KASUS
Seorang laki-laki berumur 60 tahun datang ke praktek dokter dengan tegang di
tengkuk dan sakit kepala yang tidak hilang dengan obat sakit kepala biasa.
Pasien ini mempunyai riwayat tekanan darah tinggi tapi berobat tidak teratur.
Bila ke puskesmas dia diberikan obat yang membuat dia sering kencing, jadi dia
malas minum obatnya. Riwayat penyakit yang lain adalah dia penderita TBC dan
saat ini sedang dalam pengobatan fase intensif. Hasil pemeriksaan fisik
ditemukan TD: 170/95 mmHg, nadi 70x/menit, suhu 37C. Tentukan pengobatan
yang tepat pada pasien ini dan tuliskan resepnya dengan benar.
Pembahasan
a. Permasalahan dan diagnosa dari pasien:
Permasalahan:
o Tegang di tengkuk dan sakit kepala yang tidak hilang dengan obat sakit
kepala biasa.
Keluhan ini merupakan keluhan yang khas pada nyeri kepala tipe tegang
atau tension headache, dimana nyeri kepala yang terjadi dapat menjalar
dan menyebabkan kekakuan atau tegang ke daerah tengkuk dan leher.
Tension headache merupakan nyeri kepala yang paling banyak dijumpai
dan penyebabnya belum diketahui. Kemungkinan besar disebabkan
ketegangan otot leher dan kulit kepala yang disebabkan oleh gangguan
pada pembuluh darah pada area tersebut (misalnya karena penyakit
hipertensi tidak terkontrol yang dimiliki pasien), mungkin juga dipicu
kelelahan, stress, kecemasan, atau depresi. Dengan demikian
penatalaksanaan pada pasien ini tidak hanya berupa terapi farmakologis,
namun disertai dengan terapi non-farmakologis.
o Tekanan darah tinggi tapi berobat tidak teratur.
Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi, namun perlu dikonfirmasi
dengan pemeriksaan tekanan darah minimal sebanyak 2 kali dengan
selang waktu minimal 5 menit. Pada pemeriksaan fisik diperoleh TD:
170/95 yang menunjukkan bahwa pasien masuk dalam kategori
hipertensi stage 2 (perlu dikonfirmasi lagi dengan pemeriksaan ke 2
dalam 5 menit).
Analgetik.
o Opioid
o Non-opioid
d. Nama-nama obat yang paling tepat bagi pasien dari masing-masing golongan
obat:
(Perbandingan di Lampiran)
Antihipertensi
o Diuretik Thiazides Hidroklorotiazid.
o Calcium Channel Blocker (CCB)
o Vasodilator
o Simpatoplegik
Analgetik.
o Opioid
o Non-opioid
e. Resep yang rasional dan legeartis bagi pasien:
(Resep di Lampiran)
f. Informasi dan edukasi yang tepat bagi pasien dan keluarganya:
Jaga berat badan agar indeks massa tubuh tetap berada dalam rentang
18,5-24,9 kg/m2.
Atur diet makanan; usahakan lebih banyak mengkonsumsi buah-buahan,
sayur-sayuran, dan kurangi atau batasi intake lemak khususnya kolesterol
(terdapat dalam Hati, ginjal, kuning telur, daging, keju, susu, mentega,
udang, kerang) dan lemak jenuh (seperti mentega, minyak kelapa dan
kelapa sawit, dan lemak hewan).
Kurangi atau batasi intake sodium (Na +) sampai 100mmol/hari (2,4 gr
sodium atau 6 gr sodium chloride (NaCl)).
Usahakan untuk berolahraga (minimal, jalan cepat) secara teratur minimal
selama 30 menit per harinya, sesering mungkin dalam seminggu.
Hindari atau berhenti merokok
Hindari konsumsi alkohol.
Hindari konsumsi kopi.
Datang lagi setelah obatnya habis untuk kontrol dan follow-up.
LAMPIRAN:
ANTIHIPERTENSI
Antihipert Efficacy (Indikasi)
ensi
Diuretik
ACEi
Secara umum ACEI dibedakan atas
dua kelompok:
- Yang bekerja langsung,
- Prodrug
perubahan Angiotensin l menjadi
Angiotensin ll sehingga terjadi
vasodilatasi dan penurunan
sekresi aldosteron
degradasi bradikinin juga dihambat
sehingga kadar bradikinin dalam
darah meningkat dan berperan
dalam efek vasodilatasi
Vasodilatasi secara langsung akan
menurunkan tekanan darah,
sedangkan berkurangnya
aldosteron akan menyebabkan
eksresi air dan natrium dan
retensi kalium
juga diduga berperan menghambat
pembentukan angiotensin II
secara local di endotel pembuluh
darah
pemberian ACEI jangka panjang
tidak menimbulkan toleransi dan
ARB
CCB
Vasodilator
Alpablocker
output
Menurunkan tekanan darah dengan
merelaksasi otot polos vascular,
jadi mendilatasikan pembuluh
darah yang mengalalmi resistensidan pada beberapa variasimeningkatkan kapasitansi.
-
menurunkan resistensi
vakular perifer dan tekanan
darah
Memiliki penggunaan yang
terbatas pada penanganan
hiprtensi emergensi
Betablocker
Hypotensi, gangguan GI
Mempengaruhi reflex
baroreseptor
Dapat digunakan sebagai
kontrol pulsasi jantung pada
pasien dengan penggunaan
phaeochromocytoma
hipotensi postural
reflex tachycardia
miosis and nasal stuffiness
fatigue,
ekstremitas dingin
gangguan tidur
memicu terjadinya asma
efek withdrawl ketika penggunaan
dihentikan (pada penggunaan
jangka panjang)
DIURETIK
Diuretik
Efficacy (Indikasi)
Carbonic Anhidrase
Inhibitors
Loop (Kuat)
Diuretik lemah.
Asidosis metabolik, batu saluran
Jarang digunakan untuk efek
kemih (batu ginjal).
diuretiknya.
Bermanfaat untuk menghambat
pembentukan aqueous humor
pada glaukoma.
Alkalinisasi urin, alkalosis
metabolik.
50
75
Diuretika yang kuat.
hiponatremia, hipokalemia, dan
Menghambat resorpsi cairan
hipomagnesemia, alkalosis
dari ascending limb of the loop
hipokloremik, ekskresi kalsium
of Henle dalam tubulus ginjal.
meningkat, hipotensi, kurang lazim
Pengobatan edema paru akibat
mual, gangguan saluran cerna,
gagal jantung ventrikel kiri.
hiperurisemia dan gout;
Gagal jantung kronik.
hiperglikemia (kurang lazim
Menurunkan tekanan darah
daripada yang disebabkan tiazid);
terutama pada hipertensi yang
kadar kolesterol dan trigliserida
resisten terhadap terapi tiazid.
plasma meningkat sementara;
Oliguria karena gagal ginjal
jarang terjadi ruam kulit,
kronik.
fotosensitivitas dan depresi
sumsum tulang (hentikan
pengobatan), pankreatitis (dengan
dosis parenteral yang besar),
tinnitus dan ketulian (biasanya
karena pemberian dosis parenteral
yang besar dan cepat, serta pada
Safety (Kontra
Indikasi)
Hiperammone
mia, sirosis
hepatis.
75
Keadaan
prakoma akibat
sirosis hati;
gagal ginjal
dengan anuria.
Nilai
200
210
60
Thiazides
Potassium-Sparing
(Hemat Kalium)
gangguan ginjal)
75
sedang.
Menghambat reabsorbsi
natrium pada bagian awal
tubulus distal.
Mula kerja diuretika golongan ini
setelah pemberian peroral
antara 1-2 jam.
Masa kerjanya 12-24 jam.
Digunakan untuk: Hipertensi,
Gagal Jantung ringan - sedang,
Mengendalikan Edema.
Bermanfaat jika pasien tidak
suka pola berkemihnya berubah
oleh diuretika
90
Diuretika yang lemah.
Menyebabkan retensi kalium
dan karenanya digunakan
sebagai alternatif yang lebih
efektif sebagai suplementasi
kalium pada penggunaan tiazid
atau diuretika kuat.
Antagonis Aldosteron:
mempotensiasi tiazid atau
75
240
220
Osmotic
Jadi, kami memilih diuretik berupa Thiazides dikombinasikan dengan kalsium-channel blocker.
75
Gagal jantung
kongestif,
edema pulmo.
75
215
THIAZIDES
Thiazides
Efficacy (Indikasi)
Bendroflumetiaz
id
sedang.
Hipertensi ringan (atau
dikombinasi dengan obat
lain untuk hipertensi yang
lebih berat).
Edema.
Dosis:
o Edema, dosis awal 5-10
mg sehari atau berselang
sehari pada pagi hari;
dosis penunjang 5-10 mg
1-3 kali seminggu.
o Hipertensi, 2,5 mg pada
pagi hari; dosis yang
lebih tinggi jarang
diperlukan.
Klortalidon
85
Masa kerja yang lebih
panjang daripada tiazid
Safety (K.
Indikasi)
Hipokalemia
yang refraktur,
hiponatremia;
hiperkalsemia;
gangguan ginjal
dan hati yang
berat;
hiperurikemia
yang
simtomatik;
penyakit
Addison.
80
(Lihat pada
Bendrofluazid)
Cost
(Harga)
?
Nilai
250+
245+
Hidroklorotiazid
lainnya.
Bermanfaat jika pasien tidak
suka pola berkemihnya
berubah oleh diuretika.
Asites karena sirosis, edema
karena sindrom nefrotik,
hipertensi, gagal jantung
kronik yang ringan sampai
sedang, diabetes insipidus.
Dosis:
o Edema, hingga 50 mg
sehari selama periode
terbatas.
o Hipertensi, 25 mg pada
pagi hari, jika perlu
tingkatkan sampai 50 mg.
90
80
80
Edema, hipertensi.
Anoreksia, penurunan nafsu Gangguan hati
Dosis:
makan, iritasi lambung,
berat, gangguan
o Edema, dosis awal 12,5diare, konstipasi,
ginjal berat
25 mg sehari, untuk
sialadenitis, pankreatitis,
(kreatinin klirens
penunjang jika mungkin
jaundice, xanthopsia,
< 30 mL/menit),
dikurangi; edema kuat
gangguan penglihatan
hipokalemia
pada pasien yang tidak
sementara, leukopenia,
refraktori,
mampu untuk
neutropenia/
hiperkalsemia,
mentoleransi diuretika
agranulositosis,
hamil dan
berat, awalnya 75 mg
thrombositopenia, anemia
menyusui.
sehari.
aplastik, anaemia hemolitik,
o Hipertensi, dosis awal
depresi sumsum tulang
12,5 mg sehari, jika perlu
belakang., reaksi
tingkatkan sampai 25 mg
fotosensitivitas, roam,
Tab 25 mg
Rp.27,50
330
Indapamid
85
Hipertensi esensial
Dosis:
o 2,5 mg sehari pada pagi
hari.
90
?
240+
Metolazon
Sipamid
hiponatremia, alkalosis
metabolik, hiperglikemia,
kadar urat plasma
meningkat, parestesia
meningkat, fotosensitivitas,
impotensi, gangguan ginjal,
miopia akut yang reversibel;
diuresis dengan dosis di
atas 2,5 mg sehari.
75
80
(Lihat pada Bendrofluazid)
(Lihat pada
Bendrofluazid)
85
Efektif bila dikombinasikan
dengan suatu diuretika kuat
(bahkan pada gagal ginjal)
tetapi diuresis hebat dapat
terjadi, sehingga pasien
harus dipantau dengan
seksama.
Edema, hipertensi.
Dosis:
o Edema, 5-10 mg pada
pagi hari; jika perlu
tingkatkan sampai 20 mg
sehari pada edema
resisten, maksimal 80 mg
sehari.
o Hipertensi, dosis awal 5
mg pada pagi hari; dosis
penunjang 5 mg selang
sehari.
85
80
Edema, hipertensi.
(Lihat pada Bendrofluazid)
80
Gangguan
245+
245+
Dosis:
o Edema, dosis awal 40 mg
pada pagi hari;
tingkatkan sampai 80 mg
pada kasus resisten;
dosis penunjang 20 mg
pada pagi hari.
o Hipertensi, 20 mg pada
pagi hari
85
saluran cerna;
pusing ringan;
hipokalemia,
lebih jarang
terjadi gangguan
elektrolit lain
seperti
hiponatremia.
80
80
Tiazid dan diuretika terkait lainnya (benztiazid, klopamid, siklopentiazid, hidroklorotiazid dan hidroflumetiazid) tidak
memberikan manfaat apapun yang melebihi bendrofluazid dan klortalidon.
Dengan pertimbangan tersebut, kami memilih diuretik golongan thiazides berupa Hidroklorotiazid.
Diltiazem
hydrochloride
Efikasi/indika
si
hypertension,
prophylaxis
angina
85
prophylaxis dan
terapi angina;
hypertension
Efek samping
Kontraindikasi
Harga
Nilai
cardiogenic shock,
unstable angina,
significant aortic stenosis;
porphyria breast-feeding
235+
Tab
30
mg
Rp189,5
4
320
80
Bradycardia berat, gagal
jantung kiri dengan
kongesti pulmonal,
second- or third-degree
AV block (tanpa
Felodipine
penggunaan pacemaker),
sick sinus syndrome;
porphyria; hamil;
menyusui
80
unstable angina, gagal
jantung tak terkontrol;
significant aortic stenosis;
MI dalam 1 bulan;
porphyria; hamil
80
85
?
220+
Hipertensi
(only)
= nifedipin
230+
90
Sda
60
Sakit kepala, kemerahan, dizzines,
takikardi dan palpitasi, edema perifer
terlokalisir, jarang hipotensi, tidak nyaman
di perut, gangguan mood, poliuria, kram
otot, pruritus.
230+
85
hypertension,
profilaksis
angina
90
Isradipine
Lasidipine
Lercanidipine
hydrocloride
Nicardipine
hydrocloride
Nifedipine
90
Hipertensi
ringan hingga
sedang
50
Sakit kepala, kemerahan, dizzines,
takikardi dan palpitasi, edema perifer
terlokalisir, hipotensi, tidak nyaman di
perut, gangguan mood, poliuria, kram
otot, pruritus, mialgia
80
Profilaksis
angina,
hipertensi
ringan hingga
sedang
60
Sakit kepala, kemerahan, dizzines,
takikardi dan palpitasi, edema perifer,
mual, gangguan gastrointestinal,
gangguan tidur, tinitus, hipotensi,
dispneu, paraestesia, trombositopenia,
depresi, poliuria.
80
50
Relaksasi otot
polos vaskuler,
dilatasi arteri.
Lebih banyak
mempengaruhi
pembuluh
darah daripada
miokardium.
Untuk angina,
90
Hati-hati pada sindrom
gangguan sinus (jika
pacemaker tidak cocok),
gannguan hepar,
disfungsi ventrikel kiri
KI: sda
90
Hati-hati pada gagal
jantung kronik atau
disfungsi ventrikel kiri
yang signifikan, efek
putus obat jika ada nyeri
atau nyeri yang telah ada
akan memburuk dalam
30 menit setelah
pemberian
obat, gangguan ginjal dan
hepar.
KI: sda
90
Syok kardiogenik,
stenosis aorta, infark
miokard dalam 1 bulan,
serangan angina unstable
atau akut, porphyria.
230+
220+
Tab
10
mg
Rp134,8
1
320
hipertensi.
Nimodipine
Nisoldipine
Verapamile
Hydrocloride
90
Mirip dengan
nifedipine,
tetapi efek
relaksasi
ototnya lebih
khusus pada
arteri serebral.
Pencegahan
dan terapi
spasme
vaskuler karena
aneurysmal
subarachnoid
haemorrhage.
80
Mirip dengan
nifedipine dan
nicardipine.
Untuk angina
dan hipertensi
ringan sampai
sedang.
80
Angina,
Hipertensi,
60
Edema gravitasi, cephalgia, flushing,
takikardia, palpitasi; dizziness, asthenia,
gangguan gastro-inestinal (mual,
konstipasi); paraesthesia, myalgia, tremor,
hypotension, weakness, dyspnoea, alergi
pada kulit, meningkatnya frekuensi miksi,
angina, gangguan penglihatan,
gynaecomastia, hyperplasia gusi.
50
Konstipasi, mual, muntah, flushing,
cephalgia, dizziness, fatigue, ankle
90
Infark miokard dalam 1
bulan, serangan angina
unstable atau akut,
porphyria.
90
Syok kardiogenik,
stenosis aorta, infark
miokard dalam 1 bulan,
serangan angina unstable
atau akut, porphyria,
gangguan hepar,
kehamilan, menyusui.
90
Gagal jantung, gangguan
konduksi jantung,
90
?
230+
220+
Tab
mg
80
315
Arritmia.
Menurunkan
Cardiac Output,
Heart Rate, dan
mempengaruhi
konduksi
atrioventrikuler.
90
60
hipotensi.
Hipotensi, bradikardi, blok
AV derajat 2 dan 3,
riwayat gagal jantung
atau gangguan fungsi
ventrikel kiri, meskipin
riwayat terapi teratur;
flutter atau fibrillation
atrial; porphyria.
90
Rp440,1
9
75
Dengan bandingan diatas, terdapat dua buah obat yang mendapat nilai tertinggi yaitu diltiazem hydrochloride dan
nifedipine. Namun kami melihat bahwa salah satu efek samping dari nifedipine adalah peningkatan frekuensi BAK, yang
merupakan salah satu alasan yang menyebabkan pasien malas minum obat, sehingga kami lebih memilih memberikan CCB
berupa diltiazem hydrochloride.
ANALGESIK
Nama obat
Aspirin
Indikasi
- Diindikasikan untuk nyeri kepala, nyeri otot
yang singkat, disminore, dan pyreksia.
- Mekanisme kerja sebagai analgesik karena
adanya efek menghambat stumuli nyeri di
daerah subcortical
- Digunakan sebagai obat antiplatelet
- Dosis :
a. Per oral :
300-900 mg tiap 4-6 jam;maksimal
4g/hari; anak2 < 16 tahun tidak
direcomendasikan
b. Per rectum :
450-900 mg tiap 4 jam maksimal
3,6g/hari;tidak direkomendasikan untuk
anak < 16 tahun.
Kontraindikasi
- Anak < 16 tahun dan ibu yang
menyusui
- ada
ulcus pepeticus yang
aktif,
- heamophelia
- bukan untuk tatalaksana gout
- hipersensitivitas:
aspirin dan NSAIDs lainnya
merupakan kontraindikasi untuk
pasien dengan riwayat
hipersensitivitas pada
aspirin/NSAID yang
lainnya;gejalanya berupa asma,
angioderma, urticaria atapun
rinitis setelah diberikan aspirin.
- Reyes syndrom
Berkaitan
dengan
timbulnya
reyes syndrom.
Efek samping
- Dosis ringan atau
sedang sering kali
menyebabkan iritasi
gastrointestinal,
peningkatan bleeding
time, bronkospasme
dan reaksi
hipersensitivitas dari
pasien
Paracetam
ol
Jarang menimbulkan
efek samping , namun
dapat muncul berupa
ras, gangguan
darah(trombositopenia
, leucopenia,
neutropenia) telah
dilaporkan, hipotensi
Jika overdosis dapat
menyebabkan
gangguan pada hati
dan ginjal.
Nefompam
hydroklorid
a
Opioid
digunakan untuk menangani nyeri sedangberat khususnya yang berasal dari organ
visceral
Opioid terdiri dari agonis lengkap, agonis
parsial, dan antagonis. Opioid bekerja pada reseptor , , dan yang berefek anagesi
spinal dan supraspinal, sedasi, dan
menurunkan transit GI.
Opioid menghasilkan efek anagesik dengan
berikatan pada reseptor protein G spesifik di
otak dan medula spinalis termasuk pada
transmisi dan modulasi nyeri.
Mengingat pasien telah mengkonsumsi obat sakit kepala sebelumnya yang kemungkinan ia beli secara bebas, dimana obat
sakit kepala yang dijual bebas sebagian besar komponen utamanya adalah parasetamol, asam mefenamat, dan ibuprofen,
maka pada pasien ini parasetamol tidak lagi kami berikan. Untuk pengganti parasetamol tersebut, kami memberikan
analgesik yaitu aspirin. Nefompam hidroklorida tidak kami berikan karena berefek samping retensi urin, hal ini berlawanan
dengan efek diuretik yang diharapkan. Dan alasan tidak digunakannya opioid adalah karena obat ini tidak bisa diberikan
sembarangan dan butuh pengawasan dan biasanya digunakan sebagai pengobatan paliatif pada kasus-kasus terminal seperti
kanker stadium akhir.
dr. DYNIZA
SIP No: 123/456/UP/DINKES
Praktek: Jl. Pemuda No. 135 Mataram
(Telp/HP: 0370-654321 / 08123456789)
Mataram, 7 November 2010
dr. DYNIZA
SIP No: 123/456/UP/DINKES
Praktek: Jl. Pemuda No. 135 Mataram
(Telp/HP: 0370-654321 / 08123456789)
Mataram, 7 November 2010