Klasifikasi Tumbuhan
Sistem Klasifikasi Cronquist
Arthur John Cronquist (1919-1992) adalah botanis spesialis Composita Amerika. Cronquist
adalah salah satu botanis yang berpengaruh pada abad 20, terutama disebabkan formula yang
diaciptakan dalam Cronquist sistem.
Cronquist menyelesaikan kuliah sarjananya di Idaho State University pada tahun 1938. Setelah
Lulus ia melanjutkan kuliahnya di Utah State University. Karena pada masa kecilnya Cronquist
pernah mengalami kecelakan ia tidak memenuhi syarat untuk mengikuti perang pada saat perang
dunia kedua. Ia kemudian melanjutkan studinya di University of Minnesota.
Cronquist menciptakan system baru ini pada umur 30-an. Ia mempertanyakan efektifitas dari
system taksonomi Adolf Engler&Karl Prantl. Sistem Cronquist memiliki cabang yang lebih
efisien dibandingkan sistem-sistem sebelumnya dan saling menyilang antarkelompoknya. Sistem
ini digunakan untuk mengidentifikasi tanaman Angiospermae. Sistem ini mengutamakan pada
evolusi parallel, karakteristik parallel dan orthogenesis yang diteliti oleh Cronquist.
Cronquist (1919-1992) berhasil menyusun klasifikasi Embryobionta bersama dengan Takhtajan
dan Zimmerman (1966), serta menyusun klasifikasi filogenetik angiosperma pada tahun 1968
dalam bukunya The Evolution and Classification of Flowering Plants. Klasifikasi ini lebih lanjut
diuraikan pada tahun 1981 dalam bukunya An Integrated System of Classification of Flowering
Plants edisi I dan II pada tahun 1988 sebagai revisinya. Beberapa penyusunan kembali pada jenis
dikotiledon diterbitkan dalam Journal of Botany Nordic pada tahun 1983 .
Sistem klasifikasi yang disusun oleh Cronquist ini secara konseptual berakar dari pengembangan
taksonomi yang disusun oleh Charles Bessey. Sistem yang beliau susun pun mirip dengan sistem
Takhtajan, tetapi berbeda dalam detail tingkatan taksonominya. Klasifikasi didasarkan pada bukti
yang berasal dari semua sumber, tetapi berbeda dengan Takhtajan yang memberi fokus lebih
pada kladistika, Cronquist memberikan ciri khas klasifikasinya berdasarkan morfologi tanaman
tersebut. Arthur Cronquist membagi dua kelas besar klasifikasi filum Magnoliophyta ke dalam
Magnoliopsida (dikotil) yang memiliki 6 subkelas dan Liliopsida (monokotil ) yang memiliki 5
subkelas.
dalam arti sempit. Namun demikian, itu adalah sistem yang paling populer dari klasifikasi
terutama untuk angiosperma. Popularitas berasal dari karakter kunci yang sangat jelas telah
terdaftar untuk setiap famili.
Masing-masing pembagian memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai beikut:
1. Kelas Dicotyledons
Kelompok ini mencakup angiosperma di mana benih memiliki dua kotiledon dan daun
retikular venasi. Hal ini dibagi menjadi tiga subclass - Polypetalae, Gamopetalae dan
Metachlamydae.
a) Sub-kelas Polypetalae (Genera Plantarum, Vol I)
Bunga-bunga berisi kelopak dan mahkota yang jelas. Dalam mahkota, kelopak bebas.
Sub-kelas ini mencakup 8 seri Thalamiflorae, Disciflorae dan Calyciflorae.
Seri Thalamiflorae: Banyak benang sari di androecium tersebut. Bunganya adalah
hypogynous.
Seri Disciflorae: Bunga Hypogynous dengan disk bantal-seperti di bawah ovarium.
Seri Calyciflorae: berbunga epigynous atau perigynous. Thalamus dalam bentuk cangkir.
b) Sub-kelas Gamopetalae (Genera Plantarum , Vol II)
Bunga dengan kelopak dan mahkota yang berbeda. Dalam corolla kelopak menyatu. Subkelas ini mencakup 3 seri.
Seri Inferae: Bunga dengan ovarium rendah.
Seri Heteromerae: Bunga dengan ovarium superior. Jumlah karpel - lebih dari dua.
Seri Bicarpellatae: Bunga dengan ovarium superior. Jumlah karpel - dua.
c) Sub-kelas Monochlamydae (Genera Plantarum, Vol III)
Bunganya dengan tidak adanya uliran yang tidak penting. Ini mencakup 8 seri.
Curvembryae: Biasanya satu bakal biji, embrio melingkari endosperm.
Multiovulate Aquaticae: Tanaman air dengan ovarium syncarpous dan banyak ovula.
Multiovulate Terrestris: Tanaman terestrial dengan ovarium syncarpous dan banyak
ovula.
Microembryae: Hanya satu bakal biji, kecil, embrio kecil benih endospermic.
Masing-masing seri yang disebutkan di bawah Dicotyledons dan Monocotyledons telah dibagi
lagi menjadi keluarga. Bentham dan Hooker mengklasifikasikan angiosperma menjadi 202
keluarga. Mereka mampu memberikan karakter kunci yang berbeda diagnostik untuk masingmasing keluarga tersebut. Ini adalah alasan untuk popularitas Bentham dan Hooker klasifikasi
terutama diantara taksonomis.
Analisis Perbandingan Sistem Klasifikasi Arthur Cronquist dan Bentham and J.D Hooker
Tabel 1. Perbandingan Klasifikasi Cronquist dan Bentham & Hooker
Pembanding
Arthur Cronquist
Dasar klasifikasi
Pembagian Kelas
Dicotyledons,
Gymnospermae,
Monocotyledons
The
Evolution
System
Classification of Flowering
Plants ( 1981 )
Dasar klasifikasi
Berdasarkan filogenetik
Tujuan
Untuk identifikasi
Pembagian divisi, kelas, dan 1 divisi, 2 kelas, 6 subkelas 1 diviisi, 3 kelas, 3 subkelas
subkelas
Magnolipsida,
Liliopsida
untuk
subkelas
monochlamyde,
Calyciflorae
subkelas
Takhtajan
: Rosidae
Kelas
: Magnoliopsida ( Dikotil )
Divisi
: Magnoliophyta ( Angiospermae )
Daun majemuk
Gambar 4. Contoh Daun Majemuk
Sumber : pix.com.ua
3. Bunga merupakan bunga banci, tetapi karena reduksi dapat menjadi berkelamin tunggal
jelas.
Berdasarkan alat kelaminnya bunga terbagi atas :
1. Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus); yaitu bunga yang padanya
terdapat benang sari maupun putik.
2. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu
dari Kedua alat klamin tersebut
3. Bunga mandul atau tidak berkelamin.
hiasan bunga yang dapat dibedakan antara kelopak dan mahkotanya,
mahkota berdaun mahkota bebas, dan kebanyakan berbilangan 5.
4. Jumlah benang sari sama dengan jumlah daun mahkota, ada yang dua kali lipat atau
banyak, jarang lebih sedikit daripada jumlah daun mahkotanya.
5. bakal buah beruang banyak dengan tembunisentral.
6. Dasar bunga berbentuk cakram , melebar atau cekung dengan bagian-bagian bunga yaitu
7.
Suku Rosaceae adalah salah satu suku dari ordo Rosales maka itu memiliki morfologi yang
hampir sama
Ciri-ciri :
penumpu.
Bunga banci, aktinomorf hiasan bunga biasanya berbilangan lima.
Dasar bunga rata berbentuk cawan, di bagian tengah kadang-kadang cembung.
Hiasan bunga dan benang sari biasanya terdapat pada tepi dasar bunga.
Tangkai sari bebas, kepala sari beruang dua membuka dengan celah membujur.
Bakal buah 1-banyak, bebas atau berlekatan satu sama lain, kadang berlekatan dengan
Suku ini tergolong suku yang besar mempunyai sekitar 2000 jenis yang terbagi
dalam 100 marga tersebar di seluruh permukaan bumi.
Manfaat :
Penghasil minyak wangi
Buahnya dapat dimakan
Berguna dalam obat-obatan
Penyedap masakan
Mawar termasuk di dalam suku ini, demikian pula apel, pir, arbei, prem, persik, ceri, lokat, dan
sebagainya. Beberapa jenis suku mawar-mawaran yang lain yang terkenal diantaranya Sarfajal
Jepang (Chaenomeles japonica) yang disukai para pekebun karena bunganya yang merah dan
indah. Arbei India (Duschenia indica) memiliki bunga berwarna kuning dan buah yang tidak
berasa. Lokat (Eriobotrya japonica) adalah perdu hijau abadi kecil daerah subtropis. Bunganya
berwarna kuning-putih dan mekar pada musim dingin. Pada musim semi buahnya sudah masak,
kuning dan dapat dimakan.
Buah Persik
Prunuspersica (L.) Batsch.
Klasifikasi :
Divisi
Spermatophyla
Sub divisi
Angiospermae
Kelas
Dicotyledoneae
Bangsa
Rosales
Suku
Rosaceae
Jenis
Prunuspersica(L.)Batsch
NamaUmum
Buah Persik
Batang
Daun
Tunggal, berseling, tangkal panjang 1-2 cm, helaian daun bentuk lanset,
ujung dan pangkal meruncing, tepi bergerigi, panjang 5-15 cm, lebar 1-3
cm, pertulangan menyirip, permukaan kasar, hijau.
Bunga
Buah
Pome, bulat telur, ujung runcing, berlekuk, panjang 5-8 cm, lebat 3-6 cm,
permukaan berbuluh halus, masih mudah hijau setelah tua hijau
kemerahan.
Biji
Bentuk bulat telur denga nujung runcing, panjang 1-2 cm, permukaan
beralur tidak rata, keras, berwarna coklat.
Akar
Arbei
Fragaria vesca L.
Fragaria vesca L. merupakan suatu tanaman herba yang biasanya tumbuh pada daerah
Fubtropics. Tumbuhan ini biasa dijumpai di daerah pegunungan dengan ketinggian lebih dari
3000 kaki di permukaan laut. Simplisia yang digunakan pada tanaman ini adalah dari bagian
daunnya. Dengan kandungan Agrimoniin yang tinggi, tumbuhan ini bisa dijadikan obat untuk
penderita diare. Selain itu, tumbuhan ini juga berkhasiat sebagai antiparasit. Ditambah lagi,
kandungan vitamin C yang cukup, buahnya dapat dijadikan makanan penambah stamina.
1. Nama Tumbuhan
a. Nama Ilmiah
b. Nama Sinonim
c. Nama Umum
d. Nama Daerah
2. Klasifikasi
a. Kingdom
b. Divisi
c. Kelas
: Fragaria vesca L.
: Fragaria americana (Porter) Britton, Fragaria bracteata Heller,
Fragaria ovalis (Lehm.) Rydb., Fragaria retrorsa
: Arbei (Indonesia), Wild Strawberry (Inggris)
: Arben (Sunda), Arbei (Jawa)
: Plantae (Tumbuhan)
: Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
: Magnoliopsida (Berkeping dua/Dikotil)
3.
4.
5.
6.
d. Ordo
: Rosales
e. Famili
: Rosaceae (Suku mawar mawaran)
f. Genus
: Fragaria
g. Species
:Fragia vesca L.
Ciri Umum
a. Habitus
: Semak menjalar, tinggi 15-25 cm
b. Batang
: Berlubang, bulat, berbulu
c. Percabangan
: Monopodial
Daun
a. Jenis daun
: Majemuk Trifoliatus
b. Filotaksis
: Roset batang
c. Bentuk
: Seperti telur ukuran 5-10 cm
d. Margo folii
: Serratus
e. Basis folii
: Obtusus
f. Apex folii
: Obtusus
g. Permukaan daun :
- warna : Hijau
- tekstur : Berbulu
h. Nervatio
: Penninervis
i. Stipule
:Bunga
a. Bentuk bunga
: Aktinomorf
b. Jumlah dan warna sepal : 5, hijau kemerahan
c. Jumlah dan warna petal : 5, putih
d. Jumlah stamen
: Tak berhingga
e. Kedudukan ovarium
: Superus
f. Infloresensi
: Rasemosa
g. Braktea/Brakteola
: Ada
h. Rumus bunga
: Ca 5, Co 5, A 5-, G(1-)
Buah
a. Tipe buah
: Drupa agregat
b. Bentuk
: Lonjong 2-4 cm
Daftar Pustaka
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/509631/Rosales/72918/Characteristicmorphological-features
http://ocw.usu.ac.id
http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/depkes/5-085.pdf
Simpson, Michael G. 2010. Plant Systematics. New Delhi: Science Publisher
Oleh :
Cindra Mutia 10713012
Qoyyimah Amaturrahman 10713013
Annisa Nurjanah 10713048
Anindya Rahma Olga Karya 10713057
Claudia Martha 10713075
Hans Liawan Sanjaya 10713078
Sekolah Farmasi
Institut Teknologi Bandung
2014