Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A.

Pengertian PASI
Pengganti Air Susu Ibu adalah makanan bayi yang secara tunggal dapat memenuhi
kebutuhan gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sampai berumur antara 4 dan 6
bulan.
a. Kapan PASI boleh diberikan
Dalam keadaan bayi harus dipisahkan dari ibu, misalnya:

Ibu sakit keras/ menular


Dalam keadaaan demikian bayi dapat diberi pengganti air susu ibu sesuai petunjuk kesehatan.
Susu kental manis tidak baik digunakan sebagai PASI.
b.

Cara memberikan PASI

Air yang digunakan untuk mengencerkan PASI adalah air yang sudah dimasak mendidih.

Peralatan yang digunakan untuk mengencerkan PASI sebaiknya dibilas dengan air panas
mendidih.

Disamping pemberian PASI, berikan makanan pendamping ASI setelah berumur 4 bulan

Segera setelah ibu sembuh upayakan menyusui kembali

Untuk pemberian PASI sementara ibu sakit, usahakan tidak menggunakan botol dan dot,
tapi gunakan gelas dan sendok agar bayi tidak bingung.
c. Kerugian akibat pemberian PASI
1.

Bagi ibu
Tidak ekonomis dan praktis

2.

Bagi bayi

- Bayi tidak memperoleh zat kekebalan yang ada pada ASI, dengan demikian dapat
meningkatkan resiko infeksi.
- Ancaman kekurangan gizi, apabila diberikan tidak sesuai dengan ketentuan petunjuk
penggunaan PASI.
- Ancaman kegemukan, apabila diberikan secara berlebihan
- Lebih mudah terserang diare dan alergi
- Pertumbuhan mulut, rahang dan gigi tidak baik
- Mengurangi hubungan kasih sayang ibu dan anak yang dapat menghambat perkembangan
mental selanjutnya.

PASI atau pengganti ASI diberikan berupa susu formula yang sesuai umur atau cocok
dengan bayi, artinya susu yang bayi tersebut bisa menerima. Bila dengan susu formula anak
tidak mau menerima sebaiknya diganti dan akan lebih baik sesuai petunjuk dokter anak. Bila
dengan susu formula anak ada keluhan diare dan sebagainya perlu petunjuk dokter apakah
bayi menderita intoleransi laktosa sehingga perlu diganti dengan susu kedele.
Kendala dalam pemberian susu botol dimulai dari botol susunya sendiri yang lebih
sulit membersihkannya dan mudah tercemar bakteri ataupun kuman penyakit. Susu botol
tidak mengandung zat kekebalan tubuh karena itu bayi/anak sering menderita sakit terutama
diare. Dan, susu botol harganya mahal karena diproses dari susu sapi.
Bila ibu tidak bisa memberi ASI, upayakan memilih susu yang sesuai. Kebersihan
botol susu harus dijaga dengan mensteril atau merebus dulu sebelum dipakai. Susu harus
diberikan dengan kekentalan sesuai aturan dan jumlahnya sesuai umur. Bila susu terlalu
kental bayi akan cepat haus. Pemberian susu yang kekentalan terus-menerus dan berlebihan
akan membuat bayi kegemukan. Ini akan dibawa sampai besar. Kebanyakan susu juga akan
mengganggu nafsu makan sehingga makanan tidak dihabiskan.
B.

Pengertian MP-ASI
Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI
setelah untuk memenuhi kebutuhan gizi, biasanya MP-ASI diberikan setelah berumur 6
bulan tapi ada kalanya sudah diberikan pada bayi ketikaa berumur 4 bulan sampai 24 bulan,
karena semasa itu produksi ASI makin menurun sehingga suplai zat gizi dan ASI tidak lagi
memenuhi kebutuhan gizi anak yang semakin meningkat.
MP-ASI diberikan sebagai pelengkap ASI sangat membantu bayi dalam proses belajar
makan dan kesempatan untuk menanamkan kebiasaan makan yang baik. Pemberian makanan
pelengkap bertahap dan bervariasi dari sari buah, makanan lumat, makanan lembek dan
makanan padat.
Tujuan Pemberian MP-ASI adalah sebagai berikut :

1.

Melengkapi zat gizi yang kurang pada ASI

2.

Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam makanan dengan berbagai


tekstur dan rasa

3.

Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan

4.

Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kalor energi yang tinggi

1.

Pola Pemberian MP-ASI

a.

Pola pemberian ASI/MP-ASI pada bayi 0-6 bulan


Dimulai dengan pemberian ASI segera mungkin setelah melahirkan apalagi kolostrum yang
sangat bermanfaat untuk bayi. Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI.
ASI diberikan pada kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian, tiap kali sampai
payudara kosong. Pemberian ASI 8-10 kali setiap hari termasuk pemberian pada malam hari
sudah memenuhi gizi bayi.

b.

Pola pemberian ASI/MP-ASI pada bayi 6-9 bulan


Pemberian ASI diteruskan. Pemberian MP-ASI berbentuk lumat halus karena bayi sudah
memiliki refleks mengunyah antara lain bubur susu, biskuit yang ditambahkan dengan air
atau susu, pisang dan pepaya yang dilumatkan. Bayi diperkenalkan dengan nasi tim sering
dan ditambahkan makanan yang lain yang lebih bervarisi. Mulai usia 8-9 bulan tim tidak lagi
disaring tetapi dibuat dalam tekstur yang lebih kasar sesuai dengan pertumbuhan gigi bayi.
Setiap kali memberikan MP-ASI perlu diberikan ASI telebih dahulu agar ASI dimanfaatkan
seoptimal mungkin.

c.

Pola pemberian ASI/MP-ASI pada bayi usia 9-12 bulan


Pemberian ASI diteruskan. Bayi mulai diperkenalkan dengan makanan padat dalam bentuk
makanan lembik (nasi tim bayi). Pada usia ini bayi sering memegang makanan sendiri maka
dapat diberikan biskuit atau pisang. Bayi dapat diberikan makanan selingan paling sedikit 1
kali sehari dan makanan lembek sedikitnya 3 kali sehari. Perlu diperkenalkan makanan agar
bayi terbiasa dengan makanan yang beraneka ragam.

2.

Bentuk MP-ASI

a.

Makanan lumat
Makanan lumat adalah semua makanan yang dimasak dan disajikan secara halus yang
diberikan pertama kali pada bayi disamping ASI contohnya bubur tepung, bubur beras
(encer), nasi pisang dilumatkan, ketupat dilumatkan dan sebagainya. Apabila makanan terdiri
1 atau 2 macam bahan makanan sebaiknya diaanjurkan untuk menambah bahan makanan
ketiga kedalam makanan tersebut sehingga lengkap misalnya bubur tepung ditambah tempe
dilumatkan dan sayuran hijau, nasi pisang sebelum ditambah ikan asin atau tahu.

b.

Makanan Lembek
Makanan lembek merupakan peralihan dari makanan lumat menjadi makanan orang dewasa
dapat berupa bubur beras (padat), nasi lembik, ketupat dan lain-lain yang biasanya disertai
dengan lauk pauk tertentu (tempe, tahu dan lain-lain)

3.

Pengaturan MP-ASI secara tepat dan benar


ASI betapapun baik mutunya sebagai makanan bayi berjumlah merupakan jaminan
bahwa gizi baik yang selalu baik, kecuali ASI tersebut diberikan secara benar dan tepat. Baik
makanan maupun pendamping haruslah mendekati mutu ASI, dalam arti dapat memberikan
semua unsur gizi essensial yang diperlukan oleh bayi. Mutu protein makanan harus baik,
dapat memenuhi kebutuhan akan berbagai asam amino essensial.
Dengan memperhatikan mutu ASI yang tepat dan benar maka kemungkinan akan bayi
mendapatkan penyakit tidak akan terjadi. MP-ASI mutu gizinya harus baik seperti susu sapi
atau bersumber protein hewati dalam jumlah yang cukup. Penghentian pemberian ASI yang
terlalu awal mungkin tidak akan membawa akibat berupa penurunan tingkat gizi. Makanan
MP-ASI adalah makanan yang sangat terbuka akan berbagai kemungkinan kontaminasi, baik
waktu membuatnya maupun menyimpannya.

4.

Resiko pemberian MP-ASI yang terlalu dini


Bayi belum siap untuk menerima semi padat kira-kira berumur 6 bulan dan makanan
itu belum dirasakan perlu sepanjang bayi mendapatkan ASI yang cukup. Hal ini dapat
mengakibatkan berbagai munculnya penyakit seperti gangguan menyusui, beban ginjal yang
terlalu berat dan gangguan selera makan.

a.
1.

Resiko jangka pendek


Gangguan menyusui
Pengenalan makanan selain ASI secara dini akan menurunkan frekuensi dan intensitas
pengisapan bayi, sehingga resiko akan terjadinya penurunan ASI semakin besar.

2.

Penurunan absorbsi besi dari ASI


Pengenalan serelia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi penyerapan zat besi dari
ASI, walaupun konsentrasi zat besi dalam ASI rendah, tetapi lebih mudah.

3.

Penyakit diare
Resiko jangka pendek pada bayi yang mendapat makanan pendamping ASI terlalu dini adalah
penyakit diare.

b.

Resiko jangka panjang

Beberapa resiko jangka panjang pemberian MP-ASI sejaak dini adalah :


1.

Obesitas
Pemberian makanan pada bayi sejak usia dini dapat mengekibatkan kegemukan pada bayi.
Bayi yang mendapat ASI tampaknya dapat mengatur masukan konsumsi sehingga konsumsi
mereka dapat disesuaikan dengan kebutuhannya.

2.

Beban ginjal yang berlebihan


Makanan padat banyak yang mengandung kadar Natrium clorida (NaCl) yang tinggi yang
akan menambah beban bagi ginjal . beban tersebut masih ditambah oleh makanan
pendamping lainnya yang mengandung daging.

3.

Arteriosklerosis
Peranan faktor dalam patogenesis dan penyakit jantung ischemic tidak dipungkiri lagi. Faktor
nutrisi yang terlibat antara lain : diit yang mengandung tinggi energi atau kalori dan kaya
akan kolesterol serta lemak-lemak jenuh sebaiknya kandungan lemak tak jenuh yang rendah.

4.

Alergi terhadap makanan


Belum matangnya sistem kekebalan usus pada umur dini, akan menyebabkan banyak
terjadinya alergi terhadap makanan pada masa kanak-kanan. ASI dapat menularkan
penyebab-penyebab alergi dalam jumlah yang cukup banyak untuk menyebabkan gejalagejala klinis tetapi pemberian susu sapi atau makanan pendamping yang dini menambah
terjadinya alergi terhadap makanan.

5.

Perlakuan salah pada pemberian makanan pendamping


Memberikan makanan pralaktat sebelum ASI keluar. Makanan pralaktat adalah jenis
makanan seperti air kelapa, air tajin, madu, pisang, yang sudah diberikan pada bayi baru lahir.

Membuang kolostrum. Masih banyak ibu-ibu yang tidak memanfaatkan optimal ASI-nya
sehingga ASI yang dikonsumsi tidak cukup. Kombinasi pemberian ASI dengan pemberian
makanan pendamping ASI yang tidak tepat dalam kualitas dan kuantitas dapat menyebabkan
bayi menderita kurang gizi.

Penggunaan hanya satu payudara. Menyusui hanya dari satu payudara berarti tidak
memanfaatkan ASI secara optimal sehingga ASI yang dikonsumsi tidak cukup. Kombinasi
pemberian ASI dengan pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dalam kualitas
dan kuantitas dapat menyebabkan bayi menderita kurang gizi.

Pemberian makanan pendamping terlalu dini atau terlambat. Pemberian makanan


pendamping ASI terlalu dini menurunkan konsumsi ASI dan menimbulkan gangguan
pencernaan/ diare. Sedang bila terlambat bisa menyebabkan bayi kurang gizi.

6.

Cara pemberian makanan pendamping

pertama, berikan dalam bentuk cair dan bertahap menjadi lebih kental.

Kedua, bila bayi tidak mau jangan dipaksa tetapi bisa diganti jenis lainnya dan pada
kesempatan lain bisa diulang pemberiannya.

Ketiga, jangan memberikan makanan pendamping dekat dengan waktu menyusui.

Keempat, berikan makanan pendamping yang bervariasi supaya tidak bosan sekaligus
memperkenalkan aneka jenis bahan makanan.

7.

Kecukupan makanan bayi usia empat bulan


Selama masa bayi, pengaturan makan perlu mengalami beberapa tahap perubahan
yang disebabkan oleh peningkatan rekuiremen dan perkembangan kemampuan bayi untuk
menerima dan mencerna makanan.
Bayi disusukan sedini mungkin, kalo bisa langsung setelah melahirkan. Program
Inisiasi Menyusui Dini atau disingkat dengan IMD juga mulai marak di lakukan di beberapa
rumah sakit. Waktu dan lama menyusui disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
Makanan pendamping ASI atau bisa disebut MP-ASI adalah makanan yang diberikan
kepada bayi selain ASI, dimana jenis dan karakter dari makanan tersebut disesuaikan dengan
umur bayi. Makanan ini pada usia terdimana bayi memerlukannya di usia

Bayi

Bulan

Bayi usia 0-6 bulan sebenarnya tidak memerlukan makanan pendamping, dengan ASI saja
sudah mencukupi. ASI ekslusif dewasa ini disarankan memang sampai dengan bayi usia 6
bulan. Namun bila kebutuhan ASI tidak mencukupi, atau ada hal tertentu yang menyangkut
kondisi sang ibu seperti tidak keluarnya ASI, pemberian makanan penunjang bisa dilakukan.

Pada usia 3-4 bulan, bayi bisa diberikan buah-buahan seperti pisang dan air jeruk manis.
Pemberian bubur susu (makanan lumat sampai lembik) disesuaikan dengan keperluan
masing-masing bayi. Makanan padat bayi pertama ini (bubur susu) dapat dibuat dari tepung
seperti tepung beras, jagung atau havermouth dengan ditambahkan susu dan gula. Pemberian
bubur susu dan buah-buahan 1x sehari.

Usia sebelum 4 bulan ini dapat pula mulai diberikan telur ayam, tetapi harus waspada
kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria. Bila terjadi alergi, pemberian telur ditangguhkan.
Biasanya bayi sudah tahan telur pada usia 7 bulan ke atas.
Untuk pemberian makanan lumat bisa memilih waktu yang sesuai misalkan sekitar jam 09.00
dengan memperhatikan bahwa kira-kira 2 jam sebelumnya tidak diberi apa-apa. Pada bayi
usia 5-6 bulan dapat diberikan 2x bubur susu sehari, buah-buahan dan juga telur.

Bayi

Bulan

Bayi dapat mulai diberi nasi tim yang merupakan makanan lunak dan makanan campuran
yang lengap karena dapat dibuat dari beras, bahan makanan sumber protein hewani (hati,
daging cincang, telur atau tepung ikan) dan makanan sumber protein nabati seperti tahu,
tempe, sayuran hijau (bayam), buah tomat dan wortel. Sehingga nasi tim ini merupakan
makanan yang mengandung nutrien lengkap. Selama bayi, pemberian nasi tim ini harus
disaring terlebih dahulu untuk memudahkan menelannya dan tidak mempersulit atau
memperberat pencernaan.

Bayi

12

Bulan

Bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim, yaitu pada pagi hari sebagai
makan pagi misalnya sekitar jam 09.00. Siang hari sekitar jam 13.00 sebagai makan siang
dan sore hari sekitar jam 17.00 18.00 sebagai makan malam.
Bila bayi disusui lebih dari 1 tahun, harus diperhatikan kemungkinan timbulnya anoreksia
(berkurangnya atau hilangnya napsu makan) terhadap makanan lain sehingga anak bisa
kekurangan protein dan kalori yang akhirnya menderita penyakit malnutrisi energi protein.

8.

Makanan

Buatan

dan

Susu

Formula

Memberikan makanan buatan hanya dibenarkan bila menyusui tidak dapat dilaksanakan,
misalnya produksi ASI tidak ada atau sangat kurang. Susu formula sebagai pengganti ASI
kebanyakan dibuat dari susu sapi. Hampir semua tersedia dalam bentuk bubuk dan hanya
memerlukan pengenceran dengan air matang sebelum disajikan. Pengganti ASI (PASI) ini
dapat dikelompokan berbagai macam baik menurut rasa, menurut Ph cairan, kadar nutrien,
bahan utama protein, maksud penggunaan maupun menurur komposisi nutriennya.
Bila bayi tidak menghabiskan hidangan yang disediakan, mungkin bayi telah cukup
mendapatkan pengganti ASI dan sebaliknya bila menghabiskan hidangan yang disediakan
mungkin juga masih kurang sehingga hidangan selanjutnya perlu diperbanyak terutama jika
bayi masih menangis atau belum puas.

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang ideal harus mengandung: (1) makanan pokok
(yang paling banyak dikonsumsi oleh keluarga, biasanya makanan yang mengandung tepung
seperti beras, gandum, kentang dan tepung maizena) ditambah dengan bahan lain seperti (2)
kacang, sayuran berdaun hijau atau kuning, (3) buah, (4) daging hewan dan (5) minyak atau
lemak. Bahan ini dibuat menjadi bubur. Makanan pokok direbus di dalam air atau susu
sampai menjadi bubur yang kental dan tidak terlalu cair, kemudian diperkaya dengan sedikit
minyak atau lemak.
Untuk memudahkan penyiapan MP-ASI, bahan makanan sebaiknya dipilih yang mudah
didapat (banyak tersedia di kebun keluarga atau di pasar terdekat), harganya murah dan
paling sering dimakan (merupakan bagian dari apa yang dimakan oleh anggota keluarga yang
lebih besar atau dewasa) dan sebaiknya diramu dengan resep lokal.
Campuran MP-ASI yang terdiri dari dua jenis bahan makanan disebut campuran sederhana,
sementara yang terdiri dari tiga atau empat jenis bahan makanan disebut campuran majemuk.
Campuran majemuk mungkin terlalu mahal untuk beberapa keluarga. Namun tidak terlalu
penting untuk mengadakan golongan kacang dan hewan dalam satu campuran. Jika bayi
sudah dapat memakan makanan yang dibuat dari dua bahan, tentu saja dalam berbagai variasi
campuran, atau setidaknya dua jenis dari campuran tiga bahan, makanan tersebut sudah
sebaik campuran empat bahan.
Jika minyak atau lemak tidak tersedia, ke dalam setiap campuran makanan dapat
ditambahkan madu. Bagaimanapun minyak dan lemak jauh lebih baik karena disamping
memasok energi juga dapat melunakkan dan melezatkan makanan. Jangan lupa memberikan
buah-buahan atau sari buah pada setiap waktu makan atau sebagai makanan selingan di
antara dua waktu makan.
MP-ASI baru boleh diberikan setelah bayi diberi ASI/Pengganti ASI (susu formula).
Kemudian secara berangsur ASI/PASI dapat dapat berubah fungsi sebagai makanan
pendamping dan makanan sapihan menjadi makanan utama.
Pemberian pertama cukup dua kali sehari, satu atau dua sendok teh penuh. Kebutuhan bayi
akan meningkat seiring dengan tumbuh kembangnya. Jika bayi telah menggemari makanan
baru tersebut, ia akan mengonsumsi 3-6 sendok besar penuh setiap kali makan. Namun
jangan lupa bahwa bayi tetap membutuhkan ASI/PASI. Pada umur 6-9 bulan, setidaknya bayi
membutuhkan empat porsi makanan. Jika dengan takaran tersebut bayi masih kelaparan, beri
makanan selingan seperti pisang atau biskuit. Buah-buahan merupakan makanan selingan
yang sempurna. Bayi memerlukan sesuatu untuk dimakan setiap dua jam begitu ia terbangun.

Menginjak umur 9 bulan bayi telah mempunyai gigi dan sudah mulai pandai mengunyah
kepingan makanan. Sekitar umur setahun bayi sudah mampu memakan makanan orang
dewasa. Pada saat itu ia makan (mungkin) empat sampai lima kali sehari. Anak umur 2 tahun
memerlukan makanan separuh makanan orang dewasa.
Saat ini MP-ASI instan dapat kita temukan dengan mudah dalam bentuk instan di pasaran.
Sebagian besar bubur susu yang beredar di Indonesia sudah dimasak terlebih dahulu dan
dikeringkan sebagai bubuk. Jika diperlukan, cukup seduh dengan air panas sesuai petunjuk
penggunaan maka bubur tersebut siap dihidangkan. Biasanya diperlukan sekitar 40 g bubuk
tiap kali pemberian untuk mencapai energi sebanyak 160-170 kkal.

9.

Makanan yang perlu dihindari di awal pengenalan MPASI


Makanan yang perlu dihindari adalah Susu sapi/kambing, Dairy products (seperti yogurt,
keju, dsbnya) Telur Makanan yang mengandung gluten seperti gandum, rye, barley dan oat
Madu Kerangkerangan dan ikan Makanan pedas Kacang-kacangan (kacang tanah, almond.
dsbnya) Daging/ikan asap Garam Gula Buah beraroma tajam / Citrus fruits (spt. strawberry,
raspberry, lemon)

10.

Waktu pemberian MPASI


Pemberian MPASI merupakan waktu yang amat istimewa bagi si Kecil dan juga anda.
Berikan di waktu yang nyaman untuk anak dan juga anda. Jika memungkinkan, berikanlah
MPASI di waktu yang sama setiap harinya. Tujuannya agar terbentuk suatu pola atau
kebiasaan. Sebelum anda mengenalkan MPASI, bayi terbiasa dengan pola menyusu yang
teratur tanpa henti. Terkadang akan sangat mengganggunya, jika ia harus berhenti di sela-sela
acara makannya sekarang. Untuk itu, berikanlah anak sedikit ASI / susu formula, sebelum
memberikan MPASI. Sehingga ia tidak terlalu kelaparan yang sangat mungkin membuatnya
marah atau frustasi.
Di hari-hari pertama pemberian MPASI, bayi biasanya hanya memerlukan sedikit makanan
padat. Misalnya, 2 3 sendok kecil penuh. Dimulai dari 1 kali pemberian MPASI per hari.
Misalkan saat makan siang. Kemudian dapat ditingkatkan menjadi 3 kali sehari (makan pagi,
makan siang dan makan malam).
Yang perlu diingat, ukurlah selalu suhu dari makanan sebelum diberikan kepada si
kecil. Dudukkan bayi anda di pangkuan atau di kursi makan bayi. Cobalah membuat acara

makan menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan. Senyumlah selalu dan ekspresikan
bagaimana senangnya acara makan. Jangan lupa ajaklah ia bicara saat anda menyuapinya.
Ingat makan bagi anak adalah lebih dari sekedar acara pemenuhan nutrisi. Tetapi masa
pembelajaran yang baik dan menyenangkan

11.

Apabila si Kecil menolak MPASI


Bukanlah suatu masalah besar jika si kecil menolak suapan anda. Cobalah berikan kembali
MPASI beberapa hari setelahnya. Atau siapkan makanan saring (puree) yang lebih encer
sehingga lebih memudahkan bayi anda untuk menelan. Terutama bagi bayi yang belum
menguasai betul cara mengunyah dan menelan makanan. Anda juga dapat memulai dengan
mencelupkan jari anda yang sudah bersih ke dalam makanan saring si bayi, kemudian biarkan
bayi anda untuk menghisapnya dari jari anda. Hal ini dapat dilakukan di awal-awal masa
pengenalan MPASI, karena beberapa bayi tidak suka merasakan sendok di mulutnya. Jika
bayi anda hanya makan sedikit makanan padatnya, janganlah memaksanya untuk makan.
Biasanya para bayi tahu persis kapan ia mereka merasa cukup kenyang.

12.

Suhu MPASI
Makanan yang akan diberikan kepada bayi harus dalam suhu ruangan atau hangat-hangat
kuku. Ini penting, karena mulut bayi lebih sensitif terhadap suhu dibandingkan dengan orang
dewasa. Apabila MPASI dipanaskan dengan microwave, panaskanlah hingga mendidih
kemudian dinginkan terlebih dahulu. Aduk rata untuk mendinginkan makanan. Periksa
kembali suhu makanan sebelum diberikan kepada si kecil.

Higienis

Harus menjaga benar kebersihan dalam menyiapkan MPASI dan tempat penyimpanannya.
Hal ini disebabkan bayi sangat mudah keracunan makanan / food poisoning. Botol susu harus
dicuci dengan bersih dan disteril, karena susu merupakan tempat ideal untuk berkembang
biaknya bakteri. Begitu pula dengan dot, training cup harus disteril sampai dengan bayi anda
berusia 1 tahun. Sendok makan bayi harus di sterilisasi sampai minimum bayi berusia 9
bulan. Akan tetapi, saat bayi mulai belajar merangkak dan memasukkan barang ke dalam
mulutnya, sterilisasi piring makan, training cup dan sendok makannya sudahlah tidak terlalu
penting, kecuali untuk botol susu dan dot.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
MP-ASI diberikan sebagai pelengkap ASI sangat membantu bayi dalam proses belajar makan
dan kesempatan untuk menanamkan kebiasaan makan yang baik. Pemberian makanan

pelengkap bertahap dan bervariasi dari sari buah, makanan lumat, makanan lembek dan
makanan padat.
3.2

Saran
Bila ibu tidak bisa memberi ASI, upayakan memilih susu yang sesuai. Kebersihan botol susu
harus dijaga dengan mensteril atau merebus dulu sebelum dipakai. Susu harus diberikan
dengan kekentalan sesuai aturan dan jumlahnya sesuai umur. Bila susu terlalu kental bayi
akan cepat haus. Pemberian susu yang kekentalan terus-menerus dan berlebihan akan
membuat bayi kegemukan. Ini akan dibawa sampai besar. Kebanyakan susu juga akan
mengganggu nafsu makan sehingga makanan tidak dihabiskan.

DAFTAR PUSTAKA
Moehji,Sjahmien. 1992. Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita. Bharatara.
Mochtadi,Deday.1994. Gizi untuk Bayi. Sinar Harapan : Jakarta.
Moehji,Sjahmien.1992. Ilmu Gizi. Bhratara, Jakarta.
Roesli,U. 2005. Makanan Pengganti Air Susu Ibu. Jakarta : Puspawara
Saleha .2004. Makanan Pendamping Air Susu Ibu. Jakarta
http://botefilia .com/index.php/archives/2009/01/10/pasi/

Anda mungkin juga menyukai