Tulang Alveolar Merupakan Tulang Tempat Melekat Gigi Pada Maksila Dan Mandibula
Tulang Alveolar Merupakan Tulang Tempat Melekat Gigi Pada Maksila Dan Mandibula
mandibula. Fraktur adalah hilang atau putusnya kontinuitas jaringan keras tubuh.
Fraktur tulang alveolar adalah hilang atau putusnya kontinuitas jaringan tulang
alveolar pada maksila atau mandibula.
Fraktur dari processus alveolaris sering terjadi pada maksila yang tipis
dibandingkan dengan mandibula. Akan tetapi, tipe fraktur yang sering terjadi pada
mandibula adalah fraktur alveolar. Trauma alveolar pada mandibula berhubungan
dengan fraktur komplit pada daerah penyangga gigi, sedangkan pada maksila
biasanya disebabkan oleh trauma lokal. Jika terjadi trauma secara langsung
processus alveolaris bagian anterior memiliki resiko terbesar untuk terjadi fraktur.
Trauma lokal pada tulang rahang dapat menyebabkan terjadinya fraktur pada
tulang alveolar. Fraktur pada tulang alveolar biasanya tidak menyababkan
kerusakan yang serius pada gigi, gigi diharapkan masih dapat melakukan
devitalisasi pasca trauma.
Etiologi
pergeseran
segmen,
dan
dislokasi.
Terjadi
perubahan
oklusal
akibat
ketidaksejajaran dari segmen alveolar yang fraktur. Tes sensitivitas pada gigi di
daerah fraktur dapat positif atau negatif.
Pada fraktur tulang alveolar, gigi dapat mengalami perubahan posisi, gigi dapat
menjadi luksasi, avulsi, atau impaksi.
Gambaran radiografis
Pada fraktur tulang alveolar garis fraktur dapat terlokalisasi, dari tepi tulang
alveolar sampai apeks akar. Teknik panoramik sangat membantu dalam
menentukan bagian dan posisi garis fraktur. Garis fraktur dapat terlihat dengan
atau tanpa adanya pemisahan fragmen. Periapical dental radiographs
dapat
memberikan informasi mengenai status gigi geligi di daerah tulang alveolar yang
mengalami fraktur.
Klasifikasi
Klasifikasi dari fraktur tulang alveolar menurut Per Clark
posisi
Kelas 4, fraktur processus alveolaris. Terdapat satu atau lebih garis fraktur
Perawatan
Perawatan medikasi
Perawatan ini ditujukan untuk memberi kenyamanan pada pasien dan untuk
mencegah komplikasi terutama akibat infeksi.
Analgesik
ringan
sampai
sedang
dapat
diberikan,
namun
perlu
Perawatan bedah
Pada fraktur alveolar perawatan dilakukan dengan tujuan mengembalikan segmen
farktur ke posisi semula. Sebelum dilakukan perawatan, sebaiknya dilakukan foto
rontgen untuk mengetahui seberapa luas fraktur yang terjadi. Perawatan dilakukan
dengan bantuan anestesi lokal. Namun pada keadaan tertentu perlu dilakukan
anestesi umum yaitu apabila anastesi lokal tidak berhasil atau pada pasien yang
sangat penakut. Reposisi segmen
fraktur yang mengalami perubahan lokasi dengan melakukan reduksi
yaitu
Alat untuk stabilisasi segmen dilepas setelah 4-6 minggu kemudian evaluasi
mobilitas gigi dan segmen. Untuk mengetahui keberhasilan perawatan, lakukan
foto rontgen. Status pulpa perlu dilihat untuk mempertimbangkan kemungkinan
perawatan endodontik bila gigi menjadi nonvital.