Lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu komoditas andalan penghasil devisa
utama dalam kelompok rempah, tetapi produksinya masih sangat rendah. Untuk
meningkatkan produksi lada Indonesia, harus dilakukan berbagai cara, diantaranya dengan
melakukan perakitan varietas unggul yang memiliki potensi produksi tinggi serta
mempersiapkan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan tanaman dalam mendapatkan
produktivitas yang maksimal. Dalam meningkatkan produktivitas tanaman dikenal rumus
Y= E + G + E.G
E = faktor lingkungan
G = faktor genetik
E.G = interaksi antara faktor genetik dan lingkungan
Fenotipe ditentukan sebagian oleh genotipe individu, sebagian oleh lingkungan
tempat individu itu hidup, waktu, dan, pada sejumlah sifat, interaksi antara genotipe dan
lingkungan. Waktu biasanya digolongkan sebagai aspek lingkungan (hidup) pula. Ide ini
biasa ditulis sebagai P = G + E + GE, dengan P berarti fenotipe, G berarti genotipe, E berarti
lingkungan, dan GE berarti interaksi antara genotipe dan lingkungan bersama-sama (yang
berbeda dari pengaruh G dan E sendiri-sendiri. Pengamatan fenotipe dapat sederhana
(misalnya warna bunga)
1. Faktor Ligkungan
Faktor lingkungan atau ekosistem merupakan faktor yang mempengaruhi tumbuhan
yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut. Ada beberapa faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yaitu air, cahaya, kelembapan,
makanan(nutrisi), suhu.
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap produktivitas lada adalah :
- Curah hujan yaitu berkisar anatara 2.000-3.000 mm/th.
- Cukup sinar matahari (10 jam sehari).
- Suhu udara 200C - 34 0C.
- Kelembaban udara 50% - 100% lengas nisbi dan optimal antara 60% - 80% RH.
- Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.
- Kebutuhan air yang berfungsi anatara lain sebagai fotosintesis, mengaktifkan reaksi
enzim ezimatik, menjaga kelembapan dan membengtu perkecambahan pada biji.
Tanaman lada yang baru ditanam di lapangan perlu dirawat sebaik-baiknya agar
benar-benar dapat menjelmakan potensi genetik yang dimilikinya. Pemeliharaan yang
buah
lada
per
satuan
volume
tanpa
memperhitungkan
porositas.
Pertumbuhan akar yang kuat lazim diperlukan untuk kekuatan dan pertumbuhan. Panjang
akar merupakan kekuatan dan petumbuhan. Bentuk keseluruhan sistem akar terutama lebih
dikendalikan secara genetik dari pada mekanisme lingkungan. Akar dapat pula berubah
bentuk karena fungsinya berbeda dengan fungsi asal. Hal ini dapat disebabkan oleh karena
penyesuaian cara hidupnya dengan keadaan-keadaan tertentu.
Jumlah buku dan ruas sama dengan jumlah daun, ketiganya mempunyai asal ujung
yang sama didalam fitometer. Namun, jumlah daun juga dipengaruhi faktor genetik dan
lingkungan. Pertumbuhan daun akan lebih digalakkan apabila tersedia air dalam jumlah
banyak dalam media tanam. Dengan demikian terlihat bahwa tanaman melakukan interaksi.
TUGAS TERSTRUKTUR
EKOLOGI TANAMAN
LADA
Semester:
Genap 2013/2014
Oleh:
GHANNI PRABAWATI
NIM A1L012207