Anda di halaman 1dari 4

VII.

Pembahasan
Pada praktikum kali ini telah dilakukan percobaan tentang kuantitasi

mikroba atau perhitungan mikroba dengan melakukan pengenceran serial dan


telah ditentukan konsentrasi suspensi bakteri dengan metode hitungan cawan.
Secara umum, dalam perhitungan mikroba terdapat dua metode yang
diapplikasikan, yaitu metode secara langsung atau tidak langusng. Berikutan
percobaan ini, kita telah melakukan metode perhitungan cawan yaitu adalah
secara tidak langsung. Sedangkan secara langsung dikategorikan dengan
pembuatan preparat bahan atau menggunakan ruang hitung dan secara tidak
langsung meliputi 4 cara yaitu perhitungan cawan (TPC), pengenceran,
kalorimeter, dan metode most probable number (MPN method). Sebenarnya,
dasar metode hitungan cawan dengan anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup
akan berkembang menjadi satu koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul pada
cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang
terkandung daam sampel. Cawan yang dipilih untuk penghitungan koloni adalah
yang mengandung antara 30-300 koloni. Untuk memperoleh sekurng-kurangnya
satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat maka
harus dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan. Organisme yang
terdapat daam sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang
terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan.
Percobaan kali ini telah dilakukan dengan menyediakan alat dan bahan
yang dibutuhkan seperti kapas, rak tabung, tabung pereaksi, pipet 10ml dan 1ml
masing-masing, pembakar spiritus, petri dish, aquadest, Nutrient agar, sampel
yaitu air ledeng dari kawasan tinggal (Pinewood). Kesemua alat masing-masing
telah disterilisasikan dengan autoklaf sebelum memulai praktikum maka tidak
perlu dibersihkan dengan alcohol. Masing-masing tabung uji dilabelkan No.1, 2,
dan 3 agar lebih mudah untuk mengidentifikasi ketika pengenceraan dilakukan.
Setelah itu, dimasukkan 9ml aquadest ke dalam kesemua tabung uji tadi masingmasing dan difiksasi sebelum ditutup dengan kapas untuk memastikan pengerjaan
yang aseptis dipratekkan. Kemudian, dipipetkan 1ml sample air ledeng Pinewood

dan dimasukkan ke dalam 9ml aquadest dalam tabung uji No.1 sehingga diperoleh
pengenceran sebanyak 10-1 lalu difiksasi. Seterusnya, dibuat pengenceran
bertingkat iaitu 10-2 dan 10-3 dengan cara memipetkan 1 ml dari pengenceran awal
dari tabung uji No.1 yang dengan pengenceran 10-1. Tujuan dari pengenceran
bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi
dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung
kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9
untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran
berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.
Selanjut itu, kita telah dipipet 1ml dari pengenceran 10-3 yang diduga mengandung
jumlah bakteri yang terkecil ke dalam cawan petri lalu difiksasikan dan ditutup
secara rapat. Secara umum, setiap perlakuan yang melibatkan adanya kontaminasi
dari perlinkungan ketika pengenceran, penuangan mahupun penyebaran harus ada
proses fiksasi agar hasil tidak dipengaruhi oleh kontaminan luar. Hal yang perlu
diingat bahwa pipet ukur yang digunakan harus selalu diganti, berartinya setiap
tingkat pengenceran digunakan pipet ukur steril yang berbeda atau baru.
Prinsipnya adalah bahwa pipet tidak perlu diganti jika memindahkan cairan dari
sumber yang sama.
Berikutan itu, telah dimulakan dengan proses teknik penamanan dari
sampel. Telah disediakan medium pembiakan bakteri yaitu nutrient agar dan
teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45 oC). Teknik penanaman ini
merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan sampel dapat
diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi dimana
untuk mendapatkan koloni tunggal harus diambil beberapa tabung pengenceran
terakhir. Berhubungan dengan itu, telah dipipetkan 1ml dari setiap pengenceran
masing-masing dan dituangkan ke dalam 3 cawan petri masing-masing dan
difiksasi. Setelah itu, medium nutrient agar sebanyak 15-20ml dituangkan ke
dalam masing-masing cawan petri tadi. Metode yang diapplikasikan pada
percobaan ini adalah disebut sebagai cara agar tuang ( Pour plate method).
Kemudian, cawan petri diputarkan ke kiri dan kanan beberapa kali secara merata

dan dihomogenkan dan dibiarkan memadat seperti yan digambarkan pada


gambar1 dibawah. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada
permukaan agar saja melainkan sel terendam agar yaitu di dalam agar sehingga
terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O 2 dan ada yang tumbuh di
dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen. Untuk
quantitas penuangan 1ml suspensi ke dalam media pembiakan adalah bertujuan
karena proses pour plate membutuhkan ruang yang lebih luas untuk
penyebarannya sehingga diberikan lebih banyak dari pada spread plate.
Gambar

1:

Menunjukan cara-cara dilakukan teknik agar tuang dengan benar.


Setelah itu, telah dibungkuskan cawan petri tersebut dan didiamkan dalam
posisi tebalik dalam keranjang yang telah disediakan agar uap dalam cawan petri
tidak menetes pada medium. untuk diinkubasikan pada suhu 37C selama 24 jam.
Metode ini diulangi untuk cawan petri 2, 3 dan control negatif. Akhir sekali,
dihitung jumlah koloni sample tersebut yang mengandung 4 koloni yang terbentuk
pada cawan petri No.1 yang memgandungi sampel sebagai air ledeng pinewood
dan pencenraan sebanyak 10-1. Seterusnya, telah diamati bahwa tidak ada
sebarang koloni yang terlihat pada cawan petri No.2 yang mempunyai
pengenceran sebanyak 10-2, terakhir sekali ditemui hanya satu koloni pada
pengenceran 10-3 yaitu meliputi pengenceran paling kurang dan sebanyak sepuluh
koloni yang terbentuk pada kontrol negatif. Sekian itu, mengikut syarat-syarat
koloni adalah sebagai berikut dimana cawan yang dihitung atau dipilih adalah
yang mengandung jumlah koloni antara 30-300 koloni, satu koloni dihitung 1
koloni, dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni, beberapa koloni yang
berhubungan dihitung 1 koloni, dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat
dibedakan dihitung 2 koloni, koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah

luas cawan) tidah dihitung dan koloni yang besarnya kurang dari setengah luas
cawan dihitung 1 koloni. Dari hasil yang diperoleh, dapat dibahaskan bahwa
pembiakan paling murni ada pada cawan petri No.3 karena mengandungi hanya
satu koloni bakteri dalam konsentrasi pengenceran paling rendah. Namun, pada
cawan petri No.2 dengan konsentrasi pengenceran sebanyak 10 -2 memberikan
hasil tidak relatif karena mungkin dipengaruhi beberapa faktor seperti proses
penyebaran atau homogenitas pada medium agar tidak sempurna, atau munkin
pengenceran yang dilakukan ditepat pada konsentrasinya dan mungkin juga
karena ada zat yang menghambat pertumbuhan bakteri karena sampel itu telah
dirawat sebelum diberi kepada pengguna untuk dikonsumsi. Sekian itu, mengikut
syarat-syarat koloni adalah sebagai berikut dimana cawan yang dihitung atau
dipilih adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30-300 koloni, satu koloni
dihitung 1 koloni, dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni, beberapa koloni
yang berhubungan dihitung 1 koloni, dua koloni yang berhimpitan dan masih
dapat dibedakan dihitung 2 koloni, koloni yang terlalu besar (lebih besar dari
setengah luas cawan) tidah dihitung dan koloni yang besarnya kurang dari
setengah luas cawan dihitung 1 koloni.

Anda mungkin juga menyukai