Gambar 1. Konsep Negatif dan Positif pada Permukaan Miring (Sumber: Holman, 2010)
Nu = 0,56 ( Gr Prcos )
1
4
11
dan 105 Gr Prcos <10
<88
(1)
o
o
Untuk plat kemiringan kecil 88 << 90 dan permukaan panas mengahadap ke
bawah:
Nu=0,58 ( Gr L Pr )
1
5
(2)
o
15 <<75
11
q=UA T m
(4)
Di mana :
U
A
Tm
= Luas Permukaan
= Beda Suhu Rata Rata
Beda suhu rata rata log (LMTD) adalah beda suhu pada satu ujung penukar
kalor dikurangi beda suhu pada ujung yang satu lagi dibagi dengan logaritma
alamiah dari perbandingan kedua beda suhu tersebut.
T m=
( T h 2T c 2) ( T h 1T c1 )
ln [ ( T h 2T c2 ) / ( T h 1T c1 ) ]
(5)
Di mana subskrip h dan c masing masing menandai fluida panas dan fluida
dingin.
Jika suatu penukar kalor yang bukan jenis pipa ganda digunakan, maka
perpindahan kalor dihitung dengan menggunakan faktor koreksi terhadap LMTD
untuk susunan pipa ganda aliran lawan arah dengan suhu fluida panas dan suhu
fluida dingin yang sama. Oleh karena itu, bentuk persamaan perpindahan kalor
menjadi :
q=UAF T m
(6)
Nilai faktor koreksi F dapat ditentukan dari grafik yang disesuaikan dengan
jenis penukar kalornya. Bila terdapat perubahan fase, seperti kondensasi atau
penguapan, fluida biasanya berada pada suhu yang tetap sehingga persamaan di
atas menjadi lebih sederhana. Untuk kondisi ini, nilai F = 1.
Metode NTU-Efektivitas
UA
NT U maks=
Cmin
efektivitasnya:
=
T (fluida minimum)
T max
1. Sebuah kolektor sinar matahari, berbentuk plat rata dengan ukuran 1 m 2, terletak miring
dengan sudut 20o terhadap horizontal. Permukaan panas berada pada suhu 160o dan
tekanan 0,1 atm. Sejajar diatas permukaan plat panas tersebut , dipasang jemdela
transparan yang berfungsi untuk melewatkan energi radiasi matahari. Jarak antara jendela
dengan permukaan panas adalah 8cm. Suhu jendela transparan dipertahankan 40 o.
Hitunglah perpindahan kalor konveksi alami antara permukaan panas dan jendela
transparan.
Dik:
A = 1 m2
= 20 (terhadap horizontal)
= 70 (terhadap vertikal)
T2 = 60
P2 = 0,1 atm
T1 = 40
L = 8 cm = 8x10-2 m
Dit:
Q = ....
Asumsi:
40
C
8
cm
160C
0,1 atm
Jawab:
Suhu rujukan Te dan Tm (untuk menetukan
k = 0.03386 W/m.k
Pr = 0.68864
P
=
=
0.0946 kg/m3
RT
Adapun nilai
1
373
= 0.002681
Menentukan angka Nu
1
4
Nu = 0,56 ( Gr Prcos )
11
Gr Prcos<10
)
1
dan 105
Nu L =
hL
k
h=
Nu L k
L
( 5.02 ) ( 0.03386)
(0.08)
= 2.12 W/m2.oC
Jadi, pada peristiwa ini banyaknya kalor yang terpindahkan antara jendela transparan
dan permukaan panas yang memiliki kemiringan 20o terhadap horizon adalah 254,4 W
6. Dalam sebuah alat penukar kalor aliran silang, digunakan gas panas (Cp = 1,09 kJ/kg
o
C) untuk memanaskan 2,5 kg/s air dari suhu 35oC hingga 85oC. Gas masuk pada suhu
200oC dan keluar pada suhu 93oC. Koefisien perpindahan kalor menyeluruh sebesar
180 W/m2C. Hitunglah luas penukar kalor dengan menggunakan
a) LMTD
b) Metode NTU-efektifitas
Dik:
Cp = 1,09 kJ/kg oC
m
w
= 2,5 kg/s
TC1 = Tw1 = 35 C
TC2 = Tw2 = 85 C
Th1 = 200 C
TC2 = 93 C
Dit:
A=...
Asumsi:
Gambar 3. Penukar kalor aliran silang, kedua fluida tidak bercampur (Sumber: Holman, 2010)
Jawab:
Perpindahan kalor total ditentukan dari energi yang diserap air:
w c w T w =( 2,5 kg / s ) ( 4180 J /kg o C )( 85o C35o C ) =522,5 kJ / s
q=m
Oleh karena semua suhu fluida diketahui, LMTD dapat dihitung dengan
menggunakan skema suhu pada Gambar(3) ialah
( T h 1T c1 ) ( T h 2T c2 )
( 20 0o C8 5o C ) ( 9 3o C3 5o C )
T m=
=
=83,3o C
o
o
o
o
ln [ ( T h 1T c1 ) / ( T h 2T c2 ) ] ln [ ( 20 0 C85 C ) / ( 9 3 C3 5 C ) ]
Gambar 4. Skema suhu penukar kalor aliran silang sekali lintas, kedua fluida tak-campur (Sumber:
Holman, 2010)
R=
T 1T 2 35o C85o C
=
=0,47
t 2t 1 93o C20 0o C
Gambar 5. Grafik faktor koreksi penukar kalor aliran silang sekali lintas, kedua fluida tak-campur
(Sumber: Holman, 2010)
Dengan menggunakan grafik pada Gambar (4), faktor koreksi yang didapat adalah
0,92.
b. Perhitungan NTU
1
1
Rf =
U kotor U bersih
1
1
=0.0002+
U kotor
2000
1
4
=7 x 10
U kotor
U kotor=1428,57
NTU =
UA
C min
W
m2 0 C
NTU =
1428,57 x 7,859
=1,0745
2,5 x 4180
A=NTU
C min
4883 W / o C
=1,4
=37,98 m2
U
180W /m2 o C