C11.04.0016
Komplikasi OMSK :
1. Komplikasi Intra Temporal
- Abses subperiosteal
- Labirintitis
- Paresis N. Fasialis
- Petrositis
Th/ : - AB dosis tinggi
- Mastoidektomi
- Dekompresi N. VII
- Petrosektomi
2. Komplikasi Intra Kranial
- Abses Ekstradura
- Abses Perisinus
- Tromboflebitis Sinus Lateralis
- Meningitis
- Abses Otak
- Meningitis Otikus
Th/ : - Rawat inap
- Periksa sekret telinga
- AB IV dosis tinggi 7 15 hari
- Konsul spesialis saraf/saraf anak
- Mastoidektomi anestesi lokal/umum
- Operasi bedah saraf
Pada anak kecil yang prosesus mastoidnya belum berkembang, insisi harus
hati-hati karena n. fasialis letaknya dangkal sehingga dapat terkena insisi.
Pada keadaan begini, sebaiknya insisi dilakukan agak tinggi dengan
menghindari bagian bawah mastoid
3. Abses Bezold
Abses mastoid yang ruptur ke depan dinding prosesus mastoid menyebabkan penjalaran
abses di sepanjang m. sternocleidomastoideus
4. Labirintitis
- Jenis : Circumscribed Labirintitis dan Diffuse Purulent Labirintitis
- Infeksi sampai labirin via fistula telinga tengah
- Gejala meningkat pada eksaserbasi akut
- Gejala klinik :
1) Trias gejala : Vertigo, tinitus, tuli
(Paling sering mengeluh tinitus dan tuli. Vertigo sering tidak dikeluhkan karena
terjadi adaptasi)
2) Nausea, vomitus
3) Nistagmus
4) Fistula test : + /
(Positif bila pada uji fistula terjadi nistagmus/vertigo -> diagnosis fistula labirin)
-
- Uji fistula : memberi tekanan pada telinga tengah, dengan menekan tragus/dengan
Siegel spekulum
- Pemeriksaan yang menunjang diagnosis : audiogram, pemeriksaan keseimbangan dan
foto mastoid
Tambahan :
- Labirintitis umum (general) : mengenai seluruh bagian labirin, dengan gejala vertigo
berat dan tuli saraf berat
- Labirintitis yang terbatas (Labirintitis sirkumskripta) : vertigo / tuli saraf
- Labirintitis terjadi karena penyebaran infeksi ke ruang perilimfa
- Terdapat 2 bentuk labirintitis :
1) Labirintitis serosa
-
2) Labirintitis supuratif
-
dibagi dalam bentuk labirintitis supuratif akut difus atau labirintisis supuratif
kronik difus
- Terapi :
1) Operasi harus segera dilakukan untuk menghilangkan infeksi dari telinga tengah
2) Kadang-kadang diperlukan juga drainase nanah dari labirin untuk mencegah
terjadinya meningitis
3) Antibiotik adekuat : ditujukan kepada pengobatan OMK dengan/tanpa kolesteatoma
4) Pengobatan simtomatis untuk vertigo
5) Rehabilitasi pendengaran / keseimbangan
- Bakteri masuk ke dalam labirin melalui kanalikuli dalam tulang, hematogen, limfogen
dan destruksi tulang. Kolesteatom di telinga tengah sering menyebabkan destruksi
tulang sehingga terjadi fistula labirin
5. Petrositis
- Jarang terjadi, infeksi apex petrosus, sampai N. V1
- Gambaran klinis (Sindroma Gradenigo) :
1) Diplopia : karena paralisis N. V1
2) Sakit kepala
3) Nyeri trigeminal
4) Tanda-tanda infeksi telinga tengah
- Terapi : Antibiotika adekuat, mastoidektomi
Tambahan :
- Sindrom Gradenigo : keluhan diplopia (karena kelemahan N. V1), rasa nyeri di daerah
parietal, temporal atau oksipital (karena terkenanya N. V1), otorrhoe yang persisten
- Kecurigaan terhadap petrositis terutama bila terdapat nanah yang keluar terus-menerus
dan rasa nyeri yang menetap paska mastoidektomi
- Terapi : operasi. Pada waktu melakukan operasi
juga
b. Komplikasi Intrakranial
1. Meningitis
- dapat terlokalisasi / umum
- Pemeriksaan LCS : terdapat bakteri pada bentuk umum (general)
- Gejala klinis :
1) Kaku kuduk (tanda Kernig (+)), kenaikan suhu tubuh, mual, muntah proyektil, nyeri
kepala hebat
2) Pada kasus berat, kesadaran menurun (delir sampai koma)
- Laboratorium (LCS) : kadar gula menurun dan kadar protein meninggi
- Terapi : antibiotik, mastoidektomi
2. Abses Ekstradural
- terkumpulnya nanah di antara duramater dan tulang
- Pada OMSK, keadaan ini berhubungan dengan jaringan granulasi dan kolesteatom yang
menyebabkan erosi tegmen timpani atau mastoid
- Gejala : nyeri telinga hebat, nyeri kepala
- Foto Ro. Mastoid (Schuller) : kerusakan di lempeng tegmen (tegmen plate) yang
menandakan tertembusnya tegmen. Pada umumnya abses ini baru diketahui pada waktu
operasi mastoidektomi
3. Tromboflebitis Sinus Lateralis
- Trombosis di sinus lateral, trumbus dapat terinfeksi
- Pus berbentuk abses perisinus
- Dapat terjadi emboli (metastatic abscesses)
- Perlu pengobatan segera, prognosa jelek
- Gejala klinik :
1) Swinging temperatures (37 40 C)
2) Rigor
3) Leukositosis polimorf
4) Tobe-Ayer test : +/5) Tanda-tanda meningeal : +/-
6) Nyeri ipsilateral N. V1 : +/7) Kultur darah : +/8) Papil edema : ekstensi ke sinus cavernosus
9) Distance metastatic abscesses
- Terapi :
1) AB adekuat
2) Mastoidektomi (sangat esensial)
Pada kasus-kasus tertentu, diperlukan eksisi luas sinus
Catatan : Tobe-Ayer Test :
1) Penekanan v. jugularis interna kontra lateral peningkatan tekanan LCS
2) Penekanan v. jugularis interna ipsi lateral tak ada peningkatan LCS
Tambahan :
- Jarang ditemukan, karena invasi infeksi ke sinus sigmoid ketika melewati tulang
mastoid
- Gejala klinik :
1) Demam yang tidak dapat diterangkan penyebabnya merupakan tanda I dari infeksi
pembuluh darah. Pada mulanya suhu tubuh turun naik, tapi setelah penyakit
menjadi berat didapatkan kurva suhu yang naik turun dengan sangat curam disertai
dengan menggigil (menandakan adanya sepsis)
2) Rasa nyeri biasanya tidak jelas, kecuali bila sudah terdapat abses perisinus. Kultur
darah biasanya positif, terutama bila darah diambil ketika demam
- Terapi :
1) Pengobatan
mastoid, membuang tulang yang berbatasan dengan sinus (sinus plate) yang
nekrotik, atau membuang dinding sinus yang terinfeksi atau nekrotik
2) Jika sudah terbentuk trombus harus dilakukan drainase sinus dan mengeluarkan
trombus. Sebelumnya dilakukan ligasi v. jugularis interna untuk mencegah trombus
terlepas ke paru dan ke organ lain
ekstradural,
pemeriksaan
angiografi, ventrikulografi,
tomografi komputer
- Terapi :
1) Operasi dengan melakukan drainase lesi
2) Antibiotika intensif
3) Mastoidektomi : membuang sumber infeksi (waktu keadaan umum lebih baik)
6. Hidrosefalus Otitis
- Gejala : nyeri kepala yang menetap, diplopia, pandangan kabur, mual dan muntah
(karena tertekannya sinus lateralis yang mengakibatkan kegagalan absorpsi LCS oleh
lapisan araknoid)
- Pemeriksaan : edema papil
- Pemeriksaan LCS : peninggian tekanan LCS yang hebat tanpa adanya kelainan kimiawi
STATUS THT
I. KETERANGAN UMUM
Nama
Ny. M
Jenis Kelamin :
Perempuan
Umur
47 tahun
Alamat
Pendidikan
SMU
Pekerjaan
Agama
Islam
Status
Menikah
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Hidung tersumbat
Anamnesis Khusus :
Sejak 2 minggu yang lalu, penderita mengeluh hidung tersumbat pada kedua sisi
yang makin lama dirasakan bertambah berat. Keluhan disertai dengan rasa penuh pada
kedua sisi hidung, penciuman menjadi berkurang, nyeri kepala dan rasa nyeri di daerah
sekitar pipi terutama bila penderita menunduk lama. Keluhan dirasakan hampir sepanjang
hari, terutama pagi dan sore hari. Tidak ada gangguan pada aktivitas sehari-hari, saat
olahraga, saat bekerja maupun saat tidur. Keluhan tidak disertai dengan hidung beringus,
bersin-bersin atau rasa gatal pada hidung. Penderita juga mengakui sering menelan
dahaknya. Keluhan juga tidak disertai dengan panas badan ataupun mata merah, berair
dan terasa gatal.
Riwayat gigi geraham atas berlubang tidak ada. Riwayat gangguan pendengaran,
keluar cairan dari telinga dan nyeri pada telinga tidak ada. Riwayat nyeri tenggorokkan
atau nyeri menelan tidak ada. Keluhan sering pilek, sering bersin dan hidung tersumbat
tidak diperhatikan oleh penderita.
Riwayat keluhan serupa pada keluarga tidak ada. Riwayat penyakit asma pada
keluarga tidak ada. Riwayat alergi makanan atau kaligata pada penderita maupun
keluarga penderita tidak ada.
Kesadaran
: Kompos mentis
Tanda vital
: Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Respirasi
: 20 x/menit
Suhu
: 36,8 C
Status Generalis
Kepala
Leher
Thoraks
Pulmo
Cor
Abdomen
Neurologis
Status lokalis
a. Telinga
Bagian
1. Preaurikula
2. Aurikula
3. Retroaurikula
Kelainan
Kelainan kongenital
Dextra
-
Sinistra
-
Trauma
Kelainan kongenital
Trauma
Edema
Hiperemis
Nyeri tekan
Tenang
Tenang
Serumen
Sekret
Edema
Intak
Intak
Sikatriks
4.Kanalis Akustikus Kelainan kongenital
Eksterna
Kulit
5. Membran timpani
Refleks cahaya
Tes Pendengaran
Tes suara (6 meter)
Aurikula Dextra
+
Aurikula Sinistra
+
Tes Rinne
Tes Weber
lateralisasi
lateralisasi
normal
normal
Tes Schwabach
b. Hidung
Pemeriksaan
1. Keadaan luar
2.Rhinoskopi
anterior
Kelainan
Bentuk dan ukuran
Mukosa
Dextra
Dalam batas normal
Livid
Sinistra
Dalam batas normal
Livid
Sekret
Krusta
Hipertrofi
Hipertrofi
1/2
1/2
Hiperemis
Septum deviasi
Polip/tumor
Pasase udara
Mukosa
Tenang
Tenang
Koana
Terbuka
Terbuka
Sekret
Torus tubarius
Tenang
Tenang
Fossa Rossenmuller
Tenang
Tenang
Konka inferior
3.Rhinoskopi
posterior
Kelainan
Keterangan
Mukosa
Tenang
Lidah
Bersih,
basah,
gerakan
2. Tonsila Palatina
3. Faring
Palatum molle
Tenang, simetris
Gigi geligi
Karies (-)
Uvula
Di tengah
Halitosis
Mukosa
(-)
Tenang
Ukuran
T1-T1
Kripta
Tidak melebar
Detritus
-/-
Pilar anterior
Tenang/tenang
Pilar posterior
Mukosa
Tenang/tenang
Tenang, tidak hiperemis
Granula
d. Laring
1. Epiglotis
2. Kartilago aritenoid
3. Plika ariepiglotika
4. Plika vestibularis
5. Plika vokalis
6. Sinus Piriformis
7. Rima glotis
8. Trakea
e. Maksilofasial
Bentuk
Simetris
N. Cranialis
Parese -/-
f. Leher
Kelenjar getah bening : Tidak teraba membesar
V. RESUME
Seorang wanita berusia 47 tahun datang ke poliklinik THT dengan keluhan utama
hidung tersumbat. Dari anamnesis khusus didapatkan bahwa sejak 2 minggu yang lalu, os
terdapat keluhan nasal obstruction, disertai rasa penuh pada kedua hidung, penciuman
menjadi berkurang, nyeri kepala dan rasa nyeri di daerah sekitar pipi terutama bila
penderita menunduk lama. Keluhan dirasakan hampir sepanjang hari, terutama pagi dan
sore hari. Tidak ada gangguan pada aktivitas sehari-hari, saat olahraga, saat bekerja
maupun saat tidur. Keluhan tidak disertai dengan rhinorrhea, nasal discharge, sneezing
atau nasal itchy. Post nasal drip (+).
konjungtivitis. Riwayat karies dentis (-). Riwayat hearing loss, otorrhea atau otalgia (-).
Riwayat odinofagi (-). Keluhan sering pilek, sering bersin dan hidung tersumbat tidak
diperhatikan oleh penderita. Riwayat stigmata alergi pada penderita atau keluarga
penderita (-).
Dari pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan, kesadaran
kompos mentis, status generalis dalam batas normal. Status lokalis. : Aurikula dextra
sinistra dalam batas normal, cavum nasi : mukosa livid +/+, sekret -/-, konka
hipertrofi +/+, septum deviasi -/-, pasase udara +/+. Nasofaring dan orofaring dalam batas
normal. Laring, maksilofasial dan leher dalam batas normal.
IgE RAST
IX. PENATALAKSANAAN
1. Umum
Edukasi
Olahraga teratur
2. Khusus
Co-Amoxyclav 3 x 500 mg
Ambroxol 3 x 1 tablet
Pseudoefedrin 2 x 1 tab
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam
ad bonam
Quo ad functinam
dubia ad bonam