termasuk
pengendalian
mutu
sediaan
farmasi,
pengamanan,
diharuskan
melakukan
farmakovigilans
(seluruh
kegiatan
tentang
3.
Tentang
Registrasi
Obat
Jadi,
dalam
rangka
Indonesia. Selain itu, Pasal 2 ayat (1) juga disebutkan bahwa obat jadi yang
diedarkan di wilayah Indonesia, sebelumnya harus dilakukan registrasi untuk
memperoleh izin edar.
Berdasarkan Pasal 4, obat yang memiliki izin edar harus memenuhi
kriteria berikut:
1. Khasiat yang meyakinkan dan keamanan yang memadai dibuktikan melalui
percobaan hewan dan uji klinis atau bukti-bukti lain sesuai dengan status
perkembangan ilmu pengetahuan yang bersangkutan
2. Mutu yang memenuhi syarat yang dinilai dari proses produksi sesuai Cara
Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB), spesifikasi dan metoda pengujian
terhadap semua bahan yang digunakan serta produk jadi dengan bukti yang
sahih
3. Penandaan berisi informasi yang lengkap dan obyektif yang dapat menjamin
penggunaan obat secara tepat, rasional dan aman
4. Sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat
5. Kriteria lain adalah khusus untuk psikotropika harus memiliki keunggulan
kemanfaatan dan keamanan dibandingkan dengan obat standar dan obat yang
telah disetujui beredar di Indonesia untuk indikasi yang diklaim
6. Khusus kontrasepsi untuk program nasional dan obat program lainnya yang
akan ditentukan kemudian, harus dilakukan uji klinik di Indonesia.
Persyaratan registrasi obat diatur pada BAB III, dimana registrasi obat
meliputi registrasi obat produksi dalam negeri (Pasal 6), obat narkotika (Pasal 7),
obat kontrak (Pasal 8), obat impor (Pasal 9 dan 10), obat khusus ekspor (Pasal 11),
dan obat yang dilindungi paten (Pasal 12 dan 13).
Persyaratan registrasi obat produksi dalam negeri (Pasal 6) meliputi:
1. Registrasi obat produksi dalam negeri hanya dilakukan oleh industri farmasi
yang memiliki izin industri farmasi yang dikeluarkan oleh Menteri
2. Industri farmasi wajib memenuhi persyaratan CPOB
untuk keadaan tertentu, diperlukan obat untuk penggunaan terapi khusus yang
pemasukannya mempergunakan jalur khusus tanpa mengurangi jaminan atas
khasiat, keamanan dan mutu obat bagi pengguna. Dalam Pasal 10 dinyatakan
bahwa permohonan izin pemasukan obat untuk penggunaan terapi khusus dapat
diajukan oleh importir (industri farmasi atau pedagang besar farmasi) atas
permintaan dokter penanggung jawab atau pusat rujukan obat nasional. Apabila
ada efek samping yang terjadi atau yang diduga maka dokter penanggung jawab
harus melakukan pelaporan kepada Kepala Badan (Pasal 11).
DAFTAR PUSTAKA
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
Indonesia
Nomor
Menteri
Kesehatan
Republik
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Tahun
Nomor