Anda di halaman 1dari 2

Nama: Anindya Rahma Olga Karya

NIM:10713057

DJSN TEMUKAN 86 MASALAH DALAM PROGRAM JKN


Harianterbit.com | Kamis, 17 Juli 2014 23:11:00 WIB | Dilihat : 930
Jakarta, HanTer - Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) menemukan 86
permasalahan dari hasil monitoring dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) yang dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan. Sebab itu, pihaknya meminta
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan BPJS Kesehatan segera memperbaiki
masalah-masalah pelayanan kesehatan masyarakat dalam program ini.
"Sebetulnya sudah temukan 86 masalah hasil monitoring kita yang juga
sudah diuraikan dan
ditindaklanjuti secara teknis dan medis yang harus
diselesaikan oleh Kemenkes dan BPJS Kesehatan," kata Ketua DJSN, Dr. Chazali
Husni Situmorang, Apt, M.Sc.P.H, di kantor Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra), Kamis (17/7).
Dia mengatakan, salah satu masalah dalam JKN ini adalah masalah tarif
pelayanan kesehatan yang dikenal dalam program ini bernama paket INA-CBGs.
Dimana, masih banyak rumah sakit (RS) swasta yang belum bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan dengan alasan tarif yang murah dan dapat merugikan
RS. "Kemenkes sekarang menyusun perubahan Perpres No 12/2013 tentang
jaminan kesehatan berkaitan sinkronisasi kebijakan pada level teknis," ujarnya.
Dia melanjutkan, masalah tarif ini juga terkendala dari APBN yang tidak
mencukupi. Padahal, banyak permasalahan di daerah dalam hal tarif tipe RS A,
B, C, D yang tarifnya terlalu mahal. "RS tipe A selisihnya besar dengan RS tipe B.
RS perlihatkan seperti tipe A tapi tarif tipe b, itu masalah. Makanya ditiinjau
terhadap tarif yang tidak hanya dinaikan tapi singkat selisih yang diratakan serta
disesuaikan antara penyakit dan jenis kelompok penyakit," tuturnya.
Dia mengatakan, masalah lainnya adalah fasilitas kesehatan (faskes)
tingkat pertama, yakni RS, Klinik, Puskesmas. Dimana, pihaknya sudah
mendorong agar seluruh Puskesmas dan Klinik itu bisa melayani pendaftaran
peserta JKN BPJS Kesehatan. "Sekarang BPJS membuka diri untuk bekerjasama
dengan klinik yang kerjasama ini kita pantau terus," katanya.
Dia mengungkapkan, sebenarnya bukan hanya klinik saja yang didorong
pihaknya agar BPJS Kesehatan bekerjasama. Namun pihaknya juga mendorong
agar BPJS Kesehatan bekerjasama dengan RS Swasta. "Kalau RS swasta ikut
kerjasama, maka itu dapat kurangi antrian seperti yang terjadi di RSCM, RS
Hasan Sadikin dan lainnya. RS swasta bisa kurang antrian, klinik mulai banyak
untuk tutupi RS pemerintah yang masih banyak msalah," ungkapnya.
Dia menambahkan, JKN ini juga terkendala kekurangan Sumber Daya
Manusia (SDM). Misalnya, di dalam 500 kabupaten/kota, tidak cukup hanya di
layani 2.000 pegawai. Namun, sebutnya, saat ini pemerintah sedang merekrut

tenagai-tenaga kesehatan yang pada bulan Agustus mendatang dibuka


rekrutmen baru. "Hati-hati alokasi dana tidak cukup. Disatu sisi membutuhkan
SDM besar," himbaunya. (Robbi)
Sumber:
http://www.harianterbit.com/read/2014/07/17/5328/28/18/DJSNTemukan-86-Masalah-Dalam-Program-JKN. Diakses pada tanggal 12 September
2014 pukul 23.25 WIB

Anda mungkin juga menyukai