Anda di halaman 1dari 36

PROGRAM TAHUNAN (PROTA)

KEPENGAWASAN SEKOLAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KAB. TRENGGALEK
TAHUN PELAJARAN 2013-2014

Disusun Oleh:
SARWAN, S.Pd.M.Pd
Nip. 19640710 199201 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIT DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PENGAWAS SEKOLAH
Jln. Panglima Besar Jendral Sudirman Kec. Dongko Kab. Trenggalek

2013
Prota Pengawas Sekolah 2013-2014

HALAMAN PENGESAHAN

PROGRAM TAHUNAN (PROTA)


KEPENGAWASAN SEKOLAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KAB. TRENGGALEK
TAHUN PELAJARAN 2013-2014

Disyahkan dan diterima,


Di Dongko,

Juli 2013

Oleh :
Koordinator Pengawas Unit
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kec. Dongko Kabupaten Trenggalek

Pengawas Sekolah

SARWAN, S.Pd.M.Pd
Nip. 19640710 199201 1 001

SARWAN, S.Pd.M.Pd
Nip. 19640710 199201 1 001

Mengetahui,
Kepala Unit
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kec. Dongko Kabupaten Trenggalek

H. AMBYAH, S.Pd
Nip. 19590425 198201 1 005

Prota Pengawas Sekolah 2013-2014

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alkhamdulillah, penyusunan Buku Program Kerja Tahunan


(Prota) Kepengawasan Sekolah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten

Trenggalek

Tahun

Pelajaran

2013-2014

ini

telah

dapat

diselesaikan.
Buku program kerja tahunan ini disusun sebagai pedoman kerja dalam
pelaksanaan kepengawasan sekolah tahun pelajaran 2013/2014 di lingkungan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek. Buku ini diharapkan
dapat

membantu

para

pengawas

sekolah

dalam

melaksanakan

tugas

kepengawasannya guna mencapai misi dan visi pengawas sekolah di lingkungan


Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek.
Penyusunan buku ini mengacu pada tugas pokok dan fungsi pengawas
sekolah sebagaimana telah diatur didalam peraturan kepengawasan sekolah,
dengan memperhatikan kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Trenggalek serta kinerja secara umum di Sekolah dengan memperhatikan berbagai
kondisi intern maupun ekstern yang berkembang. Mudah-mudahan buku program
kerja ini dapat dilaksanakan dengan baik sehingga pencapaian misi dan visi
pengawas sekolah dapat segera tercapai dengan maksimal.
Kepada seluruh kinerja sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan

Kabupaten Trenggalek disampaikan terima kasih atas semua

kerjasama, dan koordinasi kerja,

baik dalam penyusunan program maupun

pelaksanaan program kerja ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa meridhoi
semua usaha kita serta senantiasa memberikan taufik dan hidayah Nya.

Dongko,
Juli 2013
Pengawas Sekolah,

SARWAN, S.Pd.M.Pd
Nip. 19640710 199201 1 001
Prota Pengawas Sekolah 2013-2014

iii

DAFTAR ISI
halaman
i
ii
iii
iv

Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
BAB II

A.
B.

PENDAHULUAN
Rasional
Landasan Hukum
Visi Misi Pengawas Sekolah
Ruang Lingkup Tugas Pokok Kepengawasan.
Tujuan Dan Sasaran Pengawasan
Pengertian, Kedudukan, Wewenang, Tugas Pokok, Fungsi

1
1
3
4
5
6
7

Dan Tanggung-jawab Pengawas Sekolah


Sekolah Binaan Pengawas Sekolah

IDENTIFIKASI HASIL PENGAWASAN

DAN KEBIJAKAN DALAM BIDANG


PENDIDIKAN
Identifikasi Masalah Hasil Pengawasan Tahun Sebelumnya
Kebijakan dalam Bidang Pendidikan

8
9

BAB III

DESKRIPSI PROGRAM TAHUNAN


KEPENGAWASAN SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TRENGGALEK
2013/2014

14

BAB IV
A.
B.

PENUTUP
Kesimpulan
Saran-Saran

22
24

Daftar Kepustakaan
Glosarium
Lampiran : Instrumen Kepengawasan Sekolah

26
28
31

Prota Pengawas Sekolah 2013-2014

iv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
Bahwa undang-undang sistem pendidikas nasional Republik Indonesia
nomor 20 tahun 2003 mengamanatkan, pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undangundang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan

potensi

dirinya

untuk

memiliki

kekuatan

spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta


keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman. bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta
relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan
sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global
sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah,
dan berkesinambungan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan
Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.
Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
1

dan global. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam


perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan
bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat. PP. Nomor 19 tahun 2005).
Adapun Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:
a. standar isi;
b. standar proses;
c. standar kompetensi lulusan;
d. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
e. standar sarana dan prasarana;
f. standar pengelolaan;
g. standar pembiayaan;dan
h. standar penilaian pendidikan.
Bahwa untuk mewujudkan visi pendidikan nasional yaitu
terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa

untuk

memberdayakan

semua

warga

negara

Indonesia

berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif


menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Terkait dengan visi tersebut
telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk
dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu
prinsip

tersebut

adalah

pendidikan

diselenggarakan

sebagai

proses

pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang


hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta
didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan,
yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada
suatu

lingkungan

belajar.

Proses

pembelajaran

perlu

direncanakan,
2

dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik
peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan
memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan
menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Bahwa setiap pengelolaan sumber daya pendidikan di sekolah
Kabupaten Trenggalek harus direncanakan, diorganisir dengan baik,
dilaksanakan dengan maksimal serta dilakukan evaluasi atau pelaporan
kegiatan dan dilakukan umpan balik perbaikan berkelanjutan. Oleh karena itu
kehadiran, kedudukan, fungsi dan tugas pengawas sekolah dalam usaha
membina, memantau dan menilai kinerja satuan pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan sangat penting kehadirannya.

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional,
2. Undang-Undang Nomor: 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah,
3. Undang-Undang Nomor: 25 Tahun 2000 Tentang Program Pembangunan
Nasional (Propenas),
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
5. Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
6. Peraturan Pemerintah Nomor: 74 Tahun 2009 Tentang Guru,
7. Keputusan Mendikbud Nomor: 020/U/1998 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanan Jabatan Funsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya.
8. Keputusan Menpan Nomor: 091/KEP/M.PAN/10/2001 Tentang Jabatan
Fungsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya
3

9. Keputusan Mendiknas Nomor: 097/U/2002 Tentang Pedoman Pengawasan


Pendidikan, Pembinaan Pemuda Dan Pembinaan Olah Raga.
10. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Kurikulum
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
11. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompeensi Lulusan
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
12. Permendiknas

Nomor

24

Tahun

2006

Tentang

Pelaksananaan

Permendiknas Nomor 22 Dan 23 Tahun 2006.


13. Permendiknas No. 12 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Pengawas
Sekolah
14. Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Kepala
Sekolah
15. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Kualifikasi Dan Standar
Kompetensi Guru
16. Permendiknas Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan.
17. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan Dasar Dan Menengah
18. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Evaluasi
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
19. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar Dan Menengah
20. Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek Tentang Tentang
Sistem Pengelolaan Pendidikan Di Pemerintah Kabupaten Trenggalek.

C. Visi, Misi, dan Strategi Pengawasan


1. Visi
Visi Pengawas Sekolah ; Mewujudkan Sistem Kepengawasan Pendidikan
yang Mampu Mendorong Penyelenggaraan Pendidikan Yang Profesional
Dan Bermutu

2. Misi
Untuk mencapai visi tersebut perlu dirumuskan misi kepengawasan
sebagai berikut :
a. Meningkatkan sistem dan standarisasi kepengawasan yang efektif dan
efisien;
b. Meningkatkan Pengawas sekolah yang profesional;
c. Meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah binaan sesuai dengan
perkembanagan IPTEK dan IMTAQ.
3. Strategi Pengawasan
Untuk mencapai visi dan misi pengawasan tersebut, maka strategi yang
akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan sumberdaya pengawas sekolah melalui kegiatan
workshop pemberdayaan pengawas, rakor pengawas, studi banding,
temu ilmiah, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat menjadikan
pengawas mampu meningkatkan kepengawasan yang efektif dan
efisien.
b. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan penjaminan mutu
pengawas

yang

mampu

mengimplementasikan

enam

dimensi

kompetensi pengawas yang meliputi tiga puluhenam kompetensi, yaitu


(1) kompetensi kepribadian

meliputi empat kompetensi, (2)

kompetensi Supervisi Manajerial delapan kompetensi, (3) kompetensi


Supervisi Akademik delapan kompetensi, (4) kompetensi penilaian
pendidikan enam kompetensi, (5) kompetensi penelitian dan
pengembangan delapan kompetensi, dan (6) kompetensi sosial
meliputi dua kompetensi.
c. Melaksanakan kegiatan supervisi akademik dan manajerial sesuai
dengan wilayah binaan pengawas sehingga mampu meningkatkan
adanya penjaminan mutu pendidikan sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan.

D. Ruang Lingkup Tugas Pokok Kepengawasan.


Ruang lingkup tugas pokok kepengawasan pengawas sekolah
mencakup pembinaan, pemantauan, dan penilaian hasil pengawasan.
1. Pembinaan.
Sasaran

pembinaan

pengawas

adalah

pemberian

arahan,

bimbingan, contoh, dan saran adanya kualitas sekolah, kinerja kepala


sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah. Pola pembinaan
yang akan dilakukan yaitu meliputi kegiatan :
a. Kunjungan secara berkelanjutan ke sekolah-sekolah binaan;
b. Pertemuan kelompok kerja guru (KKG) dan kelompok kerja kepala
sekolah (KKKS) di gugus-gugus sekolah;
c. Melaksanakan supervisi manajerial kepada kepala sekolah dan
supervisi akademik kepada kepala sekolah dan guru serta supervisi
umum kepada tenaga kependidikan dan sumber daya sekolah lainnya;
d. Melaksanakan supervisi pendampingan pembelajaran kepada kepala
sekolah dan para guru;
e. Melaksanakan pembinaan khusus kepada kepala sekolah, guru, dan
staf sekolah secara berkala;
f. Melaksnakan pembinaan secara umum tentang upaya peningkatan
kualitas sekolah kepada semua komponen sekolah, meliputi kepala
sekolah, guru, staf, komite sekolah, wali murid, tokoh masyarakat, dan
stake holder sekolah;
g. Memberi contoh mengajar yang pakem.
2. Pemantauan.
Untuk meningkatkan kualitas hasil dan implikasi dari kegiatan
pembinaan yang telah dilakukan oleh pengawas sekolah, perlu
dilaksanakan kegiatan pemantauan sampai sejauh mana semua kegiatan
sekolah mampu diimplementasikan

dengan optimal. Sasaran kegiatan

pemantauan adalah semua program sekolah beserta pengembangannya.


Pola pemantauan pengawas dilakukan melalui kegiatan :
6

a. Pengisian instrumen monev oleh kepala sekolah dan guru yang telah
disiapkan oleh pengawas;
b. Observasi secara umum terhadap kegiatan program sekolah dan
pengembangannya;
c.

Observasi secara khusus terhadap kegiatan kepala sekolah dan guru


beserta semua staf;

d. Kunjungan insidental pengawas.


e. Menganalisis hasil monitoring dan evaluasi
f.

Menyusun program tindak lanjut hasil analisis hasil monitoring dan


evaluasi.

g. Melaksanakan program tindak lanjut.


3. Penilaian.
Kegiatan penilaian, yaitu penentuan derajat kualitas berdasarkan
kriteria yang ditetapkan terhadap proses dan hasil program pengembangan
sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah yang dilakukan
oleh pengawas sekolah secara berkala dan berkelanjutan. Hal ini
diharapkan semua program mampu dlaksanakan secara kolaboratif dan
sistematik oleh sekolah.
E. Tujuan Dan Sasaran Pengawasan
1. Tujuan Program
Program kerja pengawas sekolah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Trenggalek tahun pelajaran 2013-2014 ini bertujuan :
a. Sebagai acuan kerja bagi pengawas sekolah untuk melaksanakan
penilaian, pembinaan, dan pengawasan pada sekolah-sekolah binaan;
b. Menentukan skala prioritas program;
c. Sebagai pedoman evaluasi untuk menentukan berhasil tidaknya
pelaksanaan program;
d. Bahan pertimbangan atau dasar untuk menganalisis program yang
dinyatakan berhasil dan yang belum berhasil;

e. Sebagai pedoman dalam membantu kepala sekolah, guru, staf dan tata
usaha

sekolah,

komponen

lainnya

(stakeholders)

dalam

mengembangkan visi, misi, dan tujuan sekolah;


f. Sebagai pedoman dalam mengumpulkan data, mengolah data,
melaksanakan analisis sederhana maupun analaisis komprehensif,
untuk menentukan keputusan/kesimpulan sebagai bahan menyusun
laporan hasil pengawasan sekolah persekolah maupun seluruh sekolah
binaan.
2. Sasaran Pengawasan
Sasaran pengawasan dari program kerja ini adalah peningkatan
kompetensi dan profesionalisme pengawas sekolah se Kabupaten
Trenggalek. Adapun secara khusus sasaran kegiatan ini adalah :
a.

Pembinaan, monitoring, dan evaluasi proses dan hasil pelaksanaan


program;

b.

Peningkatan kinerja kepala sekolah, guru, dan staf serta sumber daya
sekolah;

c.

Peningkatan penjaminan mutu pendidikan di wilayah sekolah binaan


pengawas;

d.

Pengembangan hasil binaan pengawas oleh sekolah binaan.

e.

Penjaminan mutu pendidikan di setiap lembaga pendidikan sesuai


wilayah binaan pengawas. Adapun wilayah binaan pengawas
terlampir dalam lampiran program kerja.

F. Pengertian, Kedudukan, Wewenang, Tugas Pokok, Fungsi Dan Tanggungjawab Pengawas Sekolah
1. Pengertian Pengawas Sekolah
Pegawai negeri sipil yang diberi tugas tanggung-jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat yang berwewenang untuk melakukan
pengawasan Pendidikan pada satuan Pendidikan pra sekolah, dasar dan
menengah.

2. Kedudukan Pengawas Sekolah


Pengawas Sekolah adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai
pelaksana teknis dalam melaksanakan pengawasan Pendidikan terhadap
sejumlah sekolah tententu yang ditunjuk/ditetapkan.
3. Wewenang Pengawas Sekolah
Memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal
dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik
profesi,
Menetapkan tingkat kinerja guru dan tenaga lain yang diawasi serta faktorfaktor yang mempengaruhi, Menentukan dan atau mengusulkan program
pembinaan serta melakukan pembinaan.
4. Tugas Pokok Pengawas Sekolah
Pengawas Sekolah mempunyai tugas pokok membina, memantau dan
menilai penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu baik
negeri maupun swasta yang menjadi tanggungjawabnya di suatu
Kabupaten / Kota.
5. Fungsi Pengawas Sekolah
1. Pengawas sekolah sebagai Mitra Guru
2. Pengawas sekolah sebagai Inovator
3. Pengawas sekolah sebagai Konselor
4. Pengawas sekolah sebagai Motivator
5. Pengawas sekolah sebagai Kolaborator
6. Pengawas sekolah sebagai Asesor
7. Pengawas sekolah sebagai Evaluator
8. Pengawas sekolah sebagai Konsultan
6. Tanggung Jawab Pengawas Sekolah
Melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pendidikan di
sekolah sesuai penugasannya (Managerial Skill).
9

Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar / bimbingan siswa dalam


rangka pencapaian tujuan Pendidikan (Academic Skill).
G. Sekolah Binaan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Nama Sekolah
SDN 2 Petung
SDN 3 Petung
SDN 1 Cakul
SDN 4 Cakul
SDN 5 Cakul
SDN 6 Cakul
SDN 5 Dongko
SD-SMPN Satap 2 Dongko
TK DW 4 Cakul
TK DW 5 Cakul
TK Pertiwi Dongko
TK DW 3 Petung

10

BAB II
IDENTIFIKASI HASIL PENGAWASAN DAN KEBIJAKAN
DALAM BIDANG PENDIDIKAN

A. Identifikasi Masalah Hasil Pengawasan Tahun Sebelumnya


1.

Menyusun program tahunan supervisi akademik pengawas sekolah yang


lebih baik

2.

Menyusun program semester supervisi akademik pengawas sekolah yang


lebih baik

3.

Menyusun program Rencana verja akademik (RKA)

4.

Menumbuh kembangkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.

5.

Meningkatkan

dan

mengembangkan

kemampuan

guru

dalam

pembelajaran.
6.

Meningkatkan perolehan mutu prestasi siswa.

7.

Mengukur dan memberikan penilaian terhadap kinerja guru dalam


supervisi akademik

8.

Mengolah dan menyajikan hasil temuan hasil pembinaan guru dalam


supervisi akademik

9.

Memperbaiki sistem pembelajaran lebih baik pada program berikutnya


dalam supervisi akademik.

10.

Menyusun program tahunan supervisi manajerial pengawas sekolah

11.

Menyusun program semester supervisi manajerial pengawas sekolah

12.

Menyusun program Rencana kerja manajerial (RKM)

13.

Melaksanakan

supervisi

manajerial

untuk

meningkatkan

dan

mengembangkan kemampuan kepala sekolah dan tu dalam pengelolaan


sekolah
14.

Mengukur dan memberikan penilaian terhadap kinerja kepala sekolah


dalam supervisi manajerial.

15.

Mengolah dan menyajikan hasil temuan hasil pembinaan kepala sekolah


dalam supervisi manajerial.

16.

Meningkatkan kemampuan kepala sekolah pada program berikutnya


11

17.

Memperbaiki sistem pengelolaan sekolah lebih baik pada program


berikutnya dalam supervisi manajerial.

18.

Menyusun program tahunan pemantauan 8 standar nasional pendidikan


pengawas sekolah

19.

Menyusun program semester pemantauan 8 standar nasional pendidikan


pengawas sekolah

20.

Melaksanakan pemantauan delapan standar nasional pendidikan

21.

Mengukur dan memberikan penilaian terhadap delapan standar nasional


pendidikan.

22.

Mengolah dan menyajikan hasil temuan hasil pemantauan delapan


standar nasional pendidikan.

23.

Meningkatkan pemantauan delapan standar nasional pendidikan

24.

Memperbaiki sistem pemantauan delapan standar nasional pendidikan.

25.

Menyusun program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah untuk


pembinaan.

26.

Memberikan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi


sekolah untuk pembinaan.

27.

Mengukur dan memberikan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah


dan akreditasi sekolah untuk pembinaan.

28.

Mengolah dan menyajikan hasil temuan hasil program penilaian kinerja


guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan.

29.

Memperbaiki sistem program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah


dan akreditasi sekolah untuk pembinaan.

B. Kebijakan dalam Bidang Pendidikan


Berdasarkan pertimbangan arah kebijakan pendidikan nasional dan
berbagai

isu-isu

starategis

yang

berkembang

dalam

implementasi

pembangunan pendidikan nasional, maka dalam Renstra Pembinaan Sekolah


Menengah ditetapkan program-program pembangunan dan pengembangan
Sekolah secara bertahap dan berkesinambungan, dengan prioritas pembinaan
dan pengembangan diarahkan pada :

12

1. Perluasan dan Pemerataan Akses sekolah dengan membangun unit sekolah


baru, penambahan ruang kelas baru, dan meningkatkan daya tampung
yang sudah ada melalui pendekatan pengelolaan yang lebih efektif dan
efisien;
2. Meningkatkan Mutu, Relevansi, dan daya saing sekolah dengan
mengembangkan sejumlah Rintisan sekolah SBI, Rintisan sekolah SBI di
kawasan perbatasan, sekolah Pra SSN, revitalisasi peralatan, dan
pengadaan sarana prasarana pembelajaran lainnya;
3. Meningkatkan Manajemen sekolah dengan menerapkan Prinsip Good
Governance yang mengacu ISO 9001:2000 dan Perintisan Sertifikasi ISO
9001:2010
Sejalan dengan semangat otonomi daerah yang sudah berproses sejak
2003, maka inisiatif pengembangan sekolah sudah seharusnya menjadi tugas
dan tanggungjawab Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, sedangkan bantuanbantuan Pengembangan sekolah yang sumber dananya berasal dari APBN
pada prinsipnya bersifat sebagai stimulan.
Oleh karena itu, kegiatan dan pembiayaan

pembangunan Sekolah

dialokasikan bukan saja melalui APBN yang dialokasikan baik di tingkat


provinsi maupun pusat, tetapi juga diharapkan dapat ditingkatkan melalui
kontribusi APBD untuk pembangunan dan pengembangan Sekolah.
Adapun lebih rinci, berbagai kebijakan yang saat ini dilakukan, antara
lain sebagai berikut:
a. Perluasan dan Pemerataan Akses dengan Tetap Memperhatikan Mutu
1.

Meningkatkan

daya

tampung

Sekolah

dengan

mengupayakan

pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana serta pendidik dan tenaga


kependidikan;
2.

Meningkatkan peran pemerintah daerah untuk membangun Sekolah

3.

Membangun Sekolah baru bekerja sama dengan pemerintah daerah;

4.

Meningkatkan peran serta masyarakat/swasta untuk berpartisipasi


membuka Sekolah yang memenuhi standar nasional pendidikan;

5.

Mengembangkan layanan khusus Sekolah;

6.

Mengusahakan model alternatif penyelenggaraan Sekolah;


13

b. Mengembangkan Mutu dan Relevansi Sekolah dan Membina Sejumlah


Sekolah yang Bertaraf Internasional
1. Menyiapkan bahan untuk penetapan kebijakan standar nasional
pendidikan dan standar pelayanan minimal pendidikan kejuruan;
2. Menyiapkan bahan untuk penetapan kebijakan sistem evaluasi,
sertifikasi, dan akreditasi Sekolah
3. Mengusahakan pemenuhan kebutuhan sekolah menengah kejuruan
sesuai dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan standar nasional dan
internasional;
4. Pengembangan relevansi sekolah menengah kejuruan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta tuntutan pasar kerja
lokal dan global;
5. Mengusulkan pemenuhan jumlah, mutu, dan distribusi guru kejuruan;
6. Memperkuat program kemitraan Sekolah dengan industri yang
relevan;
7. Memfasilitasi terlaksananya uji kompetensi dan sertifikasi tamatan
Sekolah bekerjasama dengan industri dan lembaga sertifikasi
internasional;
8. Melakukan bimbingan teknis kepada Sekolah;
9. Melengkapi, meningkatkan, dan memelihara sarana dan prasarana
Sekolah;
10. Meningkatkan sistem manajemen mutu di Sekolah;
11. Meningkatkan kreativitas di lingkungan Sekolah;
12. Meningkatkan Sekolah sebagai learning organization ;
13. Mengembangkan Sekolah sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK);
14. Mengembangkan kewirausahaan di lingkungan Sekolah;
15. Meningkatkan business center di Sekolah
16. Meningkatkan kerja sama internasional;
17. Memfasilitasi penyusunan kurikulum Sekolah bertaraf internasional.
c. Meningkatkan

Manajemen

Sekolah

dengan Menerapkan

Prinsip Good Governance


14

1. Meningkatkan capacity building pada semua lini organisasi


2. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
3. Membangun brand image dalam meningkatkan citra lembaga;
4. Membangun koordinasi, kolaborasi, sinergi, dengan lembaga sejenis;
5. Mengupayakan penerapan secara konsisten Sistem Manajemen Mutu;
6. Mengembangkan sistem kontrol kegiatan dan keuangan melalui
monitoring dan evaluasi kinerja (performance audit) secara terprogram
dan berkelanjutan;
7. Mengembangkan

sistem

penganggaran

berbasis

kinerja

yang

berorientasi pada skala prioritas;


8. Meningkatkan terlaksananya manajemen berbasis sekolah yang
akuntabel, transparan, dan responsif;
9. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penentuan kebijakan dan
penyelenggaraan Sekolah.
C. Ukuran Keberhasilan Kinerja
Perluasan dan Pemerataan Akses dengan Tetap Memperhatikan Mutu
1. Angka

Partisipasi

Kasar

(APK)

Sekolah

mencapai

24%

(rasio

SMA/SMP/SMA/SMK mencapai 50:50 dan APK Sekolah Menengah


mencapai 64,8%);
2. Unit Sekolah Baru (USB) Sekolah mencapai 600 unit;
3. Sebesar 25% Sekolah di daerah khusus memiliki asrama;
4. Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Sekolah mulai
diterapkan;
5. Rehabilitasi gedung Sekolah mencapai 100%.
Ukuran Kinerja 2
Mengembangkan Mutu dan Relevansi Sekolah 100% Sekolah memiliki
perpustakaan;
1. 50% Sekolah memiliki laboratorium dan bengkel;
2. Minimal 1 unit usaha berpasangan dengan setiap Sekolah;
3. 50% Sekolah yang memiliki akses listrik menerapkan Information and
Communication Technology (ICT) based learning;
15

4. Setiap Kabupaten/Kota minimal memiliki satu Sekolah rintisan berbasis


keunggulan lokal dan/atau bertaraf internasional;
5. Satu buku teks pelajaran per siswa untuk mata pelajaran yang masuk
dalam Ujian Nasional;
6. 70% peserta Ujian Nasional mencapai nilai rata-rata 7,00;
7. Seluruh Sekolah menerapkan standar isi dan kompetensi;
8. Terbangunnya

sistem

beasiswa,

dimana

siswa

terbaik

tingkat

kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan pemenang Lomba Kompetensi


Siswa (LKS), Asian Skill Comptition (ASC), dan World Skill Comptition
(WSC) memperoleh beasiswa.
Ukuran Kinerja 3
Penguatan tata kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Sekolah
dengan Menerapkan Prinsip Good Governance
1. Pengelolaan pendidikan di semua lini menjadi lebih efektif dan efisien;
2. 100% Sekolah melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dengan
baik;
3. 100% Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Provinsi memahami dan
melaksanakan

kebijakan/program

daerah

selaras

dengan

kebijakan/program Direktorat Pembinaan Sekolah;


4. 50% Komite Sekolah berfungsi dengan baik;
5. Meraih ISO 9001:2000.

16

BAB III
DESKRIPSI PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN SEKOLAH 2013/1014
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TRENGGALEK
No.

1.

Bidang /
Sub Bidang
Kegiatan

Jenis Kegiatan

Tujuan

Sasaran

Indikator
Keberhasilan

Teknik/Pendekatan
Supervisi

Jadwal
Pelaksanaan

Pembinaan
Pembinaan
Supervisi
Akademik
kepada Guru

Membuat
program
supervisi
akademik

Menyusun
program tahunan
supervisi
akademik
pengawas
sekolah
Menyusun
program
semester
supervisi
akademik
pengawas
sekolah
Menyusun
program
Rencana kerja
akademik (RKA)

Setiap
pengawas
sekolah
memiliki
program
pengawas
sekolah

Terdapat prota
pengawas sekolah
Terdapat promes
pengawas sekolah
Terdapat RKA
pengawas sekolah

Workshop
penyusunan prota,
promes dan RKA.

Juli 2013

17

Melaksanakan
program
supervisi
akademik

Menumbuh
kembangkan
kualitas
pembelajaran
yang lebih baik.
Meningkatkan
dan
mengembangkan
kemampuan
guru dalam
pembelajaran.
Meningkatkan
perolehan mutu
prestasi siswa.

Guru-guru
sekolah binaan

Terdapat jadwal
supervisi klinis.
Instrumen supervisi
kelas pelaksanaan
pembelajaran terisi
Terdapat
peningkatan
kualitas
pembelajaran
Prestasi hasil
pembelajaran siswa
mutunya meningkat.

Supervisi klinis
Workshop, diskusi,
seminar, rapat,
pertemuan personal
dan kelompok.

Juli 2013
Juni 2014

Menilai/laporan
pelaksanaan
program
supervisi
akademik

Mengukur dan
memberikan
penilaian
terhadap kinerja
guru dalam
supervisi
akademik
Mengolah dan
menyajikan hasil
temuan hasil
pembinaan guru
dalam supervisi
akademik
Memperbaiki
sistem
pembelajaran

Setiap
pengawas
sekolah
menyusun
laporan
kepengawasan
sekolah tiap
semester.

Terdapat laporan
pengawas sekolah
tiap semester dari
setiap pengawas
sekolah dalam
bidang akademik.

Penelitian

Desember
2013
Juni 2014

Program
tindak lanjut
supervisi

Terdapat laporan
hasil pengolahan
temuan data bidang

Metode analisis
statistik dengan
pendekatan analisis

Desember
2013
Juni 2014

Rencana tindak
lanjut supervisi
akademik

18

Pembinaan
Supervisi
Manajerial
kepada
Kepala
Sekolah

Membuat
program
supervisi
manajerial

Melaksanakan
program
supervisi
manajerial

lebih baik pada


program
berikutnya
dalam supervisi
akademik.
Menyusun
program tahunan
supervisi
manajerial
pengawas
sekolah
Menyusun
program
semester
supervisi
manajerial
pengawas
sekolah
Menyusun
program
Rencana kerja
manajerial
(RKM)

akademik
dilakukan oleh
setiap
pengawas
sekolah.
Setian
pengawas
sekolah
memiliki
program
pengawas
sekolah

akademik.
Terdapat rencana
tindak lanjut (action
plan) bidang
manajerial
Terdapat prota
pengawas sekolah
Terdapat
promespengawas
sekolah
Terdapat RKM
pengawas sekolah

kuantitatif dan
analisis kualitatif.

Workshop
penyusunan prota,
promes dan RKM.

Juni 2014

Melaksanakan
supervisi
manajerial untuk
meningkatkan
dan
mengembangkan
kemampuan

Kepala
sekolah binaan

Terdapat jadwal
supervisi personal
dengan kepala
sekolah.
Instrumen
pengelolaan sekolah
terisi

Supervisi klinis
Workshop, diskusi,
seminar, rapat,
pertemuan personal
dan kelompok.

Juli 2013
Juni 2014

19

kepala sekolah
dan tu dalam
pengelolaan
sekolah

Menilai/laporan
pelaksanaan
program
supervisi
manajerial

Rencana tindak
lanjut supervisi
manajerial

Mengukur dan
memberikan
penilaian
terhadap kinerja
kepala sekolah
dalam supervisi
manajerial.
Mengolah dan
menyajikan hasil
temuan hasil
pembinaan
kepala sekolah
dalam supervisi
manajerial.
Meningkatkan
kemampuan
kepala sekolah
pada program
berikutnya
Memperbaiki
sistem
pengelolaan

Seluruh kegiatan
adminsitrasi sekolah
berjalan dengan
baik.
Terdapat
peningkatan
kualitas pelayanan
di sekolah.
Setiap
pengawas
sekolah
menyusun
laporan
kepengawasan
sekolah tiap
semester.

Terdapat laporan
pengawas sekolah
tiap semester dari
setiap pengawas
sekolah dalam
bidang manajerial.

Penelitian

Desember
2013
Juni 2014

Program
tindak lanjut
supervisi
manajerial
dilakukan oleh
setiap
pengawas
sekolah.

Terdapat laporan
hasil pengolahan
temuan data bidang
manajerial.
Terdapat rencana
tindak lanjut (action
plan) bidang
manajerial

Metode analisis
statistik dengan
pendekatan analisis
kuantitatif dan
analisis kualitatif.

Desember
2013
Juni 2014

20

2.

Pemantauan Membuat
program
pemantauan
delapan standar
nasional
pendidikan

Melaksanakan
program
pemantauan
delapan standar
nasional
pendidikan

sekolah lebih
baik pada
program
berikutnya
dalam supervisi
manajerial.
Menyusun
program tahunan
pemantauan 8
standar nasional
pendidikan
pengawas
sekolah
Menyusun
program
semester
pemantauan 8
standar nasional
pendidikan
pengawas
sekolah
Melaksanakan
pemantauan
delapan standar
nasional
pendidikan

Delapan
komponen
SNP dapat
terpantau oleh
pengawas
sekolah

Terdapat jadwal
Studi dokumentasi
programpemantauan
Terdapat instrumen
pemantauan 8
komponen SNP

Juni 2014 s.d


Juli 2014

Seluruh bidang
pendidikan di
sekolah, yaitu:
Standar Isi
Standar
Proses
Standar
Kompetensi

Terdapat instrumen
pemantauan 8
komponen SNP
yang telah terisi
oleh sekolah binaan

Desember
2013 s.d
Juni 2014

Angket
Observasi
Wawancara

21

Lulusan
Standar
Pendidik dan
Tenaga
Kependidika
n
Standar
Sarana dan
Prasarana
Standar
Pengelolaan
Standar
Pembiayaan
Standar
Penilaian
Menilai/laporan
pelaksanaan
pemantauan
delapan standar
nasional
pendidikan

Mengukur dan
memberikan
penilaian
terhadap delapan
standar nasional
pendidikan.
Mengolah dan
menyajikan hasil
temuan hasil
pemantauan
delapan standar
nasional
pendidikan.

Setiap
pengawas
sekolah
menyusun
laporan hasil
pemantauan
tiap semester.

Terdapat laporan
pemantauan tiap
semester dari setiap
pengawas sekolah
dalam 8 bidang
SNP.

Metode analisis
statistik dengan
pendekatan analisis
kuantitatif dan
analisis kualitatif

Desember
2013 s.d
Juni 2014

22

3.

Rencana tindak
lanjut
pemantauan
delapan standar
nasional
pendidikan

Meningkatkan
pemantauan
delapan standar
nasional
pendidikan
Memperbaiki
sistem
pemantauan
delapan standar
nasional
pendidikan.

Program
tindak lanjut
pemantauan
dilakukan oleh
setiap
pengawas
sekolah.

Terdapat laporan
hasil pemantauan 8
bidang SNP.
Terdapat rencana
tindak lanjut (action
plan) 8 bidang SNP.

Metode analisis
statistik dengan
pendekatan analisis
kuantitatif dan
analisis kualitatif.

Desember
2013
Juni 2014

Membuat
program
penilaian
kinerja guru
dan kepala
sekolah dan
akreditasi
sekolah untuk
pembinaan.

Menyusun
program
penilaian kinerja
guru dan kepala
sekolah untuk
pembinaan.

Program
penilaian
kinerja guru,
kepala sekolah
dan sekolah.

Terdapat program
penilaian kinerja
guru dan kepala
sekolah serta kepala
sekolah yang
dimiliki oleh setiap
pengawas sekolah.

Analisis statistik dan Juli 2013


penelitian.
Juni 2014

Melaksanakan
program
penilaian
kinerja guru
dan kepala
sekolah dan

Memberikan
penilaian kinerja
guru dan kepala
sekolah dan
akreditasi
sekolah untuk

Guru,
Kepala
sekolah,
Sekolah
Binaan

Terdapat jurnal
kegiatan pembinaan
guru, kepala
sekolah dan sekolah
yang dimiliki oleh
setiap pengawas

Metode analisis
statistik dengan
pendekatan analisis
kuantitatif dan
analisis kualitatif.

Penilaian

Juli 2013 s.d


Juni 2014

23

akreditasi
sekolah untuk
pembinaan.

pembinaan.
Mengukur dan
memberikan
penilaian kinerja
guru dan kepala
sekolah dan
akreditasi
sekolah untuk
pembinaan.
Menilai/laporan Mengolah dan
pelaksanaan
menyajikan hasil
penilaian
temuan hasil
kinerja guru
program
dan kepala
penilaian kinerja
sekolah dan
guru dan kepala
akreditasi
sekolah dan
sekolah untuk
akreditasi
pembinaan.
sekolah untuk
pembinaan.
Membuat
Memperbaiki
rencana tindak sistem program
lanjut penilaian penilaian kinerja
kinerja guru
guru dan kepala
dan kepala
sekolah dan
sekolah dan
akreditasi
akreditasi
sekolah untuk
sekolah untuk
pembinaan.
pembinaan.

sekolah.

Guru,
Kepala
sekolah,
Sekolah
Binaan

Setiap guru, kepala


sekolah dan sekolah
mendapatkan
laporan hasil
pembinaan dari
setiap pengawas
sekolah.

Metode analisis
statistik dengan
pendekatan analisis
kuantitatif dan
analisis kualitatif.

Guru,
Kepala
sekolah,
Sekolah
Binaan

Terdapat rencana
tindak lanjut (action
plan) penilaian
kinerja guru, kepala
sekolah dan sekolah
binaan.

Metode analisis
statistik dengan
pendekatan analisis
kuantitatif dan
analisis kualitatif.

Desember
2013
Juni 2014

24

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa setiap pengelolaan sumber daya pendidikan di sekolah
Kabupaten Trenggalek harus direncanakan, diorganisir dengan baik,
dilaksanakan dengan maksimal serta dilakukan evaluasi atau pelaporan
kegiatan dan dilakukan umpan balik perbaikan berkelanjutan. Oleh karena itu
kehadiran, kedudukan, fungsi dan tugas pengawas sekolah dalam usaha
membina, memantau dan menilai kinerja satuan pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan sangat penting kehadirannya.
Visi pengawas sekolah adalah terwujudnya sistem pengawasan pendikan,
pembinaan pemuda dan pembinaan olah raga yang mampu mendorong
penyelenggaraan dan pengelolaan Pendidikan, pembinaan pemuda dan
pembinaan olah raga yang efisien dan efektif serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, sehingga dapat mendorong terwujudnya Pendidikan,
pembinaan pemuda dan pembinaan olah raga yang bermutu, merata dan dapat
dipertanggung-jawabkan.
Misi pengawas sekolah adalah meningkatkan efektifitas pelaksanaan
pengawasan yang berorientasi akuntabilitas; mencegah praktik korupsi, kolusi
dan

nepotisme;

mendorong

terwujudnya

akuntabilitas

unit

kerja;

meningkatkan profesionalisme kerja; mengembangkan sistem pengawasan


yang lebih mandiri dan obyektif; melakukan pelembagaan koordinasi fungsi
pengawasan yang dilakukan lintas atau multi instansi; menegakkan etika dan
moral penyelenggara, pengelola dan pelaksana Pendidikan, pembinaan
pemuda dan pembinaan olahraga.
Lebih rinci berbagai kebijakan yang saat ini dilakukan untuk mencapai
visi misi pendidikan nasional yang baik, antara ditempuh sebagai berikut:
a. Perluasan dan Pemerataan Akses dengan Tetap Memperhatikan Mutu
1.

Meningkatkan

daya

tampung

Sekolah

dengan

mengupayakan

pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana serta pendidik dan tenaga


kependidikan;
25

2.

Meningkatkan peran pemerintah daerah untuk membangun Sekolah

3.

Membangun Sekolah baru bekerja sama dengan pemerintah daerah;

4.

Meningkatkan peran serta masyarakat/swasta untuk berpartisipasi


membuka Sekolah yang memenuhi standar nasional pendidikan;

5.

Mengembangkan layanan khusus Sekolah;

6.

Mengusahakan model alternatif penyelenggaraan Sekolah;

b. Mengembangkan Mutu dan Relevansi Sekolah dan Membina Sejumlah


Sekolah yang Bertaraf Internasional
1.

Menyiapkan bahan untuk penetapan kebijakan standar nasional


pendidikan dan standar pelayanan minimal pendidikan kejuruan;

2.

Menyiapkan bahan untuk penetapan kebijakan sistem evaluasi,


sertifikasi, dan akreditasi Sekolah

3.

Mengusahakan pemenuhan kebutuhan sekolah menengah kejuruan


sesuai dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan standar nasional dan
internasional;

4.

Pengembangan relevansi sekolah menengah kejuruan sesuai dengan


perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta tuntutan pasar kerja
lokal dan global;

5.

Mengusulkan pemenuhan jumlah, mutu, dan distribusi guru kejuruan;

6.

Memperkuat program kemitraan Sekolah dengan industri yang


relevan;

7.

Memfasilitasi terlaksananya uji kompetensi dan sertifikasi tamatan


Sekolah bekerjasama dengan industri dan lembaga sertifikasi
internasional;

8.

Melakukan bimbingan teknis kepada Sekolah;

9.

Melengkapi, meningkatkan, dan memelihara sarana dan prasarana


Sekolah;

10.

Meningkatkan sistem manajemen mutu di Sekolah;

11.

Meningkatkan kreativitas di lingkungan Sekolah;

12.

Meningkatkan Sekolah sebagai learning organization ;

13.

Mengembangkan Sekolah sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK);


26

14.

Mengembangkan kewirausahaan di lingkungan Sekolah;

15.

Meningkatkan business center di Sekolah

16.

Meningkatkan kerja sama internasional;

17.

Memfasilitasi penyusunan kurikulum Sekolah bertaraf internasional.

c. Meningkatkan

Manajemen Sekolah dengan Menerapkan Prinsip

Good Governance
1. Meningkatkan capacity building pada semua lini organisasi
2. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen S Sekolah
3. Membangun brand image dalam meningkatkan citra lembaga;
4. Membangun koordinasi, kolaborasi, sinergi, dengan lembaga sejenis;
5. Mengupayakan penerapan secara konsisten Sistem Manajemen Mutu;
6. Mengembangkan sistem kontrol kegiatan dan keuangan melalui
monitoring dan evaluasi kinerja (performance audit) secara terprogram
dan berkelanjutan;
7. Mengembangkan

sistem

penganggaran

berbasis

kinerja

yang

berorientasi pada skala prioritas;


8. Meningkatkan terlaksananya manajemen berbasis sekolah yang
akuntabel, transparan, dan responsif;
9. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penentuan kebijakan dan
penyelenggaraan Sekolah.
B. Saran-Saran
1. Peningkatan penerapan iman dan taqwa dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah dari seluruh kinerja sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru,
siswa dan pengawas sekolah dengan dijiwai semangat ibadah, ikhlas
karena Alloh.
2. Perlunya koordinasi, kerjasama dan sinergi berbagai komponen pendidikan
/ pembelajaran di sekolah yang bagus, baik antara guru, siswa, kepala
sekolah dan pengawas sekolah serta stakeholder dari sekolah.
3. Perlunya keteladanan, pembiasaan kerja yang professional dengan
menerapkan prinsip-prinsip manajemen seperti, semua kegiatan di sekolah

27

harus direncanakan dengan baik, diorganisasi dengan jelas, terukur serta


dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan amanah.

DAFTAR RUJUKAN

1.

Undang-Undang Nomor: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional,

2.

Undang-Undang Nomor: 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah,

3.

Undang-Undang Nomor: 25 Tahun 2000 Tentang Program Pembangunan


Nasional (Propenas),

4.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

5.

Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional


Pendidikan (SNP)

6.

Peraturan Pemerintah Nomor: 74 Tahun 2009 Tentang Guru,

7.

Keputusan Mendikbud Nomor: 020/U/1998 Tentang Petunjuk Teknis


Pelaksanan Jabatan Funsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya.

8.

Keputusan Menpan Nomor: 091/KEP/M.PAN/10/2001 Tentang Jabatan


Fungsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya

9.

Keputusan Mendiknas Nomor: 097/U/2002 Tentang Pedoman Pengawasan


Pendidikan, Pembinaan Pemuda Dan Pembinaan Olah Raga.

10.

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Kurikulum


Pendidikan Dasar Dan Menengah.

11.

Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompeensi Lulusan


Pendidikan Dasar Dan Menengah.

12.

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksananaan Permendiknas


Nomor 22 Dan 23 Tahun 2006.

13.

Permendiknas No. 12 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Pengawas


Sekolah

14.

Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Kepala


Sekolah

15.

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Kualifikasi Dan Standar


Kompetensi Guru
28

16.

Permendiknas Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Sertifikasi Guru Dalam


Jabatan.

17.

Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan


Pendidikan Dasar Dan Menengah

18.

Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Evaluasi Pendidikan


Dasar Dan Menengah.

19.

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pendidikan


Dasar Dan Menengah

20.

Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek Tentang Tentang


Sistem Pengelolaan Pendidikan Di Pemerintah Kabupaten Trenggalek.

29

GLOSARIUM

1. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem


pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
3. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
4. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
6. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.
7. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan.
8. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi.
9. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
10. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya
biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
11. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik.
12. Biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang
diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat
30

berlangsungnya kegiatan pendidikan yang sesuai standar nasional pendidikan


secara teratur dan berkelanjutan.
13. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
14. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah ini untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan
pendidikan.
15. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
16. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.
17. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
18. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada
setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penyelenggaraan pendidikan.
19. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik .
20. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari
suatu satuan pendidikan.
21. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan
pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
22. Badan Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disebut BSNP adalah
badan mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, memantau
pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan;
23. Departemen adalah departemen yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan;
24. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut LPMP
adalah unit pelaksana teknis Departemen yang berkedudukan di provinsi dan
bertugas untuk membantu Pemerintah Daerah dalam bentuk supervisi,
bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar
dan menengah serta pendidikan nonformal, dalam berbagai upaya penjaminan
mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan;
25. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah yang selanjutnya disebut BANS/M adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program
31

dan/atau satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur


formal dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
26. Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal yang selanjutnya disebut
BAN-PNF adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan
program dan/atau satuan pendidikan jalur pendidikan nonformal dengan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
27. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut BANPT adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program
dan/atau satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dengan mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan.

32

Anda mungkin juga menyukai