Anda di halaman 1dari 17

Teknologi Pengelasan

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

Pengelasan Busur Rendam


Pengelasan busur listrik dengan proses ( arc and weld pool ) dilindungi
flux dan menggunakan elektroda / kawat terumpan.
Kawat las dan flux diumpankan secara terus-menerus.
Keuntungan SAW
Proses terlindung (dari percikan, kilauan dan kontaminasi )
Arus yang besar meningkatkan penetrasi dan mereduksi preparasi sisi
Laju deposisi tinggi bisa dengan travel speed tinggi
Flux berfungsi sebagai pengikis dan deoxidiezer untuk mengangkat
the contaminant
Low hidrogen weld metal
Busur terlindungi dari udara
Minimal skill welder
Slag dapat dikumpulkan kembali untuk diolah kembali
Kekurangan SAW
Biaya lebih tinggi (peralatan dan perencanaan)
Terbatas pada posisi pengelasan datar
Slag harus dibersihkan untuk multipass
Terbatas untuk pelat lebih tebal dari 6,4 mm
Pengklasifikasian Flux untuk SAW
a. Klasifikasi berdasarkan produksinya :
1. Fused Fluxes.
Material dicampur kering dan dicairkan bersama dalam tungku
kemudian segera dibekukan, dihancurkan, disaring dan Packing

30

Teknologi Pengelasan

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

2. Serbuk mengandung ikatan flux dicampur kering kemudian diikat


(biasanya dengan Pottasium atau Sodium Silicate )
Setelah pembutiran flux basah dikeringkan dalam oven / klin
Selanjutnya pemisahan ukuran terakhir di packing
Klasifikasi berdasarkan efek pada kandungan logam lasan
Active fluxes
dikontrol oleh jumlah Mn atau Si untuk ketahanan porosity dan
retak yang disebabkan O2, N2 dan sulfur
Netral fluxes Tanpa deoxidizer
N

% Si % Mn

% Si : perubahan persen berat Si


Alloy fluxes
flux dengan cukup paduan untuk logam las
Klasifikasi berdasarkan indeks kebasaan ( BI )

Acid fluxes : more resistance to porosity due to oil, rest dan mill scale
Basic fluxes : lebih tahan impact

31

Teknologi Pengelasan

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

Klasifikasi elektroda Pengelasan SAW

Gambar 2.22 Pengkodean Elektroda Pengelasan SAW


(Source: ASM vol6, 9th edition Page 205)

2.2.6

PENGELASAN RESISTANSI LISTRIK

Resistance spot welding


Radial friction welding
Prinsip kerja :

32

Teknologi Pengelasan

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

Dua material dikontakkan secara paralel, penyambungan terjadi ketika


arus singkat diberikan dan melelehkan bidang kontak yang dilewati arus
(tegangan rendah arus tinggi ) dan membentuk sambungan seperti
bongkahan. Kedua material ditekan dengan sepasang elektroda pemberi
arus.
Aplikasi :
1) Body mobil
2) Bangunan
3) Pesawat
4) Furniture
Peralatan :
Sirkuit listrik: Transformator, switch dan rangkaian
Kontrol sirkuit: waktu, arus dan regulating
Sistem mekanik: rangka, fixture dan clamp material

33

Teknologi Pengelasan

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

Gambar 2.23 Standar Konfigurasi Untuk Sambungan Spot Welding


(Source: ASM vol6, 9th edition Page 238)
Tipe-tipe elektroda standar

Gambar 2.24 Elektroda Standar untuk SpotWelding


(Source: ASM vol6, 9th edition Page 228)

34

Teknologi Pengelasan

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

RSW kombinasi tekanan dan resistansi listrik


Ada 3 klasifikasi
1. Rol spot welding ( bagian yang tidak tersambung lebih besar )
2. Reinforced rol spot welding ( bagian tersambung lebih banyak )
3. Leak-tight Seam welding (nuggets overlap )

Gambar 2.25 Skema RFW


(Source: ASM vol6, 9th edition Page 238)

Theoritical Parameters for lap seam welding dari dua plat logam lunak

Tabel 2.12 ParameterTeoritis untuk Lap Seam Welding


(Source: ASM vol6, 9th edition Page 243)
2.2.7

ELECTRON BEAM WELDING ( EBW )

35

Teknologi Pengelasan

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

Pengelasan dengan penembakan elektron pada material (proses fusi


dengan energi tinggi ). Sinar elektron sangat focus (intense) dengan
kecepatan 0,3 0,7 kecepatan cahaya dan tegangan 25 200 KV

Densitas daya : hingga 108 W/cm2 atau 107 W/in2

Mampu mencairkan logam pada daerah sempit dan penetrasi sangat dalam
Prinsip kerja : Elektron Beam dihasilkan dalam Chamber 3 Pa
(2 x 10-6 torr )
Keuntungan :
1. D/W tinggi ,dapat mengeliminasi multipass
2. HAZ yang sempit
3. Bebas oksida dan nitrida ( karena proses vacum )
4. kecepatan pengelasan tinggi

36

Teknologi Pengelasan

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

Gambar 2.26 Penetrasi Pada Pengelasan Sinar Elektron


(Source: ASM vol6, 9th edition Page 254)

Batasan

: Peralatan yang mahal


: Ukuran material terbatas ( sesuai dengan Chamber )
: Untuk produksi massal waktu untuk mengeluarkan
dan setup dalam chamber

2.2.8

LASER BEAM WELDING

Menggunakan sumber energi optik koheren dengan densitas energi : 10 5


s/d 107 W/cm2

37

Teknologi Pengelasan

2.3.

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

PENGELASAN PADAT ( SOLID STATE WELDING)

1. Pengelasan ledakan
2. Forge Welding
Material dipanaskan ke temperatur pengelasan (0,8 s/d 0,9 T melt)
kemudian ditekan
3. Friction Welding

Gambar 2.27 Skema Peralatan Pengelasan Gesek


(Source: ASM vol6, 9th edition Page 315)

4. Radial Friction Welding

Gambar 2.28 Skema Radial Friction Welding


(Source: ASM vol6, 9th edition Page 318)

38

Teknologi Pengelasan

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

5. Friction Surfacing

Gambar 2.29 Skema Friction Surfacing


(Source: ASM vol6, 9th edition Page 321)

2.4

BRAZING

Pengelasan dengan logan pengisi yang temperatur cair lebih rendah dari
logam induk
1. Torch Brazing menggunakan bahan bakar gas untuk menghasilkan
nyala ( flame )
2. Induksion Brazing

Gambar 2.30 Skema Induction Brazing


(Source: ASM vol6, 9th edition Page 333)

39

Teknologi Pengelasan

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

Gambar 2.31 Metoda-metoda Induction Brazing


(Source: ASM vol6, 9th edition Page 334)

40

Teknologi Pengelasan

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

3. Furnace Brazing Material dimasukan kedalam tungku hingga


filler metal meleleh

41

Teknologi Pengelasan

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

Gambar 2.32 Skema Furnace Brazing


42

Teknologi Pengelasan

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

(Source: ASM vol6, 9th edition Page 331)

4. Resistance Brazing

Gambar 2.33 Skema Resistance Brazing


(Source: ASM vol6, 9th edition Page 339)

2.5

SOLDERING

Sambungan dengan logam pengisi temperatur cair rendah dan tipikal


menggunakan timah
Perbedaan welding, brazing, soldering:

43

Teknologi Pengelasan

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

Tabel 2.13 Perbandingan Welding, Brazing and Soldering


(Source: ASM vol6, 9th edition Page 109)
1. Torch Soldering

44

Teknologi Pengelasan

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

Gambar 2.34 Penempatan Torch Soldering yang Benar


(Source: ASM vol6, 9th edition Page 351)

2.

Resistance Soldering

45

Teknologi Pengelasan

Laboratorium Metalurgi
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Andalas

Gambar 2.35 Skema Resistance Soldering


(Source: ASM vol6, 9th edition Page 357)

3.

Induction Soldering

Gambar 2.36 Skema Induction Soldering


(Source: ASM vol6, 9th edition Page 364)

46

Anda mungkin juga menyukai