Anda di halaman 1dari 3

Permintaan terhadap valuta asing sangat dipengaruhi oleh kebutuhan para pelaku ekonomi

terhadap valuta asing guna menunjang transaksi ekonomi internasional, seperti impor barang,
pembayaran utang luar negeri pemerintah dan swasta, perjalanan (travel) baik dalam rangka haji
maupun untuk kebutuhan wisata ke luar negeri (outbond tourism), dan pembayaran jasa tenaga
kerja/konsultan asing. Sementara penawarannya terutama bersumber dari ekspor barang, aliran
modal masuk (capital inflows) baik pemerintah maupun swasta, devisa tenaga kerja, dan devisa
pariwisata.
Naik-turunnya harga valuta asingyang sekaligus menandai turun-naiknya nilai Rupiahakan
sangat ditentukan oleh perimbangan kebutuhan (permintaan) dengan ketersediaan valuta asing.
Apabila permintaan valuta asing lebih besar dari penawarannya (excess demand), maka harga
valuta asing akan naik. Artinya, dari sudut pandang nilai tukar Rupiah mata uang asing menjadi
lebih mahal sehingga jumlah Rupiah yang dibutuhkan untuk mendapatkan valuta asing menjadi
lebih besar. Kondisi ini merepresentasikan nilai tukar Rupiah yang melemah (depresiasi).
Sebaliknya, apabila penawaran valuta asing lebih besar dari permintaannya (excess supply) maka
harga valuta asing akan turun. Artinya, dari sudut pandang nilai tukar Rupiah mata uang asing
menjadi lebih murah sehingga jumlah Rupiah yang dibutuhkan untuk mendapatkan valuta asing
menjadi lebih sedikit. Dalam kondisi seperti ini nilai tukar Rupiah dikatakan mengalami
penguatan (apresiasi).
Perkembangan devisa pariwisata dan pergerakan nilai tukar Rupiah dalam periode 1998 2010
tidak selalu merepresentasikan bentuk hubungan yang ideal, sesuai dengan kerangka pemikiran
yang dikemukakan di atas. Pada tahun pertama diberlakukannya sistem nilai tukar
Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal
sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua
mata uang masing-masing negara atau diperlukan untuk memperoleh atau membeli satu unit atau
satuan jenis mata uang. Pemerintah Indonesia biasanya berperan dalm penentuan kurs agar
sampai pada tingkat yang kondusif bagi dunia usaha. Kurs khususnya kurs rupiah per Dollar
sangat berkaitan erat dan mempengaruhi arus barang dan jasa serta modal dari dalam dan keluar
Indonesia. Ada 2 jenis perubahan kurs valuta asing yaitu :
a. Apresiasi atau Depresiasi dimana naik turunNya kurs suatu negara dengan mata uang
asing negara lain bergantung pada kekuatan pasar (permintaan dan penawaran) baik yang
timbul dari dalam maupun luar negeri.
Devaluasi atau Revaluasi dimana naik turunnya nilai tukar atau kurs mata uang bergantung
dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah.

Ada beberapa faktor hambatan peraturan yang dibuat oleh Uni Eropa yaitu hambatan
perdagangan non-tarif seperti kuota impor, pembatasan ekspor secara sukarela dan tindakan-

tindakan anti-dumping sehingga tingkat tarif di berbagai negara diturunkan secara berarti melalui
serangkaian negosiasi ekonomi perdagangan, jumlah dan peranan berbagai bentuk hambatan
perdaganagn non-tarif tersebut.

Perdagangan Jerman dengan dunia periode bulan Januari sampai dengan Desember 2012 tercatat
sebesar 2.004 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 2,21% dibanding dengan periode
yang sama pada tahun sebelumnya. Selama periode tersebut diatas, nilai ekspor Jerman ke dunia
mengalami pertumbuhan sebesar 3,43% dengan nilai sebesar 908 miliar atau naik 0,78%
disbanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu senilai 901 miliar. Dengan
demikian Jerman berhasil membukukan nilai surplus perdagngannya sebesar 187 miliar atau
meningkat sebesar 18,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011 sebesar 157
miliar dan impor terdiri dari dunia sebesar 66 miliar, sehingga memperoleh surplus 13 miliar.

Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai


penghasil devisa negara. Salah satu komoditas perkebunan penghasil
devisa adalah komoditas kopi. Kopi merupakan salah satu komoditi
perkebunan nasional yang memegang peranan cukup penting dalam
memberikan kontribusi pada sektor pertanian. Peran tersebut dapat berupa
pembukaan kesempatan kerja, serta sebagai sumber pendapatan petani.

Peningkatan ekspor baik jumlah maupun jenis barang atau jasa selalu diupayakan atau
digalakkan dengan berbagai strategi. Strategi-strategi tersebut diantaranya adalah pengembangan
ekspor, terutama ekspor non migas, baik barang maupun jasa. Tujuan dari program
pengembangan ekspor ini adalah mendukung upaya peningkatan daya saing global produk
Indonesia, serta meningkatkan peranan ekspor dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Nilai
ekspor komoditas subsektor perkebunan merupakan andalan sektor pertanian untuk menutupi

devisa yang dikeluarkan untuk biaya impor komoditas pertanian lainnya, baik tanaman pangan,
hortikultura, maupun peternakan.
Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim, geografi,
demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan adanya
perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas
produk. Secara langsung atau tidak langsung, perbedaan tersebut akan mendorong terjadinya
pertukaran barang atau jasa antara satu Negara dengan negara lainnya. Berdasarkan prespektif
Ekonomi Politik Internasional negara-negara di dunia ini perlu menjalin hubungan kerjasama
internasional untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap Negara tersebut.

Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan nasional yang memegang peranan cukup
penting dalam memberikan kontribusi pada sektor pertanian. Peran tersebut dapat berupa
pembukaan kesempatan kerja, serta sebagai sumber pendapatan petani. Letak geografis dan
kondisi iklim di Jerman tidak memungkinkan negara ini untuk memiliki perkebunan kopi seperti
halnya Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai