Anda di halaman 1dari 37

Peranan Petugas Gizi

Dalam Pelayanan Yang Di Jamin Oleh BPJS Kesehatan


A Never Ending Journey To Create An Efficient And Effective Health Care System

Dr. Donni Hendrawan, MPH


Ka. BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Yogyakarta
26 November 2014 , Sahid Rich, Yogyakarta

Curriculum Vitae
Nama : Dr. Donni Hendrawan , MPH
Jabatan : Ka. KCU BPJS Kesehatan DIY (Senior Manager)
Pendidikan :
1. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (1991-1998)
2. Institute Of Public Health, Georgia State University, Atlanta , US Majoring
Health Financing & Health Economics (2011-2012)
Training :
1. Health Care Financing Course, Hanoi ,Vietnam (2007)
2. International Training on Social Health Insurance, Germany (2008-2009)
Karir di Askes.BPJS Kesehatan :
1. Pelaksana di KR I (2002-2003)
2. Ka.Seksi Assos KCU Medan (2003-2004)
3. Ka.Seksi Askom KCU Palembang (2004-2005)
4. Ka. Cab Bengkulu(2006-2008)
5. Ka Departemen Manajemen Manfaat & Litbang Ktr Pusat (2009-2013)

Introduksi
Menuju Cakupan Semesta 2019

Apa kata Undang-Undang No 40/2004?


Elemen pokok pelaksanaan JKN

Pasal 19
Asuransi yang
mengedepankan
prinsip:

Asuransi

Sesuai kebutuhan
medik peserta

Sosial

Akses pelayanan
kesehatan
Manfaat medik
sama

Equity

Gotong Royong
Kepesertaan
Wajib
Iuran sesuai %
upah
Not For Profit

Sustainibilitas, Kepuasan Peserta dan Provider, Akuntabilitas pengelolaan (GC)

Mengapa JKN Diperlukan ?

Demand
1.
2.
3.
4.
5.

Transisi Demografi
Transisi Epidemiologi Penyakit Kronis
Pembangunan berwawasan kesehatan belum optimal
Kesenjangan ekonomi tinggi
Prilaku dan cara pandang terhadap kesehatan (Ignorance)

+ Suplai
1.
2.
3.
4.

Inflasi biaya kesehatan sangat tinggi namun berdampak rendah


Ketersediaan dan distribusi tenaga maupun sarana kesehatan
Standarisasi kompetensi, sarana dan prasarana
Paradigma serta koordinasi antar tingkat layanan

JKN tidak boleh menjadi produk yang Inferior !

Revolusi Menyeluruh

Referensi: Control Knob, World Bank (2008)

Sinergi Pemangku Kepentingan


Kebijakan

Koordinasi

Regulator
Pemerintah

Kebijakan

DJSN, KPK, BPK, AP, DP


(Pengawasan)
Supervisi

Pembayaran iuran
PBI, PP, PNS

Pembayaran Klaim

Fasilitas Kesehatan

BPJS

Koordinasi & Pelaporan

Pelayanan Efektif & Efisien

Kendali Mutu & Biaya


Membayar Iuran

Peserta/ Masyarakat

Kebijakan

Regulasi Pelaksanaan

Karakter Manfaat JKN

Manfaat
Manfaat
komprehensif
Manfaat medik
sama
Tidak ada
pembatasan
(limitasi), sesuai
kebutuhan medik
Berlaku diseluruh
wilayah RI

Kepesertaan

Pelayanan

Bersifat wajib
Kepesertaan
melekat seumur
hidup
Kewajiban mengiur
Wajib mematuhi
prosedur
Sanksi
keterlambatan
mengiur
Khusus PBPU masa
aktivasi 7 hari
setelah iuran
dibayar

Dilakukan pada
semua fasilitas
pemerintah dan
swasta yang
bekerjasama
(Elektif)
Pelayanan
emergensi
diseluruh faskes
Pemeriksaan,
tindakan dan obat
yang diperlukan
Bantuan pembelian
alat bantu tertentu

Pentahapan Kepesertaan
PerPres no 111/2013 Psl 6

1Januari

2014

PBI (Jamkesmas)
TNI/POLRI dan
Pensiunan
PNS & Pensiunan
JPK JAMSOSTEK
BU Pemerintah &
Swasta*
Masyarakat Umum*
* Voluntary

1Januari

2019

1Januari

2015

BU Pemerintah
BU Swasta
Besar, Menengah, Kecil

1Januari

2016

Usaha Mikro

Perpres no 111/2013 Pasal 11 ayat 3

Setiap orang bukan pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan


anggota keluarganya dengan membayar iuran.

Semua masyarakat wajib menjadi peserta


www.bpjs-kesehatan.go.id

Jalan Menuju Cakupan Semesta


Challenging Road

140

127
118

120

Indonesia

2014-2019

(5 tahun)

100
79

80
60

72

48
36

40

26

20
0
Jerman

Belgium

Austria Luxemberg Costa Rica Jepang Korea Selatan

Jerman

Belgium

Austria

Costa Rica

Jepang

Korea Selatan

Luxemberg

Manfaat JKN
Menuju Cakupan Semesta 2019

Manfaat JKN
Promotif

Preventif

Kuratif

Rehabilitatif

Mempertahankan
Kesehatan

Mencegah
Penyakit

Mengembalikan
Kesehatan

Memulihkan
Fungsi

KIE Langsung

Immunisasi
KB

RJTP
RITP
RJTL
RITL
Katastrofik
Intensif Care

Rehab Medik

Olahraga Sehat
Promkes Keliling

Skrining

Kesehatan
Deteksi Dini
Prolanis

Perlindungan
Bantuan Alkes

24/7

Jenis Faskes
Sesuai Permenkes no 28/2014

1.
2.
3.
4.
5.

Tingkat Pertama
Puskesmas atau yang setara
Praktik dokter
Praktik dokter gigi
Klinik pratama atau yang setara
Rumah Sakit Kelas D Pratama

Bila suatu kecamatan tidak memiliki Dokter sesuai penetapan Ka. Dinkes maka,

BPJS Kesehatan dapat bekerjasama dengan Praktik Bidan/Perawat


Tingkat Lanjut
1. Klinik utama atau yang setara,
2. Rumah Sakit Umum,
3. Rumah Sakit Khusus

Sistem Rujukan & Pembayaran

*Permenkes No 59/2014

Pelayanan Tingkat III

RS Tipe B pendidikan di Propinsi dan RS Tipe A

INA CBGS + Top Up


+ FFS Obat & Alkes

Pelayanan Tingkat II

RS Tipe D, RS Tipe C, B non pendidikan, Klinik Utama


INA CBGS + Top Up
+ FFS Obat + Alkes

Pelayanan Tingkat I

Puskesmas, dr & drg praktik perorangan,


Klinik pratama, Bidan*
Kapitasi + Non Kapitasi

Ruang Lingkup Pel. Primer


Pelayanan Puskesmas, DPP, Klinik Pratama

Pelayanan kesehatan non-spesialistik yang mencakup:


1. Administrasi pelayanan
2. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
3. Pelayanan Promotif dan Preventif: Penyuluhan kesehatan
perorangan, KB, Skrining Kesehatan*, Prolanis untuk penderita DM*
dan Hipertensi, Immunisasi dasar
4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif
5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis*
7. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama
8. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi*
9. Pelayanan ambulan rujukan*
10.Pelayanan persalinan normal*
11.Pelayanan obat rujuk balik*
12.Pelayanan KB MOP dan MOW*
* Pembiayaan diluar kapitasi

Pembayaran Faskes Primer


Perpres no 12/2013 Pasal 39 Ayat (1)

BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan


tingkat pertama secara praupaya berdasarkan kapitasi atas jumlah
Peserta yang terdaftar di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.
Faskes primer
berfungsi secara
optimal sebagai
Gatekeeper

Pel
kes

Faskes Primer
mengedepankan
pelayanan promotif
preventif, mematuhi
PPK

Kapitasi segera
didistribusikan dan
dikelola oleh faskes
Pemanfaatan dana
kapitasi sesuai
ketentuan yang
berlaku)

Ad

Mo
nev

Pelaporan setiap
bulan dilakukan secara
rutin (P-Care)
Kesesuaian diagnosa
laporan dan rujukan
Kelengkapan adm
penagihan klaim non
kapitasi

Kesepakatan Tarif dengan Adinkes DIY

Besaran Kapitasi
Kesepakatan Adinkes dan PKFI DIY

Pusk. tanpa dokter umum Rp. 3.000


Pusk. 1 dokter umum , tnp dokter gigi Rp. 4.000
Pusk. 1 dokter umum, 1 dokter gigi Rp. 5.000
Pusk. >1 dokter umum, tnp dokter gigi Rp. 5.500
Pusk. >1 dokter umum, 1 dokter gigi Rp.6.000

Klinik tanpa dokter gigi /praktik perseorangan Rp. 8.000


Klinik dengan dokter gigi Rp.10.000
Dokter Gigi mandiri Rp. 2.000
Dokter didaerah terpencil Rp. 10.000 (minimal untuk 1000
jiwa)

Ketentuan Pelayanan ANC


a. Pemeriksaan ANC sekurang-kurangnya dilakukan 4 (empat)
kali,dengan distribusi waktu 1 (satu) kali pada trimester
pertama kehamilan, 1 (satu) kali pada trimester kedua
kehamilan, dan 2 (dua) kali pada trimester ketiga kehamilan.
b. Pemeriksaan ANC berupa pengukuran tinggi badan dan berat
badan, pemeriksaan tekanan darah, pengukuran lingkar
lengan atas, pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemeriksaan
denyut jantung janin dan posisi janin, skrining status dan
pemberian imunisasi tetanus toksoid, pemberian tablet
tambah darah dan asam folat, serta temu wicara.
c. Pemeriksaan ANC sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
a diberikan sesuai usia kehamilan ibu.

Ketentuan Pelayanan ANC

d. Pemeriksaan ANC berupa pemeriksaan laboratorium rutin


meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin dan pemeriksaan
golongan darah pada ibu hamil wajib dilakukan oleh pemberi
pelayanan antenatal yang memiliki alat pemeriksaan
laboratorium tersebut.
e. Pemeriksaan ANC berupa pemeriksaan laboratorium lainnya
dilakukan atas indikasi ibu hamil oleh pemberi pelayanan
antenatal yang memiliki alat pemeriksaan laboratorium
tersebut.

Ketentuan Pelayanan Persalinan dan PNC


(3) Persalinan pervaginam dengan tindakan emergensi dasar di
Puskesmas PONED sebagaimana meliputi penatalaksanaan untuk
mengatasi kegawatdaruratan medik, perdarahan pada kehamilan muda
(abortus), preeklamsia, eklamsia, dan persalinan macet (distosia).
(4) Pemeriksaan PNC/neonatus sesuai standar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d terdiri dari:
a. Pelayanan ibu nifas; dan
b. Pelayanan neonatal.
(5) Pelayanan ibu nifas sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a
meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu;
pemeriksaan tinggi fundus uteri; pemeriksaan lokhia dan pengeluaran
pervaginam lainnya; pemeriksaan payudara dan dukungan pemberian
ASI Eksklusif; pemberian vitamin A; pelayanan Keluarga Berencana pasca
persalinan; konseling dan edukasi perawatan kesehatan; serta
penanganan risiko tinggi dan komplikasi pada ibu nifas.

Proporsi Pengunaan Kapitasi FKTP


Perpres no: 32/2014

TENAGA MEDIS DAN NON MEDIS


Jasa
pelayanan
kesehatan

Pendaftaran
Peserta
NON MEDIS

Biaya
operasional

kesmas

sanitasi

Pemeriksaan di
Poli, Poli gigi
dan KIA

Pemeriksaan di
Lab

Pelayanan Obat

DOKTER,
DRG/PERAWAT/BIDAN

ANALIS

APT, AA

gizi

KB

Penyakit
menular

Kegiatan non
medis lain

TENAGA MEDIS DAN NON MEDIS

Min
60%

SISA
JASA
PELKES

JASA PELAYANAN KESEHATAN MELIPUTI JASA PELAYANAN KESEHATAN


PERORANGAN YANG DILAKUKAN TENAGA MEDIS DAN NON MEDIS DI PUSKESMAS
DAN JEJARING (PUSTU, POLINDES, POSKESDES, DLL)

PROPORSI PEMBAGIAN DIATUR LEBIH LANJUT DALAM PERMENKES

Manfaat Pel. Primer


Pelayanan Gigi

Pelayanan kesehatan non-

spesialistik gigi yang mencakup:

1. Administrasi pelayanan, meliputi biaya administrasi pendaftaran Peserta


untuk berobat, penyediaan dan pemberian surat rujukan ke Faskes tingkat
lanjutan untuk penyakit yang tidak dapat ditangani di Faskes tingkat
pertama
2. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
3. Premedikasi
4. Kegawatdaruratan oro-dental
5. Pencabutan gigi sulung (topikal, infiltrasi)
6. Pencabutan gigi permanen tanpa penyulit
7. Obat pasca ekstraksi
8. Tumpatan komposit/GIC
9. Skeling 1x/tahun

Manfaat Pel. Lanjutan


Pelayanan RS, Klinik Utama

Pelayanan kesehatan spesialistik yang mencakup:


1. Administrasi pelayanan
2. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis
dan subspesialis
3. Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis
4. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
5. Pelayanan alat kesehatan implan
6. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis
7. Rehabilitasi medis
8. Pelayanan darah
9. Pelayanan kedokteran forensik
10.Pelayanan pemulasaran jenazah
11.Pelayanan ambulan rujukan
12.Pelayanan persalinan dengan penyulit
13.Pelayanan rawat intensif (ICU, HCU)
14.Pelayanan penyakit katastrofik

Manfaat Pel. Lanjutan


Pelayanan RS, Klinik Utama

Pelayanan kesehatan spesialistik yang mencakup:


1. Administrasi pelayanan
2. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis
dan subspesialis
3. Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis
4. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
5. Pelayanan alat kesehatan implan
6. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis
7. Rehabilitasi medis
8. Pelayanan darah
9. Pelayanan kedokteran forensik
10.Pelayanan pemulasaran jenazah
11.Pelayanan ambulan rujukan
12.Pelayanan persalinan dengan penyulit
13.Pelayanan rawat intensif (ICU, HCU)
14.Pelayanan penyakit katastrofik

Pola Pembayaran INA-CBGs


Rasionalisasi tindakan dan biaya
Pra (JKN)

JKN (INA CBGs)

Paket per Hari

Bottom Up
Lebih transparan, Fair

Top Down
Kurang transparan, Unfair ?

Quasi
Independent

Provider

Askes

Provider

NCC

Provider

Experience
Unit Cost

Provider

Provider

Provider

Market
Price

Fee For Service

Pembentukan harga tergantung


dokter
Inefisien
Pembayar dan pasien dalam
posisi lemah
Kualitas.?

BPJS
Kesehatan

Peran Manajemen RS
Pembentukan harga sesuai
kaidah

All For One Or One For All?

Sumber: Slide dr Bambang W, Ka. NCC, Okt 2014

Sumber: Slide dr Bambang W, Ka. NCC, Okt 2014

20 Diagnosa RJTL Terbanyak


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

KODE
Z098
Z491
Z501
Z867
Z088
Z863
Z099
Z480
Z992
Z866
Z510
Z090
Z873
Z865
I10
Z511
Z488
Z094
Z097
Z038

DIAGNOSA
Follow-up exam after other treatment for other conditions
Extracorporeal dialysis
Other physical therapy
Personal history of diseases of the circulatory system
Follow-up exam after other treatment for malignant neoplasm
Personal history of endocrine nutritional/metabolic diseases
Follow-up exam after unspec treatment for other conditions
Attention to surgical dressings and sutures
Dependence on renal dialysis
Personal history of dis of the nervous sys and sense organs
Radiotherapy session
Follow-up examination after surgery for other conditions
Personal hist of dis of the musculoskeletal sys and conn tis
Personal history of other mental and behavioural disorders
Essential (primary) hypertension
Chemotherapy session for neoplasm
Other specified surgical follow-up care
Follow-up examination after treatment of fracture
Follow-up exam after combined treatment for other conditions
Observation for other suspected diseases and conditions

20 Diagnosa RITL Terbanyak


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

KODE
Z511
A09
O800
I639
I500
A90
A010
N390
A91
O821
I10
K30
I64
K409
O809
N40
O820
K359
A419
Z038

DIAGNOSA
Chemotherapy session for neoplasm
Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin
Spontaneous vertex delivery
Cerebral infarction, unspecified
Congestive heart failure
Dengue fever [classical dengue]
Typhoid fever
Urinary tract infection, site not specified
Dengue haemorrhagic fever
Delivery by emergency caesarean section
Essential (primary) hypertension
Dyspepsia
Stroke, not specified as haemorrhage or infarction
Unilateral or unspecified inguinal hernia, without obstruction or gangrene
Single spontaneous delivery, unspecified
Hyperplasia of prostate
Delivery by elective caesarean section
Acute appendicitis, unspecified
Septicaemia, unspecified
Observation for other suspected diseases and conditions

Kasus RJTL
PNS MABES DAN KEMHAN

135

PENERIMA PENSIUN SWASTA

96

PBI (APBN)

144788.0

VETERAN

2282.0

PERINTIS KEMERDRKAAN

PENERIMA PENSIUN PEJABAT NEGARA

164

PENERIMA PENSIUN POLRI

82

PENERIMA PENSIUN TNI

18668.0

PENERIMA PENSIUN PNS

96104.0

PEKERJA MANDIRI

35349.0

PEGAWAI SWASTA

9160.0

PEGAWAI BUMD

60

PEGAWAI BUMN

11

PEGAWAI PEMERINTAH NON PNS

90

PEJABAT NEGARA

59

KEPOLISIAN RI

3087.0

TNI ANGKATAN UDARA

1647.0

TNI ANGKATAN LAUT

184

TNI ANGKATAN DARAT

1803.0

PNS DAERAH

61164.0

PNS PUSAT

23812.0
.0

20000.0

40000.0

60000.0

80000.0

JUMLAH KASUS RAWAT JALAN

100000.0

120000.0

140000.0

160000.0

Kasus RITL
PNS MABES DAN KEMHAN

PENERIMA PENSIUN SWASTA

PBI (APBN)

22907.0

VETERAN

266

PERINTIS KEMERDRKAAN

PENERIMA PENSIUN PEJABAT NEGARA

PENERIMA PENSIUN POLRI

13

PENERIMA PENSIUN TNI

1146.0

PENERIMA PENSIUN PNS

5026.0

PEKERJA MANDIRI

5254.0

PEGAWAI SWASTA

1463.0

PEGAWAI BUMD

10

PEGAWAI BUMN

PEGAWAI PEMERINTAH NON PNS

13

PEJABAT NEGARA

KEPOLISIAN RI

458

TNI ANGKATAN UDARA

226

TNI ANGKATAN LAUT

27

TNI ANGKATAN DARAT

217

PNS DAERAH

4277.0

PNS PUSAT

1995.0
.0

5000.0

10000.0
KASUS RAWAT INAP

15000.0

20000.0

25000.0

Peran Petugas Gizi


Menuju pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif dan efisien

Peran Petugas Gizi


Berperan serta menghasilkan luaran berkualitas

1. Memastikan pelayanan yang dilakukan baik jenis maupun mutunya sesuai


dengan standar yang ditetapkan maupun ketentuan lainnya
2. Meningkatkan kompetensi sesuai ketentuan
3. Memahami pelayanan yang cost effective (Evidence based)
4. Mengutamakan pelayanan promotif preventif kepada peserta
yang membutuhkan
5. Koordinasi dengan tenaga medis lainnya (Team based) Dokter,
Apoteker, Bidan, Perawat

Terima
kasih
Menuju Indonesia Yang
Lebih Sehat

Anda mungkin juga menyukai