Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman / RSKD Atma Husada Mahakam
Case Report
Oleh
Helsa Eldatarina
0808015049
Pembimbing
dr. A. Dalidjo, Sp.KJ
Gangguan depresif adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling
sering terjadi. WHO menyatakan bahwa gangguan depresif berada pada urutan
keempat penyakit di dunia. Prevalensi gangguan depresif pada populasi dunia
adalah 3-8 % dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif yaitu 20-50 tahun.
Gangguan depresif mengenai sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki. Pada tahun
2020 diperkirakan jumlah penderita gangguan depresif semakin meningkat dan
akan menempati urutan kedua penyakit di dunia.
Seseorang dapat terpicu menderita gangguan depresif karena adanya
interaksi antara tekanan, daya tahan mental diri dari lingkungan. Pada dasarnya
inti dari gangguan depresif adalah kehilangan obyek cinta misalnya kematian
anggota keluarga atau orang yang sangat dicintai, kehilangan pekerjaan, kesulitan
keuangan, terkucil dari pergaulan sosial, kondisi fisik yang tidak sempurna,
penyakit, kehamilan dan bertambahnya usia. Selain itu, gangguan depresif juga
dipengaruhi faktor genetik dan faktor biologis berupa gangguan neurotransmitter
di otak.
Gangguan depresif ditandai dengan berbagai keluhan seperti kelelahan
atau merasa menjadi lamban, masalah tidur, perasaan sedih, murung, nafsu makan
terganggu dapat berkurang atau berlebih, kehilangan berat badan dan iritabilitas.
Penderita mengalami distorsi kognitif seperti mengkritik diri sendiri, timbul rasa
bersalah, perasaan tidak berharga dan putus asa. Gangguan depresif merupakan
gangguan yang dapat menganggu kehidupan dan dapat diderita tanpa memandang
usia, status sosial, latar belakang maupun jenis kelamin. Gangguan depresif dapat
terjadi tanpa disadari sehingga penderita terkadang terlambat ditangani sehingga
dapat menimbulkan penderitaan yang berat seperti bunuh diri.
Gangguan
depresif
dapat
diobati
dan
dipulihkan
melalui
: Tn. A
Umur
: 58 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Menikah
Pendidikan
Pekerjaan
Suku
: Jawa
Alamat
: Jl.
Pasien datang bersama dengan istri dan anak berobat ke IGD Atma Husada
Mahakam Samarinda.
B. Keluhan Utama
Heteroanamnesa
kepala, kejang demam (-), epilesi (-), malaria (-), demam tifoid (-).
Gangguan Neurologi
Stroke (+) sejak tahun 2011.
Riwayat Kebiasaan
- Riwayat konsumsi alkohol (-) dan Napza (-)
- Riwayat merokok (-)
E. Riwayat Keluarga
Riwayat Keluarga
Ibu pasien memiliki riwayat gangguan jiwa (pernah mengamuk), dan
dibawa ke poli RS Atma Husada dan berobat jalan, namun saat ini
menurut pengakuan keluarga (paman pasien) sudah dinyatakan
sembuh.
Pasien umur kurang 10 tahun
Pasien umur sekarang
Genogram
Pasien merupakan anak pertama dari sepuluh bersaudara.
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
X : meninggal
F. Riwayat Pribadi
1. Masa anak-anak awal (0-3 tahun)
Riwayat prenatal, kehamilan ibu dan kelahiran
Pasien dilahirkan dengan direncanakan oleh kedua orang tua
(menurut paman pasien). Selama kehamilan dan persalinan
di dukun.
Kebiasaan makan dan minum
Sejak kecil pasien dibiasakan makan teratur. Pasien diberi ASI (Air
Susu Ibu).
Perkembangan awal
Pasien diasuh oleh ibu kandung secara langsung dibawah
pengawasan dan kasih sayang. Tidak terdapat keterlambatan dalam
tumbuh kembang.
Toilet training
Gejala-gejala dari masalah perilaku
Seperti anak kebanyakan, tidak ada kelainan.
Kepribadian dan temperamen sebagai anak
Pasien sejak kecil sudah cukup pandai bergaul dan akrab dengan
teman-teman sepermainannya.
Mimpi-mimpi awal dan fantasi
Tidak ada night terror.
2. Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien sudah mampu mengidentifikasi gender mulai usia 3 tahun.
Kesehatan pasien tidak ada gangguan yang berarti.
Tidak ada keterlambatan dalam tumbuh kembang.
Pasien senang bermain dengan teman sebayanya.
Tidak pernah tinggal kelas. Pasien tidak melanjutkan sekolah ke
jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) karena faktor ekonomi.
3. Masa kanak-kanak akhir (pubertas sampai remaja)
Hubungan dengan teman sebaya
Tidak ada masalah yang mengganggu pasien
Riwayat sekolah
Tidak ada permasalahan dengan guru ataupun rekan sekelas pasien.
Pasien mampu bergaul dengan baik.
Perkembangan kognitif dan motorik
Tidak ada kemunduran kognitif.
Masalah-masalah fisik dan emosi remaja yang utama
Tidak ada masalah fisik.
Riwayat psikoseksual
Menikah sejak umur 15 tahun.
Latar belakang agama
Pasien cukup taat beribadah sejak kecil.
4. Masa Dewasa
Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga yang mengurus satu
Aktivitas sosial
Pasien sering bergaul dengan tetangga dan masyarakat sekitar
namun akhir-akhir ini pasien menjauh, karena pasien mengganggap
Riwayat perkawinan
Pasien menikah sudah kurang lebih 11 tahun, menikah pertama usia 15
tahun dengan seorang laki-laki berusia 25 tahun.
Riwayat sosial ekonomi
Berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.
II. STATUS MENTAL
A. Penampilan
Identifikasi pribadi
Cukup pandai bergaul, tertutup, kooperatif.
Perilaku dan aktivitas psikomotor
Psikomotor dalam batas normal.
Gambaran umum
Sedikit gelisah, kooperatif, terdapat kontak mata.
B. Bicara
Sedikit bicara, intonasi sesuai.
C. Mood dan Afek
Mood: Stabil
Afek: Sesuai
D. Pikiran dan Persepsi
a. Bentuk pikiran
Produktivitas
: Normal
Kelancaran berpikir/ide : Cepat
Gangguan bahasa
: (-)
b. Isi pikiran
Tidak ada gangguan, berpikir tentang kesulitannya untuk tidur yang
telah dirasakannya sejak lama
c. Gangguan Berpikir
Waham: (+) curiga
Ekstremitas
B. Pemeriksaan Neurologi
Pancaindera
: Tidak didapatkan kelainan
Refleks fisiologi
: Normal
Lateralisasi
: Tidak ada
Refleks Patologis
: Tidak ada
Tanda meningeal
: Tidak ada
Tekanan intrakranial : Tidak didapatkan tanda-tanda peningkatan TIK
Mata
Gerakan
: Normal
Persepsi
: Normal
Pupil
: Isokor
Diplopia
: Tidak didapatkan kelainan
Visus
: Tidak dilakukan pemeriksaan
C. Wawancara diagnostik psikistrik tambahan
D. Wawancara dengan anggota keluarga, teman, tetangga, dan pekerja
sosial
E. Autoanamnesis
F. Pemeriksaan Psikologis, Neurologi dan Laboratorium (Sebagai
Penunjang)
Kesan: gambaran ? tidak khas terdapat kelainan
IV. RINGKASAN PENEMUAN
A. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dalam batas normal
B. Pemeriksaan Psikis
Status psikikus
Roman muka
Kontak/rapport
Orientasi
Perhatian
Persepsi
Halusinasi : auditorik (+), visual (+)
Ilusi
: (-)
Ingatan
Intelegensia
Pikiran
Kecepatan : Cepat
Mutu
: Koheren
Isi
: Waham (+) curiga
Penilaian
Wawasan penyakit
Emosi
Dekorum
Kematangan jiwa
Tingkah laku/bicara
V. DIAGNOSIS
Diagnosis Multiaksial
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
: GAF 80-71
VI. PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
VII.
:
:
FORMULASI PSIKODINAMIK
terapi),
dapat
menerima
pasien
dan
mendukungnya
ke
arah
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
BAB IV
PEMBAHASAN
a) Anamnesis
Teori
gangguan
lebih
Fakta
waham
sering
seseorang
keluarga
yang
menetap
terjadi
pada
dengan
riwayat
menderita penyakit
sama
atau
menderita
skizofrenia
gejala waham lebih dominan
pasien
selalu
menaruh
curiga
suami
pasien
bahwa
orang ketiga
pasien mengalami
halusinasi
menunjukkan gejala
halusinasi yang dominan dll
Dialami lebih dari 3 bulan
minggu
Status
Pasien
bukti
disintegritas
kepribadian
harian.
mungkin
nyata
atau
Tetapi
terlihat
adanya
pada
terkesan
tidak
menceritakan
mau
kejadian
sebenarnya, kooperatif
aktifitas
pasien
aneh,
marah
pasien
konsisten
biasanya
atau
sejalan
Fakta
- Tekanan Darah 110/70 mmHg,
Nadi
88x/menit,
Frekuensi
atau
gejala
mencolok.
yang
paling
Memenuhi
Waham-waham
lamanya,
dan
harus
Memenuhi
lengkap/full
blown
Memenuhi
dengan
syarat
Memenuhi
Memenuhi
ada
dan
bersifat
sementara.
Tidak ada riwayat skizofrenia
(waham
dikendalikan,
siar
Fakta
a. Farmakoterapi
Haloperidol
THD
Alprazolam
b) Psikoterapi
Terapi kognitif-perilaku
Terapi suportif
b.
Belum dilakukan
dengan
dengan
Fakta
gangguan Bonam
panjang, 20% lainnya mengalami penurunan gejalanya dan 30% lainnya tidak
mengalami perubahan pada gejalanya.
DAFTAR PUSTAKA
Maslim, R. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. Jakarta : PT Nuh Jaya.
Maslim, R. 2002. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi
Ketiga. Jakarta : PT Nuh Jaya.