Anda di halaman 1dari 13

BAB I

ILUSTRASI KASUS
I.

IDENTITAS PASIEN

Nama

: An. Z

Jenis kelamin

: Perempuan

Usia

: 5 tahun 7 bulan

Alamat

: Gandsoli 02/07 Gandasari Kec. Katapang Kab. Bandung

Anak ke-

: 1 dari 2 bersaudara

Agama

: Islam

Suku bangsa

: Sunda

Tgl masuk RS

: 08 Juni 2013

No. RM

: 436846

II.

ANAMNESIS

Data diperoleh dari alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 08 Mei 2013
1. Keluhan utama
Panas badan sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit

2. Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang dengan keluhan panas sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.
Awalnya panas badan dirasakan tidak begitu tinggi, namun semakin lama semakin
tinggi, bersifat naik turun dan panas mulai meninggi ketika sore menjelang malam
hari. Saat panas pasien sempat mengigau namun ibu pasien menyangkal adanya
kejang maupun penurunan kesadaran. Keluhan mual, muntah, dan nyeri perut
disangkal.Ibu pasien juga mengeluhkanpasien belum BAB sejak 3hari sebelum
1

masuk rumah sakit dan pasien tampak sangat lemas. Keluhan disertai gatal-gatal
pada seluruh tubuh dengan bentol-bentol dan bewarna kemerahan sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit. Menurut ibu pasien keluhan tersebut timbul tiba-tiba
ketika malam hari. Keluhan gatal tersebut baru pertama kali dirasakan pasien
Keluhan batuk dan pilek disangkal.Keluhan tidak disertai nyeri-nyeri otot,
gusi berdarah, bintik-bintik merah dan mimisan. Keluhan berat badan sulit naik,
keringat malam,

batuk lama disangkal. Riwayat bepergian jauh keluar kota

sebelumnya disangkal.
Ibu pasien mengatakan bahwa sebelum sakit pasien makan 3 kali sehari atau
lebih dan pasien sering jajan makanan dan minuman diluar rumah tanpa
sepengetahuan ibu pasien. Namun saat sakit nafsu makan pasien menurun.
Tiga hari sebelum masuk rumah sakit pasin telah dibawa berobat ke dokter
umum oleh ibu pasien, diberi antibiotik dan obat penurun panas namun belum ada
perubahan.
3. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal.
Riwayat alergi disangkal.
4. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluhan yang sama pada anggota keluarga disangkal.
Riwayat alergi pada keluarga disangkal.
5. Riwayat pribadi
Riwayat kehamilan dan Persalinan
Pasien dikandung cukup bulan dan sesuai masa kehamilan. Ibu pasien
memeriksakan kandungannya dengan teratur. Pasien lahir secara normal
dibantu oleh bidan di rumah. Pasien lahir langsung menangis dengan berat lahir
3000gram, panjang badan tidak diukur.
6. Riwayat makanan
0-6 bulan
6-9 bulan
9-12 bulan

: ASI
: ASI + buah-buahan + bubur susu
: ASI + buah-buahan + bubur nasi
2

12-24 bulan
> 2 tahun

: ASI + menu keluarga


: menu keluarga

7. Riwayat tumbuh kembang


Gigi pertama

: 6 bulan

Duduk

: 7 bulan

Berdiri

: 9 bulan

Berbicara

: 1 tahun

Berjalan

: 1,5 tahun

8. Riwayat imunisasi
BCG
: 1x, usia 1 bulan
DPT
: 3x, usia 2, 3, 4 bulan
Polio
: 3x, usia 2, 3, 4 bulan
Hep B
: 3x, usia 0, 1, 6 bulan
Campak
: 1x, usia 9 bulan

III.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan umum
1. Kesadaran
: Compos mentis
2. Kesan
: Sakit sedang
3. Tanda Vital
Frekuensi nadi
: 120x/menit reguler
Frekuensi nafas
: 20x/menit reguler
Suhu
: 36,7oC axila
Tekanan darah
: 100/60 mmHg
4. Status gizi
Berat badan
: 17kg
Tinggi Badan
: 113 cm
BB/U
: Persentil -1/0 SD
TB/U
: Persentil 1/2 SD
BB/TB
: Persenil -1/0 SD
Simpulan status gizi
: Baik
B. Pemeriksaan khusus
1. Kepala
Tidak ada deformitas, rambut hitam lurus, tidak mudah dicabut
3

2. Mata
Palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak
terdapat sekret, pupil bulat isokor, refleks cahaya (+/+)
3. Telinga
Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada nyeri tekan retroaurikular, tidak ada
sekret
4. Hidung
Tidak ada deformitas, tidak ada deviasi septum, tidak terdapat sekret,
pernafasan cuping hidung (-/-)
5. Mulut

Bibir : tidak ada kelainan


Perioral cyanosis : tidak ada
Lidah :lidah kotor, tepi tidak hiperemis, tidak ada
tremor
Tenggorok : tonsil T1-T1 dan faring tidak hiperemis

6. Leher
KGB tidak teraba membesar, retraksi suprasternal tidak ada
7. Thorak
Simetris statis dan dinamis, retraksi sela iga tidak ada

Jantung : Inspeksi
Palpasi

: iktus kordis terlihat


: iktus kordis teraba disebelah medial ICS V
LMCS

Auskultasi

: BJ I dan II normal, tidak ada murmur ataupun


gallop

Paru

: Inspeksi

: pergerakan simetris kanan dan kiri, tidak


terdapat retraksi intercostal
4

Palpasi

: simetris kiri-kanan

Perkusi

: seluruh lapangan paru terdengar sonor

Auskultasi

:vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-, slem -/-

8. Abdomen
Inspeksi

: datar, retraksi epigastrium tidak ada, rose spot tidak ada

Palpasi

: lembut, turgor kulit baik, hepar/lien tidak teraba, nyeri tekan


epigastrium(-)

Perkusi

: tympani pada keempat kuadran abdomen

Auskultasi

: bising usus (+) normal

9. Ekstermitas
Akral hangat, CRT< 2 detik, tidak ada edema
Urtika (+)
III.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tanggal 08 Juni 2013


1. Darah rutin :
Hemoglobin
: 11,7g/dl
Hematokrit
: 35 %
Leukosit
: 6.400/mm3
Trombosit
: 228.000/mm3
2. Imunoserologi :
S. Typhi-O: 1/320
S. Paratyphi AO : 1/320
S. Paratyphi BO : Negatif
S. Paratyphi CO : Negatif
S. Typhi-H: 1/160
S. Paratyphi AH : Negatif
S. Paratyphi BH : 1/80
S. Paratyphi CH : 1/160
IV.

DIAGNOSIS BANDING
- Demam tifoid + Urtikaria
- Demam Dengue + Urtikaria
5

V.

DIAGNOSIS KERJA
Demam tifoid + Urtikaria

VI.

USULAN PEMERIKSAAN
-

VII.

Lab darah rutin : Hb, Ht, leukosit, trombosit


Pemeriksaan Widal
Kultur salmonella typhi

PENATALAKSANAAN
UMUM
-

Tirah baring
Diet makanan lunak dan rendah serat

KHUSUS
-

IVFD RL 20 gtt/mnt
Cefotaxime 3x600 mg IV
Parasetamol syr 3x2 cth
Cetirizine Syr 2x2 cth

VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad functionam

: ad bonam

Pembahasan Kasus
Pasien di diagnosa demam typhoid karena
Dari anamnesa pasien di dapatkan :

Demam > 7 hari


Demam naik turun
Demam dirasakan lebih tinggi pada malam hari
Gangguan gastrointestinal : obstipasi

Kriteria Diagnosis4:
1. Panas lebih dari 7 hari, biasanya panas makin hari makin meninggi.
6

2. Gejala gastrointestinal dapat berupa obstipasi, diare, mual, muntah, dan kembung,
hepatomegali, splenomegali dan lidah kotor tepi hiperemis. Ruam macula papula pada
kulit dada bagian bawah ataupun perut (rose spot) yang menghilang dalam 2-3 hari.
3. Pada demam tifoid berat dapat dijumpai penurunan kesadaran, kejang, dan ikterus
Pemeriksaan penunjang pada pasien ini3 :
a. Darah tepi perifer.
Anemia, pada umumnya terjadi karena supresi sumsum tulang, defisiensi Fe, atau
perdarahan usus.
Leucopenia, namun jarang kurang dari 3000/ul.
Limfositosis relative.
Trombositopenia, terutama pada demam tifoid berat.
b. Pemeriksaan serologi.
Serologi Widal : kenaikan titer Salmonella typhi titer O (kenaikan 4 kali atau
lebih dari sama dengan 1/160)
Usulan pemeriksaan :
Pemeriksaan biakan Salmonela.
Biakan darah terutama pada minggu 1-2 dari perjalanan penyakit.
Biakan sumsum tulang masih positif sampai minggu ke-4.
Setelah terjadi bakterimia sekunder, biakan dapat diambil melalui urin/feses.

Penatalaksanaan Demam Typhoid1,2


Umum :

Tirah Baring
o Pasien butuh dirawat untuk isolasi, observasi, dan pengobatan
o Untuk mencegah komplikasi
Diet makanan lunak dan rendah serat
o Untuk mencegah perdarahan usus atau perforasi usus

Khusus :2
Oral

Parenteral

Tanpa
Komplikas
i

Kloramfenikol 50-75
mg/kgbb/hari selama 1421 hari
Amoksisilin 75-100
mg/kgbb/hari selama 14
hari

Terapi
alternatif
tanpa
komplikasi

Kloramfenikol 75 mg/kgbb/hari
selama 14-21 hari
Ampisilin 75-100 mg/kgbb/hari
selama 14 hari

Sefiksim (MDR) 15-20


mg/kgbb/hari selama 7-14
hari
Azitromisin 8-10
mg/kgbb/hari selama 7
hari
TNP-SMX 8/40
mg/kgbb/hr

Dengan
komplikasi

Kloramfenikol 100 mg/kgbb/hari selama 1421 hari


Ampisilin 100mg/kgbb/hari selama 14 hri
Seftriakson 75mg/kgbb/hari atau sefotaksim
80mg/kgbb/hari selama 10-14 hat

.
Kortikosteroid
Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan kesadaran,gangguan
sirkulasi dan gejala berkepanjangan. Deksametason 1-3 mg/kgbb/hari intravena,
dibagi 3 dosis hingga kesadaran membaik.
Lain-lain
Perdarahan usus :

Puasa selama 24 jam sampai tidak ada perdarahan

Antibiotik iv

Transfusi bila perlu

Operasi (bila ada indikasi)

Suportif
a. Demam tifoid ringan dapat dirawat dirumah.
Tirah baring
Istirahat ditempat tidur dipertahankan sampai penderita bebasdemam 7 hari dan
sebaiknya hingga akhir minggu ketiga, karena resiko perdarahan dan perforasi usus
masih besar dalam masa ini. Kemudian mobilisasi bertahap sesuai pulihnya penyakit.

Isolasi memadai
8

Kebutuhan cairan dan kalori dicukupi.


b. Demam tifoid berat harus dirawat di rumah sakit.
Cairan dan kalori
Terutama pada demam tinggi, muntah atau diare, bila perlu asupan cairan dan
kalori diberikan melalui sonde lambung.
Pada ensefalopati, jumlah kebutuhan cairan dikurangi menjadi 4/5 kebutuhan
dengan kadar natrium rendah.
Penuhi kebutuhan volume cairan intravascular dan jaringan dengan pemberian

oral/parenteral.
Pertahankan oksigenasi jaringan, bila perlu berikan O2 .
Pertahankan fungsi sirkulasi dengan baik.
Pelihara keadaan nutrisi.
Pengobatan gangguan asam basa dan elektrolit

Antipiretik
Antipiretik diberikan apabila demam >390C, kecuali pada riwayat kejang demam
dapat diberikan lebih awal.

Diet
Makanan tidak berserat dan mudah dicerna.
Setelah demam reda, dapat segera diberikan makanan yang lebih padat dengan
kalori cukup.
Transfusi darah
Transfusi darah kadang-kadang diperlukan pada perdarahan saluran cerna dan

perforasi usus.
c. Lain-lain (rujukan subspesialis dan rujukan spesialis lainnya).
Konsultasi bedah anak apabila dijumpai komplikasi perforasi usus.
Monitoring

Evaluasi demam reda dengan memonitor suhu. Apabila pada hari 4-5 setelah
pengobatan demam tidak reda, maka harus segera kembali dievaluasi adakah
komplikasi, sumber infeksi lain, resistensi Salmonella typhi terhadap antibiotik, atau

kemungkinan salah menegakan diagnosis.


Pasien dapat dipulangkan apabila tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik, nafsu
makan membaik, klinis perbaikan dan tidak dijumpai komplikasi. Pengobatan dapat
dilanjutkan dirumah.1

Komplikasi
a. Intra intestinal: perforasi usus atau perdarahan saluran cerna ditampakan oleh penurunan
suhu, penurunan tekanan darah, kenaikan frekuensi nadi, disertai dengan penambahan
nyeri perut yang mencolok, sakit, muntah dan tanda-tanda peritonitis.
b. Ekstra intestinal: tifoid ensefalopati, hepatitis tifosa, meningitis, pneumonia, syok septik,
pielonefritis, endokarditis, osteomielitis.3

Langkah promotif/preventif
1. Hygiene perorangan dan lingkungan
Demam tifoid ditularkan melalui rute fecal-oral, maka pencegahan utama memutuskan
rantai tersebut dengan meningkatkan hygiene perorangan dan lingkungan, seperti
mencuci tangan sebelum makan, penyediaan air bersih, dan pengamanan pembuangan
limbah feses.
2. Imunisasi

Imunisasi aktif terutama diberikan apabila terjadi kontak dengan pasien demam tifoid,

terjadi kejadian luar biasa, dan untuk turis yang berpergian ke daerah endemik.
Vaksin polisakarida (capsular Vi polysaccharide) , pada usia 2 tahun atau lebih,

diberikan secara intramuscular, dan diulang setiap 3 tahun.


Vaksin tifoid oral (ty21-a), diberikan pada usia >6 tahun dengan interval selang sehari
(hari1, 3, dan 5), ulangan setiap 3-5 tahun. Vaksin ini belum beredar di Indonesia,
terutama direkomendasikan untuk turis yang bepergian ke daerah endemik.1,3

Prognosis
Prognosis untuk penderita dengan demam tifoid tergantung pada terapi segera, usia
penderita, keadaan kesehatan sebelumnya, serotip salmonella penyebab, dan munculnya
komplikasi. Bayi umur sebelum 1 tahun dan anak-anak dengan gangguan imun berada pada
resiko yang lebih tinggi. Salmonella tyhpy menyebabkan penyakit yang lebih berat, dengan
angkat komplikasi dan kematian yang lebih tinggi, daripada serotif lain. Munculnya
komplikasi, seperti perforasi saluran pencernaan atau perdarahan berat, meningitis,
endokarditis dan pneumonia disertai dengan angka morbiditas dan mortalitas tinggi.3

10

URTIKARIA
Pasien tersebut di diagnosa urtikaria karena :
Dari pengertian urtikaria merupakan lesi di kulit yang ditandai khas dengan urtika. Pengertian
urtikaria yang lain adalah reaksi vaskular dari dermis yang ditandai dengan gambaran
sementara dengan bercak atau bejolan, lebih merah atau lebih pucat dari pada kulit
disekitarnya dan seringkali ditandai dengan gatal yang sangat hebat. 2Hal tersebut sesuai
dengan keluhan dan pemeriksaan yng didapatkan pada pasien tersebut.
Pengobatan dengan antihistamin pada urtikaria sangat bermanfaat. Cara kerja antihistamin
telah diketahui dengan jelas, yaitu menghambat histamin pada reseptor-reseptornya.
Berdasarkan reseptor yang dihambat, antihistamin dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
antagonis reseptor H1 (antiistamin 1, AH1) dan reseptor H2 (AH2).Pada kasus ringan atau
sedang-berat pengobatan pertama diberikan AH-1.2

Follow
UP urtikaria baik karena merupakan self limitting disease.
Prognosis
Tanggal
09/06/2013

Tanggal 10/06/2013

Tanggal 11/06/2013

11

S : panas badan (+),


lemas (+), bab (-),
nafsu makan (-)
O :ku : Compos
mentis
S : 37,8C N :
100x/m RR : 28x/m
TD : 90/60 mmHg
PF : Abd : datar,
lembut, bu (+)
normal, H/L TTB, NTE
(-)
Eks : akral hangat,
CRT<2
Urtika (-)
Th/ - TD 1
- Ivfd RL 20
gtt/menit
(macro)
- Cefotaxime
3 x 500 mg
- Cetirizine
syr 3xcth 2
(jika gatal)
- Parasetamol
syr 3xcth 2

S : panas badan (-),


lemas (+), bab (-),
nafsu makan membaik
O : ku : Compos mentis
S : 37,3C N : 100x/m
RR : 24x/m TD : 90/60
mmHg
PF : Abd : datar,
lembut, bu (+) normal,
H/L TTB, NTE (-)
Eks : akral hangat,
CRT<2
Urtika (-)
Th/ - bubur nasi
- Ivfd RL 20
gtt/menit
(macro)
- Cefotaxime 3 x
500 mg
- Cetirizine syr
3xcth 2 (jika
gatal)
- Parasetamol
syr 3xcth 2

S : panas badan (-),


lemas (+), bab (), nafsu
makan baik
O : ku : Compos mentis
S : 36,7C N : 92x/m RR
: 28x/m TD : 100/70
mmHg
PF : Abd : datar,
lembut, bu (+) normal,
H/L TTB, NTE (-)
Eks : akral hangat,
CRT<2
Urtika (-)
Th/
- bubur nasi
- Cefixim syr 2 x
cth 1
- Cetirizine syr
3xcth 2 (jika
gatal)
- Parasetamol
syr 3xcth 2

Tanggal 12/08/2013
Keluhan : tidak ada

D/ Demam Typhoid + Urtikaria

O : ku : Compos mentis

Th/

S : 36,7C N : 92x/m RR :
28x/m TD : 90/60 mmHg
Abd : datar, lembut, bu (+)
normal, H/L TTB, NTE (-)
Urtika (-)

bubur nasi

Cefixim syr 2 x cth 1

Cetirizine syr 3xcth 2 (jika gatal)

Parasetamol syr 3xcth


BLPL
12

DAFTAR PUSTAKA
1. Alan R. Tumbelaka. Diagnosis dan Tata laksana Demam Tifoid. Dalam Pediatrics Update.
Cetakan pertama. 2003. Jakarta ;Ikatan Dokter Anak Indonesia: 37-46
2. Garna, Herry dan Heda Melinda N. Pedoman Diagnosis dan Terapi edisi 4. 2012.
Bandung : Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD.
3. Widodo Darmowandoyo. Demam Tifoid. Dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi
dan Penyakit Tropis. Edisi pertama. 2002. Jakarta ;Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI:
367-37
4. WHO, Pelayanan Kesehatan Anak dirumah sakit, cetakan ke 1, 2009. Jakarta : GBM.

13

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • Orto Lepasan PDF
    Orto Lepasan PDF
    Dokumen42 halaman
    Orto Lepasan PDF
    Dwi Astuti
    75% (4)
  • Pian Presus
    Pian Presus
    Dokumen27 halaman
    Pian Presus
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • Cover Case DHF
    Cover Case DHF
    Dokumen2 halaman
    Cover Case DHF
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • PRINT Gimul Bumil
    PRINT Gimul Bumil
    Dokumen19 halaman
    PRINT Gimul Bumil
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • CSS Diagnosis Banding Retardansi Mental
    CSS Diagnosis Banding Retardansi Mental
    Dokumen9 halaman
    CSS Diagnosis Banding Retardansi Mental
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • Psikosomatis
    Psikosomatis
    Dokumen12 halaman
    Psikosomatis
    Dyana Pastria Utami
    Belum ada peringkat
  • SomatisasI Penyuluhan Word
    SomatisasI Penyuluhan Word
    Dokumen17 halaman
    SomatisasI Penyuluhan Word
    Dyana Pastria Utami
    Belum ada peringkat
  • PRINT Gimul Bumil
    PRINT Gimul Bumil
    Dokumen19 halaman
    PRINT Gimul Bumil
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • CRS Gingivitis
    CRS Gingivitis
    Dokumen20 halaman
    CRS Gingivitis
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • CSS Somatoform 5 Halaman
    CSS Somatoform 5 Halaman
    Dokumen6 halaman
    CSS Somatoform 5 Halaman
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • Cover Case DHF
    Cover Case DHF
    Dokumen2 halaman
    Cover Case DHF
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Somatisasi
    Penyuluhan Somatisasi
    Dokumen3 halaman
    Penyuluhan Somatisasi
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • Bronkopnemonia
    Bronkopnemonia
    Dokumen15 halaman
    Bronkopnemonia
    Tri Utami Ningrum
    Belum ada peringkat
  • Notes
    Notes
    Dokumen2 halaman
    Notes
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • Kasus DHF Puput
    Kasus DHF Puput
    Dokumen19 halaman
    Kasus DHF Puput
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • Notes
    Notes
    Dokumen2 halaman
    Notes
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • Case Vignette Presentation
    Case Vignette Presentation
    Dokumen26 halaman
    Case Vignette Presentation
    Rahmi Rahma Andini
    Belum ada peringkat
  • Case Report Pian
    Case Report Pian
    Dokumen28 halaman
    Case Report Pian
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • Komplikasi OMSK
    Komplikasi OMSK
    Dokumen18 halaman
    Komplikasi OMSK
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • Pico Ca Mammae Arani
    Pico Ca Mammae Arani
    Dokumen14 halaman
    Pico Ca Mammae Arani
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • Giant Baby
    Giant Baby
    Dokumen14 halaman
    Giant Baby
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • Gambaran Radiologik Mastoid
    Gambaran Radiologik Mastoid
    Dokumen1 halaman
    Gambaran Radiologik Mastoid
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • Crs Ome 2008
    Crs Ome 2008
    Dokumen10 halaman
    Crs Ome 2008
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • CRS OMA No Cover
    CRS OMA No Cover
    Dokumen9 halaman
    CRS OMA No Cover
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • CSS OME Gabungan2
    CSS OME Gabungan2
    Dokumen15 halaman
    CSS OME Gabungan2
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • Bacaan Omsk 5
    Bacaan Omsk 5
    Dokumen30 halaman
    Bacaan Omsk 5
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat
  • BST - OMA DK
    BST - OMA DK
    Dokumen16 halaman
    BST - OMA DK
    Muhammad Julpian
    Belum ada peringkat