Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah Lemak dan Minyak ini
dengan baik dan tepat waktu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan-kekurangan karena keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan bimbingan atau saran-saran dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.
Berkaitan dengan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai sumber yang diterima oleh kami baik dari buku maupun
media elektronik. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lemak dan minyak merupakan zat makanan penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu, lemak atau minyak juga merupakan sumber
energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Satu gram
minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein
hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati,
mengandung asam-asam lemak essensial seperti asam linoleat, lenolenat, dan
arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat
penumpukan kolestrol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan
pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E, dan K (Winarno, 1992).
Kebanyakan masyarakat modern saat ini berpendapat bahwa semua yang
mengandung lemak merupakan hal yang harus dihindari pada saat memilih
makanan yang akan disantap.
Lemak atau yang populer dalam bentuk minyak di Indonesia, saat ini
mulai disadari masyarakat sebagai musuh utama dalam urusan santap menyantap
makanan. Bahkan ibu-ibu rumah tangga pun saat ini mulai mempertimbangkan
jenis minyak apa yang akan digunakan untuk memasak makanan. Oleh karena itu,
hal penting untuk mengahadapi keadaan ini adalah dengan mengetahui jenis, efek
sifat ,penyebab kerusakan serta produk dari lemak itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis Lemak dan Minyak
a. Jenis Lemak
Lemak dapat digolongkan dalam 3 jenis yakni lemak jenuh, lemak
tidak jenuh, dan lemak trans. Masing-masing memiliki struktur kimia dan
bentuk yang berbeda.
1. Lemak Jenuh
Lemak jenuh adalah lemak yang terdiri dari trigliserida dengan
hanya asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan
rantai ganda di antara atom-atom karbonnya sehingga disebut penuh
dengan hidrogen. Lemak jenuh mudah dikenali dari bentuknya yang
padat seperti lilin dan banyak ditemukan pada produk yang berasal
dari hewan seperti daging merah, mentega, atau susu murni. Pada
bahan nabati, lemak jenuh dapat ditemukan pada minyak kelapa dan
minyak sawit. Lemak jenuh memiliki sifat yang dapat menganggu
tubuh yaitu dapat mengentalkan darah sehingga mudah lengket pada
dinding pembuluh darah karena menggumpal yang tentu saja dapat
mengganggu peredaran darah dalam tubuh.
2. Lemak Tak Jenuh
Jenis lemak ini umumnya berwujud cair pada suhu ruangan, namun
dapat berubah menjadi padat jika disimpan pada lemari pendingin.
Banyak ditemukan pada bahan nabati seperti minyak sayur (minyak
Zaitun, minyak bunga Matahari, minyak Wijen, minyak Kedelai,
kacang-kacangan) dan Alpukat. Juga banyak ditemukan pada ikanikanan. (Wikipedia : 2014 )
3. Lemak Trans
Lemak trans adalah salah satu jenis lemak tak jenuh yang umum
ditemukan di alam namun bisa disintesis secara buatan. Hidrokarbon
adalah atom karbon dengan atom hidrogen yang saling tersambung
dengan ikatan tunggal maupun rangkap. Ikatan rangkap dapat berupa
ikatan trans maupun cis. Dalam produksi makanan, lemak cis tak
jenuh seperti minyak nabati merupakan input dari proses hidrogenasi
untuk menciptakan lemak jenuh seluruhnya atau parsial yang mampu
meleleh pada temperatur yang diinginkan, umumnya 30-40C. Lemak
trans adalah zat pengotor yang muncul dari isomerisasi pada
hidrogenasi parsial. (Wikipedia : 2013 )
b. Jenis Minyak
Dilihat dari asalnya terdapat dua golongan besar minyak, minyak
yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan (minyak nabati) dan hewan (minyak
hewani), dan minyak yang diperoleh dari kegiatan penambangan (minyak
bumi).
1. Minyak tumbuhan dan hewan
Minyak nabati adalah minyak yang disari/diekstrak dari berbagai
bagian
tumbuhan.
Minyak
ini
digunakan
sebagai
makanan,
Kelarutan
Lemak / minyak bersifat nonpolar sehingga hanya dapat larut dalam
pelarut organik nonpolar, seperi heksana, petroleum eter, atau dietil eter.
Sifat kelarutan lemak / minyak dalam pelarut organik nonpolar digunakan
untuk melakukan ekstraksi lemak / minyak. Lemak / minyak tidak larut
dalam air karena air bersifat polar.
2. Indeks Refraksi
Indeks refraksi adalah parameter yang berkaitan dengan berat
molekul, panjang rantai asam lemak, tingkat ketidakjenuhan, dan tingkat
konjugasi. Indeks refraksi meningka dengannsemakin panjangnya rantai C,
derajat ketidakjenuhan, dan suhu yang semakin tinggi.
3. Titik Leleh
Titik lelah adalah suhu dimana lemak / minyak berubah wujud dari
padat menjadi cair. Titik leleh minyak / lemak dientukan oleh ada atau
tidaknya ikatan rangkap asam lemak penyusunnya. Asam lemak jenuh
memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam lemak tak
jenuh. Titik leleh juga dipengaruhi oleh panjang rantai asam lemak
penyusun lemak / minyak, dimana lemak yang tersusun oleh asam lemak
rantai pendek akan memiliki titik leleh yang lebih rendah dibandingkan
dengan yang disusun oleh asam lemak rantai panjang.
4. Berat Jenis
Berat jenis lemak / minyak adalah berat minyak (gram) per satuan
volume (ml). Pada prinsipnya, berat jenis lemak / minyak ditentukan
melalui perbandingan berat contoh minyak dengan berat airyang volumenya
sama pada suhu yang ditentukan, misalnya pada suhu 250C. Minyak
memiliki berat jenis yang lebih kecil dibandingkan air, yaitu antara 0,9160,923 g/ml.
5. Bilangan Iod
210C
270C
330C
380C
Butter
32
12
Cocoa Butter
62
48
Minyak Kelapa
55
27
Lard
25
20
12
8. Bilangan asam
Bilangan asam adalah bilangan yang menunjukkan jumlah asam
lemak bebas yang erkandung dalam minyak / lemak, yang biasanya
dihubungkan dengan proses hidrolisis lemak / minyak. Keberadaan jumlah
asam lemak bebas dalam minyak / lemak biasanya dijadikan indikator awal
terjadinya kerusakan lemak / minyak karena proses hidrolisis. Pembentukan
diinginkan (off flavor) pada produk pangan yang mengandung minyak atau
lemak. Ketengikan disebabkan oleh reaksi oksidasi (disebut ketengikan
oksidatif) atau reaksi hidrolisis (disebut ketengikan hidrolitik). Ketengikan
hidrolitik menghasilkan asam lemak bebas dan sabun (garam asam lemak
bebas) sebagai hasil reaksi antara minyak /lemak dan air dengan adanya
katalis logam atau enzim lipase. ketengikan oksidatif merupakan reaksi
oksidasi yang terdiri atas tiga tahap yaitu:
1. Inisiasi
Tahap inisiasi terjadi karena adanya inisiator (oksidator; logam bervalensi
banyak seperti tembaga dan besi; atau enzim lipooksigenase). Reaksi ini
dipercepat oleh cahaya atau panas menghasilkan radikal bebas. Radikal
bebas akan bereaksi dengan oksigen dalam kemasan makanan membentuk
peroksida yang sangat labil.
2. Propagasi
Terminasi
Tahap terminasi
hasil reaksi reaksi berantai berupa hidrokarbon, aldehid, keton, asam, dan
alkohol. Kumpulan senyawa-senyawa inilah yang menyebabkan bau
tengik.
1.
Inisiasi
: RH
R + H
2.
propagasi
:R + O2
ROO
ROO + RH
3.
Terminasi
ROOH + R
: R + R
produk inert
R + ROO
produk inert
ROO + ROO
produk inert.
medium
pindah
panas
dalam
proses
C -36 0 C.
1. Minyak Goreng
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan
atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan
biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Minyak goreng dari
tumbuhan biasanya dihasilkan dari tanaman seperti kelapa, biji-bijian,
kacang-kacangan, jagung kedelai dan kanola. Minyak goreng berfungsi
sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih dan penambah nilai kalori
bahan pangan. Minyak goreng umumnya berasal dari minyak kelapa
sawit. Minyak kelapa dapat digunakan untuk menggoreng karena struktur
pengolahan
yang berkontribusi
pada
putih.
Mentega
putih
ini
banyak
digunakan
dalam
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Lemak dapat digolongkan dalam 3 jenis yakni lemak jenuh, lemak tidak
jenuh, dan lemak trans.
2. Dari segi asalnya terdapat dua golongan besar minyak, minyak yang
dihasilkan tumbuh-tumbuhan (minyak nabati) dan hewan (minyak
hewani), dan minyak yang diperoleh dari kegiatan penambangan (minyak
bumi).
3. Sifat fisikokimia lemak / minyak yang penting adalah kelarutan , titik leleh,
berat jenis , kapasitas absorpsi air , turbidity point , bilangan iod , Indeks
padatan lemak (solid fat index), bilangan asam, bilangan peroksida ,
bilangan paraanisidin, derajat ketengikan , dan bilangan TBA.
4. Sebab-sebab Kerusakan lemak/ ketengikan di pengaruhi oleh 2 faktor,
yaitu ketengikan dan hidrolisa .
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketengikan, yaitu : Pengaruh suhu /
panas, dan Pengaruh cahaya.
6. Perubahan Kimia dalam Lemak dan Minyak yaitu : Hidrolisis Minyak dan
Lemak , Oksidasi Minyak dan Lemak , Hidrogenasi Minyak dan lemak.
7. Produk lemak dan aplikasinya berupa minyak goreng, mentega, butter ,
dan shortening.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno,F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan.
Jakarta: UI Press
Kusnandar,Feri. 2011.Kimia Pangan Komponen Makro. Jakarta : Dian
Rakyat.
Buckle, K.A. 2009. Ilmu Pangan. Jakarta: UI Press.
Rohman, Abdul Sumantri. 2007. Analisis Makanan, Yogyakarta : UGM
Press
Http://inueds.blogspot.com/2012/10/kerusakan-minyak-dan-lemak.html
Http://id.wikipedia.org/wiki/Lemak_jenuh