Anda di halaman 1dari 1

Terapi Sengat Lebah, Mengobati Rematik Hingga Stroke

Produk turunan yang dihasilkan lebah ada 13, di antaranya madu, propolis, royal jelly, pollen, bee
venom, lilin lebah, madu sarang, roti lebah, larva lebah, dan phedra.
Pengobatan dengan menggunakan lebah biasa disebut Aphitherapy (apiterapi), yang berasal dari
perpaduan bahasa Latin, aphis berarti lebah dan therapy, pengobatan.
Apiterapi didefinisikan sebagai upaya pengobatan komplementer untuk tujuan prefentif, kuratif,
dan rehabilitasi menggunakan lebah dan produk turunannya.
Selain itu, Dr. Philip Tere dari Perancis pernah meneliti hubungan antara sengat lebah dan rematik.
Sebelumnya, tahun 1864, Prof.
Libowsky melaporkan kesembuhan pasiennya yang menderita rematik dan neuralgia setelah
diterapi dengan sengatan lebah.
Pengobatan menggunakan sengat (bisa) lebah dikenal sebagai apipuntur. Apipuntur, kata Oman
adalah bagian dari apiterapi.
Apipuntur memanfaatkan bee venom dan metode akupuntur. Lebah untuk terapi ini jenis Apis
mellifera dan Apis cerana.
Apipuntur sendiri merupakan bagian dari apiterapi.
Sengat atau racun lebah sangat baik untuk menormalkan segala aktivitas pembuluh darah dan
saraf.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sengat lebah mengandung melitin, apamin, peptida 401
(MDC), inhibitor protease, dan norepinephrine, kata terapis yang mendalami pengobatan
sengat lebah sejak tahun 2000 itu.
Apiterapi secara umum dimanfaatkan untuk meredakan gangguan rematik, masuk angin, flu,
salah urat, hingga penyakit berat, seperti darah tinggi, diabetes, dan kanker. Cara itu pun diklaim
efektif untuk mengobati penyakit degeneratif, seperti stroke atau untuk Terapi Stroke.
Seseorang yang mempunyai keluhan tidak semerta langsung diterapi. Oman memilki cara untuk
mendeteksi penyakit yang diderita pasien. "Kalau ditekan ditempat yang menjadi sumber
penyakit terasa sakit, di tempat itu dilalukan sengatan, jadi tidak sembarangan," jelasnya.
Jumlah sengatan tergantung pada jenis penyakit. Namun, satu sengatan di titik-titik tertentu
dianggap cukup sebagai perkenalan.
Buat yang baru terapi biasanya diberi satu atau dua sengatan, kalau yang sudah biasa biasa
sampi tujuh tapi tidak boleh lebih dari 10, kalau terlalu banyak bisa meriang meski daya tahan
tubuh pasien kuat," jelasnya.
Sengatan lebah yang sedang bereaksi di tubuh ditandai dengan ketidaknormalan sejenak yang
sifatnya individual. Reaksi pasien berbeda-beda, apakah sebelumnya pernah disengat lebah
atau tidak.
Biasanya pasien akan mengalami reaksi lokal dan sistemik. Ciri reaksi lokal adalah pembengkakan
di sekitar lokasi sengatan, gejala klinisnya gatal, nyeri, dan kaku. Reaksi sistemik berupa demam,
lemas, telinga berdengung, dan pusing.
Untuk menetralkan kondisi tersebut, dia menganjurkan konsumsi madu dan mengoleskan minyak
gosok di bagian yang bengkak dan gatal. Karena itu, terapi sengat lebah akan lebih efektif bila
dikombinasikan dengan pemberian madu, propolis, pollen, atau royal jelly.
"Pasien yang pertama kali disengat dan daya tahan tubuhnya jelek biasanya suka meriang.
Saya menganjurkan pasien untuk minum madu dan jangan mandi," imbuh Oman.
Label: lebah, rematik, stroke

Anda mungkin juga menyukai