95
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
III-96
xxxvii.
xxxviii.
pengamatan
langsung
dan
yang
dilanjutkan
dengan
analisis
deskriptif.
vii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan
curah pendapat melalui proses sosialisasi,
kelompok
terarah,
dan
pertemuan
Pelaksana :
Pengawas :
diskusi
III-97
Halmahera Tengah
Pelaporan :
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Jumlah manusia yang mendapatkan
program peningkatan pelayanan kesehatan gratis.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah Sumber dampak adalah kegiatan pemerdayaan
masyarakat PT Teka Mining Resources.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
pengamatan
langsung
dan
yang
dilanjutkan
dengan
analisis
deskriptif.
ix. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan
curah pendapat melalui proses sosialisasi,
diskusi
kelompok
terarah,
dan
pertemuan
III-98
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama 1 tahun (6 bulan sekali)
selama kegiatan pemerdayaan masyarakat berlangsung tahap operasional.
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
III-99
CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar
Udara Ambien dan Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku
Mutu Tingkat Kebisingan.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah Sumber dampak adalah kegiatan pembongkaran struktur
lahan dari kegiatan reklamasi lahan bekas PT Teka Mining Resources.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
kemudian
spektrofotometer.
dianalisa
Analisis
di
data
laboratorium
dilakukan
dengan
secara
menggunakan
deskriptif
dengan
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama penutupan instalasi tanur
selama tahap pasca operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :
Pelaksana :
Pengawas :
III100
Pelaporan :
padatan tersuspensi (TSS) serta kekeruhan pada Sungai Kobe tidak melampaui
ambang batas yang telah ditetapkan, berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 82 Tahun 2001 tentang baku dan kriteria kerusakan lingkungan hidup,
Lampiran I Bagian A Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas Air.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah Sumber dampak berasal dari kegiatan pentupan tanur PT
Teka Minging resources, dengan melakuakan tindakan reklamasi dan revetasi
Tengah
III101
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kab.
Halmahera Tengah
c. Dampak Terhadap Perubahan Terhadap Flora dan Satwa Liar
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
III102
Sumber dampak adalah berasal dari kegiatan penutupan instalasi tanur dengan
kegiatan pendukung berupa kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan bekas tanur.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
dengan
cara
pengamatan
langsung
di
lapangan
dengan
Pelaksana :
Pengawas :
Metode pemantauan:
Tengah
Pelaporan :
III103
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah terjadinya perubahan sikap
dan persepsi di masyarakat.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan sikap dan persepsi Negatif
akibat penutupan tanur pada tahap pasca operasional.
c. umber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan penutupan instalasi tanur PT Teka Mining
xliv.
pengamatan
langsung
dan
yang
dilanjutkan
dengan
analisis
deskriptif.
xi. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan
curah pendapat melalui proses sosialisasi,
diskusi
kelompok
terarah,
dan
pertemuan
Resources.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi tapak rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan instalasi tanur
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
III104
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
Transmigrasi
Kab.
Halmahera Tengah
(2) Demobilisasi Peralatan
CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar
Udara Ambien dan Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku
Halmahera Tengah
III105
xlv.
kemudian
spektrofotometer.
dianalisa
Analisis
di
data
laboratorium
dilakukan
dengan
secara
menggunakan
deskriptif
dengan
Pelaksana :
Pengawas :
xlvi.
Pelaporan :
III106
Halmahera Tengah
-
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan sikap dan persepsi Positif
akibat pengelolaan asset perusahan PT PT Teka Mining Resources pada tahap
pasca operasional.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pengelolaan asset perusahaan yaitu pemberian
asset perusahaan kepada pemerintah daerah yang dapat dimanfaatkan oleh
penduduk setempat
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
xlviii.
pengamatan
langsung
dan
yang
dilanjutkan
dengan
analisis
deskriptif.
xiii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan
curah pendapat melalui proses sosialisasi,
diskusi
kelompok
terarah,
dan
pertemuan
III107
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
Kab.
Halmahera Tengah
BLHD Kab. Halmahera Tengah
b. Dampak Terhadap Meningkatnya Pelayanan Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
III108
pengamatan
langsung
dan
dilanjutkan
dengan
analisis
deskriptif.
xv. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan
curah pendapat melalui proses sosialisasi,
diskusi
kelompok
terarah,
dan
pertemuan
dan
penyerahan
asset
perusahan
berlangsung
pada
tahap
silang
operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :
Pelaksana :
Pengawas :
III109
Pelaporan :
pemantauan
adalah
Jumlah
pekerja
yang
kehilangan
III110
Pelaksana :
Pengawas :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Halmahera Tengah
Pelaporan :
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Halmahera Tengah
-
III-11
Indkator/parameter
pemantauan
adalah
Jumlah
pekerja
yang
menadi
pemutusan
penutupan
Data yang
Pelaksana :
Pengawas :
III112
Halmahera Tengah
Pelaporan :
Transmigrasi
Kab.
Halmahera Tengah
BLHD Kab. Halmahera Tengah
c. Dampak Terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat
akibat
pelepasan
tenaga operasional
akibat
penutupan
operasioan Tanur
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah jumlah tenaga kerja yang diputuskan
ikatan kontrak kerja, serta pemberian pelatihan dan modal usaha PT Teka Mining
resources.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah pelepasan tenaga kerja Operasional. Jumlah tenaga kerja
yang akan putuskan ikatan kerjanya cukup besar sehingga diupayakan melakukan
usaha di sektor informal agar tidak menambah jumlah pengangguran.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
III113
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan pelepasan tenaga
kerja operasioanl pasca penutupan istalasi tanur.
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
Transmigrasi
Kab.
III114
Gambar 3.1.
III115