Anda di halaman 1dari 115

RKL - RPL

Rencana Pengolahan dan Pemurnian Mineral Logam Nikel PT Teka


Mining Resources
di Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah

2015

BAB III
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
3.1 Jenis Dampak Penting Yang Dipantau
Berdasarkan hasil evaluasi dampak penting yang diuraikan dalam dokumen ANDAL,
diidentifikasi beberapa komponen kegiatan pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian
bijih nikel PT Teka Mining Resources di Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera
Tengah yang akan menimbulkan dampak penting (positif/negatif) penting terhadap sejumlah
komponen lingkungan hidup dan rencana pemantauan dampaknya telah diuraikan dalam
dokumen RKL. Agar dapat diketahui efektifitas Pemantauan lingkungan yang diterapkan, maka
dampak penting tersebut perlu dipantau sebagai bahan informasi yang diperlukan untuk
memperbaiki dan mengembangkan rencana Pemantauan lingkungan hidup yang lebih efektif.
Dampak terhadap komponen lingkungan hidup yang perlu dipantau akibat pembangunan
pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining Resources adalah:

3.1.1 Tahap Prakontruksi


a. Perijinan
i. Sikap dan Persepsi
b. Sosialisasi rencana Kegiatan
i. Sikap dan Persepsi
c. Pembebasan Lahan
i. Sikap dan Persepsi
ii. Peningkatan Pendapatan
iii. Kepemilikan Lahan
iv. Perubahan Pola Mata Pencaharian
3.1.2 Tahap Kontruksi
a. Penerimaan Tenaga Kerja Kontruksi
i. Terbukanya Kesempatan Kerja
ii. Perubahan Sikap dan Persepsi
iii. Perubahan Pola Mata Pencaharian
iv. Terjadinya Asimilasi dan Akulturasi
v. Perubahan Nilai dan Norma Sosial
vi. Peningkatan Pendapatan
vii. Peningkatan Pendapatan
b. Mobilisasi Peralatan dan Material
i. Perubahan Kualitas Udara
ii. Peningkatan Kebisingan
iii. Gangguan Aksesibilitas
iv. Gangguan
c. Penyiapan Lahan
i. Perubahan Kualitas Udara
ii. Peningkatan Kebisingan
iii. Peningkatan Laju erosi dan sedimentasi
iv. Peningkatan aliran permukaan/Banjir
v. Penurunan Kualitas Air
vi. Gangguan terhadap Flora dan Satwa Liar

I-1

vii. Gangguan Kesehatan Masyarakat


d. Penimbunan
i. Perubahan Kualitas Udara
ii. Gangguan terhadap Flora dan Satwa Liar
e. Pembangunan Pabrik dan Infrastruktur
i. Perubahan kualiatas udara
ii. Peningkatan kebisingan
iii. Perubahan kualitas air
f. Pelepasan Tenaga Kerja Kontruksi
i. Pengurangan Kesempatan Kerja
ii. Perubahan Sikap dan Persepsi
iii. Peningkatan Pengangguran
a. Penerimaan tenaga kerja operasional
i. Membuka Kesempatan kerja
ii. Peningkatan Pendapatan masyarakat
iii. Terjadinya Asimilasi dan Akulturasi
iv. Perubahan Nilai dan Norma Sosial
v. Perubahan Sikap dan Persepsi
vi. Peningkatan PAD
b. Penyiapan Ore
i. Peningkatan Laju Erosi dan Sedimentasi
ii. Perubahan Kualitas Udara
iii. Peningkatan Kebisingan
iv. Perubahan Kualitas Air
v. Gangguan Biota Perairan
vi. Gangguan Kesehatan Masyarakat
c. Operasional Power Suplay
i. Perubahan Kualitas Udara
ii. Peningkatan Kebisingan
iii. Gangguan Kecelakaan dan Keselamatan Kerja (K3)
iv. Gangguan Kesehatan Masyarakat
d. Proses Sintering
i. Perubahan Kualitas Udara
ii. Peningkatan Kebisingan
iii. Gangguan Kecelakaan dan Keselamatan Kerja (K3)
iv. Gangguan Kesehatan Masyarakat
e. Proses Smelting (Blast Furnace)
i. Perubahan Kualitas Udara
ii. Peningkatan Kebisingan
iii. Peningkatan Limbah Cair
iv. Gangguan Kecelakaan dan Keselamatan Kerja (K3)
v. Gangguan Kesehatan Masyarakat
f. NPI Casting dan Kemasan
i. Peningkatan Limbah Cair
ii. Perubahan Kualitas Udara
iii. Gangguan Kecelakaan dan Keselamatan Kerja (K3)
iv. Gangguan Kesehatan Masyarakat
g. Pengelolaan Slag
i. Perubahan Kualitas Air
ii. Perubahan Kualitas tanah
iii. Gangguan Kesehatan Masyarakat

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

3.1.3 Tahap Operasional

III-2

h. Pengapalan
i. Perubahan Kualitas Udara
ii. Peningkatan Kebisingan
iii. Perubahan Kaulitas Air
iv. Gangguan Biota Perairan
v. Gangguan Kesehatan Masyarakat
i. Pemerdayaan Masyarakat
i. Perubahan Sikap dan Persepsi
ii. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
iii. Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan
a. Penutupan Instalasi Tanur
i. Perubahan Kualitas Udara
ii. Perubahan Kualitas Air
iii. Perubahan Flora dan Fauna
iv. Perubahan Sikap dan Persepsi
b. Demobilisasi Peralatan
i. Penurunan Kualitas Udara
ii. Peningkatan Kebisingan
c. Pengelolaan Aset Perusahan
i. Perubahan Sikap dan Persepsi
ii. Peningkatan Pelayanan Masyarakat
d. Pelepasan Tenaga Kerja
i. Perubahan Sikap dan Persepsi
ii. Peningkatan Pengangguran
iii. Perubahan Kesempatan Kerja dan Berusaha

3.2

Pemantauan Lingkungan PadaTahap Pra Konstruksi

i.2.1. Perizinan
A. Dampak Terhadap Sikap dan persepsi
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah perubahan sikap dan
persepsi masyarakat.
2. Indikator/Parameter Pemantauan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

3.1.4 Tahap Pasca Operasional

Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan sikap dan persepsi negatif


masyarakat akibat perijinan adalah minimal.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan permohonan peijinan lokasi pembangunan
pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining Resources seluas
390 ha.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
i. Memantau terjadinya perubahan sikap pada masyarakat

III-3

ii. Memantau banyaknya masyarakat yang berpersepsi negatif

Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan kuesioner dan
tabulasi silang yang dilanjutkan dengan analisis deskriptif.
ii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan curah pendapat melalui
proses sosialisasi, diskusi kelompok terarah, dan pertemuan konsultasi
masyarakat, untuk menampung dan mengakomodasi pendapat, sikap dan
aspirasi masyarakat yang terkena dampak.
b. Lokasi Pemantauan
pengelolaan

lingkungan

hidup

pada

Tapak

lokasi

rencana

pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka


Mining Resources.
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan perijinan
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

PELAKSANA :

PT TEKA MINING RESOURCES

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Pelaporan :

Dinas Tata Ruang Kab. Halmahera Tengah

Dinas Perijinan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah,


Dinas Tata Ruang Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah


i.2.2. Sosialisasi Rencana Kegiatan
A. Dampak Terhadap Sikap dan persepsi masyarakat

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Lokasi

1. Dampak Lingkungan yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah perubahan sikap dan persepsi
negatif masyarakat.

2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan sikap dan persepsi negatif
masyarakat akibat sosialisasi dan PKM.
3. Sumber Dampak

III-4

Sumber dampak adalah kegiatan Sosialisasi dan PKM lokasi pembangunan


pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining Resources
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
i. Memantau terjadinya perubahan sikap pada masyarakat
ii. Memantau banyaknya masyarakat yang berpersepsi negatif

Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan kuesioner dan
ii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan curah pendapat melalui
proses sosialisasi, diskusi kelompok terarah, dan pertemuan konsultasi
masyarakat, untuk menampung dan mengakomodasi pendapat, sikap dan
aspirasi masyarakat yang terkena dampak.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan sosialisasi
dan PKM
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

tabulasi silang yang dilanjutkan dengan analisis deskriptif.

Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM dan Tokoh Adat Kab. Halmahera Tengah,


BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Provinsi Maluku Utara

3.2.3 Pembebasan lahan dan Tanaman


A. Pendapatan Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

III-5

Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah peningkatan pendapatan


masyarakat dari hasil ganti untung tanah masyarakat seluas 390 ha oleh PT Teka
Mining Resources.

2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Peningkatan pendapatan masyarakat
akibat kegiatan pembebasan lahan dan sesuai dengan kesepakatan.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah adalah kegiatan pembebasan lahan dan tanaman
Mining Resources seluas 390 ha.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau upah yang akan diterima tenaga kerja minimal sama dengan
besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) Maluku Utara.
Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer dengan
metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden secara
purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa responden yang dipilih
telah mendapatkan unag ganti rugi tanah selama tahap prakonstruksi. Jumlah
responden yang akan diwawancarai sebanyak (1015%) dari populasi
masyarakat yang memperoleh manfaat. Data yang dikumpulkan diolah dan
dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi rencana

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

lokasi pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka

pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka


Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama kegiatan pembebasan
lahan dan tanaman dilakukan (Fre-Post)
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

III-6

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Badan

Pertanahan

Nasional

Kab.

Halmahera

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM dan Tokoh Adat Kab. Halmahera Tengah,


BPN Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Provinsi Maluku Utara

B. Dampak Terhadap Kepemilikan Lahan


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah status kepemilikan lahan
masyarakat yang diganti rugi seluas 390 ha oleh PT Teka Mining Resources.

2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah luas kepemilikan lahan baru yang
mampu dibeli oleh masyarakat setelah pasca pembebasan lahan.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah adalah kegiatan pembebasan lahan dan tanaman
lokasi pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka
Mining Resources seluas 390 ha.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Tengah

Memantau luasan lahan yang dimiliki oleh masyarakat pasca pembebasan


laha dilakukan.
Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer
dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden
secara purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa responden yang
dipilih telah mendapatkan unag gantirugi tanah pada tahap prakonstruksi.
Jumlah responden yang akan diwawancarai sebanyak (1015%) dari

III-7

populasi masyarakat yang memperoleh manfaat. Data yang dikumpulkan


diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi yang akan
dibebaskan kepemilikan lahannya oleh PT Teka Mining Resources dan
sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai
Itepo

Pemantauan

lingkungan

hidup

dilakukan

kali

selama

kegiatan

pembebasan lahan dan tanaman dilakukan (Fre-Post)


5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Pelaporan :

BPN Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM dan Tokoh Adat Kab. Halmahera Tengah,


BPN Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah


C. Dampak Terhadap Perubahan Pola Mata Pencaharian
1. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah pola mata pencaharian
masyarakat yang diganti rugi seluas 390 ha oleh PT Teka Mining Resources.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan

2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Jenis usaha atau pekerjaan yang
dilakukan masyarakat setelah pasca pembebasan lahan.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah adalah kegiatan pembebasan lahan dan tanaman
lokasi pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka
Mining Resources seluas 390 ha.

III-8

4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
i. Memantau jenis usaha atau pekerjaan baru yang dimiliki oleh
masyarakat pasca pembebasan laha dilakukan.
ii. Memantau dan mendata jumlah penduduk yang memiliki usaha,
pekerjaan atau lahan baru pasca pembebasan lahan.
Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer
secara purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa responden yang
dipilih telah mendapatkan unag ganti rugi tanah dan memanstikan bahwa
dana tersebut dimanfaatkan sebagai modal usaha atau membeli tanah
baru. Jumlah responden yang akan diwawancarai sebanyak (1015%) dari
populasi masyarakat yang memperoleh manfaat. Data yang dikumpulkan
diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi yang akan
dibebaskan kepemilikan lahannya oleh PT Teka Mining Resources dan
sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai
Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan

lingkungan

hidup

dilakukan

kali

selama

kegiatan

pembebasan lahan dan tanaman dilakukan (Fre-Post)


5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden

Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM dan Tokoh Adat Kab. Halmahera Tengah,


Dinas Tenaga Kerja dan Transmigraasi Kab.

III-9

Halmahera Tengah
-

BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Provinsi Maluku Utara


D. Dampak Terhadap Sikap dan persepsi Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah perubahan sikap dan
persepsi negatif masyarakat.
2. Indikator/Parameter Pemantauan

masyarakat akibat pembebasan lahan.


3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pembebasan lahan dan tanaman lokasi
pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining
Resources seluas 390 ha.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

i. Memantau terjadinya perubahan sikap pada masyarakat


ii. Memantau banyaknya masyarakat yang berpersepsi negatif
Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan kuesioner dan
tabulasi silang yang dilanjutkan dengan analisis deskriptif.
ii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan curah pendapat melalui
proses sosialisasi, diskusi kelompok terarah, dan pertemuan konsultasi
masyarakat, untuk menampung dan mengakomodasi pendapat, sikap dan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan sikap dan persepsi negatif

aspirasi masyarakat yang terkena dampak.


b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan

III-10

Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama kegiatan


pembebasan lahan (Fre-Post)
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah,


Dinas Tenaga Kerja dan Transmigraasi

Kab.

Pelaporan :

Halmahera Tengah
-

BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Provinsi Maluku Utara

i.3.

Pemantauan Lingkungan Pada Tahap Konstruksi

i.3.1.

Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi

A. Kesempatan Kerja dan Berusaha


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah adalah kesempatan kerja dan
berusaha bagi masyarakat pada tahap kontruksi PT Teka Mining Resources.

2. Indikator/Parameter Pemantauan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Halmahera Tengah

Indkator/parameter pemantauan adalah banyaknya masyarakat yang bermukim di


sekitar lokasi pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining Resources,
yang terserap sebagai tenaga kerja konstruksi dan membuka usaha di sektor informal.

3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja konstruksi. Jumlah
tenaga kerja yang akan diterima cukup besar yaitu 500 orang, bagi penduduk
yang tidak bekerja sebagai tenaga kerja dapat memanfaatkan kesempatan
membuka usaha di sektor informal.

III-11

4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau dan mendata jumlah tenaga kerja lokal yang telah terserap
sebagai tenaga kerja kontruksi dan mampu membuka usaha di sektor
informal.
Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer
dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden
dipilih telah memanfaatkan kesempatan kerja

selama tahap konstruksi.

Jumlah responden yang akan diwawancarai sebanyak (1015%) dari


populasi masyarakat yang memperoleh manfaat. Data yang dikumpulkan
diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
b.

Lokasi Pemantauan

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi tapak rencana


Pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan

lingkungan

hidup

dilakukan

kali

selama

kegiatan

pembebasan lahan dan tanaman dilakukan (Fre-Post).

5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

secara purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa responden yang

Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah

Pelaporan :

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM dan Tokoh Adat Kab. Halmahera Tengah


Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kab.

III-12

Halmahera Tengah
-

BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Provinsi Maluku Utara


B. Dampak Terhadap Pendapatan Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah adalah jumlah peningkatan
pendapatan bagi masyarakat pada tahap kontruksi PT Teka Mining Resources.

2. Indikator/Parameter Pemantauan
sama dengan besaran UMP Provinsi Maluku Utara dan kategori pendapatan
masyarakat perkotaan sebesar 626,98 kg/kapita/tahun setara beras (Sayogyo,
1996).
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja pada tahap konstruksi
rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT
Teka Mining Resources, akan memberikan dampak peningkatan pendapatan
bagi masyarakat yang direkrut sebagai tenaga kerja dan yang berusaha di
sekitar lokasi tapak proyek.

4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau dan mendata besaran upah minimum yang diberikan oleh pihak
perusahan PT Teka Mining Resources terhadap para karyawan dan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Indkator/parameter pemantauan adalah Penerimaan upah tenaga kerja minimal

membandingkan dengan besaran (UMP) Provinsi Maluku Utara.


Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer
dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden
secara purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa responden yang
dipilih telah memanfaatkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
selama tahap konstruksi. Jumlah responden yang akan diwawancarai
sebanyak (1015%) dari populasi masyarakat yang memperoleh manfaat.
Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif.

III-13

b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi tapak rencana
Pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama kegiatan mobilisasi

5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala DesaLelilef Sawai,


Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah

Pelaporan :

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)

BLHD Kab. Halmahera Tengah


Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah
-

BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Provinsi Maluku Utara


C. Dampak Terhadap Pola Mata Pencaharian
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah pola mata pencaharian

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

tenaga kerja dilakukan (Fre-Post).

masyarakat setelah ada kegiatan mobilisasi tenaga kerja kontruksi oleh PT


Teka Mining Resources.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Jenis usaha atau pekerjaan yang
dilakukan masyarakat setelah ada kegiatan mobilisasi tenaga kerja kontruksi
sebanyak 500 orang.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja kontruksi
sebanyak 500 orang oleh PT Teka Mining Resources.

III-14

4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
i. Memantau jenis usaha atau pekerjaan baru yang dimiliki oleh
masyarakat pasca mobilisasi tenaga kerja kontruksi.
ii. Memantau dan mendata jumlah penduduk yang memiliki usaha/
pekerjaan baru pasca penerimaan tenaga kerja kontruksi.
Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer
secara purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa responden yang
dipilih telah memanfaatkan kesempatan untuk menjadi tenaga kerja atau
peluang

usaha

diwawancarai

disektor

sebanyak

informal.
(1015%)

Jumlah
dari

responden

populasi

yang

akan

masyarakat

yang

memperoleh manfaat. Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis secara


deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah lokasi tapak rencana Pabrik
pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining Resources dan
sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai
Itepo.
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden

Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama kegiatan mobilisasi


tenaga kerja kontruksi dilakukan (Fre-Post)
5.

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah

III-15

Pelaporan :

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM dan Tokoh Adat Kab. Halmahera Tengah


Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah
BLHD Kab. Halmahera Tengah
Dampak Terhadap Asimilasi dan Akulturasi
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah terjadinya proses
asimilasi dan akulturasi di masyarakat.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan asimilasi dan akulturasi
akibat mobilisasi tenaga kerja kontruksi.

3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja konruksi lokasi
pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
4.

Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
i. Memantau terjadinya perubahan asimilasi dan akulturasi budaya pada
masyarakat

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

D.

ii. Memantau banyaknya budaya yang telah mengalami asimilasi dan


akulturasi di masyarakat
Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan kuesioner dan
tabulasi silang yang dilanjutkan dengan analisis deskriptif.
ii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan curah pendapat melalui
proses sosialisasi, diskusi kelompok terarah, dan pertemuan konsultasi
masyarakat, untuk menampung dan mengakomodasi pendapat, sikap dan
aspirasi masyarakat yang terkena dampak.

III-16

b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama kegiatan mobilisasi

5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

Tokoh

Adat

Kab.

Transmigraasi

Kab.

Halmahera Tengah

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM,

Lembaga

Halmahera Tengah,
Dinas Tenaga

Adat
Kerja

dan
dan

Halmahera Tengah
-

BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Provinsi Maluku Utara


E. Dampak Terhadap Perubahan Nilai dan Norma Sosial
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

tenaga kerja kontruksi (Fre-Post)

Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah terjadinya proses perubahan nilai
dan norma sosial di masyarakat.

2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan nilai dan norma sosial
akibat mobilisasi tenaga kerja kontruksi.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja konruksi lokasi
pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining

III-17

Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
i. Memantau terjadinya perubahan nilai dan norma sosial pada masyarakat
ii. Memantau banyaknya nilai dan norma sosial yang telah dilanggar di
masyarakat
Metode pemantauan:
tabulasi silang yang dilanjutkan dengan analisis deskriptif.
ii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan curah pendapat melalui proses
sosialisasi,

diskusi

kelompok

terarah,

dan

pertemuan

konsultasi

masyarakat, untuk menampung dan mengakomodasi pendapat, sikap dan


aspirasi masyarakat yang terkena dampak.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama kegiatan mobilisasi
tenaga kerja kontruksi (Fre-Post)
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

i. Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan kuesioner dan

Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

Tokoh

Kab.

Halmahera Tengah
-

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM,

Lembaga

Adat

dan

Adat

Halmahera Tengah,

III-18

Pelaporan :

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigraasi

Kab.

Halmahera Tengah
-

BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Provinsi Maluku Utara


F. Dampak Terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah terjadinya perubahan sikap dan
persepsi di masyarakat.

Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan sikap dan persepsi negatif


dan positif akibat mobilisasi tenaga kerja kontruksi.

3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja konruksi lokasi
pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
i. Memantau terjadinya perubahan sikap di masyarakat
ii. Memantau banyaknya masyarakat yang berpersepsi negatif dan positif
Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan kuesioner dan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

2. Indikator/Parameter Pemantauan

tabulasi silang yang dilanjutkan dengan analisis deskriptif.


ii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan curah pendapat melalui
proses sosialisasi, diskusi kelompok terarah, dan pertemuan konsultasi
masyarakat, untuk menampung dan mengakomodasi pendapat, sikap
dan aspirasi masyarakat yang terkena dampak.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo

III-19

c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama kegiatan mobilisasi
tenaga kerja kontruksi (Fre-Post)
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

Tokoh

Adat

Kab.

Transmigraasi

Kab.

Halmahera Tengah

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM,

Lembaga

Halmahera Tengah,
Dinas Tenaga

Adat
Kerja

dan
dan

Halmahera Tengah
-

BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Provinsi Maluku Utara

G. Dampak Terhadap Peningkatan PAD Regional


1. Dampak 4. Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah terjadinya PAD Regional
Kabupaten Halmahera Tengah.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah persentase besaran penikatan PAD

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

sebelum dan setelah ada kegiatan penerimaan tenaga kerja kontruksi.


3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja konruksi lokasi
pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

III-20

i.

Analisis Data Sekunder (BPS) PAD Regional Kabupaten Halmahera


Tengah

ii.

Analisis Data Sekunder (FS) Jumlah tenaga kerja yang diterima pada
tahap kontruksi (500 orang) dan jumlah total pendapatan karyawan
per tahun dengan besaran pajak (ppH = 15%)

Metode Pemantauan :
i. Menghitung Jumlah pendapatan total karyawan selama 1 tahun dengan
potongan

pajak

pph

15%.

Selanjutnya

menjumlahkan

sektor

ii. Menghitung persentase peningkatan PAD dengan cara membandingkan


antara penerimaan sektor pajak pph 15% per tahun dengan jumlah
keseluruhan PAD dikalikan dengan 100%.
iii. Memantaun hanya dilakukan dengan menganalisa data sekundar dari
perusahaan dan data sekunder dari pemerintah (intansi terkait BPS).
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan mobilisasi
tenaga kerja kontruksi (Fre-Post).
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

penerimaan pajak pph karyawan dengan PAD.

Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah
-

Dinas Perpajakan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM,

Lembaga

Adat

dan

Tokoh

Adat

Kab.

III-21

Pelaporan :

Halmahera Tengah,
Dinas Tenaga

Kerja

dan

Transmigraasi

Kab.

Halmahera Tengah
i.3.2.

BLHD Kab. Halmahera Tengah


Mobilisasi Peralatan dan Material

A. Dampak Terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas

2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,
CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar Udara Ambien dan
Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku mutu tingkat kebisingan.
3. Sumber Dampak
Sumber

dampak

adalah

pengangkutan

peralatan

dan

bahan/material

bangunan, akibat peningkatan partikulat debu dan polusi asap kendaraan


pengangkut peralatan dan bahan/material bangunan serta peningkatan
kebisingan oleh mesin kendaraan pengangkut peralatan dan bahan/material
bangunan.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau kondisi kualitas udara.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

udara dan kebisingan.

Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler kemudian dianalisa di laboratorium dengan menggunakan
spektrofotometer. Analisis

data

dilakukan

secara

deskriptif

dengan

membandingkan baku mutu yang dipersyaratkan.


Metode pengumpulan dan alat analisis kualitas udara, kebauan dan
kebisingan, dapat dilihat pada Tabel 3.1.

III-22

Tabel 3.1.

Metode Pengumpulan dan Alat Analisis Kualitas Udara, Kebauan dan


Kebisingan.

Komponen/

Parameter
Lingkungan
Total debu/ partikel

Satuan
g/Nm3

Karbon Monoksida (CO)

g/Nm

Nitrogen Dioksida (NO2)

ppm

Metode Analisis

Alat

SNI

Grafimetrik

Hi-Vol

19-6603-2001

NDIR

NDIR Analyzer

7119.10:2011

Saltzman

Spectrophotometer

19-7119.2-2005

Perasosanilin
Grafimetric ekstraktif

Spectrophotometer

19-7119.7-2005

Sulfur Dioksida (SO2)

g/Nm

Timah Hitam (Pb)

g/Nm3

Amoniak (NH3)

ppm

pengabuan
Indofenol

Hidrogen Sulfida (H2S)

ppm

Bising

dBA

19-7119.4-2005

AAS
Spectrophotometer

Merkuri Tiosianat

Spectrophotometer

Tekanan bunyi

Sound Level Meter

7570:2010

Sumber: Pergub No. 69 tahun 2010.

b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi
rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh
PT Teka Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai,
Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo dan Jalaur yang dilalui kendaraan
pengangkut dari Pelabuhan ke Lokasi Pabrik
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan mobilisasi
peralatan, alat berat dan material kontruksi (going).
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :
Pengawas :

PT Teka Mining Resources


Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

No

Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.


-

Dinas

Perindustrian

dan

Perdagangan

Kab.

Halmahera Tengah

Pelaporan :

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Tengah

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah.

Badan BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah


Dinas Perindutrian dan Perdagangan

Kab.

III-23

Halmahera Tengah
BLHD Kab. Halmahera Tengah
B. Dampak Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah gangguan kesehatan
masyarakat.
2.

Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah penurunan derajat kesehatan
pencemaran udara dan peningkatan kebisingan.

3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah pengangkutan peralatan dan bahan/material bangunan
pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining Resources.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Memantau tingkat kemacetan akibat kepadatan volume lalulintas


Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan volume lalulintas dan waktu tempuh kendaraan
dalam jarak tertentu kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus
matematik yang baku.
ii. Memantau tingkat kerusakan badan jalan pada jalur jalan yang dilalui
kendaraan pengangkut peralatan dan bahan/material bangunan.
Metode pemantauan:

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

masyarakat di sekitar lokasi PT Teka Mining Resources akibat adanya

Melakukan pengamatan langsung di lapangan.


b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Jalur jalan yang dilalui oleh
mobil pengangkut pada tapak proyek lokasi rencana pembangunan pabrik
pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining Resources dan
sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai
Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan

III-24

Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan mobilisasi


peralatan, alat berat dan material kontruksi (going).
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :
Pengawas :

PT Teka Mining Resources


Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah.

Badan BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah


Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah


C. Dampak Terhadap Gangguan Aksesibilitas
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah gangguan aksesibilitas jalan bagi
masyarakat sekitar, terjadinya kerusakan badan jalan dan kemacetan lalu lintas, akibat
meningkatnya beban jalan dan volume lalu lintas.

2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah nilai ambang batas Derajat Kejenuhan
(DK) < 0,75 yang dipersyaratkan oleh Dirjen Bina Marga dan Departemen
Perhubungan dan banyaknya badan jalan yang mengalami kerusakan akibat
peningkatan volume lalu lintas.
3. Sumber Dampak
Sumber

dampak

adalah

pengangkutan

peralatan

dan

bahan/material

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

pembangunan pabrik .
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau tingkat kemacetan akibat kepadatan volume lalulintas
Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan volume lalulintas dan waktu tempuh kendaraan
dalam jarak tertentu kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus
matematik yang baku.

III-25

ii. Memantau tingkat kerusakan badan jalan pada jalur jalan yang dilalui
kendaraan pengangkut peralatan dan bahan/material bangunan.
Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan langsung di lapangan.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada jalur jalan yang dilalui
oleh mobil pengangkut peralatan dan material, lokasi tapak proyek PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan mobilisasi
peralatan, alat berat dan material kontruksi (going).
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

i.3.3.

Pelaporan :

Dinas Perhubungan Kab. Halmahera Tengah

Satlantas Polresta Kab. Halmahera Tengah

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Penyiapan Lahan

Dinas Perhubungan Kab. Halmahera Tengah

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

A. Dampak Terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas udara dan
kebisingan.

2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,
CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah Keputusan

III-26

Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar Udara Ambien dan


Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku mutu tingkat kebisingan.

3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan penyiapan lahan, yang meliputi pembukaan
lahan, pengupasan tanah pucuk dan pemadatan, akibat peningkatan

partikulat debu dan polusi asap kendaraan, alat berat yang digunakan

4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau kondisi kualitas udara.
Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler kemudian dianalisa di laboratorium dengan menggunakan
spektrofotometer. Analisis

data

dilakukan

secara

deskriptif

dengan

membandingkan baku mutu yang dipersyaratkan.


Metode pengumpulan dan alat analisis kualitas udara, kebauan dan
kebisingan, dapat dilihat pada Tabel 3.1.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi
rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh
PT Teka Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai,
Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

serta menimbulkan peningkatan kebisingan.

Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan mobilisasi
peralatan, alat berat dan material kontruksi (going).

5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :
Pengawas :

PT Teka Mining Resources


Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef
Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

III-27

Dinas kesehatan Kab. Halmahera Tengah

Dinas

Perindustrian

dan

Perdagangan

Kab.

Halmahera Tengah

Pelaporan :

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah


Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah

1. Dampak Lingkungan yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah Peningkatan laju erosi dan
sedimentasi.

2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Laju erosi dan sedimentasi dapat
dikendalikan sampai dengan batas tertentu yang disepakati yaitu: <9
ton/ha/tahun untuk tanah dengan ketebalan 150 cm (Kriteria Baku Kerusakan
Tanah untuk Produksi Biomasa, PP 150 Tahun 2000), akibat kegiatan
Penyiapan Lahan PT Teka Mining resources.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah penyiapan lahan, kegiatan ini dapat menyebabkan
perubahan bentang alam dan terjadinya erosi terutama pada saat terjadi hujan.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau perubahan/peningkatan TSS dan TDS

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

BLHD Provinsi Maluku Utara


B. Dampak Terhadap Peningkatan Erosi dan Sedimentasi

Metode pemantauan:
i. Melakukan pengambilan contoh air secara representatif untuk kemudian
dianalisis di laboratorium.
ii. Pengukuran langsung di lapangan (insitu) dengan alat TDS meter.
iii. Menghitung peningkatan erosi dan sedimentasi dengan metode USLE atau
SDR.
b.

Lokasi Pemantauan

III-28

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka


Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo dan Sungai Kobe
c.

Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama penyiapan lahan
pada tahap kontruksi (going).

5.

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pelaksana :

PT Teka Mining resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

Pelaporan :

Badan BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Tengah


C. Dampak Terhadap Perubahan Pola Aliran Permukaan
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah perubahan pola dan laju
aliran permukaan.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah nilai koefisien aliran permukaan dapat
dikendalikan sampai dengan batas tertentu yang disepakati yaitu: < 50% dari
total

curah

hujan

Pedoman

Monitoring

dan

Evaluasi

DAS

Nomor:

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

P.04/V.Set/2009, akibat kegiatan Penyiapan Lahan PT Teka Mining resources.


3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah penyiapan lahan, kegiatan ini dapat menyebabkan
perubahan bentang alam, penutupan lahan sehingga meningkatkan laju aliran
permukaan terutama dan mengurangi kapasitas infiltrasi ketika hujan.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

III-29

Memantau Fluktuasi Debit Sunga Kobe dengan Alat pengukur debit Current
meter atau tongkat pelampung
Metode pemantauan:
i. Melakukan debit sesaat aliran sungai Kobe dengan menggunakan
peralatan Current Meter atau tongkat pelampung.
ii. Menghitung Berdasarkan Data Curah Hujan Harian 10 tahun terakhir
dengan menggunakan Metode Rasional dan Debit rancangan Log
Person III.
dengan ukuran 3 x 4 meter dan menampung aliran air dan selanjutnya
menganalisa di laboratorium.
Memantau kondisi hidrologi (infiltrasi/resapan air, run-off dan debit air sungai)
i. Pengukuran penampang sungai/saluran
ii. Pengukuran kecepatan aliran dengan menggunakan Current meter
iii. Menghitung debit aliran dengan menggunakan formula:
Q = V.A
dengan, Q = debit aliran (m3/det), V = kecepatan aliran (m/det), A = luas
penampang (m2).
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo dan Sungai Kobe
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama penyiapan lahan
pada saat musim hujan dan kemarau.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

iii. Membuat plot aliran permukaan dan erosi pada areal tapak proyek

5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Tengah

III-30

D. Dampak Terhadap Kualitas Air


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas air
sumur, dan air sungai.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah besarnya peningkatan sedimen dan
melampaui ambang batas yang telah ditetapkan, berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang baku dan kriteria kerusakan
lingkungan hidup, Lampiran I Bagian A Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas Air.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah penyiapan lahan, kegiatan ini dapat menyebabkan
perubahan bentang alam, penutupan lahan sehingga meningkatkan laju aliran
permukaan, erosi dan sedimentasi.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
i. Memantau kondisi kualitas air
Metode pemantauan:
i. Dilakukan pengambilan sampel air dengan menggunakan botol sampel
dan

selanjutnya

dianalisa

di

laboratorium

dengan

pH

meter,

spektrofotometer dan titrasi dengan metode Winkler, sebagian parameter


dianalisis langsung dilapangan seperti pH dan oksigen terlarut (DO).

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

padatan tersuspensi (TSS) serta kekeruhan pada Sungai Kobe tidak

ii. Untuk sampel mikrobiologi digunakan botol sampel yang sudah disterilkan
untuk menentukan akurasi kepadatan bakteriologi air yang diambil.
Metode pemantauan dan alat analisis kualitas air, diperlihatkan pada Tabel 3.2.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo dan Sungai Kobe dan Sungai Kobe
c.

Waktu dan Frekuensi Pemantauan

III-31

Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama penyiapan lahan


pada saat musim hujan dan kemarau.
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef

Pelaporan :

Badan BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Tengah

Tabel 3.2. Metode dan Alat Analisis Kualitas Air


Parameter
A. FISIKA
1. TDS
2. TSS
3. Temperatur
B. KIMIA
1. pH
2. BOD
3. COD
4. DO
5. Total Fosfat sbg F
6. NO3 sebagai N
7. NH3-N
8. Arsen (As)
9. Kobalt
10. Barium
11. Boron
12. Selenium (Se)
13. Cadmium (Cd)
14. Kromium Val 6 (Cr VI)
15. Tembaga (Cu)
16. Besi (Fe)
17. Timbal (Pb)
18. Mangan (Mn)
19. Air Raksa (Hg)
20. Seng (Zn)
21. Klorida (Cl)
22. Kesadahan (CaCO3)
23. Sianida (CN)
24. Flourida (F)
25. Nitrit sebagai N

Satuan

Methode Analisis

Alat

SNI

Mg/l
Mg/l
O
C

TDS Metrik
Grafimetrik
Pemuaian

TDS Metrik
Kolorimeter
Termometer

06-6989.27-2005
06-6989.3-2004
06-6989.23-2005

mg/l
mg/l
mg/l
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

Potensimetrik
Winkler
Titrimetrik
Elektrokimia
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Elektroda Selektif ion
Titrameter
Ion Selektif Meter
Titrameter
Kolorimetrik

pH meter
Buret
Buret
Titrimetrik
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
Peralatan titrasi
Peralatan titrasi
Selektifmeter
Peralatan titrasi
Spektrofotometer

06-2423-1991
06-2425-1991
06-2424-1991
06-2425-1991
06-2483-1991
06-2480-1991
06-2479-1991
06-2463-1991
06-2472-1991
06-2468-1991
06-2481-1991
06-2475-1991
06-2464-1991
06-2511-1991
06-2514-1991
03-6854-2002
06-4823-1998
06-2497-1991
06-2462-1991
06-2500-1991
03-6439-2000
06-4161-1996
06-2474-1991
06-2482-1991
03-6857-2002

mg/L

Turbidimetrik

Spektrofotometer

06-2426-1991

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

Lanjutan Tabel 3.2.


26. Sulfat (SO4)

III-32

27. Klorin Bebas


28. Belerang sebagai H2S
C. Mikrobiologi

mg/L
mg/L
Jumlah/

1. Total Coliform

100 ml

Spektrofotometri
Spektrofotometri

AAS
AAS

06-4824-1998
06-6875-2002

MPN

Tabel MPN

06-3956-1995

Sumber: Pergub No.69 Tahun 2010..

E. Dampak Terhadap Gangguan Terhadap Flora dan Satwa Liar


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis

Dampak

lingkungan

yang

akan

Dipantau

adalah

gangguan

terhadap

2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah pertahanan struktur dan komposisi
vegetasi, satwa liar dan endemik, akibat kegiatan Penyiapan Lahan PT Teka
Mining Resources.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah penyiapan lahan, kegiatan ini dapat menyebabkan
perubahan bentang alam, penutupan lahan sehingga menimbulkan gangguan
keanekaragaman flora dan satwa liar.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau perubahan jenis, frekuensi, kelimpahan, indeks diversitas, jenis
endemik dan yang dilindungi pada fauna darat dan komposisi jenis,
tumbuhan endemik atau yang dilindungi oleh Undang-Undang pada flora.
Metode pemantauan:

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

keanekaragaman flora dan satwa liar.

Dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan dengan


menggunakan metode jalur (transek) dan wawancara dengan masyarakat
sekitarnya
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama penyiapan lahan PT
Teka Mining Resources.

III-33

5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Kehutanan Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Tengah


F. Dampak Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah gangguan kesehatan
masyarakat.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter

pemantauan

adalah

penurunan

derajat

kesehatan

masyarakat di sekitar lokasi PT Teka Mining Resources akibat adanya


pencemaran udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah penyiapan lahan bangunan pengolahan dan
pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining Resources.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

i. Memantau banyaknya masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan.


Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan masyarakat
dan selanjutnya data tersebut di komparasi dengan pola penyakit
masyarakat pada Puskesmas Gantarang. Data dianalisis secara deskriptif
kuantitatif.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi
rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh

III-34

PT Teka Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai,


Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan penyiapan
lahan pada tahap kontruksi (going).
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah


i.3.4. Penimbunan
A. Dampak TerhadapPenurunan Kualitas Udara dan Bising
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas udara dan
kebisingan.

2.

Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,
CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar Udara Ambien dan
Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku Mutu Tingkat Kebisingan.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan penimbunan material tamabng Ore, akibat
peningkatan partikulat debu dan polusi asap kendaraan, alat berat yang
digunakan serta menimbulkan peningkatan kebisingan.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau kondisi kualitas udara.

III-35

Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler kemudian dianalisa di laboratorium dengan menggunakan
spektrofotometer. Analisis

data

dilakukan

secara

deskriptif

dengan

membandingkan baku mutu yang dipersyaratkan.


Metode pengumpulan dan alat analisis kualitas udara, kebauan dan kebisingan,
dapat dilihat pada Tabel 3.2.
b. Lokasi Pemantauan

rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh


PT Teka Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan mobilisasi
peralatan, alat berat dan material kontruksi (going).
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

Dinas

Perindustrian

dan

Perdagangan

Kab.

Halmahera Tengah

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah


Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi

B. Dampak Terhadap Gangguan Flora dan Satwa Liar


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah gangguan terhadap
keanekaragaman flora dan satwa liar.
2. Indikator/Parameter Pemantauan

III-36

Indkator/parameter pemantauan adalah pertahanan struktur dan komposisi


vegetasi, satwa liar dan endemik, akibat kegiatan Penyiapan Lahan PT Teka
Mining Resources.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah penimbunan material, kegiatan ini dapat menyebabkan
perubahan bentang alam, penutupan lahan sehingga menimbulkan gangguan
keanekaragaman flora dan satwa liar.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

Memantau perubahan jenis, frekuensi, kelimpahan, indeks diversitas, jenis


endemik dan yang dilindungi pada fauna darat dan komposisi jenis,
tumbuhan endemik atau yang dilindungi oleh Undang-Undang pada flora.
Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan dengan
menggunakan metode jalur (transek) dan wawancara dengan masyarakat
sekitarnya.

b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama penyiapan lahan PT


Teka Mining Resources.
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Kehutanan Kab. Halmahera Tengah.

III-37


i.3.5.

Pelaporan :

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Tengah


Pembangunan Pabrik dan Infrastruktur

A. Dampak Terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas udara dan
kebisingan.

2. Indikator/Parameter Pemantauan
CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar Udara Ambien dan
Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku Mutu Tingkat Kebisingan.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pembangunan pabrik dan infrastruktur
lainnya, akibat peningkatan partikulat debu dan polusi asap kendaraan, alat
berat yang digunakan serta menimbulkan peningkatan kebisingan.

4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau kondisi kualitas udara.
Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler kemudian dianalisa di laboratorium dengan menggunakan
spektrofotometer. Analisis

data

dilakukan

secara

deskriptif

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,

dengan

membandingkan baku mutu yang dipersyaratkan.


Metode pengumpulan dan alat analisis kualitas udara, kebauan dan
kebisingan, dapat dilihat pada Tabel 3.1.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi
rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh
PT Teka Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai,
Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

III-38

c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan

lingkungan

hidup

dilakukan

kali

selama

kegiatan

pembangunan struktur dan fasilitas lainnya (going).


5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.
Dinas

Perindustrian

dan

Perdagangan

Kab.

Halmahera Tengah

Pelaporan :

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah


Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah

B. Dampak Terhadap Kualitas Air


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas air
sumur, dan air sungai.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah besarnya peningkatan sedimen dan
padatan tersuspensi (TSS) serta kekeruhan pada Sungai Kobe tidak

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

melampaui ambang batas yang telah ditetapkan, berdasarkan Peraturan


Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang baku dan kriteria kerusakan
lingkungan hidup, Lampiran I Bagian A Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas Air.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah pembangunan pabrik dan infrastruktur, kegiatan ini
dapat menyebabkan perubahan bentang alam, penutupan lahan sehingga
meningkatkan laju aliran permukaan, erosi dan sedimentasi.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

III-39

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Memantau kondisi kualitas air
Metode pemantauan:
Dilakukan pengambilan sampel air dengan menggunakan botol sampel dan
selanjutnya dianalisa di laboratorium dengan pH meter, spektrofotometer
dan titrasi dengan metode Winkler, sebagian parameter dianalisis langsung
dilapangan seperti pH dan oksigen terlarut (DO).
Untuk sampel mikrobiologi digunakan botol sampel yang sudah disterilkan
Metode pemantauan dan alat analisis kualitas air, diperlihatkan pada Tabel 3.2.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo dan Sungai Kobe
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama pembangunan
pabrik dan infrastruktur.
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

untuk menentukan akurasi kepadatan bakteriologi air yang diambil.

Halmahera Tengah

i.3.6.

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah


Pelepasan Tenaga Kerja Konstruksi

A. Dampak Terhadap Kehilangan Kesempatan Kerja


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

III-40

Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah kehilangan kesempatan


kerja kontruksi
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Jumlah pekerja yang kehilangan
kesempatan pasca pemutusan kontrak kerja dan yang diberikan modal usaha
untuk berusaha di sektor informal.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah pelepasan tenaga kerja kontruksi, Jumlah tenaga kerja
melakukan usaha di sektor informal.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau banyaknya anggota masyarakat setempat yang diterima sebagai
tenaga kerja.
Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer
dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden
secara purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa responden yang
dipilih telah secara resmi diputuskan ikatan kerja dengan perusahaan
selama tahap konstruksi. Jumlah responden yang akan diwawancarai
sebanyak (1015%) dari populasi masyarakat yang memperoleh manfaat.
Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif.
b.

Lokasi Pemantauan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

yang akan putuskan ikatan kerjanya cukup besar sehingga diupayakan

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka


Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan pelepasan
tenaga kerja kontruksi.
5.

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

III-41

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah

Pelaporan :

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM dan Tokoh Adat Kab. Halmahera Tengah


Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kab.

BLHD Kab. Halmahera Tengah

B. Peningkatan Pengangguran
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis

Dampak

lingkungan

yang

akan

Dipantau

adalah

peningkatan

pengangguran akibat pelepasan tenaga kerja kontruksi


2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter

pemantauan

adalah

Jumlah

pekerja

yang

menadi

pengangguran pasca pemutusan kontrak kerja dan yang diberikan modal


usaha, pelatihan untuk berusaha di sektor informal sehingga pengangguran
minimal.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah pelepasan tenaga kerja, kegiatan demobilisasi tenaga
kerja konstruksi. Jumlah tenaga kerja yang akan putuskan ikatan kerjanya
cukup besar sehingga diupayakan melakukan usaha di sektor informal agar

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Halmahera Tengah

tidak menambar pengangguran.


4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau banyaknya anggota masyarakat setempat yang diterima sebagai
tenaga kerja.
Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer
dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden

III-42

secara purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa responden yang


dipilih telah secara resmi diputuskan ikatan kerja dengan perusahaan
selama tahap konstruksi. Jumlah responden yang akan diwawancarai
sebanyak (1015%) dari populasi masyarakat yang memperoleh manfaat.
Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan pelepasan
tenaga kerja kontruksi.
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah

Pelaporan :

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM dan Tokoh Adat Kab. Halmahera Tengah


Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah
-

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Woebulen dan Desa Sawai Itepo

BLHD Kab. Halmahera Tengah

C. Dampak Terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah perubahan sikap dan
persepsi negatif akibat pelepasan tenaga kerja kontruksi
2. Indikator/Parameter Pemantauan

III-43

Indkator/parameter pemantauan adalah jumlah tenaga kerja terserap dan


jumlah tenaga kerja yang diputuskan ikatan kontrak kerjannya serta jumlah
modal dan bentuk pelatihan usaha yang diberikan telah timbulnya perubahan
sikap dan persepsi negatif masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi PT Teka
Mining resources.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah pelepasan tenaga kerja kontruksi. Jumlah tenaga kerja
yang akan putuskan ikatan kerjanya cukup besar sehingga diupayakan
usaha

di

sektor

informal

agar

tidak

menambah

jumlah

pengangguran.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau banyaknya anggota masyarakat setempat yang diterima sebagai
tenaga kerja.
Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer
dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden
secara purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa responden yang
dipilih telah secara resmi diputuskan ikatan kerja dengan perusahaan
selama tahap konstruksi. Jumlah responden yang akan diwawancarai
sebanyak (1015%) dari populasi masyarakat yang memperoleh manfaat.
Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif.
b. Lokasi Pemantauan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

melakukan

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka


Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan pelepasan
tenaga kerja kontruksi.
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

III-44

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah,


Dinas Tenaga Kerja dan Transmigraasi

Kab.

Halmahera Tengah

Pelaporan :

Halmahera Tengah
BLHD Kab. Halmahera Tengah

i.4.

Pemantauan Lingkungan Pada Tahap Operasi

i.4.1.

Penerimaan Tenaga Kerja Operasi

A. Dampak Terhadap Kesempatan Kerja


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis

Dampak

lingkungan

yang

akan

Dipantau

adalah

peningkatan

kesempatan dan berusaha kerja kontruksi


2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah banyaknya masyarakat yang bermukim
di sekitar lokasi Pabrik PT Teka Mining Resouces yang terserap sebagai tenaga
kerja operasional dan membuka usaha di sektor informal.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja operasional. Jumlah
tenaga kerja yang akan diterima cukup besar diperkirakan berjumlah 3.178

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

orang dan bagi penduduk yang tidak bekerja sebagai tenaga kerja dapat
memanfaatkan kesempatan membuka usaha di sektor informal.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau banyaknya anggota masyarakat setempat yang diterima sebagai
tenaga kerja.
Metode pemantauan:

III-45

Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer


dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden
secara purposive sampling, ddengan pertimbangan bahwa responden yang
dipilih telah memanfaatkan kesempatan kerja selama tahap operasional.
Jumlah responden yang akan diwawancarai sebanyak (1015%) dari
populasi masyarakat yang memperoleh manfaat. Data yang dikumpulkan
diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan mobilisasi
tenaga kerja operasional.
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah


Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kab.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa

Halmahera Tengah
-

BLHD Kab. Halmahera Tengah

B. Dampak Terhadap Peningkatan Pendapatan


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah peningkatan pendapatan
bagi para pekerja karyawan yang berjumlah 3.178 orang
2. Indikator/Parameter Pemantauan

III-46

Indkator/parameter pemantauan adalah upah tenaga kerja sesuai standar upah


minimum (UMP) Provinsi Maluku Utara 2014.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja operasional. Jumlah
tenaga kerja yang akan diterima cukup besar diperkirakan berjumlah 3.178
orang dan bagi penduduk yang tidak bekerja sebagai tenaga kerja dapat
memanfaatkan kesempatan membuka usaha di sektor informal.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

Memantau upah yang akan diterima tenaga kerja minimal sama dengan
besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) Maluku Utara.
Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer
dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden
secara purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa responden yang
dipilih telah memanfaatkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
selama tahap Operasional. Jumlah responden yang akan diwawancarai
sebanyak (1015%) dari populasi masyarakat yang memperoleh manfaat.
Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif.
b.

Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo

c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan mobilisasi


tenaga kerja operasional.
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

III-47

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah


Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah
-

BLHD Kab. Halmahera Tengah

1. Dampak Lingkungan yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah terjadinya proses
asimilasi dan akulturasi di masyarakat.

2.

Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan asimilasi dan akulturasi
akibat mobilisasi tenaga kerja operasional.

3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja operasional lokasi
pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

C. Dampak Terhadap Asimilasi dan Akulturasi

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


i. Memantau terjadinya perubahan asimilasi dan akulturasi budaya pada
masyarakat
ii. Memantau banyaknya budaya yang telah mengalami asimilasi dan
akulturasi di masyarakat
Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan kuesioner
dan tabulasi silang yang dilanjutkan dengan analisis deskriptif.

III-48

ii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan curah pendapat melalui


proses sosialisasi, diskusi kelompok terarah, dan pertemuan konsultasi
masyarakat, untuk menampung dan mengakomodasi pendapat, sikap
dan aspirasi masyarakat yang terkena dampak.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa

c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama kegiatan mobilisasi
tenaga kerja operasional (Fre-Post)
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

Tokoh

Adat

Kab.

Transmigraasi

Kab.

Halmahera Tengah

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM,

Lembaga

Halmahera Tengah,
Dinas Tenaga

Adat
Kerja

dan
dan

Halmahera Tengah

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Woebulen dan Desa Sawai Itepo

BLHD Kab. Halmahera Tengah


D. Dampak Terhadap Perubahan Nilai dan Norma Sosial
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah terjadinya proses
perubahan nilai dan norma sosial di masyarakat.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan nilai dan norma sosial
akibat mobilisasi tenaga kerja operasional.

III-49

3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja operasional lokasi
pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
i. Memantau terjadinya perubahan nilai dan norma sosial pada masyarakat
masyarakat
Metode pemantauan:
i. Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan kuesioner
dan tabulasi silang yang dilanjutkan dengan analisis deskriptif.
ii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan curah pendapat melalui
proses sosialisasi, diskusi kelompok terarah, dan pertemuan konsultasi
masyarakat, untuk menampung dan mengakomodasi pendapat, sikap
dan aspirasi masyarakat yang terkena dampak.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama kegiatan mobilisasi

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

ii. Memantau banyaknya nilai dan norma sosial yang telah dilanggar di

tenaga kerja operasional (Fre-Post)


5.

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah

III-50

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM,

Lembaga

Halmahera Tengah,
Dinas Tenaga

Adat
Kerja

dan
dan

Tokoh

Adat

Kab.

Transmigraasi

Kab.

Halmahera Tengah
BLHD Kab. Halmahera Tengah
E. Dampak Terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah terjadinya perubahan

2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan sikap dan persepsi negatif
dan positif akibat mobilisasi tenaga kerja operasional.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja operasional lokasi
pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
i.

Memantau terjadinya perubahan sikap di masyarakat

ii.

Memantau banyaknya masyarakat yang berpersepsi negatif dan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

sikap dan persepsi di masyarakat.

positif
Metode pemantauan:
i.

Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan kuesioner


dan tabulasi silang yang dilanjutkan dengan analisis deskriptif.

ii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan curah pendapat melalui


proses sosialisasi, diskusi kelompok terarah, dan pertemuan konsultasi
masyarakat, untuk menampung dan mengakomodasi pendapat, sikap
dan aspirasi masyarakat yang terkena dampak.

III-51

b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c.

Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama kegiatan mobilisasi

5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.


Halmahera Tengah

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah


Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kab.

Perdagangan

Kab.

Halmahera Tengah
-

Dinas

Perindustrian

dan

Halmahera Tengah

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

tenaga kerja operasional (Fre-Post)

BLHD Kab. Halmahera Tengah


F. Dampak terhadap peningkatan PAD
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah terjadinya PAD Regional
Kabupaten Halmahera Tengah.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah persentase besaran penikatan PAD
sebelum dan setelah ada kegiatan penerimaan tenaga kerja operasional.

III-52

3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja operasional lokasi
pembangunan pabrik pengelolaan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan
Desa Sawai Itepo.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Analisis Data Sekunder (BPS) PAD Regional Kabupaten Halmahera


pada tahap operasional (3.178 orang) dan jumlah total pendapatan
karyawan per tahun dengan besaran pajak (ppH = 15%)
Metode Pemantauan :
i. Menghitung Jumlah pendapatan total karyawan selama 1 tahun dengan
potongan pajak pph 15%. Selanjutnya menjumlahkan sektor penerimaan
pajak pph karyawan dengan PAD.
ii. Menghitung persentase peningkatan PAD dengan cara membandingkan
antara penerimaan sektor pajak pph 15% per tahun dengan jumlah
keseluruhan PAD dikalikan dengan 100%.
iii. Memantaun hanya dilakukan dengan menganalisa data sekundar dari
perusahaan dan data sekunder dari pemerintah (intansi terkait BPS).
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Tengah, Analisis Data Sekunder (FS) Jumlah tenaga kerja yang diterima

Woebulen dan Desa Sawai Itepo


c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan mobilisasi
tenaga kerja operasional (Fre-Post).
5.

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

III-53

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah

Pelaporan :

Dinas Perpajakan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM,

Lembaga

Halmahera Tengah,
Dinas Tenaga

Adat
Kerja

dan
dan

Tokoh

Adat

Kab.

Transmigraasi

Kab.

BLHD Kab. Halmahera Tengah

3.4.1. Persiapan Ore


A. Dampak Terhadap Peningkatan Erosi dan Sedimentasi
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah Peningkatan laju erosi
dan sedimentasi.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Laju erosi dan sedimentasi dapat
dikendalikan sampai dengan batas tertentu yang disepakati yaitu: <9
ton/ha/tahun untuk tanah dengan ketebalan 150 cm (Kriteria Baku Kerusakan
Tanah untuk Produksi Biomasa, PP 150 Tahun 2000), akibat kegiatan
Penyiapan Lahan PT Teka Mining resources.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Halmahera Tengah

3. Sumber Dampak
Sumber damapk penyiapan Ore, kegiatan ini dapat menyebabkan perubahan
bentang alam akibat pengambilan Ore sebesar 864.000 metrik ton basah per
tahun dengan kandungan air 34% sehingga terjadinya erosi terutama pada saat
terjadi hujan.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau perubahan/peningkatan TSS dan TDS

III-54

Metode pemantauan:
i. Melakukan pengambilan contoh air secara representatif untuk kemudian
dianalisis di laboratorium.
ii. Pengukuran langsung di lapangan (insitu) dengan alat TDS meter.
iii. Menghitung peningkatan erosi dan sedimentasi dengan metode USLE
atau SDR.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam setahun selama
penyiapan Ore pada tahap Operasional (going).
5.

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Tengah


B. Dampak Terhadap Kualitas Air
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Woebulen dan Desa Sawai Itepo dan Sungai Kobe

Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas air
sumur, dan air sungai.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah besarnya peningkatan sedimen dan
padatan tersuspensi (TSS) serta kekeruhan pada Sungai Kobe tidak
melampaui ambang batas yang telah ditetapkan, berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang baku dan kriteria kerusakan
lingkungan hidup, Lampiran I Bagian A Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas Air.
3. Sumber Dampak

III-55

Sumber dampak adalah Penyiapan Ore, Sumber pencemar air akibat limbah
cair dan padat domestic yang dapat masuk ke badan air. Sumber pencemar air
pada saat pengoperasian pabrik akan berasal dari limbah Ore yang
mengandung 34%.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau kondisi kualitas air

Dilakukan pengambilan sampel air dengan menggunakan botol sampel dan


selanjutnya dianalisa di laboratorium dengan pH meter, spektrofotometer
dan titrasi dengan metode Winkler, sebagian parameter dianalisis langsung
dilapangan seperti pH dan oksigen terlarut (DO).
Untuk sampel mikrobiologi digunakan botol sampel yang sudah disterilkan
untuk menentukan akurasi kepadatan bakteriologi air yang diambil.
Metode pemantauan dan alat analisis kualitas air, diperlihatkan pada Tabel
3.2.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka
Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa
Woebulen dan Desa Sawai Itepo dan Sungai Kobe
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama 1 tahun ( 6 bulan
sekali) pada tahap operasional.
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Metode pemantauan:

Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

III-56

Dinas

Perindustrian

dan

Perdagangan

Kab.

Halmahera Tengah
C. Dampak Terhadap Perubahan Kualitas Udara
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas
udara dan kebisingan.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,
Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar Udara Ambien dan
Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku Mutu Tingkat Kebisingan.
3. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan penyiapan Ore, sebesar 864.000 metrik ton
basah per tahun dengan kandungan air 34%, ketika kering akan mengeluarkan
debu sebesar 17,6 kg/tahun, selain itu, sumber pencemar lain akibat
peningkatan partikulat debu dan polusi asap kendaraan, alat berat yang
digunakan serta menimbulkan peningkatan kebisingan.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau kondisi kualitas udara.
Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler kemudian dianalisa di laboratorium dengan menggunakan
spektrofotometer. Analisis

data

dilakukan

secara

deskriptif

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah Keputusan

dengan

membandingkan baku mutu yang dipersyaratkan.


Metode pengumpulan dan alat analisis kualitas udara, kebauan dan
kebisingan, dapat dilihat pada Tabel 3.1.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi
rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh
PT Teka Mining Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai,
Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan

III-57

Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama


kegiatan penyiapan Ore Berlangsung pada tahap operasional.
5. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.
Halmahera Tengah

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah,


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah


D. Dampak Terhadap Gangguan Biota Perairan
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau
Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah biota perairan akibat
pencemaran air oleh penurunan kualitas air sungai Kobe.
2. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah tingkat perubahan keragaman jenis
dan kerapatan populasi biota perairan sungai/badan air.
3. Sumber Dampak

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Sumber dampak adalah kegiatan penyiapan Ore sebesar 864.000 metrik ton
basah per tahun dengan kandungan air 34%, ketika kering akan mengeluarkan
debu sebesar 17,6 kg/tahun, selain itu, sumber pencemar lain akibat tumpahan
minyak, sisa minyak pelumas oli yang dihasilkan dari kendaraan, alat berat
yang digunakan.
4. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Memantau perubahan keragaman jenis dan populasi biota perairan

III-58

Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan dengan
menggunakan plankton Net No. 25, botol sampel dan Eickman drage dan
formalin 4%. Analisis laboratorium dengan menggunakan mikroskop,
sedangkan data yang diperoleh dianalisis dengan metoda ShannonWienner.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
Resources dan Sungai Kobe
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
penyiapan Ore Berlangsung pada tahap operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Halmahera


Tengah

Pelaporan :

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Halmahera

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining

Tengah
E. Dampak Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah gangguan kesehatan
masyarakat.
b. Indikator/Parameter Pemantauan

III-59

Indkator/parameter

pemantauan

adalah

penurunan

derajat

kesehatan

masyarakat di sekitar lokasi PT Teka Mining Resources akibat adanya


pencemaran udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah penyiapan Ore rencana pembangunan pengolahan dan
pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining Resources.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

iv.

Memantau banyaknya masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan.


Metode pemantauan:
iv.

Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan masyarakat dan


selanjutnya data tersebut di komparasi dengan pola penyakit masyarakat
pada Puskesmas Weda. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
penyiapan Ore pada tahanp Operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

III-60

13. Operasional Power Suplay


a. Dampak Terhadap Kualitas Udara
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas udara
dan kebisingan.
b. Indikator/Parameter Pemantauan

CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar
Udara Ambien dan Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku
Mutu Tingkat Kebisingan.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah operasional mesin diesel yang digunakan sebagai sumber
pembangkit listrik (PLTD) dan utility transmisi line 70kV yang dioperasikan secara
kontinue selama 350 hari dalam setahun, sumber pencemar lain akibat

peningkatan partikulat debu dan polusi asap kendaraan, alat berat yang
digunakan serta menimbulkan peningkatan kebisingan.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


v.

Memantau kondisi kualitas udara.


Metode pemantauan:

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,

Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas


sampler

kemudian

spektrofotometer.

dianalisa

Analisis

di

data

laboratorium
dilakukan

dengan

secara

menggunakan

deskriptif

dengan

membandingkan baku mutu yang dipersyaratkan.


Metode pengumpulan dan alat analisis kualitas udara, kebauan dan kebisingan,
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining

III-61

Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
operasional power suplay Berlangsung pada tahap operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah,


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah


b. Dampak Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah gangguan kesehatan
masyarakat.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter

pemantauan

adalah

penurunan

derajat

kesehatan

masyarakat di sekitar lokasi PT Teka Mining Resources akibat adanya


pencemaran udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah operasional mesin diesel yang digunakan sebagai sumber
pembangkit listrik (PLTD) dan utility transmisi line 70kV yang dioperasikan secara
kontinue selama 350 hari dalam setahun, sumber pencemar lain akibat

III-62

peningkatan partikulat debu dan polusi asap kendaraan, alat berat yang
digunakan serta menimbulkan peningkatan kebisingan.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


vi.

Memantau banyaknya masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan.


Metode pemantauan:
v.

Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan masyarakat dan


selanjutnya data tersebut di komparasi dengan pola penyakit masyarakat

b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
Operasional Power Suplay pada tahanp Operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

pada Puskesmas Weda. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

c. Dampak Terhadap Limbah Cair


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau

III-63

Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah peningkatan kosentrasi


limbah cair sehingga mempengaruhi kualitas air sumur, dan air sungai.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah limbah cair yang dihasilkan (mg/l) tidak
mempengaruhi peningkatan sedimen dan padatan tersuspensi (TSS) serta
kekeruhan pada Sungai Kobe tidak melampaui ambang batas yang telah
ditetapkan, berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang
baku dan kriteria kerusakan lingkungan hidup, Lampiran I Bagian A Kriteria Mutu
c. Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan pengoperasian mesin diesel yang
digunakan sebagai sumber pembangkit listrik (PLTD). Sumber pencemar air akibat
pengoperasian power suplay adalah ceceran limbah cair seperti minyak pelumas
bekas/ oli, tumpahan bahan bakar (solar) dan air limbah dari sistem pendingin
mesin, akibat kebocoran IPAL dan mesin pembangkit.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


vii.

Memantau kondisi kualitas air

viii.

Memantau dan mengukur (paramerter pencemar (insitu) seperti kosentrasi


tumpahan minyak dan Oli)
Metode pemantauan:
Dilakukan pengambilan sampel air dengan menggunakan botol sampel dan
selanjutnya dianalisa di laboratorium dengan pH meter, spektrofotometer dan
titrasi dengan metode Winkler, sebagian parameter dianalisis langsung

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Air Berdasarkan Kelas Air.

dilapangan seperti pH dan oksigen terlarut (DO).


Untuk sampel mikrobiologi digunakan botol sampel yang sudah disterilkan
untuk menentukan akurasi kepadatan bakteriologi air yang diambil.
Metode pemantauan dan alat analisis kualitas air, diperlihatkan pada Tabel 3.2.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo dan Sungai Kobe
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan

III-64

Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama penyiapan lahan pada saat
musim hujan dan kemarau.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas

Perindustrian

dan

Perdagangan

Kab.

Halmahera Tengah
d. Dampak Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis

Dampak

lingkungan

yang

akan

Dipantau

adalah

kesehatan

dan

keselamatan kerja.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah jumlah pekerja/mekanik peralatan

yang mengalami kecelakaan kerja pada saat melaksanakan operasional


power suplay.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah operasional mesin diesel yang digunakan sebagai sumber
pembangkit listrik (PLTD) dan utility transmisi line 70kV yang dioperasikan secara
kontinue selama 350 hari dalam setahun, sumber pencemar lain akibat
peningkatan partikulat debu dan polusi asap kendaraan, alat berat yang digunakan
serta menimbulkan peningkatan kebisingan.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

III-65

ix.

Memantau jumlah karyawan/operator peralatan yang mengalami kecelakaan


kerja
Metode pemantauan:
- Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan
karyawan/operator peralatan. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
Operasional Power Suplay pada tahanp Operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.


Halmahera Tengah

x.

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah

LSM Kab. Halmahera Tengah


BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Prov. Maluku Utara

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa

Sintering
a. Dampak Terhadap Kualitas Udara
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas udara
dan kebisingan.
b. Indikator/Parameter Pemantauan

III-66

Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,

CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar
Udara Ambien dan Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku
Mutu Tingkat Kebisingan.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah Sumber dampak adalah proses produksi pabrik
pengolahan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining Resources yang dilakukan,
dengan penggilingan bahan baku, selanjutnya dilakukan proses drying (rotary
kiln) serta proses electrical furnace. Sumber pencemar udara pada saat
pengoperasian pabrik ini akan berasal dari uap air dari proses Dry Kiln sebesar
145,5 ton/hari (27,0%) dan uap air dari proses Calsining Kiln sebesar 36,4 ton/hari
(5,26,98%), serta debu dari proses Calsining Kiln sebesar 3,6 ton/hari (0,54%)
dan proses furnace sebesar 72,7 ton/hari (10,8%), dan asap 81,9 ton/hari
(12,17%).
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xi.

Memantau kondisi kualitas udara.


Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler

kemudian

spektrofotometer.

dianalisa

Analisis

di

data

laboratorium
dilakukan

dengan

secara

menggunakan

deskriptif

dengan

membandingkan baku mutu yang dipersyaratkan.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

mulai dari crusher bahan baku, kemudian dryer bahan baku yang dilanjutkan

Metode pengumpulan dan alat analisis kualitas udara, kebauan dan kebisingan,
dapat dilihat pada Tabel 3.2.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan

III-67

Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun ( 6 bulan sekali)


selama kegiatan sintering tahap operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.
Halmahera Tengah

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah,


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah


b. Dampak Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah gangguan kesehatan
masyarakat.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter

pemantauan

adalah

penurunan

derajat

kesehatan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

masyarakat di sekitar lokasi PT Teka Mining Resources akibat adanya


pencemaran udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah Sumber dampak adalah Sumber dampak adalah proses
produksi pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining Resources
yang dilakukan, mulai dari crusher bahan baku, kemudian dryer bahan baku yang
dilanjutkan dengan penggilingan bahan baku, selanjutnya dilakukan proses drying
(rotary kiln) serta proses electrical furnace. Sumber pencemar udara pada saat
pengoperasian pabrik ini akan berasal dari uap air dari proses Dry Kiln sebesar

III-68

145,5 ton/hari (27,0%) dan uap air dari proses Calsining Kiln sebesar 36,4 ton/hari
(5,26,98%), serta debu dari proses Calsining Kiln sebesar 3,6 ton/hari (0,54%)
dan proses furnace sebesar 72,7 ton/hari (10,8%), dan asap 81,9 ton/hari
(12,17%).
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xii.

Memantau banyaknya masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan.


Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan masyarakat dan
selanjutnya data tersebut di komparasi dengan pola penyakit masyarakat
pada Puskesmas Weda. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
Operasional Sintering pada tahanp Operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

vi.

Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

c.

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

Dampak Terhadap Kecelakaan dan Keselamatan Kerja

III-69

1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis

Dampak

lingkungan

yang

akan

Dipantau

adalah

kesehatan

dan

keselamatan kerja.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah jumlah pekerja/mekanik peralatan

yang mengalami kecelakaan kerja pada saat melaksanakan operasional

c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah operasional Sintering PT Teka Mining Resources.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
xiii.

Memantau jumlah karyawan/operator peralatan yang mengalami kecelakaan


kerja
Metode pemantauan:
- Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan
karyawan/operator peralatan. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Sintering.

c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
Operasional Sintering pada tahanp Operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.

III-70

Halmahera Tengah

xiv.

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah

LSM Kab. Halmahera Tengah


BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Prov. Maluku Utara

Smelting

d. Dampak Terhadap Kualitas Udara


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas udara
dan kebisingan.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,

CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar
Udara Ambien dan Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku
Mutu Tingkat Kebisingan.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah Sumber dampak adalah proses produksi pabrik
pengolahan Dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining Resourcesyang dilakukan,
Sulfur dioksida (SO2) merupakan polutan utama yang dihasilkan dalam proses
roasting, smelting, dan converting bijih sulfida. (Konsentrat nikel sulfida
mengandung 620% nikel dan belerang) SO2 yang dikeluarkan dapat mencapai 4
metrik ton sulfur dioksida per metrik ton nikel yang diproduksi. Sumber pencemar

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau

udara pada saat pengoperasian pabrik ini akan berasal dari uap air dari proses
Dry Kiln sebesar 145,5 ton/hari (27,0%) dan uap air dari proses Calsining Kiln
sebesar 36,4 ton/hari (5,26,98%), serta debu dari proses Calsining Kiln sebesar
3,6 ton/hari (0,54%) dan proses furnace sebesar 72,7 ton/hari (10,8%), dan asap
81,9 ton/hari (12,17%).
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xv.

Memantau kondisi kualitas udara.

III-71

Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler

kemudian

spektrofotometer.

dianalisa

Analisis

di

data

laboratorium
dilakukan

dengan

secara

menggunakan

deskriptif

dengan

membandingkan baku mutu yang dipersyaratkan.


Metode pengumpulan dan alat analisis kualitas udara, kebauan dan kebisingan,
dapat dilihat pada Tabel 3.2.
b. Lokasi Pemantauan

pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun (6 bulan) selama
kegiatan operasional Smelting, pada tahap operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah,


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana

Halmahera Tengah
Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah
e. Dampak Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau

III-72

Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah gangguan kesehatan


masyarakat.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah penurunan derajat kesehatan masyarakat
di sekitar lokasi pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel PT
Teka Mining Resources, akibat peningkatan pencemaran udara (SO2) dan
penurunan kualitas air.

Sumber dampak adalah Sumber dampak adalah proses produksi pabrik


pengolahan Dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining Resourcesyang dilakukan,
Sulfur dioksida (SO2) merupakan polutan utama yang dihasilkan dalam proses
roasting, smelting, dan converting bijih sulfida. (Konsentrat nikel sulfida
mengandung 620% nikel dan belerang) SO2 yang dikeluarkan dapat mencapai 4
metrik ton sulfur dioksida per metrik ton nikel yang diproduksi. Sumber pencemar
udara pada saat pengoperasian pabrik ini akan berasal dari uap air dari proses
Dry Kiln sebesar 145,5 ton/hari (27,0%) dan uap air dari proses Calsining Kiln
sebesar 36,4 ton/hari (5,26,98%), serta debu dari proses Calsining Kiln sebesar
3,6 ton/hari (0,54%) dan proses furnace sebesar 72,7 ton/hari (10,8%), dan asap
81,9 ton/hari (12,17%).
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xvi.

Memantau banyaknya masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan.


Metode pemantauan:
vii.

Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan masyarakat dan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

c. Sumber Dampak

selanjutnya data tersebut di komparasi dengan pola penyakit masyarakat


pada Puskesmas Weda. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan

III-73

Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan


Operasional Smelting pada tahanp Operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef

f.

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

Dampak Terhadap Limbah Padat dan Cair

1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas air
sumur, dan air sungai.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah limbah yang dihasilkan oleh operasional
Smelting meminimalkan mempengaruhi parameter kualitas air, berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang baku dan kriteria
kerusakan lingkungan hidup, Lampiran I Bagian A Kriteria Mutu Air dan tentang

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

baku dan kriteria kerusakan lingkungan hidup, Lampiran III Bagian A Baku
Mutu Udara Ambien. .
c. Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan pengoperasian Operasional Smelting.
Sumber pencemar udara SO2 yang dikeluarkan dapat mencapai 4 metrik ton sulfur
dioksida per metrik ton nikel yang diproduksi. Sumber pencemar air pada saat
pengoperasian pabrik akan berasal dari limbah slag yang akan dihasilkan sekitar
1.2500 ton/hari (26,98,5%). Jika bulk density slag ini berkisar 1,4 g/cc maka
produksi slag tersebut setara dengan atau setara dengan 892,86 m 3/hari. Sumber

III-74

lain adalah minyak pelumas bekas yang berasal dari unit pendukung pada saat
pengoperasian pabrik.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xvii.

Memantau kondisi kualitas air


Metode pemantauan:
Dilakukan pengambilan sampel air dengan menggunakan botol sampel dan
selanjutnya dianalisa di laboratorium dengan pH meter, spektrofotometer dan
dilapangan seperti pH dan oksigen terlarut (DO).
Untuk sampel mikrobiologi digunakan botol sampel yang sudah disterilkan
untuk menentukan akurasi kepadatan bakteriologi air yang diambil.
Metode pemantauan dan alat analisis kualitas air, diperlihatkan pada Tabel 3.2.
Memantau kondisi kualitas udara
Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler

kemudian

spektrofotometer.

dianalisa

Analisis

di

data

laboratorium
dilakukan

dengan

secara

menggunakan

deskriptif

dengan

membandingkan baku mutu yang dipersyaratkan.


Metode pengumpulan dan alat analisis kualitas udara, kebauan dan kebisingan,
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

titrasi dengan metode Winkler, sebagian parameter dianalisis langsung

Sawai Itepo dan Sungai Kobe


c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama 1 tahun (6 bulan sekali)
selama kegiatan smelting berlangsung.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef

III-75

Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo


-

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas

Perindustrian

dan

Perdagangan

Kab.

Halmahera Tengah

1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis

Dampak

lingkungan

yang

akan

Dipantau

adalah

kesehatan

dan

keselamatan kerja.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah jumlah pekerja/mekanik peralatan

yang mengalami kecelakaan kerja pada saat melaksanakan operasional


Smelting.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah operasional Smelting PT Teka Mining Resources.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
xviii.

Memantau jumlah karyawan/operator peralatan yang mengalami kecelakaan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

G. Dampak Terhadap Kecelakaan dan Keselamatan Kerja

kerja
Metode pemantauan:
- Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan
karyawan/operator peralatan. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo

III-76

c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
Operasional Smelting pada tahanp Operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Lelilef Sawai,


Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.
Halmahera Tengah

xix.

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah

LSM Kab. Halmahera Tengah


BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Prov. Maluku Utara


NPI Casting dan Kemasan
a. Dampak Terhadap Limbah Cair dan Padat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas air
sumur, dan air sungai.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah limbah yang dihasilkan oleh operasional
NPI Casting dan Kemasan mempengaruhi parameter kualitas air, berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang baku dan kriteria

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

kerusakan lingkungan hidup, Lampiran I Bagian A Kriteria Mutu Air dan tentang

baku dan kriteria kerusakan lingkungan hidup, Lampiran III Bagian A Baku
Mutu Udara Ambien. .
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah berasal dari kegiatan pengoperasian NPI Casting dan
Kemasan. Sumber pencemar air Produksi terak tahunan kira-kira 4600.000 ton,
dengan produksi harian rata-rata 1.2500 ton. Dengan mengasumsikan tumpukan
stok terak pada penyimpanan 7 hari kira-kira 6000 m 2. Sumber lain adalah minyak
pelumas bekas yang berasal dari unit pendukung pada saat pengoperasian pabrik.

III-77

2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xx.

Memantau kondisi kualitas air


Metode pemantauan:
Dilakukan pengambilan sampel air dengan menggunakan botol sampel dan
selanjutnya dianalisa di laboratorium dengan pH meter, spektrofotometer dan
titrasi dengan metode Winkler, sebagian parameter dianalisis langsung
dilapangan seperti pH dan oksigen terlarut (DO).
untuk menentukan akurasi kepadatan bakteriologi air yang diambil.
Metode pemantauan dan alat analisis kualitas air, diperlihatkan pada Tabel 3.2.
Memantau kondisi kualitas udara
Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler

kemudian

spektrofotometer.

dianalisa

Analisis

di

data

laboratorium
dilakukan

dengan

secara

menggunakan

deskriptif

dengan

membandingkan baku mutu yang dipersyaratkan.


Metode pengumpulan dan alat analisis kualitas udara, kebauan dan kebisingan,
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo dan Sungai Kobe
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Untuk sampel mikrobiologi digunakan botol sampel yang sudah disterilkan

Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama 1 tahun (6 bulan sekali)


selama kegiatan NPI Casting dan Kemasan berlangsung tahap operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.

III-78

Halmahera Tengah

Pelaporan :

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas

Perindustrian

dan

Perdagangan

Kab.

Halmahera Tengah
b. Dampak Terhadap Kualitas Udara
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau

dan kebisingan.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,

CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar
Udara Ambien dan Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku
Mutu Tingkat Kebisingan.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah proses produksi pabrik pengolahan dan pemurnian bijih
nikel PT Teka Mining Resources yang dilakukan, mulai dari crusher bahan baku,
kemudian dryer bahan baku yang dilanjutkan dengan penggilingan bahan baku,
selanjutnya dilakukan proses drying (rotary kiln) serta proses electrical furnace.
Sumber Pada tahap Operasional NPI Casting dan Pencetakan feronikel ini
dilakukan dalam shotting machine. Logam feronikel yang dihasilkan dari

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas udara

pengolahan dicetak dalam bentuk shot (potongan) yang memiliki ukuran 5 cm > D
> 5 mm diprakirakan akan menghasilkan partikulat debu sebesar 17,6 kg/hari.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xxi.

Memantau kondisi kualitas udara.


Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler

kemudian

dianalisa

di

laboratorium

dengan

menggunakan

III-79

spektrofotometer.

Analisis

data

dilakukan

secara

deskriptif

dengan

membandingkan baku mutu yang dipersyaratkan.


Metode pengumpulan dan alat analisis kualitas udara, kebauan dan kebisingan,
dapat dilihat pada Tabel 3.2.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama 1 tahun (6 bulan sekali)
selama kegiatan NPI Casting dan Kemasan berlangsung tahap operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah,


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

c.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah


Dampak Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat

1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah gangguan kesehatan
masyarakat.
b. Indikator/Parameter Pemantauan

III-80

Indkator/parameter pemantauan adalah penurunan derajat kesehatan masyarakat


di sekitar lokasi pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel PT
Teka Mining Resources, akibat peningkatan pencemaran udara (SO2), partikulat
debu 17,6% dan penurunan kualitas air.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pengoperasian NPI Casting dan Kemasan PT
Teka Mining Resources yang menghasilkan logam feronikel yang dihasilkan dari
pengolahan dicetak dalam bentuk shot (potongan) yang memiliki ukuran 5 cm > D

2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xxii.

Memantau banyaknya masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan.


Metode pemantauan:
viii.

Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan masyarakat dan


selanjutnya data tersebut di komparasi dengan pola penyakit masyarakat
pada Puskesmas Weda. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama 1 tahun (6 bulan sekali)
selama kegiatan NPI Casting dan Kemasan berlangsung tahap operasional.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

> 5 mm diprakirakan akan menghasilkan partikulat debu sebesar 17,6 kg/hari.

3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah.

III-81

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

d. Dampak Terhadap Kecelakaan dan Keselamatan Kerja


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis

Dampak

lingkungan

yang

akan

Dipantau

adalah

kesehatan

dan

keselamatan kerja.

Indkator/parameter pemantauan adalah jumlah pekerja/mekanik peralatan yang


mengalami kecelakaan kerja pada saat melaksanakan operasional NPI Casting
dan Kemasan PT Teka Mining Resources.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah operasional NPI Casting dan Kemasan PT Teka Mining
Resources.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
xxiii.

Memantau jumlah karyawan/operator peralatan yang mengalami kecelakaan


kerja
Metode pemantauan:
- Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan
karyawan/operator peralatan. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
b. Lokasi Pemantauan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

b. Indikator/Parameter Pemantauan

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
Operasional NPI Casting dan Kemasan pada tahanp Operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

III-82

Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Lelilef Sawai,


Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah

LSM Kab. Halmahera Tengah


BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Prov. Maluku Utara


xxiv.
Pengelolaan Limbah Slag
a. Dampak Terhadap Kualitas Air
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas air
sumur, dan air sungai.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah

besarnya peningkatan sedimen dan

padatan tersuspensi (TSS) serta kekeruhan pada Sungai Kobe tidak melampaui
ambang batas yang telah ditetapkan, berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 82 Tahun 2001 tentang baku dan kriteria kerusakan lingkungan hidup,
Lampiran I Bagian A Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas Air.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan pengelolaan limbah Slag. Sumber

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Halmahera Tengah

pencemar air pada saat pengoperasian pabrik akan berasal dari limbah slag yang
akan dihasilkan sekitar 1.2500 ton/hari (26,98,5%). Jika bulk density slag ini
berkisar 1,4 g/cc maka produksi slag tersebut atau setara dengan 892,86 m3/hari.
Sumber lain adalah minyak pelumas bekas yang berasal dari unit pendukung pada
saat pengoperasian pabrik. Produksi terak tahunan kira-kira 4600.000 ton, dengan
produksi harian rata-rata 1.2500 ton. Dengan mengasumsikan tumpukan stok
terak pada penyimpanan 7 hari kira-kira 6000 m 2, pembuangan terak permanen
perlu dibangun lebih luas untuk memungkinkan menampung jumlah produk 10
tahun.

III-83

2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xxv.

Memantau kondisi kualitas air


Metode pemantauan:
Dilakukan pengambilan sampel air dengan menggunakan botol sampel dan
selanjutnya dianalisa di laboratorium dengan pH meter, spektrofotometer dan
titrasi dengan metode Winkler, sebagian parameter dianalisis langsung
dilapangan seperti pH dan oksigen terlarut (DO).
untuk menentukan akurasi kepadatan bakteriologi air yang diambil.
Metode pemantauan dan alat analisis kualitas air, diperlihatkan pada Tabel 3.2.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo dan Sungai Kobe dan Sungai Kobe
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
Operasional Pengelolaan Slag pada tahanp Operasional.

3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Untuk sampel mikrobiologi digunakan botol sampel yang sudah disterilkan

Halmahera Tengah

Pelaporan :

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas

Perindustrian

dan

Perdagangan

Kab.

Halmahera Tengah
b. Dampak Terhadap Penurunan Kualitas Tanah
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau

III-84

Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas tanah
sebagai media pertumbuhan tanaman.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Pertumbuhan dan produksi tanaman pada
media tanah yang tercemar oleh limbah Slag maksimal, akibat kegiatan
pengelolaan Slag PT Teka Mining resources.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah pengelolaan Slag, kegiatan ini dapat menyebabkan

2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xxvi.

Memantau Sifat Fisik dan Kimia Tanah


Metode pemantauan:
Dilakukan pengambilan sampel air tanah utuh (ring sampel) untuk menganalisis
sifat fisik tanah (tekstrur, struktur, permeabilitas, PD, BD, dan porositas).
Sedangkan sampel tanah terganggu komposit) untuk menganalisis sifat kimia
dan kesuburan tanah seperti kandungan unsur hara makro (NPK) dan unsur
hara mikro (Ca, Mg, Na, dll), KTK, KB dan pH tanah).
Mengamati secara kacat mata pertumbuhan tanaman disekitar lokasi tapak
proyek sebagai salah satu indikator untuk mengevaluasi tingkat pencemaran
terhadap kualitas tanah dan status kesuburan tanah
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

perubahan sifat fisik dan kimia serta tingkat kesuburan tanah..

Sawai Itepo dan Sungai Kobe dan Sungai Kobe


c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
Operasional Pengelolaan Slag pada tahanp Operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining resources

III-85

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Pertanian Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Pertanian Kab. Halmahera Tengah


c. Dampak Terhadap Gangguan Biota Perairan

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah biota perairan akibat
pencemaran air oleh penurunan kualitas air sungai Kobe.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah ingkat perubahan keragaman jenis

dan kerapatan populasi biota perairan sungai/badan air .


c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pengoperasian NPI Casting dan Kemasan PT
Teka Mining Resources yang menghasilkan logam feronikel yang dihasilkan dari
pengolahan dicetak dalam bentuk shot (potongan) yang memiliki ukuran 5 cm > D
> 5 mm diprakirakan akan menghasilkan partikulat debu sebesar 17,6 kg/hari..
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xxvii.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

Memantau perubahan keragaman jenis dan populasi biota perairan


Metode pemantauan:
Dilakukan

dengan

cara

pengambilan

sampel

di

lapangan

dengan

menggunakan plankton Net No. 25, botol sampel dan Eickman drage dan
formalin

4%.

Analisis

laboratorium

dengan

menggunakan

mikroskop,

sedangkan data yang diperoleh dianalisis dengan metoda Shannon-Wienner.


b. Lokasi Pemantauan

III-86

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan Sungai Kobe
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun selama kegiatan
Pengelolaan Slag Berlangsung pada tahap operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Halmahera


Tengah

Pelaporan :

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Halmahera


Tengah

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Halmahera


Tengah

Pelaporan :

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Halmahera

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Tengah
d. Dampak Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah gangguan kesehatan
masyarakat.

III-87

b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah penurunan derajat kesehatan masyarakat
di sekitar lokasi pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel PT
Teka Mining Resources, akibat peningkatan pencemaran udara (SO2), penigkatan
parikulat debu dan penurunan kualitas air.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pengelolaan limbah Slag PT Teka Mining
Resources yang menghasilkan limbah Slag 892,86 m3/hari diprakirakan akan

2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xxviii.

Memantau banyaknya masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan.


Metode pemantauan:
ix.

Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan masyarakat dan


selanjutnya data tersebut di komparasi dengan pola penyakit masyarakat
pada Puskesmas Weda. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama 1 tahun (6 bulan sekali)
selama kegiatan pengelolaan Slag berlangsung tahap operasional.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

menghasilkan partikulat debu sebesar 17,6 kg/hari.

3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

III-88


xxix.

Pelaporan :

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah


Pengapalan
a. Dampak Terhadap Kualitas Udara
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas udara

b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,

CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar
Udara Ambien dan Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku
Mutu Tingkat Kebisingan.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah Produksi NPI yang akan di angkut ke lokasi pelabuhan
untuk proses pengapalan adalah 100.000 ton/tahun atau 270 ton/hari, jika
pengangkutan menggunakan Dump Truck CAMC dengan kapasitas 20 ton maka
dibutuhkan 14 unit mobil, jika jarak dari pelabuhan ke lokasi stokyard NPI 20 km
maka partikulat debu yang dihasilkan sepanjang jalan yang dilalui adalah 71,6
ib/mile per hari.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

dan kebisingan.

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xxx.

Memantau kondisi kualitas udara.


Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler

kemudian

spektrofotometer.

dianalisa

Analisis

di

data

laboratorium
dilakukan

dengan

secara

menggunakan

deskriptif

dengan

membandingkan baku mutu yang dipersyaratkan.


Metode pengumpulan dan alat analisis kualitas udara, kebauan dan kebisingan,
dapat dilihat pada Tabel 3.2.

III-89

b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan pengapalan dan
pengangkutan NPI ke pelabuhan selama tahap operasional.

Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah,


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah


b. Dampak Terhadap Penurunan Kualitas Air
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas air
sumur, dan air sungai.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah

besarnya peningkatan sedimen dan

padatan tersuspensi (TSS) serta kekeruhan pada Sungai Kobe tidak melampaui
ambang batas yang telah ditetapkan, berdasarkan Peraturan Pemerintah RI

III-90

Nomor 82 Tahun 2001 tentang baku dan kriteria kerusakan lingkungan hidup,
Lampiran I Bagian A Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas Air.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan pengoperasian pelabuhan yang meliputi
kegiatan pengapalan, sehingga ketika dermaga khusus PT Teka Mining Resouces
dioperasikan kandungan minyak akan terdeteksi mencapai 20 mg/L dan dapat
melampaui baku mutu yang ditetapkan untuk parameter ini sebesar 1 mg/L.
Sumber lain adalah tumpahan atau limbah air Ballast dari kapal pengangkut
pada saat pengoperasian pabrik.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xxxi.

Memantau kondisi kualitas air


Metode pemantauan:
Dilakukan pengambilan sampel air dengan menggunakan botol sampel dan
selanjutnya dianalisa di laboratorium dengan pH meter, spektrofotometer dan
titrasi dengan metode Winkler, sebagian parameter dianalisis langsung
dilapangan seperti pH dan oksigen terlarut (DO).
Untuk sampel mikrobiologi digunakan botol sampel yang sudah disterilkan
untuk menentukan akurasi kepadatan bakteriologi air yang diambil.
Metode pemantauan dan alat analisis kualitas air, diperlihatkan pada Tabel 3.2.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo dan Sungai Kobe dan Sungai Kobe

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

dengan kapasitas 70.000 DWT kapal borongan yang berasal dari unit pendukung

c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali kegiatan pengapalan dan
pengakutan NPI yang berlangsung selama tahap operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef

III-91

Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo


-

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

Dinas Kelauatan dan Perikanan Kab. Halmahera


Tengah

Pelaporan :

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas

Perindustrian

dan

Perdagangan

Kab.

Halmahera Tengah
c. Dampak Terhadap Gangguan Biota Perairan
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah biota perairan akibat
pencemaran air oleh penurunan kualitas air sungai Kobe.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah ingkat perubahan keragaman jenis

dan kerapatan populasi biota perairan sungai/badan air .


c. Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan pengoperasian pelabuhan yang meliputi
kegiatan pengapalan, sehingga ketika dermaga khusus PT Teka Mining Resouces
dioperasikan kandungan minyak akan terdeteksi mencapai 20 mg/L dan dapat
melampaui baku mutu yang ditetapkan untuk parameter ini sebesar 1 mg/L.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Sumber lain adalah tumpahan atau limbah air Ballast dari kapal pengangkut
dengan kapasitas 70.000 DWT kapal borongan yang berasal dari unit pendukung
pada saat pengoperasian pabrik.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xxxii.

Memantau perubahan keragaman jenis dan populasi biota perairan


Metode pemantauan:

III-92

Dilakukan

dengan

cara

pengambilan

sampel

di

lapangan

dengan

menggunakan plankton Net No. 25, botol sampel dan Eickman drage dan
formalin

4%.

Analisis

laboratorium

dengan

menggunakan

mikroskop,

sedangkan data yang diperoleh dianalisis dengan metoda Shannon-Wienner.


b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan Sungai Kobe
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
pengakutan NPI yang berlangsung selama tahap operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Halmahera


Tengah

Pelaporan :

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Halmahera

Tengah
d. Dampak Terhadap Gangguan Kesehatan Masyarakat

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali kegiatan pengapalan dan

1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah gangguan kesehatan
masyarakat.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah penurunan derajat kesehatan masyarakat
di sekitar lokasi pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel PT

III-93

Teka Mining Resources, akibat peningkatan pencemaran udara (SO2), penigkatan


parikulat debu dan penurunan kualitas air.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pengapalan NPI PT Teka Mining Resources
yang penurunan kualitas udara dan air laut akibat ada tumpahan air Ballast dan
minyak dari kapal.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

xxxiii.

Memantau banyaknya masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan.


Metode pemantauan:
x.

Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan masyarakat dan


selanjutnya data tersebut di komparasi dengan pola penyakit masyarakat
pada Puskesmas Weda. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan pengangkutan dan
pengapalan NPI berlangsung tahap operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

xxxiv.

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah


Pemberdayaan Masyarakat

III-94

a. Dampak Terhadap Sikap dan persepsi masyarakat


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah terjadinya perubahan sikap
dan persepsi di masyarakat.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan sikap dan persepsi positif

c. umber Dampak
Sumber dampak adalah Sumber dampak adalah kegiatan pemerdayaan
masyarakat PT Teka Mining Resources.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xxxv.
xxxvi.

Memantau terjadinya perubahan sikap di masyarakat


Memantau banyaknya masyarakat yang berpersepsi negatif dan positif
Metode pemantauan:
iv. Melakukan

pengamatan

langsung

dan

wawancara dengan kuesioner dan tabulasi


silang

yang

dilanjutkan

dengan

analisis

deskriptif.
v. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan
curah pendapat melalui proses sosialisasi,
diskusi

kelompok

terarah,

dan

pertemuan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

akibat pemerdayaan masyarakat pada tahap operasional.

konsultasi masyarakat, untuk menampung dan


mengakomodasi pendapat, sikap dan aspirasi
masyarakat yang terkena dampak.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi tapak rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo

III-95

c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan pemerdayaan
masyarakat
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.


Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah

PT. Jamsostek Kab. Halmahera Tengah

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

LSM Kab. Halmahera Tengah


BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Prov. Maluku Utara


b. Dampak Terhadap Ilmu pengetahuan dan Ketrampilan
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah peningkatan ilmu
pengetahuan dan keterampilan.
b. Indikator/Parameter Pemantauan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

Indkator/parameter pemantauan adalah Jumlah masyarakat yang menikmati dan


mengikuti program pendidikan melalui jalur beasiswa dan pelatihan keterampilan
pada setiap tahunnya.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah Sumber dampak adalah kegiatan pemerdayaan
masyarakat PT Teka Mining Resources.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

III-96

xxxvii.

Memantau terjadinya perubahan sikap di masyarakat

xxxviii.

Memantau banyaknya masyarakat yang berpersepsi negatif dan positif


Metode pemantauan:
vi. Melakukan

pengamatan

langsung

dan

wawancara dengan kuesioner dan tabulasi


silang

yang

dilanjutkan

dengan

analisis

deskriptif.
vii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan
curah pendapat melalui proses sosialisasi,
kelompok

terarah,

dan

pertemuan

konsultasi masyarakat, untuk menampung dan


mengakomodasi pendapat, sikap dan aspirasi
masyarakat yang terkena dampak.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi tapak rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali dalam 1 tahun (setiap 6 bulan)
selama kegiatan pemerdayaan masyarakat
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

diskusi

Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.


-

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.


Halmahera Tengah

Dinas Pendidikan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah

PT. Jamsostek Kab. Halmahera Tengah

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kab.

III-97

Halmahera Tengah

Pelaporan :

LSM Kab. Halmahera Tengah


BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Prov. Maluku Utara


c. Dampak Terhadap Pelayanan Kesehatan Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah tingkat pelayanan

b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Jumlah manusia yang mendapatkan
program peningkatan pelayanan kesehatan gratis.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah Sumber dampak adalah kegiatan pemerdayaan
masyarakat PT Teka Mining Resources.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xxxix.

Memantau banyaknya masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan.


Metode pemantauan:
xi.

Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan masyarakat dan


selanjutnya data tersebut di komparasi dengan pola penyakit masyarakat
pada Puskesmas Weda. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
viii. Melakukan

pengamatan

langsung

dan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

kesehatan akibat adanya program pemerdayaan masyarakat

wawancara dengan kuesioner dan tabulasi


silang

yang

dilanjutkan

dengan

analisis

deskriptif.
ix. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan
curah pendapat melalui proses sosialisasi,
diskusi

kelompok

terarah,

dan

pertemuan

konsultasi masyarakat, untuk menampung dan


mengakomodasi pendapat, sikap dan aspirasi
masyarakat yang terkena dampak.

III-98

b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 2 kali selama 1 tahun (6 bulan sekali)
selama kegiatan pemerdayaan masyarakat berlangsung tahap operasional.

Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.


Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah

PT. Jamsostek Kab. Halmahera Tengah

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

LSM Kab. Halmahera Tengah


BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Prov. Maluku Utara

3.5 Pemantauan Lingkungan Pada Tahap Pasca Operasi

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

(1) Penutupan Instalasi Tanur


a. Dampak Terhadap Kualitas Udara
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah peningkatan kualitas udara
dan tercipnyanya iklim mikro.
b. Indikator/Parameter Pemantauan

III-99

Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,

CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar
Udara Ambien dan Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku
Mutu Tingkat Kebisingan.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah Sumber dampak adalah kegiatan pembongkaran struktur
lahan dari kegiatan reklamasi lahan bekas PT Teka Mining Resources.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xl.

Memantau kondisi kualitas udara.


Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler

kemudian

spektrofotometer.

dianalisa

Analisis

di

data

laboratorium
dilakukan

dengan

secara

menggunakan

deskriptif

dengan

membandingkan baku mutu yang dipersyaratkan.


Metode pengumpulan dan alat analisis kualitas udara, kebauan dan kebisingan,
dapat dilihat pada Tabel 3.2.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

dan reklamasi lahan PT Teka Mining Resources. Tumbuhnya vegetasi penutup

Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama penutupan instalasi tanur
selama tahap pasca operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

III100

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Halmahera


Tengah

Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan,


Perindustrian, Pertambangan dan Energi Kab. Halmahera

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah

LSM Kab. Halmahera Tengah


BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Prov. Maluku Utara

b. Dampak Terhadap Kualitas Air


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah peningkatan kualitas air
sumur, dan air sungai.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah

besarnya peningkatan sedimen dan

padatan tersuspensi (TSS) serta kekeruhan pada Sungai Kobe tidak melampaui
ambang batas yang telah ditetapkan, berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 82 Tahun 2001 tentang baku dan kriteria kerusakan lingkungan hidup,
Lampiran I Bagian A Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas Air.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah Sumber dampak berasal dari kegiatan pentupan tanur PT
Teka Minging resources, dengan melakuakan tindakan reklamasi dan revetasi

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Tengah

pada areal bekas pabrik yang telah ditutup.


2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xli.

Memantau kondisi kualitas air


Metode pemantauan:
Dilakukan pengambilan sampel air dengan menggunakan botol sampel dan
selanjutnya dianalisa di laboratorium dengan pH meter, spektrofotometer dan
titrasi dengan metode Winkler, sebagian parameter dianalisis langsung
dilapangan seperti pH dan oksigen terlarut (DO).

III101

Untuk sampel mikrobiologi digunakan botol sampel yang sudah disterilkan


untuk menentukan akurasi kepadatan bakteriologi air yang diambil.
Metode pemantauan dan alat analisis kualitas air, diperlihatkan pada Tabel 3.2.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo dan Sungai Kobe
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
tanur selama tahap pasca operasional
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

LSM Kab. Halmahera Tengah.


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas

Perindustrian

dan

Perdagangan

Kab.

Halmahera Tengah
c. Dampak Terhadap Perubahan Terhadap Flora dan Satwa Liar
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan penutupan instalasi

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah gangguan terhadap
keanekaragaman flora dan satwa liar.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah pertahanan struktur dan komposisi
vegetasi, satwa liar dan endemik, akibat kegiatan Penyiapan Lahan PT Teka
Mining Resources.
c. Sumber Dampak

III102

Sumber dampak adalah berasal dari kegiatan penutupan instalasi tanur dengan
kegiatan pendukung berupa kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan bekas tanur.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xlii.

Memantau perubahan jenis, frekuensi, kelimpahan, indeks diversitas, jenis


endemik dan yang dilindungi pada fauna darat dan komposisi jenis, tumbuhan
endemik atau yang dilindungi oleh Undang-Undang pada flora.
Dilakukan

dengan

cara

pengamatan

langsung

di

lapangan

dengan

menggunakan metode jalur (transek) dan wawancara dengan masyarakat


sekitarnya
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan penutupan instalasi
tanur selama tahap pasca operasional
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Halmahera

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Metode pemantauan:

Tengah

Pelaporan :

LSM Kab. Halmahera Tengah


BLHD Kab. Halmahera Tengah

BLHD Prov. Maluku Utara


d. Dampak Terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau

III103

Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah terjadinya perubahan sikap
dan persepsi di masyarakat.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan sikap dan persepsi Negatif
akibat penutupan tanur pada tahap pasca operasional.
c. umber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan penutupan instalasi tanur PT Teka Mining

2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xliii.

Memantau terjadinya perubahan sikap di masyarakat

xliv.

Memantau banyaknya masyarakat yang berpersepsi negatif dan positif


Metode pemantauan:
x. Melakukan

pengamatan

langsung

dan

wawancara dengan kuesioner dan tabulasi


silang

yang

dilanjutkan

dengan

analisis

deskriptif.
xi. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan
curah pendapat melalui proses sosialisasi,
diskusi

kelompok

terarah,

dan

pertemuan

konsultasi masyarakat, untuk menampung dan


mengakomodasi pendapat, sikap dan aspirasi
masyarakat yang terkena dampak.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Resources.

b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi tapak rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan instalasi tanur
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

III104

Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.

Pelaporan :

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah


Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah
(2) Demobilisasi Peralatan

BLHD Kab. Halmahera Tengah

a. Dampak Terhadap Kualitas Udara


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah penurunan kualitas udara
dan kebisingan.
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Parameter kualitas udara yaitu CO,

CO2, SO2, NOx, HC, Pb dan debu dengan tolok ukur dampak adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes /SK/2002, Standar
Udara Ambien dan Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, Baku

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Halmahera Tengah

Mutu Tingkat Kebisingan.


c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah pengakutan NPI partikulat debu yang dihasilkan
sepanjang jalan yang dilalui adalah 71,6 ib/mile per hari yang terakumulasi dengan
demobilisasi peralatan menggunakan persamaan Empiris (Midwest Research
Institute USA) sehingga diperoleh besaran dampak 148,17 ib/mile peningkatan
partikulat debu.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

III105

xlv.

Memantau kondisi kualitas udara.


Metode pemantauan:
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan menggunakan gas
sampler

kemudian

spektrofotometer.

dianalisa

Analisis

di

data

laboratorium
dilakukan

dengan

secara

menggunakan

deskriptif

dengan

membandingkan baku mutu yang dipersyaratkan.


Metode pengumpulan dan alat analisis kualitas udara, kebauan dan kebisingan,
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Memantau tingkat kebisingan.
Metode pemantauan:
Melakukan pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan Sound
Level Meter. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan
baku mutu yang dipersyaratkan.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan demobilisasi
peralatan dan alat berat PT Teka Mining Resources.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

xlvi.

Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo


-

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah,


BLHD Kab. Halmahera Tengah

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.

III106

Halmahera Tengah
-

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

(3) Pengelolaan Asset


a. Dampak Terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah terjadinya perubahan sikap

b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah perubahan sikap dan persepsi Positif
akibat pengelolaan asset perusahan PT PT Teka Mining Resources pada tahap
pasca operasional.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pengelolaan asset perusahaan yaitu pemberian
asset perusahaan kepada pemerintah daerah yang dapat dimanfaatkan oleh
penduduk setempat
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xlvii.

Memantau terjadinya perubahan sikap di masyarakat

xlviii.

Memantau banyaknya masyarakat yang berpersepsi negatif dan positif


Metode pemantauan:
xii. Melakukan

pengamatan

langsung

dan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

dan persepsi di masyarakat.

wawancara dengan kuesioner dan tabulasi


silang

yang

dilanjutkan

dengan

analisis

deskriptif.
xiii. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan
curah pendapat melalui proses sosialisasi,
diskusi

kelompok

terarah,

dan

pertemuan

konsultasi masyarakat, untuk menampung dan


mengakomodasi pendapat, sikap dan aspirasi
masyarakat yang terkena dampak.
b. Lokasi Pemantauan

III107

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada lokasi tapak rencana


pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan pengelolaan asset
perusahan

Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Toddopuli,


Lare-Lare dan Karangan-Karangan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah


Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kab.

Halmahera Tengah
BLHD Kab. Halmahera Tengah
b. Dampak Terhadap Meningkatnya Pelayanan Masyarakat
1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah tingkat pelayanan


kesehatan akibat adanya program pemerdayaan masyarakat
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah Jumlah manusia yang mendapatkan
program peningkatan pelayanan kesehatan gratis.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pengelolaan asset perusahan PT Teka Mining
Resources.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

III108

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


xlix.

Memantau banyaknya masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan.


Metode pemantauan:
xii.

Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan masyarakat dan


selanjutnya data tersebut di komparasi dengan pola penyakit masyarakat
pada Puskesmas Weda. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
xiv. Melakukan

pengamatan

langsung

dan

wawancara dengan kuesioner dan tabulasi


yang

dilanjutkan

dengan

analisis

deskriptif.
xv. Pendekatan partisipatif dengan menerapkan
curah pendapat melalui proses sosialisasi,
diskusi

kelompok

terarah,

dan

pertemuan

konsultasi masyarakat, untuk menampung dan


mengakomodasi pendapat, sikap dan aspirasi
masyarakat yang terkena dampak.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek lokasi rencana
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel oleh PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan pengelolaan
pengelolaan

dan

penyerahan

asset

perusahan

berlangsung

pada

tahap

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

silang

operasional.
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo.

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.


Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah

III109

PT. Jamsostek Kab. Halmahera Tengah

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Tengah

LSM Kab. Halmahera Tengah


BLHD Kab. Halmahera Tengah

(4) Pelepasan Tenaga Kerja

BLHD Prov. Maluku Utara

1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah kehilangan kesempatan
kerja operasional
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter

pemantauan

adalah

Jumlah

pekerja

yang

kehilangan

kesempatan pasca pemutusan kontrak akibat akibat berhentinya operasi pabrik


pengolahan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining Resources
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah Sumber dampak adalah pelepasan tenaga kerja
operasional akibat berhentinya operasi pabrik pengolahan dan pemurnian bijih
nikel PT Teka Mining Resources.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


l.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

a. Dampak Terhadap Hilangnya Kesempatan Kerja

Memantau banyaknya anggota masyarakat setempat yang diterima sebagai


tenaga kerja.
Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer dengan
metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden secara
purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa responden yang dipilih telah
secara resmi diputuskan ikatan kerja dengan perusahaan akibat berhentinya
operasi pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel PT Teka Mining
Resources. Jumlah responden yang akan diwawancarai sebanyak (1015%)

III110

dari populasi masyarakat yang memperoleh manfaat. Data yang dikumpulkan


diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan pelepasan tenaga
kerja operasional akibat berhentinya operasi pabrik pengolahan dan pemurnian bijih

3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah

Pelaporan :

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah

Dinas

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah
-

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

nikel PT Teka Mining Resources

BLHD Kab. Halmahera Tengah

b. Dampak Terhadap Meningkatkan Pengangguran


1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah peningkatan pengangguran
akibat pelepasan tenaga operasinal karana penutupan operasional perusahan
b. Indikator/Parameter Pemantauan

III-11

Indkator/parameter

pemantauan

adalah

Jumlah

pekerja

yang

menadi

pengangguran pasca pemutusan kontrak kerja dan pemberian modal usaha,


pelatihan untuk berusaha di sektor informal sehingga pengangguran minimal.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah pelepasan tenaga kerja, akibat penutupan operaional
perusahan PT Teka Mining Resources, yang dilakukan dengan

pemutusan

kontrak sebanyak 3.178 orang karyawan.

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


li.

Memantau banyaknya anggota masyarakat setempat yang diterima sebagai


tenaga kerja.
Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer dengan
metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden secara
purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa responden yang dipilih telah
secara resmi diputuskan ikatan kerja dengan perusahaan

penutupan

operasional perusahan. Jumlah responden yang akan diwawancarai sebanyak


(1015%) dari populasi masyarakat yang memperoleh manfaat.

Data yang

dikumpulkan diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.


b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan pelepasan tenaga


kerja operasional akibat penutupan operasional perusahan
3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.

III112

Halmahera Tengah

Pelaporan :

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah


Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kab.

Halmahera Tengah
BLHD Kab. Halmahera Tengah
c. Dampak Terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat

a. Jenis Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau


Jenis Dampak lingkungan yang akan Dipantau adalah perubahan sikap dan
persepsi negatif

akibat

pelepasan

tenaga operasional

akibat

penutupan

operasioan Tanur
b. Indikator/Parameter Pemantauan
Indkator/parameter pemantauan adalah jumlah tenaga kerja yang diputuskan
ikatan kontrak kerja, serta pemberian pelatihan dan modal usaha PT Teka Mining
resources.
c. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah pelepasan tenaga kerja Operasional. Jumlah tenaga kerja
yang akan putuskan ikatan kerjanya cukup besar sehingga diupayakan melakukan
usaha di sektor informal agar tidak menambah jumlah pengangguran.
2. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


lii.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

1. Dampak Lingkungan yang Dipantau

Memantau banyaknya anggota masyarakat setempat yang diterima sebagai


tenaga kerja.
Metode pemantauan:
Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer dengan
metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan responden secara
purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa responden yang dipilih telah
secara resmi diputuskan ikatan kerja dengan perusahaan akibat penutupan
instalasi tanur. Jumlah responden yang akan diwawancarai sebanyak (1015%)
dari populasi masyarakat yang memperoleh manfaat. Data yang dikumpulkan
diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

III113

b. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pada tapak proyek PT Teka Mining
Resources dan sekitarnya di Desa Desa Lelilef Sawai, Desa Woebulen dan Desa
Sawai Itepo
c. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan 1 kali selama kegiatan pelepasan tenaga
kerja operasioanl pasca penutupan istalasi tanur.

Institusi pengelolaan lingkungan adalah :

Pelaksana :

PT Teka Mining Resources

Pengawas :

Camat Weda Tengah dan Kepala Desa Desa Lelilef


Sawai, Desa Woebulen dan Desa Sawai Itepo

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.


Halmahera Tengah

Pelaporan :

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)

BLHD Kab. Halmahera Tengah.

LSM Kab. Halmahera Tengah


Dinas Tenaga Kerja dan
Halmahera Tengah

BLHD Kab. Halmahera Tengah

Transmigrasi

Kab.

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

3. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

III114

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pembangunan Pabrik Pengelolaan


dan Pemurnian Bijih Nikel di Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten
Halmahera Tengah

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan hidup

Gambar 3.1.

III115

Anda mungkin juga menyukai