N DI
BANGSAL HELICONIA RSJD Dr. R.M. SOEDJARWADI
PROVINSI JAWA TENGAH
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Melanjutkan Program Studi Profesi
NERS Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta
OLEH :
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan pendahuluan, strategi pelaksanaan, dan asuhan keperawatan pada pasien Ny. N ini
dibuat untuk memenuhi tugas profesi Ners stase keperawatan jiwa di Bangsal Heliconia,
RSJD Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.
Hari
Tanggal
Mengetahui
Mahasiswa
Pembimbing Akademik
Pembimbing Lahan
A. Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupasuara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya
tidak ada. (WHO, 2006).
Halusinasi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses
diterimanya, stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, lalu
diteruskan ke otak dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang
dinamakan persepsi (Yosep, 2009)
B. Etiologi
1. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah faKtor rIsiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah
sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress. Diperoleh
baik dari klien maupun keluarganya. FaKtor predisposisi dapat meliputi faktor
perkembangan, sosiokultural, biokimia, psikologis, dan genetik. (Yosep, 2009)
a. Faktor perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan
interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami stress dan
kecemasan.
b. Faktor sosiokultural
Berbagai faktor dimasyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa
disingkirkan, sehingga orang tersebut merasa kesepian dilingkungan yang
membesarkannya.
c. Faktor biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terhadap terjadinya gangguan jiwa.
Jika seseorang mengalami stress yang berlebihan, maka didalam tubuhnya
akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia
seperti buffofenon dan dimethytrenferase (DMP).
d. Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggungjawab mudah terjerumus
pada penyalahgunaan zat adiktif. Berpengaruh pada ketidakmampuanklien
dalam mengambil keputusan demi masa depannya. Klien lebih memilih
kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
e. Faktor genetik
Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, tetapi hasil
studi menunjukkan bahwa factor keluarga menunjukkan hubungan yang
sangat berpengaruh pada penyakit ini.
2. Faktor presipitasi
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, penasaran,
tidak aman, gelisah, bingung, dan lainnya.
Menurut Rawlins dan Heacock, 1993 halusinasi dapat dilihat dari 5 dimensi
yaitu :
a. Dimensi fisik
Halusinasi dapat timbul oleh kondisi fisik seperti kelelahan yang luar
biasa, penyalahgunaan obat, demam, kesulitan tidur.
b. Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas masalah yang tidak dapat diatasi
merupakan penyebab halusinasi berupa perintah memaksa dan menakutkan.
c. Dimensi intelektual
F. Penatalaksanaan
1. Medis (Psikofarmako)
a. Chlorpromazine
1) Indikasi
Indikasi obat ini utnuk sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat norma
social dan tilik diri terganggu. Berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental
seperti: waham dan halusinasi. Gangguan perasaan dan perilaku yang aneh
atau tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari
seperti tidak mampu bekerja, hubungan social dan melakukan kegiatan rutin.
2) Mekanisme kerja
1) Indikasi dalam pemberian obat ini, yaitu segala jenis penyakit parkinson,
termasuk pasca encephalitis (infeksi obat yang disebabkan oleh virus atau
bakteri) dan idiopatik (tanpa penyebab yang jelas). Sindrom Parkinson
akibat obat, misalnya reserpina dan fenotiazine.
2) Mekanisme kerja.
Obat ini sinergis (bekerja bersama) dengan obat kiniden; obat
depreson, dan antikolinergik lainnya.
3) Efek samping.
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung,
agitasi (gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan), konstipasi,
takikardia, dilatasi, ginjal, retensi urine.
4) Kontra indikasi
Kontra indikasinya seperti hipersensitif terhadap trihexypenidil (THP),
glaucoma sudut sempit, psikosis berat psikoneurosis, hipertropi prostat, dan
obstruksi saluran edema.
5) Penggunaan obat
Penggunaan obat ini di berikan pada klien dengan dosis 3x2 mg
sebagai anti parkinson.
2. Keperawatan
Tindakan keperawatan dapat dilakukan secara individual dan terapi
berkelompok (TAK) Terapi Aktifitas Kelompok.
G. Psikopatologi dan Pohon Masalah
Risiko perilaku kekerasan
Effect
Core Problem
Causa
c.
d.
e.
f.
Pada proses pengkajian, data penting yang perlu diketahui saudara dapatkan adalah:
a. Jenis halusinasi
Berikut adalah jenis-jenis halusinasi, data objektif dan subjektifnya. Data
objektif dapat dikaji dengan cara melakukan wawancara dengan pasien. Melalui
data ini perawat dapat mengetahui isi halusinasi pasien.
Jenis
halusinasi
Halusinasi dengar
-
Halusinasi Penglihatan
Data objektif
Bicara atau tertawa sendiri
Marah-marah tanpa sebab
Menyedengkan telinga
kearah tertentu
Menutup telinga
Data subjektif
Mendengar suara atau kegaduhan
Mendengar suara yang bercakapcakap
Mendengar suara menyuruh
melakukan sesuatu yang
berbahaya
Melihat bayangan, sinar, bentuk
geometris, bentuk kartoon, melihat
hantu atau monster
Menunjuk-nunjuk kearah
tertentu
Ketakutan pada sesuatu
Yang tidak jelas
Halusinasi Menghidu seperti sedang Membaui bau-bauan sperti bau
penghidu
membaui bau-bauan tertentu darah, urin, feces, kadang-kadang
Menutup hidung
bau itu menyenangkan
Halusinasi
Sering meludah
Merasakan rasa seprti darah, urin
pengecapan
Muntah
atau feces
Halusinasi
Menggaruk-garuk
Mengatakan ada serangga
Perabaan
permukaan kulit
dipermukaan kulit
Merasa seperti tersengat listrik
b. Isi halusinasi
Data tentang halusinasi dapat dikethui dari hasil pengkajian tentang jenis
halusinasi.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah :
a. Perubahan persepsi sensori : halusinasi penglihatan
b. Isolasi sosial
c. Harga diri rendah
3. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Perubahan persepsi sensori : halusinasi penglihatan
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi :
Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
Pasien dpat mengontrol halusinasinya
Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
Intervensi :
1) Membantu pasien mengenali halusinasi
Untuk membantu pasien mengenali halusinasi saudara dapat
melakukannya dengan cara berdiskusikan dengan pasien tentang isi
halusinasi (apa yang dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya
halusinasi, situasi yang menyebabkan halusiansi muncul dan respon pasien
saat muncul.
2) Melatih pasien mengontrol halusinasi.
SP 4
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Achir Yani. (2000). Buku Pedoman Askep Jiwa-1 Keperawatan Jiwa
Teori dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Hawari, Dadang. (2001). Pendekatan Holistik pada gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
http://lianerako.blogspot.com/2014/09/asuhan-keperawatan-jiwa-halusinasi.html
Isaacs, Ann. (2005). Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Keliat, Budi Anna. (2006) Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Maramis, W. F. (2005). Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 9. Surabaya: Airlangga University Press.
Townsend, Mary. C. (2000). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts Of Care. Edisi 3.
Philadelphia: F. A. Davis Company
Stuart dan Laraia. (2007). Principle and Practice Of Psychiatric Nursing. edisi 6. St. Louis:
Mosby Year Book.