Anda di halaman 1dari 22

BAB II

ISI

2.1.Karakteristik dan Jenis Radiasi Ionizingtik dan Non-Ionizing


Radiasi adalah pemancaran dan perambatan gelombang yang membawa tenaga
melalui ruang atau zat, misalnya pemancaran dan perambatan gelombang elektromagnetik,
gelombang bunyi, penyinaran. Dalam pembagiannya, radiasi dibedakan atau di kategorikan
menjadi 2 yaitu radiasi ionizing dan non-ionizing.
Radiasi ionizing merupakan radiasi dengan energi yang cukup untuk menghasilkan
sejumlah ion saat saling berinteraksi dengan molekul molekul dan atom. jenis - jenis dari
radiasi ionizing adalah radiasi sinar alpha (), radiasi sinar beta () dan radiasi sinar gamma
().
Radiasi non-ionizing merupakan radiasi dengan cukup untuk mengeluarkan suatu
molekul atau elektron tetapi energi tersebut tidak cukup untuk membentuk suatu komposisi
ion yang baru. Dan sangat berkebalikan dengan radiasi ionizing yang menghasilkan
sejumlah ion. Jenis- jenis radiasi yang termasuk dari radiasi non-ionizing adalah radiasi sinar
ultra ungu ( Ultra violet ), radiasi sinar infra merah, dan radiasi sinar laser. Ketiga radiasi
tersebut merupakan radiasi gelombang mikro (micro wave).
i. Karakteristik dan Jenis Radiasi Ionizing
a. Sinar Alpha ()
Sinar alpha itu sendiri mempunyai inti atom helium yang bermuatan positif 2 dan
mempunyai berat massa 4 sma. Sinar alpha mempunyai 2 neutron dan 2 proton yang
membentuk 4 nukleon, jika sinar alpha dibelokkan melewati medan magnetik akan
bermuatan positif. Sinar alpha akan terjadi perpindahan energi jika mengenai suatu
materi. Sinar alpha mempunyai kecepatan yaitu setengah dari kecepatan cahaya. Daya
penetrasi dari sinar alpha termasuk yang paling kecil sehingga hanya bisa menembus
kulit beberapa milimeter saja.
b. Sinar Beta ()

--==(1
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

Radiasi sinar beta sendiri mempunyai sifat dan karakteristik mempunyai muatan
negatif 1 yang kecepatan perambatannya menyamai kecepatan cahaya. jika sinar beta
dibelokkan melewati medan magnetik akan bermuatan negatif. Sinar beta mempunyai
daya penetrasi yang cukup besar sehingga dapat memasuki tubuh cukup dalam tapi
hanya beberapa centimeter saja yang bisa menyebabkan kelainan sistemik.
c. Sinar Gamma ()
Radiasi sinar gamma mempunyai kekuatan penetrasi yang paling kuat dibandingkan
sinar radiasi alpha dan beta. Sinar gamma tidak mempunyai massa dan muatan karena
panjang gelombangnya sangat pendek. Dan tidak terpengaruh oleh medan listrik
maupun medan magnet.
Jika dilihat dari daya ionisasinya, maka yang paling besar adalah sinar alpha:
Daya ionisasi > >
Lintasan sinar radioaktif dalam medan magnet

Lintasan sinar , saat melewati medan magnet homogen arah tegak lurus masuk
bidang baca.

Lintasan sinar , saat melewati medan magnet homogen arah tegak lurus keluar
bidang baca.
ii. Karakteristik dan Jenis Radiasi non-Ionizing
--==(2
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

a. Radiasi Ultra Ungu (Ultra Violet)


Radiasi ultra ungu (ultra violet) merupakan radiasi elektromagnetik yang
mempunyai panjang gelombang 180 sampai 400 nm. Intensitas energi sinar ultra
ungu diukur dalam satuan mikroWatt/cm2. Radiasi ini dapat diukur dengan alat
yang bernama radiometer. Biasanya alat tersebut bentuknya portable dan panjang
gelombang yang dapat diukur kisaran 180 400 nm dan mampu mengukur energi
radiasi dari 0 sampai 19.990 mikroWatt/cm2.
b. Radiasi Infra Merah (infrared)
Radiasi sinar infra merah ini tidak bisa dilihat langsung oleh mata manusia, sinar
ini juga tidak tembus pandang jika menembus materi yang tidak tembus. Panjang
gelombang sinar infra merah ini berbanding terbalik dengan suhu. Ketika panjang
gelombang mengalami penurunan.maka suhu akan mengalami kenaikan.
c. Radiasi laser
radiasi laser sendiri merupakan sinar radiasi yang mempunyai emisi energi yang
cukup tinggi. Menurut zat kimia yang di gunakan untuk mengasilkan sinar laser
adalah terdapat laser gas ( Helium Neon, Argon, CO2 dan N2+ ), laser kristal
padat ( Nd3, C23+), dan laser semi konduktor.

2.2.Sumber Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing


Sumber radiasi ionizing dan non-ionizing dikategorikan menjadi dua yaitu yang
pertama adalah radiasi dari alam dan radiasi buatan. Untuk radiasi dari alam bisa didapatkan
dari berbagai macam sumber. Diantaranya ada sinar kosmos/kosmik dan hasil pencampuran
thorium dan radon di udara bebas.
i. Radiasi dari Alam
a. Sumber Radiasi Kosmis
Radiasi kosmis berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari ruang antar
bintang dan matahari. Radiasi ini terdiri dari partikel dan sinar yang berenergi
tinggi dan berinteraksi dengan inti atom stabil di atmosfir membentuk inti
radioaktif seperti Carbon -14, Helium-3, Natrium -22, dan Be-7. Na-22, dan H-3.
Radionuklida yang terjadi karena interaksi nuklida dengan radiasi kosmik ini
disebut radionuklida Cosmogenic.
--==(3
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

Atmosfir bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh manusia.
Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada ketinggian, yaitu radiasi
yang diterima akan semakin besar apabila posisinya semakin tinggi dari permukaan
laut. Karena itu seseorang akan menerima lebih banyak radiasi kosmik apabila
berada di puncak gunung atau ketika berpergian dengan pesawat terbang daripada
di permukaan laut. Tingkat radiasi yang diterima seseorang bergantung juga kepada
garis lintangnya di bumi, karena radiasi kosmik ini dipengaruhi oleh medan magnet
bumi. Oleh karena medan magnet bumi kuat di daerah kutub, maka radiasi yang
diterima di kutub lebih kecil daripada di daerah katulistiwa.
b. Sumber Radiasi Terestrial (Primordial)
Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida di dalam kerak
bumi, dan radiasi ini dipancarkan oleh radionuklida yang disebut primordial
dengan waktu paro berorde milyar tahun. Radionuklida ini ada sejak terbentuknya
bumi. Radionuklida yang ada dalam kerak bumi terutama adalah Uranium-238.
Peluruhan Uranium-238 menghasilkan deret nuklida turunan yang berakhir dengan
nuklida stabil Pb-206 (disebut deret uranium), Uranium-235 menghasilkan deret
turunan yang berakhir dengan unsur stabil Pb-207 (disebut deret actinium) dan
Thorium-232 menghasilkan deret turunan yang berakhir dengan unsur stabil Pb-208
(disebut deret thorium).
Radiasi terestrial terbesar yang diterima manusia berasal dari Radon (Radon222) dan Thoron (Radon-220). Kedua radionuklida ini berbentuk gas dan bisa
merembes keluar dari bumi atau bahan bangunan tempat tinggal.
Tingkat radiasi yang diterima seseorang dari radiasi terestrial ini berbeda-beda
dari satu tempat ke tempat lain tergantung kepada konsentrasi sumber radiasi di
dalam kerak bumi. Ada beberapa tempat di bumi yang memiliki tingkat radiasi di
atas rata-rata seperti Pocos de Caldas dan Guarapari (Brazil), Kerala dan Tamil
Nadu (India) dan Ramsar (Iran).

c. Sumber Radiasi Dalam Tubuh Manusia


Sumber radiasi alam yang lain adalah radionuklida yang ada di dalam tubuh
manusia. Sumber radiasi ini berada di dalam tubuh manusia sejak dilahirkan atau
--==(4
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, minuman, pernafasan, atau luka.
Radiasi internal ini terutama diterima dari radionuklida C-14, H-3, K-40, radon.
Selain itu masih ada sumber lain seperti Pb-210 dan Po-210 yang berasal dari ikan
dan kerang-kerangan. Buah-buahan biasanya mengandung unsur K-40. Secara
alami di dalam tulang kita terdapat polonium dan radium radioaktif, otot
mengandung karbon radioaktif dan kalium radioaktif, di dalam paru terdapat gas
mulia radioaktif dan tritium. Zat-zat ini dan banyak zat lainnya secara terus
menerus memancarkan radiasi dan menyinari tubuh kita dari dalam.

ii. Radiasi Buatan


Radiasi buatan adalah radiasi yang timbul karena atau berhubungan

dengan

kegiatan manusia seperti penyinaran di bidang medis, jatuhan radioaktif, radiasi yang
diperoleh pekerja radiasi di fasilitas nuklir, radiasi yang berasal dari kegiatan di bidang
industry seperti radiografi, logging, pabrik lampu, dan sebagainya.
Sumber radiasi buatan telah diproduksi sejak abad ke 20, dengan ditemuk-annya
sinar-X oleh WC Rontgen. Saat ini sudah banyak sekali jenis dari sumber radiasi buatan
baik yang berupa zat radioaktif dan sumber pembangkit radiasi (pesawat sinar-X dan
akselerator).
Berikut beberapa jenis radiasi buatan:
a. Radionuklida buatan
Dewasa ini telah banyak sekali unsur radioaktif berhasil dibuat oleh manusia
berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif dengan neutron (reaksi
fisi di dalam reaktor atom), aktivasi neutron, atau berdasarkan penembakan
nuklida yang tidak radioaktif dengan partikel atau ion cepat (di dalam alat-alat
pemercepat partikel, misalnya akselerator atau siklotron). Radionuklida buatan ini
bisa memancarkan jenis radiasi alpha, beta, gamma dan neutron. Pada saat ini
radionuklida (radioisotop) buatan tersebut telah banyak digunakan dalam berbagai
bidang kehidupan manusia, misalnya di bidang pertanian, peternakan, kesehatan,
industri, dan sebagainya.
b. Pesawat Sinar X

--==(5
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

Setelah ditemukannya sinar-X oleh Wilhelm Roentgen pada tahun 1895,


dewasa ini pemakaian pembangkit atau pesawat sinar-X di bidang industri
maupun di bidang kedokteran semakin meningkat. Secara sederhana dapat
diterangkan bahwa sinar-X dihasilkan oleh tabung sinar-X yaitu tabung gelas
hampa udara yang dilengkapi dengan dua buah elektroda, yaitu anoda (target) dan
katoda. Sebagai akibat interaksi antara elektron cepat yang dipancarkan dari
katoda ke target dihasilkan sinar-X dari permukaan target.
c. Reaktor Nuklir
Mekanisme utama yang terjadi dalam reaktor nuklir adalah pembelahan inti.
Dari mekanisme proses tersebut terlihat bahwa setiap reaksi pembelahan akan
menghasilkan lebih dari satu neutron baru (terjadi multiplikasi neutron) yang akan
menyebabkan pembelahan selanjutnya. jika di sekitarnya terdapat inti dapat belah
yang lain. Proses demikian ini berlangsung terus dan disebut proses Reaksi
Berantai. Dalam reaktor nuklir, proses pembelahan ini tidak dibiarkan
berlangsung secara bebas seperti pada bom atau senjata nuklir, tetapi
dikendalikan.
d. Radiasi Elektromagnetik
Tanpa disadari bahwa barang elektronik menghasilkan radiasi. Pada
kenyataannya sekarang ini manusia tidak bias lepas dari teknologi elektronik.
Hampir semua kegiatan manusia selalu berkaitan dengan barang elektronik.
Komputer, laptop, telepon genggam merupakan barang barang yang menemani
aktivitas manusia. Namun banyak orang yang tidak sadar bahwa barang barang
tersebut juga menghasilkan radiasi.
Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet
yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat
ke tempat yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu bentuk radiasi
elektromagnetik.
Medan elektromagnetik listrik merupakan gelombang yang dihasilkan oleh
adanya sumber arus dan tegangan. Gelombang elektromagnetik yang dihasilkan
oleh sumber listrik dibedakan atas medan listrik dan medan magnet. Medan listrik
diberi besaran volt per meter atau kilovolt per meter, yang bersumber dari
--==(6
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

adanya tegangan listrik; sedangkan medan magnet diberi besaran Tesla yang
berasal dari sumber arus yang mengalir.
Medan listrik adalah suatu medan atau ruangan yang dapat
menimbulkan gaya pada partikel di dalam medan tersebut. Medan listrik dapat
timbul karena adanya partikel yang bermuatan listrik, sehingga medan listrik
mempunyai arah sesuai dengan jenis muatan listrik penyebabnya, positif atau
negatif. Medan listrik dari sumber tegangan bolak-balik akan mempunyai arah
bolak-balik juga. Suatu kawat penghantar yang bertegangan dan dialiri oleh
arus listrik, akan dilingkupi medan elektromagnetik dengan garis-garis medan.
2.3.Dampak Kesehatan dan Lingkungan oleh Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
Jika radiasi mengenai tubuh manusia, ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi:
berinteraksi dengan tubuh manusia, atau hanya melewati saja. Jika berinteraksi, radiasi dapat
mengionisasi atau dapat pula mengeksitasi atom. Setiap terjadi proses ionisasi atau eksitasi,
radiasi akan kehilangan sebagian energinya. Energi radiasi yang hilang akan menyebabkan
peningkatan temperatur (panas) pada bahan (atom) yang berinteraksi dengan radiasi
tersebut. Dengan kata lain, semua energi radiasi yang terserap di jaringan biologis akan
muncul sebagai panas melalui peningkatan vibrasi (getaran) atom dan struktur molekul. Ini
merupakan awal dari perubahan kimiawi yang kemudian dapat mengakibatkan efek biologis
yang merugikan.
Setidaknya ada dua cara bagaimana radiasi dapat mengakibatkan kerusakan pada sel.
Pertama, radiasi dapat mengionisasi langsung molekul DNA sehingga terjadi perubahan
kimiawi pada DNA. Kedua, perubahan kimiawi pada DNA terjadi secara tidak langsung,
yaitu jika DNA berinteraksi dengan radikal bebas hidroksil. Terjadinya perubahan kimiawi
pada DNA tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat menyebabkan efek
biologis yang merugikan, misalnya timbulnya kanker maupun kelainan genetik.
Radiasi dapat menimbulkan efek pada DNA baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui radikal bebas sebagai hasil interaksi radiasi dengan molekul air.
Struktur DNA berbentuk heliks ganda yang tersusun dari ikatan antara gugus fosfat dengan
gula dioksiribosa yang membentuk strand DNA, dan ikatan antar basa nitrogen yang
--==(7
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

menghubungkan kedua strand DNA. Sebagian besar kerusakan DNA berupa kerusakan pada
basa, hilangnya basa, putusnya ikatan antar basa dan juga putusnya ikatan gula dengan fosfat
sehingga terjadi patahan pada salah satu strand yang disebut single strand break
(ssb).Kerusakan di atas dapat dikonstruksi kembali secara cepat tanpa kesalahan oleh proses
perbaikan enzimatis dengan menggunakan strand DNA yang tidak rusak sebagai cetakan.
Sel mampu melakukan proses perbaikan terhadap kerusakan DNA dalam beberapa jam,
tetapi dapat tidak sempurna terutama terhadap kerusakan DNA yang dikenal sebagai double
strand breaks (dsb) yaitu patahnya kedua strand DNA. Proses perbaikan dengan kesalahan
dapat menghasilkan mutasi gen dan abnormalitas kromosom yang merupakan karakteristik
pembentukan malignansi. Kerusakan dsb dianggap sebagai penyebab kerusakan genotoksik
dan dengan tidak adanya proses perbaikan yang efisien dapat menyebabkan timbulnya
kerusakan jangka panjang, bahkan pada dosis yang paling rendah.
Pada dosis rendah, misalnya dosis radiasi latar belakang yang kita terima sehari-hari,
sel dapat memulihkan dirinya sendiri dengan sangat cepat. Pada dosis lebih tinggi (hingga 1
Sv), ada kemungkinan sel tidak dapat memulihkan dirinya sendiri, sehingga sel akan
mengalami kerusakan permanen atau mati. Sel yang mati relatif tidak berbahaya karena akan
diganti dengan sel baru. Sel yang mengalami kerusakan permanen dapat menghasilkan sel
yang abnormal ketika sel yang rusak tersebut membelah diri. Sel yang abnormal inilah yang
akan meningkatkan risiko tejadinya kanker pada manusia akibat radiasi.
Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung pada seberapa banyak dosis yang
diberikan, dan bergantung pula pada lajunya, apakah diberikan secara akut (dalam jangka
waktu seketika) atau secara gradual (sedikit demi sedikit). Selain bergantung pada jumlah
dan laju dosis, setiap organ tubuh mempunyai kepekaan yang berlainan terhadap radiasi,
sehingga efek yang ditimbulkan radiasi juga akan berbeda.
Efek radiasi yang langsung terlihat ini disebut Efek Deterministik. Efek ini hanya
muncul jika dosis radiasinya melebihi suatu batas tertentu, disebut Dosis Ambang. Efek
deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang agak lama setelah terkena radiasi,
dan umumnya tidak berakibat fatal. Sebagai contoh, katarak dan kerusakan kulit dapat
terjadi dalam waktu beberapa minggu setelah terkena dosis radiasi 5 Sv atau lebih.

--==(8
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

Jika dosisnya rendah, atau diberikan dalam jangka waktu yang lama (tidak sekaligus),
kemungkinan besar sel-sel tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri sehingga tubuh tidak
menampakkan tanda-tanda bekas terkena radiasi. Namun demikian, bisa saja sel-sel tubuh
sebenarnya mengalami kerusakan, dan akibat kerusakan tersebut baru muncul dalam jangka
waktu yang sangat lama (mungkin berpuluh-puluh tahun kemudian), dikenal juga sebagai
periode laten. Efek radiasi yang tidak langsung terlihat ini disebut Efek Stokastik.
Efek stokastik ini tidak dapat dipastikan akan terjadi, namun probabilitas terjadinya
akan semakin besar apabila dosisnya juga bertambah besar dan dosisnya diberikan dalam
jangka waktu seketika. Efek stokastik ini mengacu pada penundaan antara saat pemaparan
radiasi dan saat penampakan efek yang terjadi akibat pemaparan tersebut. Kecuali untuk
leukimia yang dapat berkembang dalam waktu 2 tahun, efek pemaparan radiasi tidak
memperlihatkan efek apapun dalam waktu 20 tahun atau lebih.
Apabila kita terkena radiasi dari luar tubuh maka kita menyebutnya sebagai radiasi
eksterna. Partikel alpha, beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron adalah jenis radiasi
pengion, tetapi tidak semua memiliki potensi bahaya radiasi eksterna. 1) Partikel alpha
memiliki daya ionisasi yang besar, sehingga jangkauannya di udara sangat pendek (beberapa
cm) dan dianggap tidak memiliki potensi bahaya eksterna karena tidak dapat menembus
lapisan kulit luar manusia. 2) Partikel beta memiliki daya tembus yang jauh lebih tinggi dari
partikel alpha. Daya tembus partikel beta dipengaruhi besar energi. Partikel beta berenergi
tinggi mampu menjangkau beberapa meter di udara dan dapat menembus lapisan kulit luar
beberapa mm. Oleh karena itu, partikel beta memiliki potensi bahaya radiasi eksterna kecil,
kecuali untuk mata. 3) Sinar-X dan sinar gamma adalah gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang pendek dan meiliki kemampuan menembus semua organ tubuh,
sehingga

mempunyai

potensi

bahaya

radiasi

eksterna

yang

signifikan.

Neutron juga memiliki daya tembus yang sangat besar. Neutron melepaskan energi didalam
tubuh karena neutron dihamburkan oleh jaringan tubuh, Neutron memiliki potensi bahaya
radiasi eksterna yang tinggi sehingga memerlukan penanganan yang sangat hati-hati. Jika zat
yang memancarkan radiasi berada di dalam tubuh, kita sebut dengan radiasi interna. Partikel
alpha mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang besar karena radiasi alpha mempunyai
daya ionisasi yang besar sehingga dapat memindahkan sejumlah besar energi dalam volume
--==(9
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

yang sangat kecil dari jaringan tubuh dan mengakibatkan kerusakan jaringan disekitar
sumber radioaktif. Partikel beta mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang
tingkatannya lebih rendah dari alpha. Karena jangkauan partikel beta didalam tubuh jauh
lebih besar dari partikel alpha di dalam tubuh, maka energi beta akan dipindahkan dalam
volume jaringan yang lebih besar. Kondisi ini mengurangi keseluruhan efek radiasi pada
organ dan jaringan sekitarnya. Sinar gamma memiliki daya ionisasi yang jauh lebih rendah
dibandingkan alpha dan beta, sehingga potensi radiasi internanya sangat rendah.
Kerusakan DNA inti sel dianggap sebagai kejadian utama yang diinisiasi radiasi yang
menyebabkan kerusakan sel yang mengakibatkan pembentukan kanker dan penyakit
herediter. Beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa sel-sel yang tidak secara
langsung terpajan radiasi pengion, akan mengalami kerusakan karena berada di sekitar sel
yang terpajan radiasi. Fenomena yang dikenal sebagai bystander effects ini dijumpai
terutama pada pajanan radiasi dosis rendah. Oleh karena itu dalam memperkirakan risiko
efek stokastik, kedua jenis sel, yaitu sel yang menjadi target radiasi dan sel yang tidak
menjadi target tetapi berada di sekitar sel target, harus dipertimbangkan. Dengan demikian
kemungkinan risiko kesehatan yang mungkin timbul akan lebih besar dari yang
diperkirakan. Selain itu telah dibuktikan pula bahwa sebuah partikel alfa yang melintasi
sebuah inti sel akan mempunyai probabilitas tinggi dalam menimbulkan mutasi. Ini berarti
bahwa efek yang mungkin timbul akibat dari pajanan radiasi dosis rendah tdak dapat
diabaikan.
Berikut beberapa contoh efek radiasi pada manusia:
i. Radiasi Ionizing
a. Kulit
Efek deterministik pada kulit bervariasidengan besarnya dosis, lokasi kulit dan faktor
lainnya. Dosis ambang sekitar 2 Gy dapat menimbulkan efek kemerahan
(eritema)sementara yang timbul dalamwaktu beberapa jam.Gejala ini kemudian
menghilang dan akan timbul kembali dalamwaktu sekitar 7 10 hari, bergantung dosis
radiasi yang diterima. Dengan demikian eritemaakibat pajanan radiasi pengion terjadi
dalam 2 tahapan. Dosis radiasi yang lebih tinggi, sekitar 3 8 Gy akan menyebabkan
kerontokan rambut (epilasi) dan pengelupasan kering (radang kulit kering) dalamwaktu
--==(10
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

3 6 minggu setelah pajanan radiasi. Pada dosis 12 20 Gy, akan mengakibatkan


terjadinya pengelupasan kulit disertai dengan pelepuhan dan bernanah serta peradangan
akibat infeksi pada lapisan dalamkulit (dermis) sekitar 4 6 minggu kemudian.
Kematian jaringan (nekrosis) dapat terjadi dalamwaktu 10 minggu setelah terpajan
radiasi dengan dosis lebih besar dari 20 Gy. Bila dosis yang di terimasekitar 50 Gy,
nekrosis akan terjadi dalamwaktu yang lebih singkat yaitu sekitar 3 minggu.
Efek stokastik pada kulit adalah kanker kulit. Keadaan ini, berdasarkan studi
epidemiologi, banyak dijumpai pada para penambang uraniumyang menderita kanker
kulit di daerah muka akibat pajanan radiasi dari kontaminasi eksterna debu
uraniumyang menempel pada permukaan kulit muka.
b. Mata
Bagian mata yang sangat sensitifterhadap radiasi adalah lensa matayang tersusun
dari sel serabut lensa yang bersifattransparan. Terjadinya kekeruhan atau hilangnya sifat
transparansi sel pada lensa sudah mulai dapat dideteksi setelah pajanan radiasi yang
relatif rendah yaitu sekitar 0,5 Gy dan bersifat akumulatif. Proses kekeruhan akibat
pajanan radiasi terjadi pada bagian permukaan posterior. Dengan demikian tidak seperti
efekdeterministik pada organ lainnya, katarak tidak akan terjadi beberapa saat setelah
pajanan, tetapi setelah masalaten berkisar dari 6 bulan sampai 35 tahun, dengan rerata
sekitar 3 tahun. 22 Februari 1999
c. Tiroid
Tiroid tidak terlalu peka terhadap radiasi. Pajanan radiasi dapat menyebabkan terjadinya
tiroiditis akut dan hipotiroidism. Dosis ambang untuk tiroiditisakut sekitar 200 Gy. Efek
stokastik berupa kanker tiroid. Hal ini banyak terjadi sebagai efek tertunda akibat
pajanan radiasi (sampai 5 Gy) pada kelenjar timus bayi yang menderita pembesaran
kelenjar timus akibat infeksi. Pajanan radiasi pada kelenjar timus yang berada tepat di
bawah kelenjar tiroid ini menyebabkan kelenjar tiroid juga terirradiasi walaupun dengan
dosis yang lebih rendah. Hal inimengakibatkan individu tersebut menderitakanker tiroid
setelah dewasa.
d.

Paru

Paru dapat terkena pajanan radiasi eksterna dan interna. Efek deterministikberupa
pneumonitis biasanyamulai timbul setelah beberapa minggu atau bulan. Efek utama
--==(11
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

adalah pneumonitis interstisialyang dapat diikuti dengan terjadinya fibrosis sebagai


akibat dari rusaknya sel sistimvaskularisasi kapiler dan jaringan ikat Efek radiasi
pengion dan non pengion pada manusia yang dapat berakhir dengan kematian.
Kerusakan sel yang mengakibatkan terjadinya peradangan akut paru ini biasanya
terjadi pada dosis
Sumsumtulang adalah organ sasaran dari sistempembentukan darah karena pajanan
radiasi dosis tinggi akan mengakibatkan kematian dalam waktu beberapa minggu. Hal
ini disebabkan karena terjadinya penurunan sel stempada sumsum secara tajam.Dosis
sekitar 0,5 Gy dapat menyebabkan penekanan proses pembentukan sel darah sehingga
jumlah sel-sel darah akan menurun. Jumlah sel limfosit menurun dalam waktu beberapa
jam pasca pajanan radiasi, sedangkan jumlah granulosit dan trombosit (platelet) juga
menurun tetapi dalam waktu yang lebih lama, beberapa hari atau minggu. Sementara
penurunan jumlah eritrosit (sel darah merah) baru terjadi dalamwaktu beberapa minggu
kemudian. Penurunan jumlah sel limfosit absolut/total dapat digunakan untuk
memperkirakan tingkat keparahan yang mungkin diderita seseorang akibat pajanan
radiasi akut.
e. Organ reproduksi
Efek deterministik pada organ reproduksi atau gonad adalahsterilitas.Pajanan radiasi
pada testis akan mengganggu proses pembentukan sel spermayang akhirnya akan
mempengaruhi jumlah sel spermayang dihasilkan. Pengaruh radiasi pada produksi sel
sperma tidak dapat diketahui segera setelahterpajanradiasi, tetapidalamwaktu sekitar 2
bulan kemudian. Dosis radiasi 0,15 Gy sudah dapat mengakibatkan penurunan jumlah
sel sperma(oligospermia). Dosis sampai 2 Gy menyebabkankan sterilitas sementara
selamasekitar 1 2 tahun. Menurut ICRP 60, dosis ambang sterilitas permanen adalah
3,5 6 Gy. Radiasi pada laki-laki tidak mempengaruhi libido secara nyata. Pengaruh
radiasi pada sel telur sangat bergantung pada usia. Semakin tua usia, semakin
sensitifterhadap radiasi. Radiasi dapat menyebabkan strilitas atau menopause dini. Dosis
ambang sterilitas menurut ICRP 60 adalah 2,5 6 Gy. Pada usia yang lebih muda (20an), sterilitas permanen terjadi pada dosis yang lebih tinggi yaitu mencapai 12 15 Gy.
Efek stokastik yang dikenal dengan efek pewarisan terjadi karena mutasi pada gen atau
kromosomsel spermadan sel telur. Perubahan kode genetik yang terjadi akibat pajanan
--==(12
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

radiasi akan diwariskan pada keturunan individu terpajan. Tapi sampai saat ini
belumada bukti adanya efek pewarisan pada manusia akibat radiasi. Penelitian pada
hewan dan tumbuhan menunjukkan bahwa efekyang terjadi bervariasi dari ringan
hingga kehilangan fungsi atau kelainan anatomik yang parah bahkan kematian
prematur.
f. Sistem Pembentukan Darah
Pada dosis yang lebih tinggi, individu terpajan umumnya mengalami kematian sebagai
akibat dariinfeksi karena terjadinya penurunan jumlah sel lekosit (limfosit dan
granulosit) atau dari pendarahan yang tidak dapat dihentikan karena menurunnya jumlah
trombosit dalamdarah. Efek stokastik pada sumsum tulang adalah leukemia dan kanker
sel darah merah. Berdasarkan pengamatan pada para korban bom atomdi Hiroshima dan
Nagasaki, leukemia merupakan efek stokastik tertunda pertama yang terjadi setelah
pajanan radiasi seluruh tubuh dengan masa laten sekitar 2 tahun dengan puncaknya
setalah 6 - 7 tahun.
g. Janin
Efek pajanan radiasi pada janin dalam kandungan sangat bergantung pada umur
kehamilan pada saat terpajan radiasi. Dosis ambang yang dapat menimbulkan efek pada
janin adalah 0,05 Gy. Perkembangan janin dalam kandungan dapat dibagi atas 3 tahap.
Tahap pertama yaitu preimplantasi dan implantasi yang dimulai sejak proses
pembuahan sampai menempelnya zigot pada dinding rahimyang terjadi sampai
umurkehamilan 2 minggu. Pengaruh radiasi pada tahap ini menyebabkan kematian
janin. Tahap kedua adalah organogenesis pada masakehamilan 27 minggu. Efek yang
mungkin timbul berupa malformasi tubuh dan kematian neonatal. Tahap ketiga adalah
tahap fetus pada usia kehamilan 840 minggu dengan pengaruh radiasi berupa retardasi
pertumbuhan, dan retardasi mental. Kemunduran mental diduga terjadi karena salah
sambung sel syaraf di otak yang menyebabkan penurunan nilai IQ. Dosis ambang
diperkirakan sekitar 0,1 Gy untuk usia kehamilan 8 - 15 minggu dan sekitar 0,4 - 0,6 Gy
untuk usia kehamilan 16 - 25 minggu. Janin juga berisiko terhadap efek stokastik dan
yang paling besar adalah risiko terjadinya leukemia pada masa anak-anak.
ii. Radiasi non-Ionizing

--==(13
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

Efek biologik radiasi non pengion akan dibedakan atas efek akibat radiasi optik yang
meliputi radiasi ultraviolet (100 400 nm), radiasi tampak/cahaya (400 770 nm) dan
radiasi infra merah ( 770 nm - 1 mm) dan efek medan radiofrekuensi elektromagnetik
yang meliputi gelombang mikro (1 mm 30 cm), gelombang frekuensi tinggi (30 cm
100 km) dan gelombang frekuensi rendah ( > 100 km).
a. Efek radiasi optik pada kulit
Mekanisme yang dominan dari efek pajanan radiasi padakulit adalah reaksi fotokimia.
Efek dari pajanan kronik radiasi UV lebih serius dari pada pajanan akut. Pajanan kronik
padakulit menyebabkan perubahan yang sangat bervariasi dalamstruktur dan komposisi
kulit, yang mengarah pada hilangnya sifat elastisitas (elastosis),dilasi pembuluh darah,
dan penebalan kulit (keratosis). Efek kronik yang paling penting adalah risiko kanker
kulit khususnya kanker kulit melanoma dan penuaan dini.
b. Efekradiasi optik pada mata
Pada mata, energi radiasi pada panjang gelombang < 280 nm (UV-C) dapat diserap
seluruhnya oleh kornea. Energi radiasi UV-B ( 280 315 nm) sebagian besar diserap
kornea dan dapat pula mencapai lensa. Sedangkan energi UV-A (315-400 nm) secara
kuat diserap dalam lensa dan hanya sebagian kecil energi saja (< 1%) yang dapat
mencapai retina. Untuk mata aphakic (mata yang telah mengalamioperasi katarak),
penetrasi radiasi UV pada 300 400 nmdapat mencapai retina.
terdapat 3 jenis kerusakan akibat pajanan radiasi UVpada mata, yaitu:
Photokeratoconjunctivitis/weldersflash/ snow blindnessyaitu reaksi peradangan akut
pada kornea dan conjunctiva mata sebagai akibat pajanan radiasi pada panjang
gelombang 200 400 nm(UV-C, UV-B dan UV-A). Ini merupakan kerusakan akibat
reaksi fotokimia pada kornea (fotokeratitis) dan konjunctiva (fotokonjunctiva) yang
timbul beberapa jamsetelah pajanan akut dan umumnya berlangsung hanya 24 48
jam.Simpton fotokeratitis berupa memerahnya bola mata yang disertai rasa sakit yang
parah. Efek ini bersifat sementara karena kerusakan yang terjadi sangat ringan (bagian
permukaannya saja) dan penggantian sel epitel permukaan kornea berlangsung dengan
cepat (satu siklus 48 jam).
Pterygiumdan droplet keratopathyadalah patologis pada kornea yang berhubungan
dengan mata yang umum dijumpai pada lingkungan pulau yang kaya akan pajanan
--==(14
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

radiasi UV kronik (pajanan sepanjang hidup). Pterygiumatau penebalan conjuctiva


sebagai hasil dari pertumbuhan jaringan lemak diataskornea, sedangkan droplet
keratopathyadalah degenerasi lapisan ikat/fibrous pada kornea dengan droplet-shaped
deposit.
Kataraktogenesis atau proses pembentukan katarak. Telah diduga radiasi UV pada
panjang gelombang 290 320 nmmenyebabkan katarak. Terdapat hubungan yang jelas
antara katarak dengan pajanan UVB sepanjang hidup.

--==(15
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

2.4.Pemanfaaatan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing dalam Perkembangan Teknologi.


Sinar matahari memiliki banyak manfaat bagi kesehatan antara lain :
1. Membantu pembentukan vitamin D yang dibutuhkan oleh tulang.
2. Dalam dunia kesehatan digunakan sebagai seterilisator untuk alat-alat kesehatan dan
seterilisasi ruangan operasi.
3. Membunuh bakteri-bakteri patogen pada air minum.

Daya tembus dari foton gamma memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan manusia,
dikarenakan ketika sinar gamma menembus beberapa bahan, sinar gamma tidak akan
membuatnya menjadi radioaktif. Sejauh ini ada tiga radionuklida pemancar gamma yang paling
sering digunakan yakni cobalt-60, cesium-137 dan technetium-99m.
a. Cesium -137 bermanfaat digunakan dalam perawatan kanker, mengukur dan mengontrol
aliran fluida pada beberapa proses industri, menyelidiki subterranean strata pada oil
wells, dan memastikan level pengisian yang tepat untuk paket makanan, obat obatan
dan produk yang lain.
b. Cobalt-60 bermanfaat untuk: sterilisasi peralatan medis di rumah sakit, pasteurize
beberapa makanan dan rempah, sebagai terapi kanker, mengukur ketebalan logam dalam
stell mills.
c. Sedangkan Tc-99m adalah isotop radioaktif yang paling banyak digunakan secara luas
untuk studi diagnosa sebagai radiofarmaka. (Technetium-99m memiliki waktu paruh
yang lebih singkat). Radiofarmaka ini digunakan untuk mendiagnosa otak, tulang, hati
dan juga mampu menghasilkan pencitraan yang dapat digunakan untuk mendiagnosa
aliran darah pasien
Berdasarkan Sinar Radiasi , dan
Sinar alpha
-ditembakkan pada inti suatu atom untuk menghasilkan radioisotop (yang lebih sering digunakan
untuk menembak adalah neutron)

--==(16
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

Sinar beta
-menentukan letak kebocoran pipa saluran minyak / cairan atau gas yang tertimbun dalam tanah
-mengukur ketebalan kertas
-pancaran sinar beta Karbon C-14 dari fosil dapat digunakan untuk memperkirakan umur fosil.
Sinar gamma
- radiotherapy (membunuh sel kanker)/radiasi sinar gamma terkontrol
-sterilisasi alat-alat kedokteran
-sterilisasi pada makanan dan pengawetan makanan
-mengukur ketebalan baja
-mendeteksi datangnya pasokan minyak/cairan dari jauh yang disalurkan melalui pipa-pipa
-membuat varietas tanaman baru yang tahan penyakit

Manfaat Radioisotop
Berdasarkan Nama Unsur
No.
1.

Nama Unsur
Iodium (I-131)

Manfaat / Kegunaan
- mencari ketidaknormalan pada tiroid / kelenjar tiroid.
- di bidang hidrologi dapat digunakan untuk mengetahui
kecepatan aliran sungai.

Iodium (I-123)

-disuntikkan pada pasien untuk mengetahui ada tidaknya


gangguan ginjal.

Karbon (C-14)

-mencari ketidaknormalan yang berhubungan dengan diabetes


dan anemia.

Kromium (Cr-51)

-keperluan scanning limpa.

Selenium (Se-75)

-keperluan scanning pankreas.

Teknetium (Tc-99)

-keperluan scanning tulang dan paru-paru


-scanning kerusakan jantung

--==(17
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

-menyelidiki kebocoran saluran air bawah tanah.


-mendeteksi kerusakan jantung, digunakan bersama dengan Tc-

Ti-201

Galium (Ga-67)

- keperluan scanning getah bening.

Xe-133

-mendeteksi kesehatan paru-paru.

10

Fe-59

-mempelajari pembentukan sel darah merah.

11

Natrium (Na-24)

-untuk deteksi penyempitan pembuluh darah/trombosis

99.

-mendeteksi kebocoran saluran air bawah tanah dan


menyelidiki kecepatan aliran sungai
- di bidang kesehatan digunakan untuk mendeteksi gangguan
peredaran darah.
12

Radioisotop Silikon -perunut radioisotop pada proses pengerukan lumpur pelabuhan


atau terowongan.

13

Fosfor (P-32)

-di bidang pertanian ddapat digunakan untuk memperkirakan


jumlah pupuk yang diperlukan tanaman.
-di bidang kesehatan dapat digunakan mendeteksi penyakit
mata, tumor dan hati.

14

Karbon (C-14)

-mengukur umur fosil hewan, tumbuhan dan manusia (dengan


pengukuran pancaran sinar beta).

15

Uranium (U-238)

-menaksir umur batuan.

16

Uranium (U-235)

Reaksi berantai terkendali dalam PLTN.

17

Kobalt (Co-60)

-mengontrol pertumbuhan beberapa jenis kanker melalui sinar


gamma yang dihasilkan.

18

Isotop 8O15

-menganalisis proses fotosintesis pada tanaman.

19

Isotop O-18

-di bidang kimia dapat digunakan sebagai atom tracer / perunut


--==(18

Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

asal mula molekul air yang terbentuk.


20

K-40

K-40 digunakan bersama-sama dengan dan Ar-40 stabil untuk


mengukur umur batuan, dengan membandingkan konsentrasi
K-40 dan Ar-40 pada batuan.

Manfaat Fungsi-fungsi lain


-membuat varietas tanaman baru yang tahan penyakit dan produktivitas yang tinggi
-pemandulan /sterilisasi serangga pengganggu tanaman
-mendeteksi pemalsuan lukisan atau keramik.
Manfaat Secara Umum
-Tracer (perunut, pencari jejak) untuk berbagai keperluan
-Sumber Tenaga Listrik/PLTN
-Memanfaatkan sinar-sinar radiasinya untuk berbagai keperluan.
KEGUNAAN SINAR X
a. Perobatan
Sinar-X lembut digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf.
Sinar-X boleh menembusi badan manusia tetapi diserap oleh bahagian yang lebih tumpat
seperti tulang. Gambar foto sinar-X digunakan untuk mengesan kecacatan tulang, mengesan
tulang yang patah dan menyiasat keadaan organ-organ dalam badan.
Sinar-X keras digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanser. Kaedah ini dikenal sebagai
radioterapi.
b. Perindustrian
Dalam bidang perindustrian, sinar-X boleh digunakan untuk
mengesan kecacatan dalam struktur binaan atau bahagian-bahagian dalam mesin dan enjin.
menyiasat rekahan dalam paip logam, dinding konkrit dan dandang tekanan tinggi.
memeriksa retakan dalam struktur plastik dan getah.
Penyelidikan
Sinar-X digunakan untuk menyelidik struktur hablur dan jarak pemisahan antara atomatom dalam suatu bahan hablur.
--==(19
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

Kegunaan Am
Sinar-X digunakan untuk mengesahkan sama ada suatu lukisan atau objek seni purba itu
benar atau tiruan.
Di lapangan kapal terbang, sinar-X lembut digunakan untuk memeriksa barang-barang dan
tas penumpang.

--==(20
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1. Radiasi ionizing merupakan radiasi dengan energi yang cukup untuk menghasilkan
sejumlah ion saat saling berinteraksi dengan molekul molekul dan atom
3.1.2. Radiasi Ionizing dibagi atas beberapa jenis, diantaranya sinar alpha (), radiasi sinar beta
() dan radiasi sinar gamma ().
3.1.3. Dampak negatif dari radiasi ionizing diantaranya, dapat merontokkan rambut pada kulit,
gangguan pada kulit, menghilangkan efek transparansi lensa pada mata, dan lain lain.
3.1.4. Radiasi non-ionizing merupakan radiasi dengan cukup untuk mengeluarkan suatu
molekul atau elektron tetapi energi tersebut tidak cukup untuk membentuk suatu
komposisi ion yang baru.
3.1.5. Jenis- jenis radiasi yang termasuk dari radiasi non-ionizing adalah radiasi sinar ultra ungu
( Ultra violet ), radiasi sinar infra merah, dan radiasi sinar laser.
3.1.6. Pajanan kronik radiasi non-ionizing pada kulit menyebabkan perubahan yang sangat
bervariasi dalamstruktur dan komposisi kulit, yang mengarah pada hilangnya sifat
elastisitas (elastosis),dilasi pembuluh darah, dan penebalan kulit (keratosis). Selain itu
radiasi sinar UV pada mata dapat menyebabkan peradangan pada mata.
3.2 Saran
Radiasi ionizing dan non-ionizing sangat bermanfaat bila digunakan dengan benar. Namun akan
menjadi bencana jika salah atau sembarangan dalam menggunakannya. Olehkarena itu jagalah
diri kita dari paparan radiasi yang membawa dampak negatif.

--==(21
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

Daftar Pustaka

Anonim. 2010. Manfaat Sinar X. http://infotemplatez.blogspot.com/2010/11/manfaat-sinarx.html (29 Oktober 2014)


Anonim. Tanpa tahun. Karakteristik dan Sifat Radiasi Ionizing dan Non.
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32616581/KARAKTERISTIK_DAN
_SIFAT_RADIASI_IONIZING_DAN_NON.docx?AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRT
WSMTNPEA&Expires=1413912619&Signature=hZxoWab0rt28SV23AFCnVVOgoqI%
3D (21 Oktober 2014)
Lilis Andryani . 2013. Radiasi Ionizing.
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/206508152?extension=doc&ft=141
3909472&lt=1413913082&user_id=79261618&uahk=r7tuLmMEj96xNnrYsaiR/h2zdUs
(21 Oktober 2014)
Marsito. 2012. Manfaat Dan Bahaya Sinar Ultraviolet Uv.
http://bapelkescikarang.or.id/bapelkescikarang/index.php?option=com_content&view=art
icle&id=646:manfaat-dan-bahaya-sinar-ultraviolet-uv&catid=39:kesehatan&Itemid=15
(21 Oktober 2014)

--==(22
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing

Anda mungkin juga menyukai