ISI
--==(1
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
Radiasi sinar beta sendiri mempunyai sifat dan karakteristik mempunyai muatan
negatif 1 yang kecepatan perambatannya menyamai kecepatan cahaya. jika sinar beta
dibelokkan melewati medan magnetik akan bermuatan negatif. Sinar beta mempunyai
daya penetrasi yang cukup besar sehingga dapat memasuki tubuh cukup dalam tapi
hanya beberapa centimeter saja yang bisa menyebabkan kelainan sistemik.
c. Sinar Gamma ()
Radiasi sinar gamma mempunyai kekuatan penetrasi yang paling kuat dibandingkan
sinar radiasi alpha dan beta. Sinar gamma tidak mempunyai massa dan muatan karena
panjang gelombangnya sangat pendek. Dan tidak terpengaruh oleh medan listrik
maupun medan magnet.
Jika dilihat dari daya ionisasinya, maka yang paling besar adalah sinar alpha:
Daya ionisasi > >
Lintasan sinar radioaktif dalam medan magnet
Lintasan sinar , saat melewati medan magnet homogen arah tegak lurus masuk
bidang baca.
Lintasan sinar , saat melewati medan magnet homogen arah tegak lurus keluar
bidang baca.
ii. Karakteristik dan Jenis Radiasi non-Ionizing
--==(2
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
Atmosfir bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh manusia.
Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada ketinggian, yaitu radiasi
yang diterima akan semakin besar apabila posisinya semakin tinggi dari permukaan
laut. Karena itu seseorang akan menerima lebih banyak radiasi kosmik apabila
berada di puncak gunung atau ketika berpergian dengan pesawat terbang daripada
di permukaan laut. Tingkat radiasi yang diterima seseorang bergantung juga kepada
garis lintangnya di bumi, karena radiasi kosmik ini dipengaruhi oleh medan magnet
bumi. Oleh karena medan magnet bumi kuat di daerah kutub, maka radiasi yang
diterima di kutub lebih kecil daripada di daerah katulistiwa.
b. Sumber Radiasi Terestrial (Primordial)
Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida di dalam kerak
bumi, dan radiasi ini dipancarkan oleh radionuklida yang disebut primordial
dengan waktu paro berorde milyar tahun. Radionuklida ini ada sejak terbentuknya
bumi. Radionuklida yang ada dalam kerak bumi terutama adalah Uranium-238.
Peluruhan Uranium-238 menghasilkan deret nuklida turunan yang berakhir dengan
nuklida stabil Pb-206 (disebut deret uranium), Uranium-235 menghasilkan deret
turunan yang berakhir dengan unsur stabil Pb-207 (disebut deret actinium) dan
Thorium-232 menghasilkan deret turunan yang berakhir dengan unsur stabil Pb-208
(disebut deret thorium).
Radiasi terestrial terbesar yang diterima manusia berasal dari Radon (Radon222) dan Thoron (Radon-220). Kedua radionuklida ini berbentuk gas dan bisa
merembes keluar dari bumi atau bahan bangunan tempat tinggal.
Tingkat radiasi yang diterima seseorang dari radiasi terestrial ini berbeda-beda
dari satu tempat ke tempat lain tergantung kepada konsentrasi sumber radiasi di
dalam kerak bumi. Ada beberapa tempat di bumi yang memiliki tingkat radiasi di
atas rata-rata seperti Pocos de Caldas dan Guarapari (Brazil), Kerala dan Tamil
Nadu (India) dan Ramsar (Iran).
masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, minuman, pernafasan, atau luka.
Radiasi internal ini terutama diterima dari radionuklida C-14, H-3, K-40, radon.
Selain itu masih ada sumber lain seperti Pb-210 dan Po-210 yang berasal dari ikan
dan kerang-kerangan. Buah-buahan biasanya mengandung unsur K-40. Secara
alami di dalam tulang kita terdapat polonium dan radium radioaktif, otot
mengandung karbon radioaktif dan kalium radioaktif, di dalam paru terdapat gas
mulia radioaktif dan tritium. Zat-zat ini dan banyak zat lainnya secara terus
menerus memancarkan radiasi dan menyinari tubuh kita dari dalam.
dengan
kegiatan manusia seperti penyinaran di bidang medis, jatuhan radioaktif, radiasi yang
diperoleh pekerja radiasi di fasilitas nuklir, radiasi yang berasal dari kegiatan di bidang
industry seperti radiografi, logging, pabrik lampu, dan sebagainya.
Sumber radiasi buatan telah diproduksi sejak abad ke 20, dengan ditemuk-annya
sinar-X oleh WC Rontgen. Saat ini sudah banyak sekali jenis dari sumber radiasi buatan
baik yang berupa zat radioaktif dan sumber pembangkit radiasi (pesawat sinar-X dan
akselerator).
Berikut beberapa jenis radiasi buatan:
a. Radionuklida buatan
Dewasa ini telah banyak sekali unsur radioaktif berhasil dibuat oleh manusia
berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif dengan neutron (reaksi
fisi di dalam reaktor atom), aktivasi neutron, atau berdasarkan penembakan
nuklida yang tidak radioaktif dengan partikel atau ion cepat (di dalam alat-alat
pemercepat partikel, misalnya akselerator atau siklotron). Radionuklida buatan ini
bisa memancarkan jenis radiasi alpha, beta, gamma dan neutron. Pada saat ini
radionuklida (radioisotop) buatan tersebut telah banyak digunakan dalam berbagai
bidang kehidupan manusia, misalnya di bidang pertanian, peternakan, kesehatan,
industri, dan sebagainya.
b. Pesawat Sinar X
--==(5
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
adanya tegangan listrik; sedangkan medan magnet diberi besaran Tesla yang
berasal dari sumber arus yang mengalir.
Medan listrik adalah suatu medan atau ruangan yang dapat
menimbulkan gaya pada partikel di dalam medan tersebut. Medan listrik dapat
timbul karena adanya partikel yang bermuatan listrik, sehingga medan listrik
mempunyai arah sesuai dengan jenis muatan listrik penyebabnya, positif atau
negatif. Medan listrik dari sumber tegangan bolak-balik akan mempunyai arah
bolak-balik juga. Suatu kawat penghantar yang bertegangan dan dialiri oleh
arus listrik, akan dilingkupi medan elektromagnetik dengan garis-garis medan.
2.3.Dampak Kesehatan dan Lingkungan oleh Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
Jika radiasi mengenai tubuh manusia, ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi:
berinteraksi dengan tubuh manusia, atau hanya melewati saja. Jika berinteraksi, radiasi dapat
mengionisasi atau dapat pula mengeksitasi atom. Setiap terjadi proses ionisasi atau eksitasi,
radiasi akan kehilangan sebagian energinya. Energi radiasi yang hilang akan menyebabkan
peningkatan temperatur (panas) pada bahan (atom) yang berinteraksi dengan radiasi
tersebut. Dengan kata lain, semua energi radiasi yang terserap di jaringan biologis akan
muncul sebagai panas melalui peningkatan vibrasi (getaran) atom dan struktur molekul. Ini
merupakan awal dari perubahan kimiawi yang kemudian dapat mengakibatkan efek biologis
yang merugikan.
Setidaknya ada dua cara bagaimana radiasi dapat mengakibatkan kerusakan pada sel.
Pertama, radiasi dapat mengionisasi langsung molekul DNA sehingga terjadi perubahan
kimiawi pada DNA. Kedua, perubahan kimiawi pada DNA terjadi secara tidak langsung,
yaitu jika DNA berinteraksi dengan radikal bebas hidroksil. Terjadinya perubahan kimiawi
pada DNA tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat menyebabkan efek
biologis yang merugikan, misalnya timbulnya kanker maupun kelainan genetik.
Radiasi dapat menimbulkan efek pada DNA baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui radikal bebas sebagai hasil interaksi radiasi dengan molekul air.
Struktur DNA berbentuk heliks ganda yang tersusun dari ikatan antara gugus fosfat dengan
gula dioksiribosa yang membentuk strand DNA, dan ikatan antar basa nitrogen yang
--==(7
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
menghubungkan kedua strand DNA. Sebagian besar kerusakan DNA berupa kerusakan pada
basa, hilangnya basa, putusnya ikatan antar basa dan juga putusnya ikatan gula dengan fosfat
sehingga terjadi patahan pada salah satu strand yang disebut single strand break
(ssb).Kerusakan di atas dapat dikonstruksi kembali secara cepat tanpa kesalahan oleh proses
perbaikan enzimatis dengan menggunakan strand DNA yang tidak rusak sebagai cetakan.
Sel mampu melakukan proses perbaikan terhadap kerusakan DNA dalam beberapa jam,
tetapi dapat tidak sempurna terutama terhadap kerusakan DNA yang dikenal sebagai double
strand breaks (dsb) yaitu patahnya kedua strand DNA. Proses perbaikan dengan kesalahan
dapat menghasilkan mutasi gen dan abnormalitas kromosom yang merupakan karakteristik
pembentukan malignansi. Kerusakan dsb dianggap sebagai penyebab kerusakan genotoksik
dan dengan tidak adanya proses perbaikan yang efisien dapat menyebabkan timbulnya
kerusakan jangka panjang, bahkan pada dosis yang paling rendah.
Pada dosis rendah, misalnya dosis radiasi latar belakang yang kita terima sehari-hari,
sel dapat memulihkan dirinya sendiri dengan sangat cepat. Pada dosis lebih tinggi (hingga 1
Sv), ada kemungkinan sel tidak dapat memulihkan dirinya sendiri, sehingga sel akan
mengalami kerusakan permanen atau mati. Sel yang mati relatif tidak berbahaya karena akan
diganti dengan sel baru. Sel yang mengalami kerusakan permanen dapat menghasilkan sel
yang abnormal ketika sel yang rusak tersebut membelah diri. Sel yang abnormal inilah yang
akan meningkatkan risiko tejadinya kanker pada manusia akibat radiasi.
Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung pada seberapa banyak dosis yang
diberikan, dan bergantung pula pada lajunya, apakah diberikan secara akut (dalam jangka
waktu seketika) atau secara gradual (sedikit demi sedikit). Selain bergantung pada jumlah
dan laju dosis, setiap organ tubuh mempunyai kepekaan yang berlainan terhadap radiasi,
sehingga efek yang ditimbulkan radiasi juga akan berbeda.
Efek radiasi yang langsung terlihat ini disebut Efek Deterministik. Efek ini hanya
muncul jika dosis radiasinya melebihi suatu batas tertentu, disebut Dosis Ambang. Efek
deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang agak lama setelah terkena radiasi,
dan umumnya tidak berakibat fatal. Sebagai contoh, katarak dan kerusakan kulit dapat
terjadi dalam waktu beberapa minggu setelah terkena dosis radiasi 5 Sv atau lebih.
--==(8
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
Jika dosisnya rendah, atau diberikan dalam jangka waktu yang lama (tidak sekaligus),
kemungkinan besar sel-sel tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri sehingga tubuh tidak
menampakkan tanda-tanda bekas terkena radiasi. Namun demikian, bisa saja sel-sel tubuh
sebenarnya mengalami kerusakan, dan akibat kerusakan tersebut baru muncul dalam jangka
waktu yang sangat lama (mungkin berpuluh-puluh tahun kemudian), dikenal juga sebagai
periode laten. Efek radiasi yang tidak langsung terlihat ini disebut Efek Stokastik.
Efek stokastik ini tidak dapat dipastikan akan terjadi, namun probabilitas terjadinya
akan semakin besar apabila dosisnya juga bertambah besar dan dosisnya diberikan dalam
jangka waktu seketika. Efek stokastik ini mengacu pada penundaan antara saat pemaparan
radiasi dan saat penampakan efek yang terjadi akibat pemaparan tersebut. Kecuali untuk
leukimia yang dapat berkembang dalam waktu 2 tahun, efek pemaparan radiasi tidak
memperlihatkan efek apapun dalam waktu 20 tahun atau lebih.
Apabila kita terkena radiasi dari luar tubuh maka kita menyebutnya sebagai radiasi
eksterna. Partikel alpha, beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron adalah jenis radiasi
pengion, tetapi tidak semua memiliki potensi bahaya radiasi eksterna. 1) Partikel alpha
memiliki daya ionisasi yang besar, sehingga jangkauannya di udara sangat pendek (beberapa
cm) dan dianggap tidak memiliki potensi bahaya eksterna karena tidak dapat menembus
lapisan kulit luar manusia. 2) Partikel beta memiliki daya tembus yang jauh lebih tinggi dari
partikel alpha. Daya tembus partikel beta dipengaruhi besar energi. Partikel beta berenergi
tinggi mampu menjangkau beberapa meter di udara dan dapat menembus lapisan kulit luar
beberapa mm. Oleh karena itu, partikel beta memiliki potensi bahaya radiasi eksterna kecil,
kecuali untuk mata. 3) Sinar-X dan sinar gamma adalah gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang pendek dan meiliki kemampuan menembus semua organ tubuh,
sehingga
mempunyai
potensi
bahaya
radiasi
eksterna
yang
signifikan.
Neutron juga memiliki daya tembus yang sangat besar. Neutron melepaskan energi didalam
tubuh karena neutron dihamburkan oleh jaringan tubuh, Neutron memiliki potensi bahaya
radiasi eksterna yang tinggi sehingga memerlukan penanganan yang sangat hati-hati. Jika zat
yang memancarkan radiasi berada di dalam tubuh, kita sebut dengan radiasi interna. Partikel
alpha mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang besar karena radiasi alpha mempunyai
daya ionisasi yang besar sehingga dapat memindahkan sejumlah besar energi dalam volume
--==(9
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
yang sangat kecil dari jaringan tubuh dan mengakibatkan kerusakan jaringan disekitar
sumber radioaktif. Partikel beta mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang
tingkatannya lebih rendah dari alpha. Karena jangkauan partikel beta didalam tubuh jauh
lebih besar dari partikel alpha di dalam tubuh, maka energi beta akan dipindahkan dalam
volume jaringan yang lebih besar. Kondisi ini mengurangi keseluruhan efek radiasi pada
organ dan jaringan sekitarnya. Sinar gamma memiliki daya ionisasi yang jauh lebih rendah
dibandingkan alpha dan beta, sehingga potensi radiasi internanya sangat rendah.
Kerusakan DNA inti sel dianggap sebagai kejadian utama yang diinisiasi radiasi yang
menyebabkan kerusakan sel yang mengakibatkan pembentukan kanker dan penyakit
herediter. Beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa sel-sel yang tidak secara
langsung terpajan radiasi pengion, akan mengalami kerusakan karena berada di sekitar sel
yang terpajan radiasi. Fenomena yang dikenal sebagai bystander effects ini dijumpai
terutama pada pajanan radiasi dosis rendah. Oleh karena itu dalam memperkirakan risiko
efek stokastik, kedua jenis sel, yaitu sel yang menjadi target radiasi dan sel yang tidak
menjadi target tetapi berada di sekitar sel target, harus dipertimbangkan. Dengan demikian
kemungkinan risiko kesehatan yang mungkin timbul akan lebih besar dari yang
diperkirakan. Selain itu telah dibuktikan pula bahwa sebuah partikel alfa yang melintasi
sebuah inti sel akan mempunyai probabilitas tinggi dalam menimbulkan mutasi. Ini berarti
bahwa efek yang mungkin timbul akibat dari pajanan radiasi dosis rendah tdak dapat
diabaikan.
Berikut beberapa contoh efek radiasi pada manusia:
i. Radiasi Ionizing
a. Kulit
Efek deterministik pada kulit bervariasidengan besarnya dosis, lokasi kulit dan faktor
lainnya. Dosis ambang sekitar 2 Gy dapat menimbulkan efek kemerahan
(eritema)sementara yang timbul dalamwaktu beberapa jam.Gejala ini kemudian
menghilang dan akan timbul kembali dalamwaktu sekitar 7 10 hari, bergantung dosis
radiasi yang diterima. Dengan demikian eritemaakibat pajanan radiasi pengion terjadi
dalam 2 tahapan. Dosis radiasi yang lebih tinggi, sekitar 3 8 Gy akan menyebabkan
kerontokan rambut (epilasi) dan pengelupasan kering (radang kulit kering) dalamwaktu
--==(10
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
Paru
Paru dapat terkena pajanan radiasi eksterna dan interna. Efek deterministikberupa
pneumonitis biasanyamulai timbul setelah beberapa minggu atau bulan. Efek utama
--==(11
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
radiasi akan diwariskan pada keturunan individu terpajan. Tapi sampai saat ini
belumada bukti adanya efek pewarisan pada manusia akibat radiasi. Penelitian pada
hewan dan tumbuhan menunjukkan bahwa efekyang terjadi bervariasi dari ringan
hingga kehilangan fungsi atau kelainan anatomik yang parah bahkan kematian
prematur.
f. Sistem Pembentukan Darah
Pada dosis yang lebih tinggi, individu terpajan umumnya mengalami kematian sebagai
akibat dariinfeksi karena terjadinya penurunan jumlah sel lekosit (limfosit dan
granulosit) atau dari pendarahan yang tidak dapat dihentikan karena menurunnya jumlah
trombosit dalamdarah. Efek stokastik pada sumsum tulang adalah leukemia dan kanker
sel darah merah. Berdasarkan pengamatan pada para korban bom atomdi Hiroshima dan
Nagasaki, leukemia merupakan efek stokastik tertunda pertama yang terjadi setelah
pajanan radiasi seluruh tubuh dengan masa laten sekitar 2 tahun dengan puncaknya
setalah 6 - 7 tahun.
g. Janin
Efek pajanan radiasi pada janin dalam kandungan sangat bergantung pada umur
kehamilan pada saat terpajan radiasi. Dosis ambang yang dapat menimbulkan efek pada
janin adalah 0,05 Gy. Perkembangan janin dalam kandungan dapat dibagi atas 3 tahap.
Tahap pertama yaitu preimplantasi dan implantasi yang dimulai sejak proses
pembuahan sampai menempelnya zigot pada dinding rahimyang terjadi sampai
umurkehamilan 2 minggu. Pengaruh radiasi pada tahap ini menyebabkan kematian
janin. Tahap kedua adalah organogenesis pada masakehamilan 27 minggu. Efek yang
mungkin timbul berupa malformasi tubuh dan kematian neonatal. Tahap ketiga adalah
tahap fetus pada usia kehamilan 840 minggu dengan pengaruh radiasi berupa retardasi
pertumbuhan, dan retardasi mental. Kemunduran mental diduga terjadi karena salah
sambung sel syaraf di otak yang menyebabkan penurunan nilai IQ. Dosis ambang
diperkirakan sekitar 0,1 Gy untuk usia kehamilan 8 - 15 minggu dan sekitar 0,4 - 0,6 Gy
untuk usia kehamilan 16 - 25 minggu. Janin juga berisiko terhadap efek stokastik dan
yang paling besar adalah risiko terjadinya leukemia pada masa anak-anak.
ii. Radiasi non-Ionizing
--==(13
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
Efek biologik radiasi non pengion akan dibedakan atas efek akibat radiasi optik yang
meliputi radiasi ultraviolet (100 400 nm), radiasi tampak/cahaya (400 770 nm) dan
radiasi infra merah ( 770 nm - 1 mm) dan efek medan radiofrekuensi elektromagnetik
yang meliputi gelombang mikro (1 mm 30 cm), gelombang frekuensi tinggi (30 cm
100 km) dan gelombang frekuensi rendah ( > 100 km).
a. Efek radiasi optik pada kulit
Mekanisme yang dominan dari efek pajanan radiasi padakulit adalah reaksi fotokimia.
Efek dari pajanan kronik radiasi UV lebih serius dari pada pajanan akut. Pajanan kronik
padakulit menyebabkan perubahan yang sangat bervariasi dalamstruktur dan komposisi
kulit, yang mengarah pada hilangnya sifat elastisitas (elastosis),dilasi pembuluh darah,
dan penebalan kulit (keratosis). Efek kronik yang paling penting adalah risiko kanker
kulit khususnya kanker kulit melanoma dan penuaan dini.
b. Efekradiasi optik pada mata
Pada mata, energi radiasi pada panjang gelombang < 280 nm (UV-C) dapat diserap
seluruhnya oleh kornea. Energi radiasi UV-B ( 280 315 nm) sebagian besar diserap
kornea dan dapat pula mencapai lensa. Sedangkan energi UV-A (315-400 nm) secara
kuat diserap dalam lensa dan hanya sebagian kecil energi saja (< 1%) yang dapat
mencapai retina. Untuk mata aphakic (mata yang telah mengalamioperasi katarak),
penetrasi radiasi UV pada 300 400 nmdapat mencapai retina.
terdapat 3 jenis kerusakan akibat pajanan radiasi UVpada mata, yaitu:
Photokeratoconjunctivitis/weldersflash/ snow blindnessyaitu reaksi peradangan akut
pada kornea dan conjunctiva mata sebagai akibat pajanan radiasi pada panjang
gelombang 200 400 nm(UV-C, UV-B dan UV-A). Ini merupakan kerusakan akibat
reaksi fotokimia pada kornea (fotokeratitis) dan konjunctiva (fotokonjunctiva) yang
timbul beberapa jamsetelah pajanan akut dan umumnya berlangsung hanya 24 48
jam.Simpton fotokeratitis berupa memerahnya bola mata yang disertai rasa sakit yang
parah. Efek ini bersifat sementara karena kerusakan yang terjadi sangat ringan (bagian
permukaannya saja) dan penggantian sel epitel permukaan kornea berlangsung dengan
cepat (satu siklus 48 jam).
Pterygiumdan droplet keratopathyadalah patologis pada kornea yang berhubungan
dengan mata yang umum dijumpai pada lingkungan pulau yang kaya akan pajanan
--==(14
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
--==(15
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
Daya tembus dari foton gamma memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan manusia,
dikarenakan ketika sinar gamma menembus beberapa bahan, sinar gamma tidak akan
membuatnya menjadi radioaktif. Sejauh ini ada tiga radionuklida pemancar gamma yang paling
sering digunakan yakni cobalt-60, cesium-137 dan technetium-99m.
a. Cesium -137 bermanfaat digunakan dalam perawatan kanker, mengukur dan mengontrol
aliran fluida pada beberapa proses industri, menyelidiki subterranean strata pada oil
wells, dan memastikan level pengisian yang tepat untuk paket makanan, obat obatan
dan produk yang lain.
b. Cobalt-60 bermanfaat untuk: sterilisasi peralatan medis di rumah sakit, pasteurize
beberapa makanan dan rempah, sebagai terapi kanker, mengukur ketebalan logam dalam
stell mills.
c. Sedangkan Tc-99m adalah isotop radioaktif yang paling banyak digunakan secara luas
untuk studi diagnosa sebagai radiofarmaka. (Technetium-99m memiliki waktu paruh
yang lebih singkat). Radiofarmaka ini digunakan untuk mendiagnosa otak, tulang, hati
dan juga mampu menghasilkan pencitraan yang dapat digunakan untuk mendiagnosa
aliran darah pasien
Berdasarkan Sinar Radiasi , dan
Sinar alpha
-ditembakkan pada inti suatu atom untuk menghasilkan radioisotop (yang lebih sering digunakan
untuk menembak adalah neutron)
--==(16
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
Sinar beta
-menentukan letak kebocoran pipa saluran minyak / cairan atau gas yang tertimbun dalam tanah
-mengukur ketebalan kertas
-pancaran sinar beta Karbon C-14 dari fosil dapat digunakan untuk memperkirakan umur fosil.
Sinar gamma
- radiotherapy (membunuh sel kanker)/radiasi sinar gamma terkontrol
-sterilisasi alat-alat kedokteran
-sterilisasi pada makanan dan pengawetan makanan
-mengukur ketebalan baja
-mendeteksi datangnya pasokan minyak/cairan dari jauh yang disalurkan melalui pipa-pipa
-membuat varietas tanaman baru yang tahan penyakit
Manfaat Radioisotop
Berdasarkan Nama Unsur
No.
1.
Nama Unsur
Iodium (I-131)
Manfaat / Kegunaan
- mencari ketidaknormalan pada tiroid / kelenjar tiroid.
- di bidang hidrologi dapat digunakan untuk mengetahui
kecepatan aliran sungai.
Iodium (I-123)
Karbon (C-14)
Kromium (Cr-51)
Selenium (Se-75)
Teknetium (Tc-99)
--==(17
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
Ti-201
Galium (Ga-67)
Xe-133
10
Fe-59
11
Natrium (Na-24)
99.
13
Fosfor (P-32)
14
Karbon (C-14)
15
Uranium (U-238)
16
Uranium (U-235)
17
Kobalt (Co-60)
18
Isotop 8O15
19
Isotop O-18
K-40
Kegunaan Am
Sinar-X digunakan untuk mengesahkan sama ada suatu lukisan atau objek seni purba itu
benar atau tiruan.
Di lapangan kapal terbang, sinar-X lembut digunakan untuk memeriksa barang-barang dan
tas penumpang.
--==(20
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1. Radiasi ionizing merupakan radiasi dengan energi yang cukup untuk menghasilkan
sejumlah ion saat saling berinteraksi dengan molekul molekul dan atom
3.1.2. Radiasi Ionizing dibagi atas beberapa jenis, diantaranya sinar alpha (), radiasi sinar beta
() dan radiasi sinar gamma ().
3.1.3. Dampak negatif dari radiasi ionizing diantaranya, dapat merontokkan rambut pada kulit,
gangguan pada kulit, menghilangkan efek transparansi lensa pada mata, dan lain lain.
3.1.4. Radiasi non-ionizing merupakan radiasi dengan cukup untuk mengeluarkan suatu
molekul atau elektron tetapi energi tersebut tidak cukup untuk membentuk suatu
komposisi ion yang baru.
3.1.5. Jenis- jenis radiasi yang termasuk dari radiasi non-ionizing adalah radiasi sinar ultra ungu
( Ultra violet ), radiasi sinar infra merah, dan radiasi sinar laser.
3.1.6. Pajanan kronik radiasi non-ionizing pada kulit menyebabkan perubahan yang sangat
bervariasi dalamstruktur dan komposisi kulit, yang mengarah pada hilangnya sifat
elastisitas (elastosis),dilasi pembuluh darah, dan penebalan kulit (keratosis). Selain itu
radiasi sinar UV pada mata dapat menyebabkan peradangan pada mata.
3.2 Saran
Radiasi ionizing dan non-ionizing sangat bermanfaat bila digunakan dengan benar. Namun akan
menjadi bencana jika salah atau sembarangan dalam menggunakannya. Olehkarena itu jagalah
diri kita dari paparan radiasi yang membawa dampak negatif.
--==(21
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing
Daftar Pustaka
--==(22
Makalah Fisika Lingkungan Radiasi Ionizing dan Non-Ionizing