SATUAN OPERASI II
PENGERINGAN ZAT PADAT I
Disusun Oleh
KELOMPOK
: II (4 KA)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
(061330400290)
(061330400294)
(061330400297)
(061330400300)
(061330400306)
(061330400311)
Astri Handayani
Diah Lestari
Dwi Sandi Wahyudi
Intan Nevianita
Nurul Agustini
Ridho Tri Julian
Instruktur
1 buah
1 buah
1 set
1 buah
1 buah
4 buah
3. DASAR TEORI
Pengeringan zat padat adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair
dari bahan padat. Pengeringan biasanya merupakan langkah akhir dari
sederetan operasi. Hasil pengeringan lalusiap dikemas. Zat padat yang akan
dikeringkan mungkin berbentuk biji, serbuk, kristal, lempengan/lembaran.
Klasifikasi pengeringan meliputi pengeringan adiabatik, non adiabatik,
atau gabungan keduanya. Pengeringan adiabatik dimana zat padat bersentuhan
langsung dengan gas panas sebagai media pengeringa. Pengering non adiabatik
dimana perpindahan kalor langsung dari medium luar atau pengering tak
langsung.
Udara memasuki ruang pengering jarang sekali berada dengan keadaan
benar kering. Tapi selalu mengandung air dan kelembaban relative. Air bebas
adalah selisih antara kandungan air total didalam zat padat dalam keadaan
kering:
X=Xt-X*
Dalam perhitungan kg menjadi pekdian adalah X, bukan Xt pada basis
kering:
X=kg H2O/kg zat padat kering tulang
Dengan berjalannya waktu, kandungan kebasahan akan berkurang seperti
contoh yang ditunjukan pada gambar A. Selanjutnya saat umpan dipanaskan
sampai suhu penguapan dan sesudah itu grafik menjadi linier. Untuk kemudian
melengkung lagi kearah horizontal dan akhirnya mendatar. Lalu pengeringan
menunjukkan laju pengeringan kemudian melengkung kebawah.
Sesudah periode penyesuaian masing-masing kurva mempunyai
segmentasi horizontal AB kg dinamakan laju pengeringan periode konstan.
Periode ini diartikan oleh laju pengeringan yang tidak bergantung pada
kandungan kebasahan.
Selama periode konstan, laju pengeringan persatuan luas adalah:
RC=
h ( T Tw ) (3600)
w
kg/jam.m2
Bila udara panas mengalir sejajar permukaan zat padat, maka koefisien
perpindahan panas (h):
H= 0,002040,8
Dimana : h= W/m C dan G= kg/jam m2
Humiditi volume udara panas dapat ditaksir dengan persamaan:
Vh=(2,8 X10-3 + 4,56 X10-3 H)T
Density udara (
G
):
1+ H
V H kg/m3
Kecepatan massa:
G= V G kg/jam m2
Waktu pengeringan selama periode konstan:
ms ( X 1X 2 )
Tc=
A RC
Bila difusi zat cair terkendali oleh laju pengeringan pada periode menurun,
maka saat laj pengeringan berkurang berlaku hukum ficks II tentang difusi:
Vx
V2 x
V t = DL V Z 2
Bila diasumsi kandngan kebasahan terdistribusi merata pada saat t=0 maka
integral.
Xc
X
8 XC
4 z2
ln
T= 2 DL 2 X
1. Pengertian Pengeringan (Drying)
Pengeringan (drying) zat padat berarti pemisahan sejumlah kecil air atau
zat cair lain dari bahan padat, sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair
di dalam zat padat itu sampai suatu nilai terendah yang dapat diterima.
Pengeringan biasanya merupakan alat terakhir dari sederetan operasi, dan
hasil pengeringan biasanya siap untuk dikemas. (McCabe, 2002)
2. Klasifikasi Pengering
Ada pengering yang beroperasi secara kontinyu (sinambung)
dan batch.Untuk mengurangi suhu pengeringan, beberapa pengering
beroperasi dalam vakum.Beberapa pengering dapat menangani segala jenis
bahan, tetapi ada pula yang sangat terbatas dalam hal umpan yang
ditanganinya.
Pembagian pokok pengering (dryer) :
Pengering (dryer) dimana zat yang dikeringkan bersentuhan langsung
dengan gas panas (biasanya udara) disebut pengering adiabatik (adiabatic
dryer) atau pengering langsung (direct dryer).
Pengering (dryer) dimana kalor berpindah dari zat ke medium luar,
misalnya uap yang terkondensasi, biasanya melalui permukaan logam yang
bersentuhan disebut pengering non adiabatik (non adiabatic dryer) atau
pengering tak langsung (indirect dryer). (Mc. Cabe, 2002)
3. Konsep Dasar Sistem Pengeringan
Proses pengeringan merupakan proses perpindahan panas dari sebuah
permukaan benda sehingga kandungan air pada permukaan benda berkurang.
Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya perbedaan temperatur yang
signifikan antara dua permukaan. Perbedaan temperatur ini ditimbulkan oleh
adanya aliran udara panas diatas permukaan benda yang akan
dikeringkan yang mempunyai temperatur lebih dingin.
4. Prinsip-prinsip Pengeringan
Banyaknya ragam bahan yang dikeringkan di dalam peralatan komersial
dan banyaknya macam peralatan yang digunakan orang, maka tidak ada satu
teori pun mengenai pengeringan yang dapat meliputi semua jenis bahan dan
peralatan yang ada.Variasi bentuk dan ukuran bahan, keseimbangan
kebasahannya (moisture) mekanisme aliran bahan pembasah itu, serta metode
pemberian kalor yang diperlukan untuk penguapan.
4. LANGKAH KERJA
Mengeringkan zat padat dengan ukuran tebal tertentu dalam oven 2 jam
hingga tidak mengandung air lagi, mendinginkan lalu menimbang. Ini
adalah zat padat kering tulang.
Merebus zat padat dalam air mendidih selam 15 menit dan mendinginkan
hingga suhu ruang, menimbang beratnya.
Selisih berat zat padat basah kering tulang dengan zat padat kering adalah
kadar air awal zat padat yang akan dikeringkan
Menyiapkan alat pengering, menghidupkan blower dan elemen pemanas
hingga suhu konstan 65oC.
Mencatat volume humidity suhu bola basah udara masuk ruang panggang,
menentukan dew point udara dengan menggunakan humidity chart.
Membaca tekanan uap air dari tabel tekanan uap dengan temperatur dew
point.
Mancatat laju alir udara.
Menetukan laju alir udara kering masuk ruang pengering dengan persamaan:
(Nt - NH2O) . BM adalah massa udara kering masuk ruang panggang.
Mencatat relative humidity setiap 15 menit.
Mengulangi percobaan diatas.
Laju alir udara dan suhu pengering selama percobaan dijaga konstan.
5. DATA PENGAMATAN
Waktu
(menit
)
0
15
30
45
60
75
90
105
120
Suhu (oC)
TBB
TBK
31
39
40
47
47
47
46
46
46
60
62
63
65
64
64
64
63
63
Rh
Dew Point
(oC)
0,017
0,037
0,039
0,063
0,064
0,064
0,064
0,060
0,060
12%
22%
23%
28%
34%
34%
33%
33%
33%
22
35
36
44
45
45
44
43
43
Waktu
(menit
)
X
(kg/ kg
dry air)
Vh
(m3/ kg
dry air)
0,4121
0,9927
1,0349
15
-2,4494
1,0136
1,0230
6147,30
6
6076,62
30
-5,5931
1,0166
1,0220
6070,68
45
-14,1956
1,0536
1,0089
60
-19,3739
1,0552
1,0083
75
-24,3199
1,0552
1,0083
90
-27,8742
1,0506
1,0099
105
-32,0483
1,049
1,0105
5992,86
6
5989,30
2
5989,30
2
5998,80
6
6002,37
120
-36,6838
1,049
1,0105
6002,37
X*
d cerobong
A cerobong
(kg/ m3)
= 0,01
= 3,7 cm = 0,037 m
= r2 = 3,14 (0,037)2
= 1,047 . 10-3 m2
G
(kg/
jam.m2)
h
(kg/
jam.m2
)
21,906
8
21,705
0
21,688
0
21,465
3
21,455
1
21,455
1
21,482
4
21,492
6
21,492
6
Rc
(kg/
jam.m2)
1108,929
8
836,4575
803,2262
570,3893
570,1183
570,1183
602,7056
602,9917
602,9917
= 2,5 m/s
= 1,22 kg/ m3
udara
6. PERHITUNGAN
Q
= v. A
= 2,5 m/s . 3,14 (0,0185)2 m2
= 2,68 . 10-3 m3/s
Berat udara per jam
=Q.
udara
(XT=0)
WoWs
Ws
0,05424 kg0,03814 kg
0,03814 kg
= (XT=0) X*
= (0,4221 0,01) kg H2O/ kg dry air
= 0,4121 kg H2O/ kg dry air
1+ H
Vh
kg
dry air
kg
3
0,9827 m K /kg dry air
1+ 0,017
= 1,0349 kg / m3
. Vg
Rc
= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (6147,306 kg/ jam.m2)0.8
= 21,9068 kg/ jam.m2
=
h ( T Tw ) (3600)
w
kg/ jam.m2
kg/ jam.m2
2. t
= 15 menit
H
= 0,037 kg H2O/ kg dry air
berat udara kering = 11,79 kg/jam . 1/60 jam/menit . 15 menit
= 2,9475 kg
Kg H2O
(WT=15)
= Wo kg H2O
= (0,05424 0,1091) kg
= -0,0549 kg
(XT=15)
W T=15 Ws
Ws
0,0549 kg0,03814 kg
=
0,03814 kg
= -2,4394 kg/kg dry air
= (XT=15) X*
= (-2,4394 0,01) kg H2O/ kg dry air
= -2,4494 kg H2O/ kg dry air
Xo
1+ H
Vh
kg
dry air
kg
1,0136 m 3 K /kg dry air
1+ 0,037
= 1,0230 kg / m3
. Vg
Rc
= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (6076,62 kg/ jam.m2)0.8
= 21,7050 kg/ jam.m2
=
h ( T Tw ) (3600)
w
kg/ jam.m2
kg/ jam.m2
= 0,229 kg
(WT=30)
= Wo kg H2O
= (0,05424 0,229) kg
= -0,1748 kg
(XT=30)
W T=30Ws
Ws
0,1748 kg0,03814 kg
0,03814 kg
Xo
1+ H
Vh
kg
dry air
kg
1,0166 m 3 K /kg dry air
1+ 0,039
= 1,0220 kg / m3
. Vg
= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (6070,68 kg/ jam.m2)0.8
= 21,6880 kg/ jam.m2
Rc
h ( T Tw ) (3600)
w
kg/ jam.m2
kg/ jam.m2
1. t
= 45 menit
H
= 0,063 kg H2O/ kg dry air
berat udara kering = 11,79 kg/jam . 1/60 jam/menit . 45 menit
= 8,8425 kg
Kg H2O
(WT=45)
= Wo kg H2O
= (0,05424 0,5571) kg
= -0,5029 kg
(XT=45)
W T=45 Ws
Ws
0,5029 kg0,03814 kg
0,03814 kg
Xo
1+ H
Vh
kg
dry air
kg
1,0536 m 3 K /kg dry air
1+ 0,063
= 1,0089 kg / m3
. Vg
= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (5992,866 kg/ jam.m2)0.8
= 21,4653 kg/ jam.m2
Rc
=
=
h ( T Tw ) (3600)
w
kg/ jam.m2
kg/ jam.m2
(WT=60)
= Wo kg H2O
= (0,05424 0,7546) kg
= -0,7004 kg
(XT=60)
W T=60 Ws
Ws
0,7004 kg0,03814 kg
0,03814 kg
= (XT=60) X*
= (-19,3639 0,01) kg H2O/ kg dry air
= -19,3739 kg H2O/ kg dry air
Vh
1+ H
Vh
kg
dry air
kg
1 , 0552 m3 K /kg dry air
1+0,064
= 1,0083 kg / m3
. Vg
= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (5989,302 kg/ jam.m2)0.8
= 21,4551 kg/ jam.m2
Rc
=
=
h ( T Tw ) (3600)
w
kg/ jam.m2
kg/ jam.m2
(WT=75)
= Wo kg H2O
= (0,05424 0,9432) kg
= -0,8090 kg
(XT=75)
W T=75 Ws
Ws
0,8890 kg0,03814 kg
=
0,03814 kg
= -24,3089 kg/kg dry air
= (XT=75) X*
= (-24,3089 0,01) kg H2O/ kg dry air
= -24,3189 kg H2O/ kg dry air
Xo
1+ H
Vh
kg
dry air
kg
1,0052 m 3 K /kg dry air
1+0,064
= 1,0083 kg / m3
. Vg
Rc
= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (5989,302 kg/ jam.m2)0.8
= 21,4551 kg/ jam.m2
=
=
h ( T Tw ) (3600)
w
kg/ jam.m2
kg/ jam.m2
4. t
= 90 menit
H
= 0,061 kg H2O/ kg dry air
berat udara kering = 11,79 kg/jam . 1/60 jam/menit . 90 menit
= 17,685 kg
Kg H2O
(WT=90)
= Wo kg H2O
= (0,05424 1,0788) kg
= -1,0246 kg
(XT=90)
W T=90Ws
Ws
1,0246 kg0,03814 kg
0,03814 kg
Xo
1+ H
Vh
kg
dry air
kg
1,0506 m 3 K /kg dry air
1+ 0,061
= 1,0099 kg / m3
. Vg
= 0,0204 G0,8
Rc
=
=
h ( T Tw ) (3600)
w
kg/ jam.m2
kg/ jam.m2
(WT=105)
= Wo kg H2O
= (0,05424 1,2380) kg
= -1,1838 kg
(XT=105)
W T=105 Ws
Ws
1,1838 kg0,03814 kg
0,03814 kg
Xo
1+ H
Vh
kg
dry air
kg
3
1,049 m K /kg dry air
1+0,06
= 1,0105 kg / m3
. Vg
= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (6002,37 kg/ jam.m2)0.8
= 21,4926 kg/ jam.m2
Rc
=
=
h ( T Tw ) (3600)
w
kg/ jam.m2
kg/ jam.m2
6. t
= 120 menit
H
= 0,06 kg H2O/ kg dry air
berat udara kering = 11,79 kg/jam . 1/60 jam/menit . 120 menit
= 23,58 kg
Kg H2O
(WT=120)
= Wo kg H2O
= (0,05424 1,4148) kg
= -1,36056 kg
(XT=120)
W T=120 Ws
Ws
1,3606 kg0,03814 kg
=
0,03814 kg
= -36,6738 kg/kg dry air
= (XT=120) X*
= (-36,6738 0,01) kg H2O/ kg dry air
= -36,6838 kg H2O/ kg dry air
Xo
1+ H
Vh
kg
dry air
kg
1,049 m3 K /kg dry air
1+0,06
= 1,0105 kg / m3
. Vg
Rc
= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (6002,37 kg/ jam.m2)0.8
= 21,4926 kg/ jam.m2
=
h ( T Tw ) (3600)
w
kg/ jam.m2
kg/ jam.m2
Waktu
(menit)
0
15
30
45
60
75
90
105
120
Tc
(menit)
0,792
6,234
14,826
32,598
72,36
90,828
98,538
113,238
129,546
Rc
(kg/ jam.m2)
1108,9298
836,4575
803,2262
570,3893
570,1183
570,1183
602,7056
602,9917
602,9917
Tc
ms( x 1x 2)
A . Rc
kg
dry air)
kg
kg
1,0747 . 103 m2 . 1108,9298
jam m2
0,03814 kg(0,4121
= 0,792 menit
b. t= 15 menit
ms( x 1x 2)
Tc =
A . Rc
kg
dry air)
kg
kg
1,0747 . 103 m2 . 836,4575
2
jamm
0,03814 kg (2,4494
= 6,234 menit
c. t= 30 menit
ms( x 1x 2)
Tc =
A . Rc
kg
dry air)
kg
kg
1,0747 . 103 m2 . 503,2262
jam m2
0,03814 kg (5,5931
= 14,826 menit
d. t= 45 menit
ms( x 1x 2)
Tc =
A . Rc
kg
dry air)
kg
kg
1,0747 . 103 m2 . 570,3893
2
jam m
0,03814 kg (68,5501
= -32,598 menit
e. t= 60 menit
ms( x 1x 2)
Tc =
A . Rc
kg
dry air)
kg
kg
1,0747 . 103 m2 . 570,1183
jam m2
0,0384 kg(19,3739
= 72,36 menit
f. t= 75 menit
ms( x 1x 2)
Tc =
A . Rc
kg
dry air)
kg
kg
1,0747 . 103 m2 . 570,1183
jam m2
0,03814 kg(24,3199
= 90,828 menit
g. t= 90 menit
ms( x 1x 2)
Tc =
A . Rc
kg
dry air)
kg
kg
1,0747 . 103 m2 . 602,7056
jamm2
0,03814 kg (27,8742
= 98,538 menit
h. t= 105 menit
ms( x 1x 2)
Tc =
A . Rc
kg
dry air)
kg
kg
1,0747 . 103 m2 . 602,7056
jamm 2
0,03814 kg (32,0483
=113,238 menit
i. t= 120 menit
Tc
ms( x 1x 2)
A . Rc
kg
dry air)
kg
kg
1,0747 . 103 m2 . 602,9917
jamm2
0,03814 kg (36,6838
= 129,546 menit
6. ANALISA PERCOBAAN
Pengeringan zat padat (drying) dapat diartikan sebagai pemisahan
sejumlah kecil air atau zat dari bahan padat sehingga dapat mengurangi
kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu samapai suatu nilai terendah
yang dapat diterima (Mc.Cabe, 2002). Pengeringan dapat terjadi karena adanya
perbedaan kelembapan (humidity) antara udara kering dengan bahan yang
dikeringkan.
Pada percobaan ini sampel yang digunakan adalah kemplang yang telah
direndam di dalam air kurang lebih selama 1 jam yang kemudian dioven
selama kurang lebih 20 menit baru selanjutnya dimasukkan ke dalam alat
pengering (Plate Dryer). Prinsip pemisahan pada plate dryer ini adalah akan
terjadi perpindahan massa air yang terdapat pada kemplang dengan adanya
penambahan panas. Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya perbedaan
temperature oleh adanya aliran udara panas di atas permukaan kemplang yang
akan dikeringkan ke dalam alat pengering, maka kandungan air di dalam
kemplang tersebut menguap. Uap air ini akan dikeluarkan melalui cerobong
asap dengan dibawa oleh udara. Udara panas yang mengalir tersebut sejajar
dengan bahan padat yang dikeringkan sehingga disebut konveksi. Selain itu di
dalam percobaan ini salah satu factor yang paling penting adalah temperatur,
dalam percobaan ini temperatur harus dijaga konstan (60oC) karena plate
drying ini termasuk ke klasifikasi pengeringan adiabatic yang dimana memiliki
arti tidak ada panas yang masuk ataupun keluar selama proses pengeringan
berlangsung dan bahan padat yang dikeringkan bersentuhan langsung dengan
gas panas sebagai media pengering.
Kadar air adalah pesentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah atau berat kering. Kadar air basah
mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100% sedangkan berat kering
dapat lebih dari 100%. Kadar air memegang peranan penting pada percobaan
ini, selain kadar air laju pengeringan pun salah satu factor yang diperlukan
untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh pengering untuk
mengeringkan zat padat tersebut. Dari grafik antara hubungan humididtas
terhadap waktu dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengeringan maka
semakin naik perbedaan suhu media pemanas, namun aka nada waktunya suhu
itu tetap dan suhu itu akan menurun seiring berjalannya waktu, inilah yang
dikenal dengan laju pengeringan konstan dan laju pengeringan menurun. Unutk
humidity, relaatif humidity, dan dew point dapat dilihat melalui humidity chart.
Dan untuk mengetahui nilai-nilai tersebut sebelumnnya harus diketahui terlebih
dahulu berapa temperature bola basah (TBB) dan temperature bola kering
(TBK), setelah keduanya dihubungkan maka akan didapat nilai humidity,
relative humidity dan dew point.
7. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:
a. Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya perbedaan temperatur oleh
adanya aliran udara panas yang mengalir pada bahan padat yang
dikeringkan. Udara panas tersebut mengalir sejajar dengan bahan padat
atau konveksi dan berlangsung secara adiabatik.
b. Laju pengeringan pada kadar air (setimbang) atau equilibrium moisture
yang merupakan kandungan uap air yang terendah yang didapat pada
proses pengeringan. Laju pengeringan Rc semakin menurun dengan
lamanya proses pengeringan.
c. Semakin lama waktu pengeringan maka kelembaban bahan padat semakin
berkurang dan kelembaban uap semakin meningkat.
8. DAFTAR PUSTAKA
Tim Laboratorium. 2015. Penuntun Praktikum Satuan Operasi II. Palembang:
Politeknik Negeri Sriwijaya.