Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUN PUSTAKA
2.1 Pemisahan dan Pemurnian
2.1.1 Latar Belakang
Dalam teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk
mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu
campuran senyawa kimia. Pemisahan dan Pemurnian adalah suatu
metode yang digunakan untuk memisahkan dan atau memurnikan
senyawa tunggal, kelompok senyawa dengan susunan yang berkaitan
atau suatu zat yang terdapat dalam bahan alam, hasil proses reaksi
balik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Dalam Kimia
dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan
dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa
kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam
keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada
dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa
keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan
baku senyawa kimia dalam keadaan murni atau proses produksi suatu
senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu
dilakukan. Proses pemisahan sangat penting dalam bidang teknik
kimia. Suatu contoh pentingnya proses pemisahan adalah pada proses
pengolahan minyak bumi. Minyak bumi merupakan campuran berbagai
jenis hidrokarbon. Pemanfaatan hidrokarbon-hidrokarbon penyusun
minyak bumi akan lebih berharga bila memiliki kemurnian yang tinggi.
Proses pemisahan minyak bumi menjadi komponen-komponennya akan
menghasilkan produk LPG, solar, avtur, pelumas, dan aspal (Yuliani,
2009).
Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai
proses

perpindahan

massa.

Proses

pemisahan

sendiri

dapat

diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis atau


kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung
Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2
Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan


kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari
pemisahan

secara

kimiawi.

Untuk

campuran

yang

tidak

dapat

dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan


minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan.
Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan
berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada
fasa komponen penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa
campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari
satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau
lebih fasa: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cairgas, gasgas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus,
dua

atau

lebih

proses

pemisahan

harus

dikombinasikan

untuk

mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.

2.1.2 Metode Pemisahan


Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memisahkan

atau

memurnikan

suatu

senyawa

atau

skelompok

senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu


bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode
pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat
murni dari suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga
untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam suatu sampel (analisis
laboratorium).

Berdasarkan

tahap

proses

pemisahan,

metode

pemisahan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu metode


pemisahan sederhana dan metode pemisahan kompleks.
Berdasarkan tahap proses pemisah, metode pemisah dapat
dibedakan menjadi dua golongan yaitu metode pemisah sederhana
dan metode pemisahan kompleks.
1. Pemisahan dengan proses sederhana
Pemisahan ini hanya dengan cara tunggal, misalnya cairan yang
tidak tercampur diambil dengan pipet atau corong pisah destilasi,
sentrifugasi, filtrasi dan lain-lain.
Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2
Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

2. Pemisahan dengan proses kompleks


Proses yang kompleks ini biasanya memerlukan pembentukan fase
yang kedua yaitu dengan menambah cairan, padatan atau gas.
Proses ini juga memerlukan pengaturan dengan proses mekanis
ataupun reaksi kimia untuk menghasilkan pemisahan yang efektif.
Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran
harus diperhatiakn untuk menghindari kesalahan pemilihan metode
pemisahan yang akan menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan
tidak berhasil. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di
dalam sel makhluk hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan
sebagainya.
2. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya
kecil atau besar.
3. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya
zat tidak tahan panas, mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut
tertentu, titik didih, dan sebagainya.
4. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan
tahap yang berbeda dengan 96%.
5. Zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.
6. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan.

2.1.3

Dasar-Dasar Metode Pemisahan

Suatu

zat

dapat

dipisahkan

dari

campurannya

karena

mempunyai perbedaan sifat. Hal ini dinamakan dasr pemisahan.


Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut :
1. Ukuran partikel, bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda
dengan zat yang tidak diinginkan (zat pencmpur) dapat dipisahkan
dengan metode filtrasi (penyaringan). jika partikel zat hasil lebih
kecil daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyring atau
media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang
diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat
pencampurnya akan terhalang.
Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2
Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

2. Titik didih, bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik
didih yang jauh berbeda dapat dipishkan dengan metode destilasi.
Apabila titik didih zat hasil lebih rendah daripada zat pencampur,
maka bahan dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di bawah
suhu didih zat pencampur. Zat hasil akan lebih cepat menguap,
sedangkan zat pencampur tetap dalam keadaan cair dan sedikit
menguap ketika titik didihnya terlewati. Proses pemisahan dengan
dasar perbedaan titik didih ini bila dilakukan dengan kontrol suhu
yang ketat akan dapat memisahkan suatu zat dari campuranya
dengan baik, karena suhu selalu dikontrol untuk tidak melewati titik
didih campuran.
3. Kelarutan, suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang
berbeda, artinya suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan
yang berbeda, artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A
tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum
pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar, misalnya air, dan
pelarut nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti alkohol,
aseton, methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter. Dengan
melihat kelarutan suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain
dalam campurannya, maka kita dapat memisahkan zat yang
diinginkan tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.
4. Pengendapan, suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang
berbeda dalam suatu campuran atau larutan tertentu. Zat-zat
dengan berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya akan segera
mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau
beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda dan
kita hanya menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan
dengan metode sedimentsi tau sentrifugsi. Namun jika dalm
campuran mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan,
maka digunakan metode presipitasi. Metode presipitasi biasanya
dikombinasi dengan metode filtrasi.

Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2


Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

5. Difusi, dua macm zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat
berdifusi (bergerak mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak
partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur
sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya)
akan menarik partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga diperoleh
zat yang murni. Metode pemisahan zat dengan menggunakan
bantuan arus listrik disebut elektrodialisis. Selain itu kita mengenal
juga

istilah

elektroforesis,

yaitu

pemisahan

zat

berdasarkan

banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan


dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang disebut
gel agarosa.
6. Adsorbsi, merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi
secara kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan
pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian
air dan kotoran renik atau organisme.

2.1.4

Jenis-Jenis Metode Pemisahan

2.1.4.1 Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk
memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat
berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan
ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan
menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari
pori saringan dan meneruskan pelarut. Proses filtrasi yang dilakukan
adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau berwujud cair
kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa
yang tertinggal dipenyaring disebut residu. (ampas). Metode ini
dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan
air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan
pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan
membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di
laboratorium

dapat

menggunakan

kertas

saring

dan

penyaring

Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2


Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan


kaca yang kuat dilengkapi dengan alat penghisap (Yuliani, 2009)

Gambar 2.1 Filtrasi

2.1.4.2

Destilasi

Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh


suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau
bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan
adalah titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan
metode

ini

adalah

bentuk

larutan

atau

cair,

tahan

terhadap

pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat. Proses


pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada
suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang
diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun
(kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil
pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu.
Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi, pembuatan
minyak kayu putih, dan memurnikan air minum.

Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2


Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

Gambar 2.2 Destilasi


Secara sederhana, proses destilasi dapat dijelaskan melalui
gambar diatas. Suatu campuran yang berupa cairan (15) dimasukkan
kedalam labu (2) yang dipanaskan melalui penangas (14) dengan
heater

(13).

Suhu

pemanas

dapat

diatur

dengan

mengamat

thermometer (4). Pada saat dipanskan, sedikit demi sedikit campuran


akan menguap. Uap kemudian naik melalui pipa (3) dan mengalir
menuju pendingin/condenser (5). Pendingin uap adalah dengan cara
mengalirkan air melalui dinding pendingin. Setelah melalui pendingin,
uap akan mengembun membentuk cairan kembali melaju ke adaptor
(10) dan menetes ke labu destilat (8) (Suparni, 2009).

2.1.4.3 Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari
suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga
merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu
campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai
separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang
berbeda

dari

komponen-komponen

dalam

campuran.

Contoh

Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2


Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

ekstraksi : pelarutan komponenkomponen kopi dengan menggunakan


air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau digiling.
Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling
mencampur antara lain menggunakan alat corong pisah. Ada suatu
jenis pemisahan lainnya dimana pada satu fase dapat berulang-ulang
dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya ekstraksi berulang-ulang
suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik, dalam hal ini
digunakan suatu alat yaitu ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet
merupakan metode ekstraksi dari padatan dengan solvent (pelarut)
cair secara kontinu. (Indra, 2012)
Pada ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera dari bahan-bahan
yang akan diperoleh (ekstrak), melainkan mula-mula hanya terjadi
pengumpulan ekstrak dalam pelarut.
Ekstraksi akan lebih menguntungkan jika dilaksanakan dalam
jumlah tahap yang banyak. Setiap tahap menggunakan pelarut yang
sedikit. Kerugiannya adalah konsentrasi larutan ekstrak makin lama
makin rendah, dan jumlah total pelarut yang dibutuhkan menjadi
besar, sehingga untuk mendapatkan pelarut kembali biayanya menjadi
mahal.
Semakin kecil partikel dari bahan ekstraksi, semakin pendek
jalan yang harus ditempuh pada perpindahan massa dengan cara
difusi, sehingga semakin rendah tahanannya. Pada ekstraksi bahan
padat, tahanan semakin besar jika kapiler-kapiler bahan padat semakin
halus dan jika ekstrak semakin terbungkus di dalam sel (misalnya pada
bahan-bahan alami). Ekstraksi dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Ekstraksi padat-cair Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa


komponen yang dapat larut dipisahkan dari bahan padat dengan
bantuan pelarut. Pada ekstraksi, yaitu ketika bahan ekstraksi
dicampur dengan pelarut, maka pelarut menembus kapiler-kapiler
dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak
dengan konsentrasi yang tinggi terbentuk di bagian dalam bahan
ekstraksi.

Dengan

cara

difusi

akan

terjadi

kesetimbangan

Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2


Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

konsentrasi antara larutan tersebut dengan larutan di luar bahan


padat. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai unjuk
kerja ekstraksi atau kecepatan ekstraksi yang tinggi pada ekstraksi
padat-cair, yaitu: a. Karena perpindahan massa berlangsung pada
bidang kontak antara fase padat dan fase cair, maka bahan itu
perlu

sekali

memiliki

permukaan

yang

seluas

mungkin.

b.

Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan


laju alir bahan ekstraksi. c. Suhu yang lebih tinggi (viskositas
pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak lebih besar) pada umumnya
menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.

2. Ekstraksi cair-cair Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan


atau lebih dari suatu campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut.
Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran
dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena
pembentukan azeotrop atau karena kepekaannya terhadap panas)
atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair
selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara
intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase
cair itu sesempurna mungkin. Pada makalah ini akan dijelaskan
lebih lanjut mengenai ekstraksi cair-cair.

Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2


Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

Gambar 2.3 Ekstraksi

2.1.4.4 Adsorbsi
Adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan suatu zat pada
permukaan zat lain. Zat yang diserap disebut fase terserap (adsorbat),
sedangkan zat yang menyerap disebut adsorben. Kecuali zat padat,
adsorben dapat pula zat cair. Karena itu adsorpsi dapat terjadi antara :
zat padat dan zat cair, zat padat dan gas, zat cair dan zat cair atau gas
dan zat cair.Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan
substansi terlarut yang ada dalam larutan oleh permukaan benda atau
zat penyerap. Adsorpsi adalah masuknya bahan yang mengumpul
dalam suatu zat padat. Keduanya sering muncul bersamaan dengan
suatu proses maka ada yang menyebutnya sorpsi. Baik adsorpsi
maupun absorpsi sebagai sorpsi terjadi pada tanah liat maupun
padatan lainnya, namun unit operasinya dikenal sebagai adsorpsi.
Menurut Sukardjo bahwa molekul-molekul pada permukaan zat padat
atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada
Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2
Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

gaya-gaya yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat


padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda
dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam
adsorben sedang pada adsorpsi, zat yang diserap hanya pada
permukaan (Sukardjo, 2002:190).

Gambar 2.5 Adsorbsi

2.1.4.5 Kromatograf
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan
kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar
pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya
absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan).
Contoh proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas
untuk memisahkan tinta (Yuliani, 2009)

Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2


Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

Gambar 2.6 Kromatografi kolom

2.1.5

Unit Pemisahan Dan Pemurnian

2.1.5.1 Knock Out Drum


Knock Out Drum yang juga dikenal sebagai Compressor Suction
Drum

merupakan

suatu

separator

yang

berfungsi

memisahkan

campuran gas CO2 dan NH3 dengan larutan campuran ammonium


karbamat, air, dan urea.
Pada industri kimia terdapat dua jenis knock out drum yang sering
digunakan diantaranya :
1

Vertical Knock Out Drum


Vertical Knock Out Drum adalah jenis separator yang diletak kan
berdiri (vertical). Prinsip dasar pemisahan nya adalah dengan
sistem buka tutup nozzle sehingga cairan yang membawa gas
akan menembak ke dinding Knock Out Drum sehingga gas yang
memiliki berat jenis lebih ringan akan naik ke atas dan larutan
akan jatuh ke bawah dengan sistem gravitasi.

Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2


Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

Gambar 2.7Vertical Knock Out Drum (Sulzer, 2014)


2

Horizontal Knock Out Drum


Horizontal Knock Out Drum adalah jenis knock out dengan drum
horizontal. Prinsip kerja horizontal knock out drum sama dengan
prinsip

kerja

vertical

knock

out

drum,

hanya

saja

yang

memebedakan antara keduanya adalah posisi letak drumnya.


Vertical knock out memiliki drum pemisahan diletakkan berdiri
(vertical) sedangkan pada knock out drum jenis ini drum pemisah
diletakkan horizontal.

Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2


Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

Gambar 2.8 Horizontal Knock Out Drum (Sulzer, 2014)


2.1.5.1.1

Mekanisme Kerja Knock Out Drum

Mekanisme kerja knock out drum adalah dengan menembak kan


larutan yang berasal dari reaktor masih mengandung sejumlah gas CO 2
dan NH3, gas-gas ini dipisahkan di knock out drum dengan menembak
kan larutan tersebut melalui nozzle sehingga larutan dan gas akan
terpisah berdasarkan gaya gravitasi, adanya berat jenis antara gas dan
cairan menyebabkan cairan jatuh ke bawah dan gas akan naik ke
bagian atasknock out drum.
2.1.5.1.2
Kelebihan dan Kekurangan
Adapun beberapa kelebihan vertical knock out drum dan
horizontal knock out drum

dalam suherman (2009) adalah seperti

dibawah ini.
Kelebihan vertical knock out drum antara lain:
1 Plot area yang dibutuhkan lebih kecil dari pada tipe horizontal
2 Penghilangan padatan lebih mudah
3 Efisiensi penghilangan cairan tidak dipengaruhi oleh ketinggian
cairan, karena luas vessel cukup untuk membuat aliran uap
4

tetap konstan.
Umumnya volume vessel lebih kecil.

Kelebihan horizontal knock out drum antara lain:


1
2

Lebih mudah untuk mengakomodasi inlet dalam jumlah besar


Head yang di perlukan lebih kecil

Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2


Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

Laju turunnya cairan lebih rendah sehingga meningkatkan degassing dan pemecahan buih

2.1.5.2
Evaporator
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah
sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari
bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai dua prinsip dasar,
untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari
cairan. Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar
panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan mendidih lalu
menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu
dimasukkan ke dalam kondenser (untuk diembunkan/kondensasi) atau
ke peralatan lainnya. Hasil dari evaporator (produk yang diinginkan)
biasanya dapat berupa padatan atau larutan berkonsentrasi. Larutan
yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa komponen
volatil (mudah menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam
industri kimia dan industri makanan. Pada industri kimia, contohnya
garam diperoleh dari air asin jenuh (merupakan contoh dari proses
pemurnian) dalam evaporator. Evaporator mengubah air menjadi uap,
menyisakan residu mineral di dalam evaporator. Uap dikondensasikan
menjadi

air

yang

sudah

dihilangkan

garamnya.

Pada

sistem

pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari penyerapan panas oleh


cairan

pendingin

membutuhkan

yang

energi

menguap

panas).

dengan

Evaporator

cepat

juga

(penguapan

digunakan

untuk

memproduksi air minum, memisahkannya dari air laut atau zat


kontaminasi lain.

2.1.5.2.1 Prinsip Kerja Evaporator


Evaporator adalah alat untuk mengevaporasi larutan sehingga
prinsip kerjanya merupakan prinsip kerja atau cara kerja dari evaporasi
itu sendiri. Prinsip kerjanya dengan penambahan kalor atau panas
untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut yang
memiliki titik didih tinggi dan zat pelarut yang memiliki titik didih lebih
Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2
Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

rendah sehingga dihasilkan larutan yang lebih pekat serta memiliki


konsentrasi yang tinggi.
1. Pemekatan larutan didasarkan pada perbedaan titik didih yang
sangat besar antara zat-zatnya.
2. Titik didih cairan murni dipengaruhi oleh tekanan.
3. Dijalankan pada suhu yang lebih rendah dari titik didih normal.
4. Titik didih cairan yang mengandung zat tidak mudah menguap
(misalnya: gula)akan tergantung tekanan dan kadar zattersebut.
5. Beda titik didih larutan dan titik didih cairan murni disebut Kenaikan
titik didih (boiling).
Proses evaporasi dengan skala komersial di dalam industri kimia
dilakukan dengan peralatan yang namanya evaporator. Ada empat
komponen dasar yang dibutuhkan dalam evaporasi yaitu : Evaporator,
kondensor , injeksi uap, dan perangkap uap.
1. Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat
exchanger) yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida.
2. Injeksi uap: menginjeksikan uap ke dalam reservoir minyak untuk
mengurangi viskositas yang tinggi
3. Perangkap uap: Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan
sebagian dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh
larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang
terbentuk

pada

evaporasi

biasanya

hanya

terdiri

dari

satu

komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya tidak


diadakan usaha untuk memisahkan komponen-komponennya.

2.1.5.2.2 Tipe-Tipe Evaporator


Tipe evaporator berdasarkan banyak proses:
1. Evaporator efek tunggal (single effect)

Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2


Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

Yang dimaksud dengan single effect adalah bahwa produk hanya


melalui satu buah ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu
luas permukaan pindah panas.

2. Evaporator efek ganda


Di dalam proses penguapan bahan dapat digunakan dua, tiga,
empat atau lebih dalam sekali proses, inilah yang disebut dengan
evaporator efek majemuk. Penggunaan evaporator efek majemuk
berprinsip pada penggunaan uap yang dihasilkan dari evaporator
sebelumnya.
Tujuan penggunaan evaporator efek majemuk adalah untuk
menghemat

panas

secara

keseluruhan,

hingga

akhirnya

dapat

mengurangi ongkos produksi. Keuntungan evaporator efek majemuk


adalah merupakan penghematan yaitu dengan menggunakan uap
yang dihasilkan dari alat penguapan untuk memberikan panas pada
alat penguapan lain dan dengan memadatkan kembali uap tersebut.
Apabila dibandingkan antara alat penguapan n-efek, kebutuhan uap
diperkirakan 1/n kali, dan permukaan pindah panas berukuran n-kali
dari pada yang dibutuhkan untuk alat penguapan berefek tunggal,
untuk pekerjaan yang sama
Pada evaporator efek majemuk ada 3 macam penguapan, yaitu :
a. Evaporator Pengumpan Muka (Forward-feed)
b. Evaporator Pengumpan Belakang (Backward-feed)
c. Evaporator Pengumpan Sejajar (Parallel-feed)
Tipe evaporator berdasarkan bentuknya:
1. Evaporator Sirkulasi Alami/paksa
Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi
yang

terjadi

akibat

perbedaan

densitas

yang

terjadi

akibat

Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2


Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

pemanasan. Pada evaporator tabung, saat air mulai mendidih,


maka buih air akan naik ke permukaan dan memulai sirkulasi yang
mengakibatkan pemisahan liquid dan uap air di bagian atas dari
tabung pemanas.Jumlah evaporasi bergantung dari perbedaan
temperatur

uap

dengan

larutan.

Sering

kali

pendidihan

mengakibatkan sistem kering, Untuk menghidari hal ini dapat


digunakan sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan pompa
untuk meningkatkan tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan
tidak terjadi.
2. Falling Film Evaporator
Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi
dengan jaket uap (steam jacket). Distribusi larutan yang seragam
sangat penting. Larutan masuk dan memperoleh gaya gerak karena
arah larutan yang menurun. Kecepatan gerakan larutan akan
mempengaruhi karakteristik medium pemanas yag juga mengalir
menurun. Tipe ini cocok untuk menangani larutan kental sehingga
sering digunakan untuk industri kimia, makanan, dan fermentasi.

Gambar 2.9 Falling Film Evaporator


3. Rising Film (Long Tube Vertical)
Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2
Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

Evaporator Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di


dalam tabung dengan sumber panas berasal dari luar tabung
(biasanya uap). Buih air akan timbul dan menimbulkan sirkulasi.

Gambar 2.10 Vertical long tube evaporator


4. Plate Evaporator
Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak rata
dan ditopangoleh bingkai (frame). Uap mengalir melalui ruangruang di antara plate. Uap mengalir secara co-current dan counter
current terhadap larutan. Larutan dan uap masuk ke separasi yang
nantinya uap akan disalurkan ke condenser. Eveporator jenis ini
sering dipakai pada industri susu dan fermntasi karena fleksibilitas
ruangan. Tidak efektif untuk larutan kental dan padatan
5. Multi-effect Evaporator
Menggunakan uap pada tahap untuk dipakai pada tahap berikutnya.
Semakin banyak tahap maka semakin rendah konsumsi energinya.
Biasanya maksimal terdiri dari tujuh tahap, bila lebih seringkali
ditemui biaya pembuatan melebihi penghematan energi. Ada dua
Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2
Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

tipe aliran, aliran maju dimana larutan masuk dari tahap paling
panas ke yang lebih rendah, dan aliran mundur yang merupakan
kebalikan dari aliran maju. Cocok untuk menangani produk yang
sensitive terhadap panas seperti enzim dan protein.

Gambar 2.11 Multi-effect Evaporator

6. Horizontal-tabung Evaporator
Evaporator horisontal-tabung merupakan pengembangan dari panci
terbuka, di mana panci tertutup dalam, umumnya dalam silinder
vertikal.

Tabung

pemanas

disusun

dalam

bundel

horisontal

direndam dalam cairan di bagian bawah silinder. Sirkulasi cairan


agak miskin dalam jenis evaporator.

Gambar 2.12 Horizontal-tabung Evaporator


Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2
Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

7. Vertikal-tabung
Evaporator

Dengan

menggunakan

tabung

vertikal,

bukan

horizontal, sirkulasi alami dari cairan dipanaskan dapat dibuat untuk


memberikan transfer panas yang baik.

Gambar 2.13 Evaporator Vartikel Tabung Panjang

2.1.5.3 Crystallizer
Kristalisasi merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan
padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari
suat zat

terlarut(solute)

dari

cairan

larutan

ke

fase

kristal

padat.Pemisahan secara kristalisasi dilakukan untuk memisahkan zat


padat dari larutannya dengan jalan menguapkan pelarutnya. Zat padat
tersebut dalam keadaan lewat jenuh akan bentuk kristal. Kristal kristal
dapat terbentuk bila uap dari partikel yang sedang mengalami
sublimasi menjadi dingin. Selama proses kristalisasi, hanya partikel
murni yang akan mengkristal.

Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2


Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

Pemisahan dengan teknik kristalisasi ini, didasari atas pelepasan


pelarut dari zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogeen atau
larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat terlarutnya. Proses ini
adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting
dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga
100%.

2.1.5.3.1 Mekanisme Pembentukan Kristal


1. Pembentukan Inti
Inti kristal adalah partikel-partikel kecil bahkan sangat kecil yang
dapat terbentuk secara cara memperkecil kristal-kristal yang ada
dalam alat kristalisasi atau dengan menambahkan benih kristal ke
dalam larutan lewat jenuh.
2. Pertumbuhan Kristal
Pertumbuhan kristal merupakan gabungan dari dua proses yaitu :

Transportasi molekul-molekul atau (ion-ion dari bahan yang akan di


kristalisasikan) dalam larutan kepermukaan kristal dengan cara
difusi. Proses ini berlangsung semakin cepat jika derajat lewat jenuh
dalam larutan semakin besar.

Penempatan molekul-molekul atau ion-ion pada kisi kristal. Semakin


luas total permukaan kristal, semakin banyak bahan yang di
tempatkan pada kisi kristal persatuan waktu.

Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2


Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

Daftar Pustaka
Yuliani, 2009. Pemisahan
Campuran.Http://alicezah.files.wordpress.com. Akses :

23 april

2015.
Sukardjo, 2002. Adsorbsi. https://kimia08.wordpress.com. Akses: 23
april 2015.
Indra, 2013. Ekstraksi cair-cair.
https://indrawibawads.files.wordpress.com. Akses: 23 april 2015.
Suparni, 2009. Ekstraksi .http://www.chem-is-try.org/. Akses: 23 april
2015.

Pra-Rancangan Pabrik Urea dari NH3 dan CO2


Kelompok 3/S. Genap/2014-2015
By

Heni Ismawati

Checked

Dian Anggraini Purba


Hasnul Bustamam

Approved

Anda mungkin juga menyukai