Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH

BENDA UJI
Alasan penolakan inspeksi : Alasan ekonomi
Argumen perlunya inspeksi : melindungi
kepentingan masyarakat
Perlunya inspeksi pada saat :

Adanya akibat yang nyata pada


perdagangan ekspor : penolakan atau
detention

Adanya implikasi kesehatan :


bakteri patogen, logam berat, residu
pestisida.

Bahan pangan berasal dari


sumber yang belum dikenal, atau cara
proses dan standar berbeda dengan
kita.
Penarikan contoh perlu : tidak ekonomis jika
semua lot diperiksa
Contoh perlu mewakili lot bantuan
statistik
LOT
Definisi ideal : lot adalah suatu jumlah
makanan yang diproduksi dan dikelola di
bawah kondisi seragam.
Dalam praktek : lot berarti jumlah makanan
yang diproduksi dalam periode waktu yang
pendek.
Lot dapat berupa :

Sejumlah besar kemasan kecil,


peti, kantong, drum atau karton.

Untuk produk curah : satu truk


atau lebih.

Ditandai dengan nomor lot


yang sama.
Satu pengiriman barang (consignment)

Perlu ditetapkan jumlah yang


akan
diuji
sebagai
lot
(tiap
mobil/wadah besar, banyak kemasan
kecil)

Dapat terdiri dari satu sampai


beberapa lot

Pada pengiriman kecil bahan


yang sama, tidak ditandai sebagai lot
maka dapat dianggap satu lot ~ lot
untuk tujuan analitik.
PENARIKAN CONTOH YANG MEWAKILI
Contoh mewakili : contoh yang kondisinya
serupa mungkin dengan lot asal contoh.

Tujuan
utama
penarikan
contoh
yang
mewakili :
1.
Untuk menghindari bias
2.
Untuk menarik jumlah unit-unit
contoh yang cukup.
Supaya mewakili :
1.
Penarikan contoh secara acak
dengan bilangan acak
2.
Pendekatan
stratifikasi
:
menarik contoh secara acak dari setiap
strata
misalnya
dari
setiap
sublot/karton,
atau
dari
sejumlah
sublot/karton yang terpilih.
Dua kesalahan umum penarikan contoh :
1. Contoh yang mudah diambil. Orang
tergoda mengambil contoh yang paling
mudah dijangkau.
2. Contoh yang sudah ditentukan lebih
dahulu. Pengambil contoh kenal baik
dengan kondisi contoh
Prinsip : setiap contoh dalam populasi harus
mempunyai peluang yang sama untuk dipilih
PENARIKAN CONTOH SECARA ACAK
Memberikan kesempatan yang sama pada tiap
contoh terpilih
1. Semua nomor contoh dicatat pada
kertas, diaduk dan ditarik sejumlah
contoh secara acak. Tidak praktis jika
N besar.
2. Menggunakan tabel acak
Tiap kemasan contoh dalam populasi
diberi nomor urut. Tunjuk suatu tempat di
tabel tanpa melihat. Angka terdekat dengan
titik menjadi digit pertama.
Contoh : N = 600 : 1, 2, 600.
Pensil menunjuk baris 40 kolom 10 : ambil 3
angka baris 48 kolom 10, 11, 12 yaitu 245.
Ambil kemasan
nomor 245 sebagai contoh
pertama. Baris 49, kolom 10, 11, 12 yaitu : 068,
maka kemasan
nomor 68 sebagai contoh
kedua ..dst dst Jika diperoleh nomor diluar
1 600 : tidak dipakai
RANCANGAN PENARIKAN CONTOH
1.
Tunggal (single sampling) :
Lot diperiksa, bila memenuhi syarat
diterima, jika tidak ditolak
2.
Ganda (double sampling) :
Terdapat kisaran lot diterima dan
ditolak.

Bila sampling pertama tidak cukup baik


diterima dan tidak cukup buruk ditolak,
lakukan sampling kedua.
Hasil total sampling 1 dan 2 digunakan
untuk penerimaan atau penolakan lot.
Keuntungan : lot yang baik dan lot
yang buruk dideteksi pada sampling pertama.
Hanya lot yang mendekati spesifikasi butuh
sampling 1 dan 2.
3.
Jamak (Multiple sampling) :
Sama seperti double sampling, hanya
butuh lebih dari 2 kali sampling untuk
mengambil keputusan.
TUJUAN ACCEPTANCE SAMPLING
1.
Penerimaan
dan
penolakan
terhadap mutu suatu bahan baku :
Grading ukuran, warna, kematanggan
dll.;
kebebasan
dari
kontaminasi
biologis atau kimia dari kerusakan,
misalnya adanya fragmen serangga,
batu dan lain-lain.
2.
Tidak untuk penolakan, tetapi
penentuan mutu untuk pembayaran
3.
Audit mutu produk akhir, yaitu
mutu total dari produk akhir.
JENIS-JENIS SAMPLING INSPEKSI
1.
Inspeksi Atribut :

Menyangkut
inspeksi
untuk
menilai apakah produk memenuhi
kriteria atau tidak memenuhi kriteria
(atau go or no go) sesuai dengan
persyaratan yang ada.

Digolongkan sebagai defective


atau non defective, atau jumlah defect
dalam contoh dihitung disesuaikan
dengan persyaratan. Produk cacat
dapat
mempunyai
1
atau
lebih
cacat/defect.

Go or not-go; defective or nondefective; within-tolerance or outer


tolerance; correct or in-correct atau
complete or in-complete.
Digunakan dalam : pemeriksaan terhadap
kerusakan
visual,
salah
operasi/proses,
dimensi yang tidak benar, kerusakan pada
meterial, penandaan (marking), pengemasan
2.
Inspeksi Variabel

Variabel merupakan sifat-sifat


mutu yang dinyatakan dengan nilai
skala yang kontinyu.


Merupakan inspeksi dimana
suatu mutu tertentu dari contoh
dievaluasi dengan nilai yang bersifat
kontinyu, dan dinyatakan dengan suatu
titik tertentu dalam skala tersebut.

Misalnya : berat nenas kaleng,


kadar lemak daging, kadar air buah
kering dan lain-lain
Pemilihan jenis inspeksi, tergantung faktor :

Tujuan inspeksi : apakah untuk


penolakan/penerimaan
atau
pembayaran.

Sifat
dari
bahan
yang
diinspeksi
:
mutu
obyektif
atau
subyektif

Biaya
inspeksi
:
inspeksi
variabel
biasanya
lebih
mahal
dibandingkan dengan inspeksi atribut.

Biaya sampling : sampling


variabel
biasanya
lebih
murah
dibandingkan sampling atribut karena
jumlah contoh yang diambil lebih
sedikit.
SAMPLING STANDAR MILITER 105-D
Dapat digunakan untuk pemeriksaan atribut :
1)
Produk akhir
2)
Komponen dan bahan baku
3)
Operasi
4)
Bahan dalam proses
5)
Suplai dalam penyimpanan
6)
Operasi pemeliharaan
7)
Data atau rekaman
8)
Prosedur administratif
Pada Standard Militer 105D untuk ketiga jenis
sampling terdapat tabel untuk pemeriksaan :

Normal

Diperketat (dipertajam)

Dikurangi (direduksi)
Pemeriksaan normal digunakan saat awal
pemeriksaan, dan dapat diubah menjadi
pemeriksaan
diperketat
atau
dikurangi
tergantung mutu produk yang dihasilkan
Acceptable Quality Level (AQL)
Merupakan tingkat mutu yang dapat
diterima atau didefinisikan sebagai maksimum
persen cacat yang diberbolehkan dalam suatu
lot yang akan diterima sekitar 95 % pada
waktu tersebut.

Misalnya sampling plan pada AQL 6.5


akan menerima suatu lot atau produksi dengan
cacat 6.5 % sebanyak 95 % melalui inspeksi
pada waktu tersebut.
Tingkat Pemeriksaan
Terdapat 3 tingkat pemeriksaan yaitu I,
II, dan III.
Tingkat
pemeriksaan
berbeda
:
berbeda : lindungan bagi produsen sama,
tetapi bagi konsumen berbeda.
Tingkat I = pemeriksaan normal
Tingkat II = setengah jumlah
pemeriksaan normal
Tingkat III = dua kali jumlah
pemeriksaan
Terdapat
juga
4
tingkat
khusus
tambahan yaitu s-1, s-2, s-3 dan s-4 diberikan
untuk : ukuran contoh relatif kecil dan
toleransi
terhadap
resiko
tinggi
pada
penarikan contoh
Tabel-tabel yang digunakan
1.
Sample size code letters (table
1)
2.
Master
table
for
normal
inspection single sampling (table II-A)
3.
Master table for tightened
inspection single sampling (table II-B)
4.
Master
table
for
reduced
inspection single sampling (table II-C)
5.
Master
table
for
normal
inspection double sampling (table IIIA)
6.
Master table for tightened
inspection double sampling (table IIIB)
7.
Master
table
for
reduced
inspection double sampling (table IIIC)
8.
Master
table
for
normal
inspection multiple sampling (table
IV-A)
9.
Master table for tightened
inspection multiple sampling (table
IV-B)
10.
Master
table
for
reduced
inspection multiple sampling (table
IV-C)
Contoh 1 : penarikan contoh tunggal (single
sampling)

Penggunaan tabel single sampling : normal,


diperketat
(dipertajam)
dan
dikurangi
(direduksi) perlu : AQL, ukuran lot, dan tingkat
pemeriksaan.
Misal : N = 2000, AQL 0.65 %, tingkat
pemeriksaan III, tentukan sampling plan untuk
pemeriksaan normal, ketat dan dikurangi,
1. Normal
Huruf kode ukuran contoh dari N = 2000, III
adalah L (Tabel 1).
Untuk kode L dan AQL 0.65 %, normal :
didapat dari sampling
plan . n = 200, Ac = 3
dan Re = 4. Jadi dari N = 2000, diambil secara
acak 200 contoh, diperiksa. Bila ditemukan 3
contoh cacat atau kurang maka lot diterima;
tapi bila ditemukan 4 contoh cacat atau lebih,
maka lot ditolak.
2. Diperketat/dipertajam

Kode huruf : L

Sampling plan untuk kode


huruf L dan AQL 0.65 %, single
sampling diperketat adalah n = 200, Ac
= 2 dan Re = 3.

Jadi dari N = 2000, diambil


secara acak 200 contoh, diperiksa. Bila
ditemukan 2 contoh cacat atau kurang
maka lot diterima; tapi bila ditemukan
3 contoh cacat atau lebih, maka lot
ditolak.
3. Dikurangi/direduksi

Kode huruf : L

Sampling plan untuk kode


huruf L dan AQL 0.65 %, single
sampling dikurangi adalah n = 80, Ac =
1 dan Re = 4.

Jadi dari N = 2000, diambil


secara acak 80 contoh, diperiksa. Bila
ditemukan 1 contoh cacat atau kurang
maka lot diterima; tapi bila ditemukan
4 contoh cacat atau lebih, maka lot
ditolak.

Bila ditemukan 2 atau 3 contoh


cacat maka lot diterima, tetapi jenis
pemeriksaan berubah menjadi normal.

Bila lot ditolak, diperlukan pula


pemeriksaan normal.
KETENTUAN DALAM TABEL
Tanda anak panah vertikal maka gunakan
sampling plan pertama di atas atau di bawah

anak panah. Huruf kode dan ukuran contoh


berubah.
Misalnya : untuk sampling plan tunggal,
diperketat dengan AQL 4.0 dan huruf kode D,
maka huruf kode berubah jadi F dan ukuran
contoh berubah dari 8 menjadi 20.
Contoh 2 : double sampling
Ukuran contoh atau N = 20.000, AQL = 1.5 dan
tingkat pemeriksaan I, double sampling,
tentukan
rancangan
penarikan
contoh
(samplilng plan) untuk pemeriksaan normal,
diperketat, dan dikurangi.
1.
Normal

dari N = 20.000 dan tingkat


pemeriksaan I diperoleh huruf kode K.

Untuk huruf kode K dan AQL


1,5 % diperoleh :
Sampling pertama
: n = 80, Ac = 2
dan Re = 5
Sampling kedua
: n = 80, Ac = 6
dan Re = 7

Dari lot dengan N = 20000


diperiksa
80
contoh
acak,
bila
diperoleh 2 cacat atau kurang maka lot
diterima; bila 5 atau lebih contoh cacat
maka lot ditolak.
Bila ada 3 atau 4 contoh cacat, maka diambil
contoh kedua sebanyak 80 contoh dan bila
jumlah total contoh cacat 6 atau kurang maka
lot diterima, bila jumlah contoh total cacat 7
atau lebih maka lot ditolak.
2. Diperketat/dipertajam

dari N = 20.000 dan tingkat


pemeriksaan I diperoleh huruf kode K.

Untuk huruf kode K dan AQL


1,5 % diperoleh :
Sampling pertama
: n = 80, Ac = 1
dan Re = 4
Sampling kedua
: n = 80, Ac = 4
dan Re = 5

Dari lot dengan N = 20000


diperiksa
80
contoh
acak,
bila
diperoleh 1 cacat atau kurang maka lot
diterima; bila 4 atau lebih contoh cacat
maka lot ditolak.

Bila ada 2 atau 3 contoh cacat,


maka diambil contoh kedua sebanyak
80 contoh dan bila jumlah total contoh
cacat 4 atau kurang maka lot diterima,

bila jumlah total contoh cacat 5 atau


lebih maka lot ditolak.
3. Dikurangi/direduksi

dari N = 20.000 dan tingkat


pemeriksaan I diperoleh huruf kode K.

Untuk huruf kode K dan AQL


1,5 % diperoleh :
Sampling pertama
: n = 32, Ac = 0
dan Re = 4
Sampling kedua : n = 32, Ac = 3 dan
Re = 6

Dari lot dengan N = 20000


diperiksa
32
contoh
acak,
bila
diperoleh 0 cacat maka lot diterima;
bila 4 atau lebih contoh cacat maka lot
ditolak.

Bila ada 1, 2 atau 3 contoh


cacat, maka diambil contoh kedua
sebanyak 32 contoh dan bila jumlah
total contoh cacat 3 atau kurang maka
lot diterima, bila jumlah total contoh
cacat 6 atau lebih maka lot ditolak
(pemeriksaan dikembalikan ke normal).

Bila ada total cacat 4 atau 5 ,


maka lot diterima, tetapi pemeriksaan
dikembalikan ke normal.
Contoh 3 : multiple sampling plan
Soal :
Untuk ukuran lot 450, AQL 4.0% dan
tingkat pemeriksaan II, tentukan rancangan
penarikan contoh jamak untuk pemeriksaan
normal, diperketat dam dikurangi.
Dari N = 450 dan tingkat pemeriksaan
II diperoleh huruf kode H
1.
n
13
13
13
13
13
13
13

Normal
Ac
#
1
2
3
5
7
9

Re
4
5
6
7
8
9
10

Ac

13
13
13
13
13
13
13

#
0
1
2
3
4
6

R
e
3
3
4
5
6
6
7

2. Diperketat

3.

3.Dikurangi
n

Ac

Re

5
5
5
5
5
5
5

#
0
0
1
2
3
4

3
4
5
6
7
7
8

Pemeriksaan awal : normal


1.
Normal menjadi diperketat
Bila 2 dari 5 lot atau batch
yang berurutan telah ditolak pada
pemeriksaan awal.
2.
Diperketat menjadi normal
pada saat pemeriksaan
diperketat, 5 lot atau batch yang
berurutan diterima pada pemeriksaan
awal.
3.
Normal menjadi dikurangi
10 lot tidak ada yang ditolak
pada pemeriksaan awal.
Jumlah total cacat dalam
contoh-contoh dari 10 lot sama atau
kurang dari tabel double sampling plan
dikurangi. Misal untuk N = 600, AQL
2.5 % maka jumlah batasnya 7 (dapat
dikurangi jika jumlah cacatnya 7 atau
kurang untuk 10 lot)
Produksi dalam keadaan baik, tidak ada
masalah mesin, bahan baku, buruh.
4. Dikurangi menjadi normal
Suatu lot atau batch ditolak.
Bila pemeriksaan contoh dengan
dikurangi menghasilkan kriteria tidak
menerima atau menolak;

Lot/batch diterima, maka pemeriksaan


normal dimulai pada lot berikutnya.
Produksi tidak teratur atau produksi
tertunda.
Atribut, lot kamba (curah)
Latihan 1. Rencana Sampling menggunakan
Tabel Standar Militer 105D
Contoh
Kentang = 50.000 buah
Syarat pembelian : kentang cacat tidak lebih
dari 1%
Bagaimana rencana sampling nya
Penyelesaian :
1.
Gunakan tabel MilSTD105D
2.
Pada kolom ukuran
lot/batch pilih kisaran : 35.000
150.000
3.
Pada tingkat
pemeriksaan II : diperoleh
huruf N
4.
Pakai Tabel rencana
sampling tunggal, normal
dengan atribut
5.
Pada kolom kode huruf
ukuran contoh pilih huruf N
n = 500
6.
6. Pada baris yang
sama : pilih aras mutu yang
dapat diterima (AQL) 1.0 %
Baca : penerimaan = 10
penolakan = 11
Atribut, lot kamba (curah)
Latihan 2. Rencana Sampling Atribut (Tabel
USDA
Suatu lot : 400 kotak karton berisi 48 kaleng
ikan tuna (125 g/kaleng) ukuran kaleng <
No. 300)
AQL = 6 %
Rencana sampling ?
Penyelesaian :
1.
Gunakan Tabel rencana
sampling dari USDA untuk pemeriksaan
makanan kaleng
2.
Pada kolom ukuran kaleng pilih
grup I : < No. 300
3.
Total lot : 400 x 48 = 19.200
kaleng. Jumlah kaleng per lot :
14.401 48.000

1.
Pada kolom rencana sampling
tunggal :
unit contoh = 13
maks contoh positif yang
diperkenankan = 2
Toleransi terhadap resiko pembeli : cukup
besar sampling bersifat
merusak dan prosedur ekstensif
Atribut, SUB-LOT (dalam KEMASAN)
Latihan 3.
Penawaran kentang : 50.000 buah dikemas
dalam 100 kantong @ 500 buah
Rencana sampling : berapa kantong ditarik dan
berapa jumlah
kentang/kantong
Penyelesaian :

Penarikan contoh dilakukan


dua kali :

Penarikan I : dari lot besar


(NL) = 50.000 buah

Penarikan II : dari lot kecil


(NS) = 100 kantong

Gunakan Tabel : cari huruf


kode masing-masing
untuk ukuran lot 50.000 dan 100 diperoleh
huruf N dan F

Untuk huruf N (nL) : contoh

yang ditarik : 500


huruf F (ns) : contoh yang ditarik :
20
nilai m = nL/nS = 500/20 = 25

Cara sampling : dari 100


kantong ambil 20 kantong dari setiap
kantong ambil secara acak 25 kentang

Jumlah total kentang yang


diambil : 500

Penarikan I : dari lot besar (NL)


= 50.000 buah

Penarikan II : dari lot kecil (NS)


= 100 kantong

Gunakan Tabel : cari huruf kode


masing-masing untuk ukuran lot
50.000 dan 100 diperoleh huruf N
dan F

Untuk huruf N (nL) : contoh


yang ditarik : 500
huruf F (ns) : contoh yang
ditarik : 20
nilai m = nL/nS = 500/20 = 25

Gunakan tabel : huruf N dan

AQL 1.0 %
contoh cacat maksimum yang masih
diterima : 10 buah

Bila diduga tiap kantong


beragam :

Ambil dari tiap kantong : 5


buah kentang

Lanjutkan dengan
menggunakan Tabel

Ambil ukuran contoh 500


huruf kode H

contoh yang harus diperiksa


untuk kode H : 50

Bila hasil pemeriksaan : 1


kentang atau lebih cacat
keseluruhan kantong ditolak
SAMPLING FOR PREPACKAGES FOODS (AQL 6.5)
FAO / WHO CODEX

Diterapkan untuk
penerimaan/penolakan lot berdasarkan
kecacatan (defectives) pada produk
terkemas.

Parameter mutu yang


digunakan hanya yang dievaluasi
secara organoleptik atau fisik : warna,
flavor, tekstur, cacat, ukuran dan
penampakan. Dapat juga untuk berat
bersih, berat tuntas dan nilai brix.

Tidak mencakup analisa faktor


bahaya kesehatan, misalnya residu
pestisida, kontaminan, kaleng
gembung, benda asing seperti batubatu dan serangga.

Sampling plan ini berlaku


untuk lot sebagai hasil produksi pabrik
atau berupa sekumpulan barang
dagangan yang jumlahnya cukup besar.

Terdapat dua sampling plan


(lihat Tabel) :
1.
Sampling plan 1 (tingkat
pemeriksaan I, AQL 6.5)
2.
Sampling plan 2 (tingkat
pemeriksaan II, AQL 6.5)

Informasi yang diperlukan :


1.
Berat atau ukuran kemasan (kg
atau lb)
2.
Tingkat pemeriksaan
3.
Ukuran lot (N)

4.
Parameter mutu produk untuk
klasifikasi defectives
SAMPLING PLAN 1 (Inspection Level I; AQL =
6.5)
NET WEIGHT IS EQUAL TO OR LESS THAN 1 KG
(2.2 lb)
Lot size (N)
Sample size (n)
Acceptance
Number (c)
4.800 or less
6
1
4.801 24.000
13
2
24.001 48.000
21
3
48.001 84.000
29
4
84.001
48
6
144.000
84
9
144.001
126
13
240.000
More than
240.000
NET WEIGHT IS GREATER THAN 1 KG (2.2 lb)
BUT NOT
MORE THAN 4.5 KG (10 lb)
Lot size (N)
Sample size (n)
Acceptance
Number (c)
2.400 or less
6
1
2.401 15.000
13
2
15.001 24.000
21
3
24.001 84.000
29
4
84.001
48
6
144.000
84
9
144.001
126
13
240.000
More than
240.000
NET WEIGHT GREATER THAN 4.5 KG (10 lb)
Lot size (N)
Sample size
Acceptance
(n)
Number (c)

4.800 or less
4.801 24.000
24.001 48.000
48.001 84.000
84.001 144.000
144.001 240.000
More than 240.000

13
21
29
48
84
126
200

2
3
4
6
9
13
19

NET WEIGHT IS GREATER THAN 1 KG (2.2 lb)


BUT NOT MORE THAN 4.5 KG (10 lb)
Lot size (N)
Sample size (n)
Acceptance
Number (c)
2.400 or less
13
2
2.401 15.000
21
3
15.001 24.000
29
4
24.001 84.000
48
6
84.001 144.000
84
9
144.001 240.000
126
13
More than 240.000 200
19

NET WEIGHT GREATER THAN 4.5 KG (10 lb)


Lot size (N)
Sample size (n)
Acceptance
Number (c)
600 or less
601 2.000
2.001 7.200
7.201 15.000
15.001 24.000
24.001 42.000
More than 42.000

13
21
29
48
84
126
200

2
3
4
6
9
13
19

Langkah-langkah inspeksi :
1.
Pilih tingkat pemeriksaan yang
sesuai yaitu I untuk sampling normal
600 or less
6
1
dan II jika disputes, keharusan atau
601 2.000
13
2
adanya kebutuhan untuk perkiraan
2.001 7.200
21
3
yang lebih baik.
7.201 15.000
29
4
2.
Tentukan ukuran lot (N), yaitu
15.001 24.000
48
6
jumlah kemasan primer atau unit
24.001 42.000
84
9
More than
126
13
sampel
42.000
3.
Tentukan jumlah unit contoh
SAMPLING PLAN 2 (Inspection Level Ii; AQL =
(ukuran contoh = n) yang harus
6.5)
diambil secara acak dari lot yang
NET WEIGHT IS EQUAL TO OR LESS THAN 1 KG
diinspeksi. Gunakan data ukuran
(2.2 lb)
kemasan, ukuran lot dan tingkat
Lot size (N)
Sample size
Acceptance Number
pemeriksaan.
(n)
(c)
4.
Lakukan pengambilan contoh
secara acak sejumlah n contoh dari lot.
5.
Periksa mut unit-unit contoh
yang terpilih. Klasifikasikan unit

contoh yang memenuhi spesifikasi dan


yang cacat.
6.
Lot diterima jika jumlah unit
contoh yang cacat sama atau lebih
kecil dari nilai c (acceptance number).
Lot tidak diterima jika jumlah unit
contoh yang cacat lebih besar dari nilai
c.
Contoh :

Suatu lot ikan : 1200 master


karton

Dalam setiap master karton :


12 kemasan kecil @ berat 2.5 lb

Tentukan rencana sampling


menurut prosedur
CODEX AQL 6.5 PREPACKAGED FOODS

Penyelesaian :

Tentukan aras
pengujian/tingkat pemeriksaan
:I

Tentukan besarnya
contoh pengujian (n) untuk
ukuran lot (N) : 1200 x 12 =
14.400 kemasan terkecil @ 2.5
lb

Dari daftar diperoleh :


n = 13 dan c = 2

Lot tersebut akan


dapat diterima jika dari 13
contoh yang ditarik secara
acak, jumlah contoh cacat tidak
lebih besar dari 2 buah
kemasan.

Bila terdapat sanggahan :


lakukan pemeriksaan ulang dengan
contoh > gunakan aras pengujian II,
diperoleh n = 21 dan
c=3
SNI (Standar Nasional Indonesia)
SNI 19 0428 1998
PETUNJUK PENGAMBILAN CONTOH PADATAN

PETUNJUK PENGAMBILAN CONTOH CAIRAN


SEMI PADAT

SNI 0429-1989-A
PERALATAN PENGAMBILAN CONTOH

PEDOMAN KUANTITATIF UMUM DALAM


SAMPLING

Pedoman umum untuk menentukan


jumlah sampel yang harus diambil dari
lot/populasi terkemas dan curah baik
untuk produk padat dan cair.

Pedoman umum ukuran contoh

Aplikasi : pupuk dan bahan


pembuatannya, semen dan bahan
pembuatnya, garam, batuan/butiran,
cairan dll.

Sampling
sampling)

Lot

berjalan

(stream/moving

Produk dalam bentuk bulk dapat


diambil contohnya pada saat produk
sedang berjalan (transport) dalam
proses produksi atau bongkar muat
produk.

Lakukan pengambilan contoh paling


sedikit 10 (sepuluh) kali dengan
interval waktu yang sama diambil dari
aliran
produk
sehingga
mewakili
seluruh lot.

Gunakan alat Cangkir Sampling AOAC

Jika aliran produk terlalu cepat untuk


diambil contohnya, maka pengambil
contoh
dapat
meminta
operator
peralatan
untuk
menurunkan
kecepatan aliran produk.
Ukuran contoh sekunder
1. Produk kering :
untuk
produk
campuran,
contoh
bervariasi dalam jumlah 2 4 kg. semua contoh
tersebut harus dikirim ke laboratorium. Untuk
produk bukan campuran, misalnya bonemeal
atau superphosfat, kurangi contoh menjadi
0.5-1 kg dan dikirim ke laboratorium.
2. Produk cair : untuk pupuk cair, ukuran
contoh paling sedikit 500 ml (sampai 2
L).

PENGAMBILAN
CONTOH
PRODUK
PANGAN
SPESIFIK
Hasil uji laboratorium sia-sia jika sampelnya :

Tidak dikumpulkan dengan benar

Tidak ditangani dengan benar

Tidak mewakili populasi


Contoh harus mewakili mulai dari

pengumpulan

identifikasi

penanganan

pengiriman dan transportasi

pembuatan sub-sampling
PERLENGKAPAN SAMPLING

Harus dapat disterilisasi (terutama


untuk parameter kritis)

Wadah sampel harus bersih, kering,


tahan pecah, bermulut lebar dan
distrerilisasi.
PENGIRIMAN SAMPEL

Secepat mungkin

Kondisinya sama dengan kondisi awal


(terutama untuk produk beku dan
produk yang harus didinginkan)

Personil
Pengambilan contoh harus dilakukan
oleh personil yang terlatih dalam
teknik sampling yang benar.
Labelling dan Identifikasi Sampel
1. Jumlah sampel yang diambil
2. Sifat-sifat dari produk
3. Nomor identifikasi dan setiap kode
atau tanda lain pada batch atau lot
darimana sampel diambil.
4. Sifat-sifat
pemeriksaan
yang
dilakukan.
5. Nama dan tanda tangan orang yang
melakukan sampling
6. Data, waktu dan tempat pengambilan
contoh.
Sterilisasi Peralatan

Semua
peralatan
harus
dibersihkan/dicuci
dan
disterilisasi
dengan udara atau uap panas, atau
dapat juga dengan radiasi.

Setelah disterilisasi, peralatan harus


disimpan
dengan
baik
sebelum
digunakan, dengan memelihara kondisi
steril yang telah dicapai.
Bahan dan Konstruksi

Wadah beserta tutupnya harus terbuat


dari bahan yang mampu memberikan
perlindungan
yang
cukup
selama
penanganan,
penyimpanan
dan
transportasi.

Bahan harus tahan proses sterilisasi


dan
tidak
bersifat
racun
bagi
mikroorganisme.

Bentuk dan ukuran sampel harus


sesuai dengan keperluan menurut
bahan
apa
yang
akan
diambil
contohnya.
Bahan
plastik,
baik
berbentuk botol bermulut lebar atau
kantong banyak digunakan.

Wadah
yang
telah
diisi
sampel
secepatnya
harus
ditutup
dengan
rapat.
Transportasi dan Penyimpanan Sampel.
1. Sampel harus dikirim ke laboratorium
secepat mungkin setelah pengambilan
contoh, dan jika mungkin harus sampai

ke laboratorium dalam waktu tidak


lebih dari 24 jam setelah sampling.
2. Sampel dari produk segar atau produk
refigerasi harus ditransportasikan pada
suhu 0 4 C, dan pengujian dilakukan
tidak lebih dari 24 jam setelah tiba di
laboratorium.
3. Sampel dari produk beku atau sangat
beku
(deep
frozen)
harus
ditransportasikan
sedemikian
rupa
sehingga terpelihara keadaan bekunya
dan disimpan di freezer dengan suhu
tidak lebih tinggi dari 15 C.
4. Sampel produk dalam kemasan yang
sifatnya
stabil
atau
awet
harus
ditransportasikan terlindung dari sinar
matahari secara langsung, atau radiasi
panas
yang
lain,
dan
sebaiknya
diangkut pada suhu tidak melebihi 25
C, dan pengujian dilakukan paling
lama 3 hari setelah produk diterima.
Untuk produk yang pecah kemasannya,
maka disimpan dalam wadah plastik
dan ditempatkan dalam refigerator
bersuhu 0 4 C. Pemeriksaan harus
dilakukan secepat mungkin setelah
tiba di laboratorium.
5. Sampel yang setengah awet (semi
preserved) misalnya produk-produk
fermentasi, acar dan produk asam
lainnya, harus ditransportasikan pada
suhu 0- 4 C dan diperiksa secepat
mungkin setelah tiba di laboratorium.
Suhu ini tidak cocok jika pemeriksaan
dilakukan untuk melihat kerusakan
akibat bakteri thermophilic.
6. Sampel dari produk kering harus
ditransportasikan dalam wadah yang
kedap uap air dan pada suhu tidak
lebih dari 25 C. Sampel ini harus
dilindungi
dari
cahaya
matahari
langsung dan radiasi panas lainnya.
Instruksi untuk Laboratorium Penguji
Laboratorium penguji harus menerima sampel
yang
diidentifikasi
secara
mendetail,
pemeriksaan atau pengujian yang diperlukan
SAMPLING DAGING DAN PRODUK DAGING
SELAIN UNGGAS
1. Daging : setiap bagian yang dapat
dimakan berasal dari hewan ternak

(termasuk kerbau), kambing, babi,


kelinci, kuda, biri-biri dan mamalia lain,
baik dalam keadaan segar, didinginkan,
dibekukan atau diproses.
2. Produk daging : semua produk yang
terdiri sebagian besar atau semuanya
dari daging. Produk tersebut mungkin
mengandung daging unggas. Dalam hal
ini tidak termasuk produk dalam
kaleng dan produk-produk kering.
Peralatan :
1. Cork
borer
dengan
penampang
besi/bajanya sekitar 1000 mm2
2. Plate pemanas dengan ukuran sekitar
100 mm x 100 mm
3. Pisu bedah, gunting tang, gunting
biasa dll sesuai keperluan.
4. Gergaji dan bor
Sampel Permukaan dengan Pemotongan
1. Secara aseptis, tandai 5 tempat pada
permukaan produk menggunakan cork
borer yang ditusukkan sekitar 2 mm
dibawah permukaan.
2. Tergantung
tekstur
dari
produk,
gunakan gunting biasa atau gunting
tang atau pisau untuk mendapatkan 5
sub sampel tersebut.
3. Masukkan ke lima sub sampel tersebut
ke dalam suatu wadah sampel. Kelima
sub
sampel
tersebut
membentuk
sampel laboratorium.
Sampling Jaringan Internal
1. Panasi
bagian
permukaan
produk
dengan plate pemanas, atau dengan
pemanasan langsung menggunakan
pembakar yang sesuai.
2. Secara aseptis buang permukaan yang
telah dipanaskan atau dibakar tersebut
dengan menggunakan gunting atau
pisau bedah, dan ambil sekitar 5 mm
sampai 10 mm kedalaman.
3. Kemudian lakukan lagi pemanasan
dengan plate pemanas permukaan
produk yang baru diperoleh tersebut,
dan secara aseptis buang bagian yang
terpanaskan tersebut.
4. Dengan menggunakan gunting atau
gunting tang, cork borer atau bor
tangan, ambil sekitar 30 gram dari
permukaan dalam daging yang baru

nampak dan tempatkan ke dalam


wadah sampel yang telah diketahui
beratnya.
Timbang dan tentukan berat sampel yang
diperoleh
Sampling Total Jaringan
1. Dapatkan sampel seberat sekitar 30
gram dengan memilih satu produk
daging
atau
dengan
pemotongan
produk
menggunakan
pisau
atau
gergaji, atau dengan bor tangan.
2. Masukkan sampel tersebut ke dalam
wadah sampel yang telah diketahui
beratnya.
3. Timbang wadah dan tentukan berat
sampel.
4. Untuk produk dengan berat 2 kg atau
kurang sebaiknya jika mungkin dibawa
langsung ke laboratorium tanpa harus
dilakukan pengambilan sampel.
SAMPLING
UNGGAS
DAN
PRODUK UNGGAS
1. Unggas : semua unggas, baik yang
diternak atau tidak, keseluruhan atau
merupakan bagiannya.
2. Produk unggas : semua produk yang
terdiri dari seluruhnya atau sebagian
besar berupa daging unggas, termasuk
produk tanpa tulang, produk lumat
atau produk olahan lanjutan. Dalam hal
ini tidak termasuk produk kalengan
dan produk kering.
Peralatan :
1. Gunting tang (forceps)
2. Kantong plastik, dengan ketebalan
sekitar 0.05 mm, dengan ukuran yang
sesuai.
Produk terkemas
1. Jika mungkin, sampel harus berisi
produk
dalam
kemasan
akhirnya.
Misalnya, untuk produk karkas ayam
mentah, bagian-bagian atau potongan
daging ayam, daging ayam tanpa
tulang atau daging ayam lumat, produk
olahannya, biasanya dikemas dalam
bentuk
eceran.
Ambil
sejumlah
kemasan yang cukup untuk kebutuhan
pengujian laboratorium.
2. Produk
ini
merupakan
sampel
laboratorium.

Poduk tidak terkemas

1.

Ambil secara aseptis dengan gunting


tang sejumlah sampel sesuai dengan
kebutuhan pengujian laboratorium.
2. Masukkan ke kantong plastik. Ini
merupakan sampel laboratorium
SAMPLING PRODUK KERING
Unit kecil :
Unit kemasan kecil harus langsung dalam
bentuk utuh dikirim ke laboratorium dalam
jumlah yang mencukupi.
Unit besar atau dalam bentuk bulk (curah)
1. Secara
aseptis
(tanpa
menambah
mikroorganisme)
buka penutup dari wadah.
2. Gunakan sekop, sendok, baki
atau pipa berlubang untuk
mengambil
sampel
yang
mewakili dalam jumlah yang
mencukupi untuk pengujian
laboratorium.
3. Masukkan ke dalam wadah
sampel.
2. Transportasi dan Penyimpanan
Sama seperti yang telah diuraikan
untuk sampel pengujian mikrobiologi.
SAMPLING PRODUK KARUNG DI GUDANG
Standar FAO (FAO Agricultural Services Bulletin
74, Rome 1989)

1 10 karung : semua karung harus


diambil contohnya.

11 100 karung : 10 karung, dipilih


secara acak.

Lebih dari 100 karung : Jumlah contoh


primer harus sama atau sedikit lebih
banyak dari akar pangkat dua jumlah
karung total.
SNI 19-0428-1998 :
s/d 10 karung/ peti
: semua karung harus
diambil contohnya
11-25 karung/ peti
: 5 karung, dipilih acak
26-50 karung/ peti
: 7 karung, dipilih acak
51-100 karung/ peti
: 10 karung, dipilih
acak
Lebih dari 100 karung/ peti
: akar pangkat
dua dari
jumlah contoh
Sub sampling

Ambil dari beberapa bagian karung


yang
terpilih.
Misalnya jika
dari
sampling plan terpilih 10 karung (10

karung dari 100 karung pengiriman),


maka paling sedikit 50 gram produk
diambil dari karung 100 kg.

Jika karung yang dipilih sebagai sampel


lebih dari 10 karung maka jumlah
bahan atau produk yang diambil dapat
kurang dari 50 gram dari karung
ukuran 100 kg.

Total sampel primer yang dikumpulkan


sebaiknya tidak kurang dari 500 gram
dan jumlahnya harus mencukupi untuk
bahan
analisa
atau
pemeriksaan
produk
UNTUK
MAKANAN
TERCEMAR TIKUS

Serealia, kacang-kacangan, tepungtepungan, buah kering.

Alat
lampu
senter
dan
lampu
ultraviolet (black light).

Periksa adanya kotoran dan jejak tikus,


lubang pada karung dsb.

Pemeriksaan
dilakukan
pada
dan
diantara karung, di bawah palet, dan
diantara lot satu dengan lainnya.
Apabila ditemukan tanda-tanda adanya
tikus, maka karung-karung disekitarnya
tidak boleh dipindahkan karena :

Apabila kotoran atau jejak tikus


ditemukan di antara karung, dibawah
palet, di lantai, maka kemungkinan
besar karung yang terkontaminasi
lokasinya tidak jauh dari tempat
tersebut.

Ada kemungkinan terjadi pergeseran


atau pencampuran bahan yang ada di
dalamnya.
PROSEDUR :
1. Sobek karung disekeliling spot atau
lubang karung dengan bantuan pisau
atau gunting.
2. Ambil potongan bahan karung serta
bahan
makanan
yang
menempel
padanya.
3. Ambil produk yang berada disekitar
spot tersebut sebagai sub-contoh.
4. Ambil
produk
yang
tidak
terkontaminasi sebagai kontrol (dari
karung yang tidak ternoda).

5.

Ambil bahan sarang dan lubang bekas


gigitan jika ditemukan, kotoran tikus,
ditempatkan pada wadah terpisah.
Identifikasi laboratorium :
1. Identifikasi rambul binatang pengerat
dalam kotorannya.
2. Identifikasi urin pada bahan karung
yang terkena noda dan berflourescent
serta pada produk di bagian bawah
noda tersebut.
3. Identifikasi tanda goresan pada lubang
bekas gigitan di karung.
4. Identifikasi rambut dan kotoran tikus
dalam produk yang diambil dari lubang
bekas gigitan tikus.
5. Identifikasi rambut, kotoran, tanda
goresan
serta
urin
tikus
pada
sarangnya.
PENGAMBILAN
SAMPEL
MAKANAN
YANG TERSERANG SERANGGA

Bagian yang harus diperiksa : luar


karung, terutama pada jahitan dan
pada bagian ujung.

Periksa adanya serangga dewasa,


larva, sarang laba-laba, kotoran dan
adanya lubang pada karung.
Bahan pangan yang sering diinfestasi
serangga adalah beras, biji-bijian, tepungtepungan
Teknik Pemeriksaan Serangga :

Tuangkan 200-250 gram produk ke atas


kertas putih.

Ratakan dengan bantuan spatula atau


pisau sehingga serangga dapat muncul
ke permukaan.
Hal-hal yang perlu diingat :

Laboratorium
akan
lebih
mudah
mendeteksi serangga utuh daripada
bagian/ potongan serangga.

Pengambilan serangga lebih mudah


dilakukan menggunakan isolasi karena
serangga langsung menempel dalam
keadaan utuh.

Alat lain dapat digunakan, tetapi


biasanya kurang praktis.
Bila ditemukan lubang dalam karung :

Lubang tersebut harus digunting dan


diambil untuk diperiksa lebih lanjut di
laboratorium apakah serangga berasal

dari produk (dari dalam karung) atau


dari luar karung.

Kotoran dan sarang laba-laba juga


dikoleksi sebagai sum-sampel.

Produk yang berada persis di bawah


lubang harus diambil dan diayak.

Apabila infestasi serangga terjadi


disepanjang jahitan karung, maka
produk yang berada di bawah jahitan
tersebut harus dikoleksi.

Jumlah yang diambil biasanya berkisar


0.5 1 kg.

Sejumlah contoh yang sama harus pula


diambil tanpa diayak, untuk diinkubasi
di laboratorium.

Produk yang tidak terkontaminasi


harus
diambil
contohnya
sebagai
kontrol.

Contoh yang sudah diambil kemudian


dimasukkan ke dalam kantung plastik,
diidentifikasi
dan
ditutup
rapat
(sebaiknya kedap udara).

Apabila
ditemui
adanya
serangga
hidup dalam contoh, maka contoh
harus
difumigasi
menggunakan
kloroform. Karena kloroform dapat
melarutkan
plastik,
contoh
yang
mengandung
serangga
hidup
sebaiknya
disimpan
dalam
wadah
gelas.
SAMPLING BIJI-BIJIAN

Biji kedelai, jagung, gandum, oat,


beras, dsb, biasanya disimpan di dalam
elevator vertikal atau silo sampai
diangkut ke pabrik untuk diproses
lebih
lanjut.
Penyimpanan
yang
demikian dapat mempertahankan mutu
biji-bijian serangga tetap layak untuk
diproduksi menjadi bahan pangan.

Meskipun demikian biji-bijian yang


disimpan
cenderung
terinfestasi
serangga, terserang tikus, burung,
terkontaminasi pestisida dan jamur.

Suhu elevator atau silo harus selalu


dimonitor
karena
kenaikkan
suhu
dapat merupakan pertanda kenaikan
kadar air atau infestasi serangga.
Pengambilan Contoh di Lapangan
Amati adanya kontaminasi di lapang,
yang ditunjukkan oleh adanya kotoran

tikus,
infestasi
serangga
atau
kerusakan lain.
Catat dengan teliti jenis serangga yang
ditemukan, hidup atau mati, dan jenis
kotoran tikus.
Ambil 5 contoh mengikuti metode
kendaraan, masukkan masing-masing
ke dalam kantong kertas (jangan
gunakan kantong lain) yang berbeda
yang sudah diberi nomor 1 sampai 5.
Jika
pengamatan
menunjukkan
kemungkinan
adanya
kontaminasi,
ambil contoh-contoh tambahan sebagai
bukti penunjang.
Penerimaan Biji-bijian
Pengambilan contoh biji-bijian yang baru
diterima
dan
dimasukkan
ke
dalam
elevator vertikal atau silo mengikuti
prosedur yang sama dengan pengambilan
biji-bijian metode kendaraan

Biji-bijian yang disimpan


Pengambilan
contoh
biji-bijian
yang
disimpan dalam elevator vertikal atau silo
dilakukan pada bagian permukaan dan
dasar, masing-masing diambil beberapa
contoh. Jika biji-bijian sedang dituangkan,
contoh dapat diambil untuk diperiksa
adanya kotoran, kontaminasi tikus, burung
atau infestasi serangga dengan cara
pengayakan
bertingkat.
Catat kondisi
higienis di daerah penyimpanan biji-bijian
(termasuk sabuk berjalan dan daerahdaerah disekitarnya).

Penggunaan pestisida

Jenis
pestisida
yang
digunakan,
komponen
aktifnya
serta
cara
penggunaannya. Catat jenis fumigan,
cara dan frekuensi pemakaian. Jika
diamati adanya kontaminasi pestisida,
ambil contoh untuk diperiksa.
Pengambilan contoh untuk uji aflatoksin
Periksa adanya pertumbuhan kapang
pada biji-bijian.
Bagian-bagian yang harus diperiksa
untuk bahan yang disimpan dalam
karung adalah karung yang terdapat
ditengah atau karung yang terletak di
dekat dinding pada prakteknya hal ini
sulit
dilakukan.
Oleh
karena
itu
lakukan pengambilan contoh pada saat

dilakukan pemindahan lot dari satu


tempat ke tempat lainnya.
Ambil contoh menggunakan pencucuk
(trier) yang terdiri dari 5 sampai 6
kompartemen yang dapat dibuka dan
ditutup.
Masukkan
pencucuk
(kompartemen
dalam keadaan terbuka) ke dalam
karung yang berada dalam posisi tidur,
yaitu memanjang dari sisi satu ke sisi
lainnya
(hal
ini
memungkinkan
masuknya contoh dari daerah yang
berlainan ke dalam masing-masing
kompartemen).
Tutup
kompartemen
dan
tarik
pencucuk keluar karung.
Tuangkan contoh ke dalam wadah
contoh
Ulangi prosedur beberapa kali sampai
diperoleh
contoh
sejumlah
yang
diperlukan.
Produk/ Bahan Cair dalam Drum

Mula-mula tutup drum harus dibuka


dengan hati-hati agar kotoran tidak
ikut masuk ke dalam drum.

Contoh diambil menggunakan alat


bantu semacam gayung kecil yang
terbuat dari stainless steel bergagang
panjang. Ukuran gayung dibatasi oleh
ukuran tutup drum, oleh karena itu
mungkin diperlukan untuk mengambil
contoh beberapa kali sampai didapat
jumlah contoh yang diinginkan.

Selama pengambilan contoh perlu


dijaga agar kotoran tidak masuk ke
dalam drum.

Cara pengambilan contoh yang lain


adalah dengan menggunakan pipet
khusus yang diameternya sekitar 2 3
cm dan terbuat dari plastik yang kaku.
Pipet langsung dimasukkan ke dalam
drum dan ujungnya kemudian ditutup
dengan telapak tangan atau dengan
ibu jari.
Mentega dalam kemasan besar ( 20 kg).

Dengan cucuk mentega ambil bagian


tengah mentega, yaitu pada titik
dengan jarak yang sama dari sekeliling
bak atau pada ujung atau sudut kubus.

Masukkan
pencucuk
dengan
arah
diagonal dari titik ujung (tepi) bak atau
sudut kubus, melalui titik pusat sampai
ke bagian bawah dari sisi yang
berlawanan.

Pencucuk diputar penuh ke satu arah


dan ditarik.

Letakkan sekitar 7,5 cm mentega ke


dalam wadah silinder gelas yang bersih
dan kering, yaitu dengan cara menekan
pencucuk ke bawah dengan pisau atau
sendok yang bersih dan kering.

Gunakan mentega dari 2,5 cm terakhir


pada pencucuk untuk menyumbat
lubang wadah.

Bersihkan pencucuk dengan lap kering


setiap akan digunakan.

Contoh yang akan dianalisis untuk


dekomposisi, kadar air atau kadar
lemak harus langsung disimpan di
lemari
pendingin.
Dengan
cucuk
mentega
ambil
bagian
tengah
mentega, yaitu pada titik dengan jarak
yang sama dari sekeliling bak atau
pada ujung atau sudut kubus.

Masukkan
pencucuk
dengan
arah
diagonal dari titik ujung (tepi) bak atau
sudut kubus, melalui titik pusat sampai
ke bagian bawah dari sisi yang
berlawanan.

Pencucuk diputar penuh ke satu arah


dan ditarik.

Letakkan sekitar 7,5 cm mentega ke


dalam wadah silinder gelas yang bersih
dan kering, yaitu dengan cara menekan
pencucuk ke bawah dengan pisau atau
sendok yang bersih dan kering.

Gunakan mentega dari 2,5 cm terakhir


pada pencucuk untuk menyumbat
lubang wadah.

Bersihkan pencucuk dengan lap kering


setiap akan digunakan.
Pengambilan contoh spesifik

Pengambilan contoh secara aseptik


adalah suatu metode yang digunakan
untuk mengambil contoh dari suatu
produk yang mudah terkontaminasi
oleh mikroba. Pengambilan contoh
harus
dilakukan
sedemikian
rupa
sehingga produk/lot darimana contoh

diambil dan contoh yang dikoleksi


tidak mengalami kontaminasi. Contoh
aseptik kemudian dikemas dan dibawa
ke laboratorium dalam kondisi yang
tidak
memungkinkan
terjadinya
perubahan terhadap contoh sejak dari
pengambilannya
sampai
saat
dianalisis.

Produk yang dikemas dalam kemasan


besar yang diisi secara aseptik atau
mengalami
perlakuan
pemanasan
(misalnya
drum)
sebaiknya
tidak
diambil contohnya, kecuali apabila ada
kemungkinan
yang
membahayakan
kesehatan atau jika pemilik produk
tersebut bersedia bertanggung jawab
atas sisa produk yang sudah diambil
contohnya. Jika dimungkinkan, contoh
produk yang mudah terkontaminasi
mikroba
diambil
dalam
kemasan
terkecil dan tidak dibuka sampai akan
dianalisis.

Pengambilan contoh aseptik sebaiknya


menggunakan alat-alat
Prosedur pengambilan contoh aseptic

Bekerjalah dengan cepat tetapi hatihati

Kemasan dibuka hanya ketika contoh


akan diambil dan segera ditutup
kembali.

Jangan sentuh bagian dalam, bibir dan


tutup kemasan.

Pengambilan contoh aseptik harus


disertai dengan dua jenis kontrol
yaitu : kontrol terbuka dan kontrol
tertutup. Kontrol terbuka adalah satu
kemasan produk (penuh) yang telah
dibuka
tutupnya
dan
produknya
terekspos udara selama produk yang
diambil sebagai contoh. Kontrol ini
digunakan untuk mendeteksi adanya
kontaminasi
mikroba
dari
udara.
Kontrol tertutup adalah satu kemasan
(penuh) yang belum pernah dibuka
tutupnya
sampai
saat
dianalisis.
Kontrol
ini
digunakan
untuk
mengetahui
mutu
kemasan
yang
digunakan,
dan
apakah
kemasan
tersebut dapat merupakan sumber
kontaminasi atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai