Pembahasan
Pada praktikum kali ini telah dilakukan percobaan tentang kuantitasi
dan dimasukkan ke dalam 9ml aquadest dalam tabung uji No.1 sehingga diperoleh
pengenceran sebanyak 10-1 lalu difiksasi. Seterusnya, dibuat pengenceran
bertingkat iaitu 10-2 dan 10-3 dengan cara memipetkan 1 ml dari pengenceran awal
dari tabung uji No.1 yang dengan pengenceran 10-1. Tujuan dari pengenceran
bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi
dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung
kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9
untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran
berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.
Selanjut itu, kita telah dipipet 1ml dari pengenceran 10-3 yang diduga mengandung
jumlah bakteri yang terkecil ke dalam cawan petri lalu difiksasikan dan ditutup
secara rapat. Secara umum, setiap perlakuan yang melibatkan adanya kontaminasi
dari perlinkungan ketika pengenceran, penuangan mahupun penyebaran harus ada
proses fiksasi agar hasil tidak dipengaruhi oleh kontaminan luar. Hal yang perlu
diingat bahwa pipet ukur yang digunakan harus selalu diganti, berartinya setiap
tingkat pengenceran digunakan pipet ukur steril yang berbeda atau baru.
Prinsipnya adalah bahwa pipet tidak perlu diganti jika memindahkan cairan dari
sumber yang sama.
Berikutan itu, telah dimulakan dengan proses teknik penamanan dari
sampel. Telah disediakan medium pembiakan bakteri yaitu nutrient agar dan
teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45 oC). Teknik penanaman ini
merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan sampel dapat
diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi dimana
untuk mendapatkan koloni tunggal harus diambil beberapa tabung pengenceran
terakhir. Berhubungan dengan itu, telah dipipetkan 1ml dari setiap pengenceran
masing-masing dan dituangkan ke dalam 3 cawan petri masing-masing dan
difiksasi. Setelah itu, medium nutrient agar sebanyak 15-20ml dituangkan ke
dalam masing-masing cawan petri tadi. Metode yang diapplikasikan pada
percobaan ini adalah disebut sebagai cara agar tuang ( Pour plate method).
Kemudian, cawan petri diputarkan ke kiri dan kanan beberapa kali secara merata
1:
luas cawan) tidah dihitung dan koloni yang besarnya kurang dari setengah luas
cawan dihitung 1 koloni. Dari hasil yang diperoleh, dapat dibahaskan bahwa
pembiakan paling murni ada pada cawan petri No.3 karena mengandungi hanya
satu koloni bakteri dalam konsentrasi pengenceran paling rendah. Namun, pada
cawan petri No.2 dengan konsentrasi pengenceran sebanyak 10 -2 memberikan
hasil tidak relatif karena mungkin dipengaruhi beberapa faktor seperti proses
penyebaran atau homogenitas pada medium agar tidak sempurna, atau munkin
pengenceran yang dilakukan ditepat pada konsentrasinya dan mungkin juga
karena ada zat yang menghambat pertumbuhan bakteri karena sampel itu telah
dirawat sebelum diberi kepada pengguna untuk dikonsumsi. Sekian itu, mengikut
syarat-syarat koloni adalah sebagai berikut dimana cawan yang dihitung atau
dipilih adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30-300 koloni, satu koloni
dihitung 1 koloni, dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni, beberapa koloni
yang berhubungan dihitung 1 koloni, dua koloni yang berhimpitan dan masih
dapat dibedakan dihitung 2 koloni, koloni yang terlalu besar (lebih besar dari
setengah luas cawan) tidah dihitung dan koloni yang besarnya kurang dari
setengah luas cawan dihitung 1 koloni.