Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk baik pria
maupun wanita yang berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa,
tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman.
Penyebabnya pada dasarnya sederhana, yakni saat susah buang air dipaksakan
mengeluarkan kotoran. Penyebab susah buang air ini adalah kurang minum, kurang makan serat,
kurang olahraga atau banyak duduk dan mengangkat yang berat-berat. Hemoroid terjadi akibat
pembendungan struktur vaskular normal selama mengedan.
Hemoroid umum diderita oleh umur 50 tahun. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita
hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena
adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita,
hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan hemoroid sementara yang akan hilang
dalam beberapa waktu setelah melahirkan.
.

BAB II
KONSEP DASAR

2.1 Definisi
Hemoroid adalah pembengkakan atau distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi
namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Istilah
hemoroid lebih dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh masyarakat awam. Sudah pasti
kehadirannya akan mengundang segelintir rasa tidak nyaman. Hemoroid bukan saja mengganggu
aspek kesehatan, tetapi juga aspek kosmetik bahkan sampai aspek sosial.
Secara sederhana, kita bisa menganggap hemoroid sebagai pelebaran pembuluh darah,
walaupun sebenarnya juga melibatkan jaringan lunak di sana. Hemoroid hampir mirip dengan
varises. Hanya saja, pada varises pembuluh darah yang melebar adalah pembuluh darah kaki,
sedangkan pada hemoroid pembuluh darah yang bermasalah adalah vena hemoroidalis di daerah
anorektal.
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan
kelainan patologik. Hanya apabila hemoroid menyebabkan keluhan atau penyulit, diperlukan
tindakan.
2.2 Anatomi dan Fisiologi
Rektum panjangnya 15 20 cm dan berbentuk huruf S. Mula mula mengikuti
cembungan tulang kelangkang, fleksura sakralis, kemudian membelok kebelakang pada
ketinggian tulang ekor dan melintas melalui dasar panggul pada fleksura perinealis. Akhirnya
rektum menjadi kanalis analis dan berakhir jadi anus. Rektum mempunyai sebuah proyeksi ke
sisi kiri yang dibentuk oleh lipatan kohlrausch. Fleksura sakralis terletak di belakang peritoneum
dan bagian anteriornya tertutup oleh paritoneum. Fleksura perinealis berjalan ektraperitoneal.
Haustra (kantong) dan tenia (pita) tidak terdapat pada rektum, dan lapisan otot longitudinalnya
berkesinambungan.

Pada sepertiga bagian atas rektum, terdapat bagian yang dapat cukup banyak meluas
yakni ampula rektum bila ini terisi maka timbullah perasaan ingin buang air besar. Di bawah
ampula, tiga buah lipatan proyeksi seperti sayap sayap ke dalam lumen rektum, dua yang lebih
kecil pada sisi yang kiri dan diantara keduanya terdapat satu lipatan yang lebih besar pada sisi
kanan, yakni lipatan kohlrausch, pada jarak 5 8 cm dari anus. Melalui kontraksi serabut
serabut otot sirkuler, lipatan tersebut saling mendekati, dan pada kontraksi serabut otot
longitudinal lipatan tersebut saling menjauhi.
Kanalis analis pada dua pertiga bagian bawahnya, ini berlapiskan kulit tipis yang sedikit
bertanduk yang mengandung persarafan sensoris yang bergabung dengan kulit bagian luar, kulit
ini mencapai ke dalam bagian akhir kanalis analis dan mempunyai epidermis berpigmen yang
bertanduk rambut dengan kelenjar sebacea dan kelenjar keringat. Mukosa kolon mencapai dua
pertiga bagian atas kanalis analis. Pada daerah ini, 6 10 lipatan longitudinal berbentuk
gulungan, kolumna analis melengkung kedalam lumen. Lipatan ini terlontar keatas oleh simpul
pembuluh dan tertutup beberapa lapisan epitel gepeng yang tidak bertanduk. Pada ujung
bawahnya, kolumna analis saling bergabung dengan perantaraan lipatan transversal. Alur alur
diantara lipatan longitudinal berakhir pada kantong dangkal pada akhiran analnya dan tertutup
selapis epitel thorax. Daerah kolumna analis, yang panjangnya kira kira 1 cm, di sebut daerah
hemoroidal, cabang arteri rectalis superior turun ke kolumna analis terletak di bawah mukosa dan
membentuk dasar hemorhoid interna.
Hemoroid dibedakan antara yang interna dan eksterna. Hemoroid interna adalah pleksus
vena hemoroidalis superior di atas linea dentata/garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa.
Hemoroid interna ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rektum
sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan ( jam 7 ),
kanan belakang (jam 11), dan kiri lateral (jam 3). Hemoroid yang lebih kecil terdapat di antara
ketiga letak primer tesebut. Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran dan penonjolan
pleksus hemoroid inferior terdapat di sebelah distal linea dentata/garis mukokutan di dalam
jaringan di bawah epitel anus.
Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus berhubungan secara longgar dan
merupakan awal aliran vena yang kembali bermula dari rektum sebelah bawah dan anus. Pleksus
hemoroid interna mengalirkan darah ke vena hemoroidalis superior dan selanjutnya ke vena
3

porta. Pleksus hemoroid eksternus mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui daerah
perineum dan lipat paha ke vena iliaka.1

2.3 Klasifikasi
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
2.3.1 Hemoroid interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat pembuluh darah pada
anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul
menonjol ke luar seperti hemoroid eksterna.

Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak
adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan terus
membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
Derajat I
Hemoroid membesar tetapi tidak melewati line dentata saat mengedan,sering disertai
perdarahan merah segar pada rectum pasca defekasi,tanpa disertai rasa nyeri,tidak terdapat
prolaps,pada pemeriksaan anorektoskopi terlihat permulaan dari benjolan hemoroid yang
menonjol kedalam lumen
Derajat II
Terjadi prolaps hemoroid pada saat mengedan sampai melewati line dentata namun dapat masuk
sendiri secara spontan bila mengedan dihentikan
Derajat III
Terdapat prolaps hemoroid melewati kanalis anus dan harus direposisi secara manual .Keadaan
dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus di dorong
Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defekasi tidak dapat di
masukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul trombus yang di ikuti infeksi dan kadang kadang
timbul perlingkaran anus, sering di sebut dengan Hemoral Inkaresata karena seakan - akan ada
yang menyempit hemoriod yang keluar itu, padahal pendapat ini salah karena muskulus spingter
ani eksternus mempunyai tonus yang tidak berbeda banyak pada saat membuka dan menutup.
Tapi bila benar terjadi. Inkaserata maka setelah beberapa saat akan timbul nekrosis tapi tidak
demikiaan halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan perolaps hemoroid .1

2.3.2 Hemoroid eksterna


Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di bawah otot dan
berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada pinggir
anus yang terasa sakit dan gatal.
Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna. Tapi
hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu:
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya
adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
1. Sering rasa sakit dan nyeri
2. Rasa gatal pada daerah hemorid
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung ujung saraf pada kulit
merupakan reseptor rasa sakit .
b. Kronik
6

Hemoroid eksterna kronik atau Skin Tag terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit anus
yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.1
2.4 Etiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena
hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk konstipasi/diare, sering
mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum.
Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid karena vena
hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam system portal. Selain itu system portal tidak
mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.
Faktor Resiko hemoroid :
1. Keturunan
Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis
2. Anatomic
Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus hemorhoidalis kurang mendapat
sokongan otot dan fasi sekitarnya
3. Pekerjaan
Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat barang berat, mempunyai
predisposisi untuk hemoroid
4. Umur
Pada umur tua timbul digenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter menjadi tipis dan
atonis
5. Endokrin
Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus (sekresi hormon kelaksin)
6. Mekanis
7

Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi dalam rongga perut.
Misalnya penderita hipertrofi prostat
7. Fisiologis
Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita dekompensiasio hordis atau
sikrosis hepatis
8. Radang
Adalah faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu berkurang.2

2.5 Patofisiologi
Hemoroid adalah bantalan jaringan ikat dibawah lapisan epitel saluran anus. Sebagai bantalan,
maka ia berfungsi untuk (1) mengelilingi dan menahan anostomosis antara arteri rektalis superior
dengan vena rektalis superior, medial, dan inferior, (2) mengandung lapisan otot polos di bawah
epitel yang membentuk masa bantalan, (3) memberi informasi sensorik penting dalam
membedakan benda padat, cair, atau gas.
Faktor yang berperan dalam terjadinya hemoroid
1. Obstruksi Vena
Kegagalan pengosongan vena bantalan anus secara cepat saat defekasi,bantalan anus
yang terlalu mobile,dan terperangkapnya bantalan anus oleh sfingter anus yang ketat
mengakibatkan pembendungan dan hipertrofi bantalan anus interna
2. Prolaps bantalan anus
Bantalan anus yang kaya akan pembulu darah dan jaringan lunak akan dipertahankan
oleh ligamentum plaks dan lapisan submuskularis submukosan,bantalan vaskular ini
menempel secara longar pada lapisan otot-otot sirkuler sehhingga saat defekasi terjadi
rotasi bantalan anus kearah luar,mengedan yang lama akan mendorong bantalan vaskular
untuk prolaps dan berada diluar sfingter ani interna
3. Faktor Vaskular
Faktor vaskular dan perubahan hemodinamik mikrosirkulasi melibatkan perubahan
sirkulasi vena dan arteriol.jaringan mikrosirkulasi meliputi arterio-venous shunt

dipengaruhi oleh stimulasi hormonal dan neurofisiologik,makanan yang terlalu berbumbu


atau pedas akan mengubah fungsi vasomotor usus dan pelvis,sehingga mengakibatkan
perubahan yang tiba-tiba pada aliran darah arteri hemoroidalis superior disertai spasme
sfingter prekapiler,akibatnya terjadi peningkatan tekanan dan dilatasi pembulu darah
pleksus vena hemoroidalis yang selanjutnya menimbulkan perdarahan,proktitis dan
penonjolan hemoroid
4. Faktor Keturunan
Bukan penyebab langsung,sebagai predisposisi penyakit hemoroid yang dihubungkan
dengan kebiasaan keluarga dalam hal diet dan buang air besar sesuai lingkungan dan adat
istiadat setempat
5. Diet dan Geografis
Diet tinggi serat,defekasi jongkok,tidak adanya pengaturan dalam dalam hal waktu dan
tempat defekasi,dianggap sebagai penyebab rendahnya angka kejadian hemoroid
dipedalaman afrika dan komunitas primitif
6. Kebiasaan Defekasi
7. Umumnya penderita penyakit hemoroid mempunyai kebiasaan duduk lebih lama ditoilet
dan merasa terobsesi untuk defekasi secara reguler ditambah dengan merasa bahwa
defekasi benar-benar mengeluarkan seluruh kotoran,hal ini menyebabkan hambatan pada
aliran darah balik perianal,efek tourniqet,yang pada akhirnya akan menyebabkan
hemoroid
8. Kehamilan
Faktor hormonal dalam kehamilan akan mengurangi sokongan otot-otot dari bantalan
anus. Terjadi peningkatan sirkulasi vaskuler didaerah pelvis. Sering terjadi konstipasi
Dapat terjadi kerusakan kanalis anus saat melahirkan pervaginam.
9. Mengejan dan Konstipasi
Mengejan dan konstipasi telah lama diketahui salah satu sebab terbentuknya
hemoroid.berbagai laporan menyatakan bahwa,pasien dengan penyakit hemoroid
memiliki tonus kanalis anus pada saat istirahat lebih tinggi dibandingkan orang normal
pembesaran hemoroid.4
2.6 Manifestasi Klinis
Hemoroid interna
1.Perdarahan

Perdarahan merupakan keluhan tersering dan biasanya menjadi keluhan yang pertama muncul
akibat trauma oleh feces yang keras,hal ini biasa terjadi pada 70-80% pasien dewasa dengan
hematokezia kadang pendarahan hemoroid yang berulang dapat berakibat timbulnya anemia
berat
2.Pembengkakan Benjolan Prolaps
Pembengkakan benjolan prolaps pada anus yang dapat tereduksi spontan merupakan
karakteristik dari hemoroid interna,hemoroid yang besar perlahan-lahan akhirnya dapat menonjol
keluar menyebabkan prolaps,pada tahap awal penonjolan ini hanyaa terjadi pada waktu defekasi
disusul reduksi spontan setelah defekasi.pada stadium yang lebih lanjut hemoroid interna ini
perlu didorong kembali setelah defekasi agar masuk kembali dalam anus. Pada akhirnya
hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps menetap dan tidak bisa
didorong masuk lagi ,keadaan ini harus dibedakan dari trombosis perianal skin tag yang
mengalami edema dan polip rektum.
3.Nyeri dan Rasa tidak nyaman
Umumnya hemoroid interna tidak nyeri karena letaknya diatas line dentata sehingga tidak
terinerversi oleh saraf kutaneus,nyeri timbul bila terjadi prolaps,trombosis atau akibat penyakit
lain seperti fisura ani abses atau keganasan
4.Sekresi dan Pruritus
Sekresi dari mukosa anus disertai perdarahan merupakan tanda hemoroid interna,keluarnya
mukus dan terdapatnya feaces pada pangkalan dalam merupakan ciri hemoroid yang mengalami
prolaps menetap,iritasi kulit perianal dapat menimbulkan rasa gatal yang dikenal sebagai pruritus
anus dan ini disebabkan oleh kelembaban yang terus menerus dan rangsangan mukus
B.Hemoroid Eksterna
1.Trombosis Akut
Trombosis akut dapat menimbulkan rasa nyeri disebabkan oleh distensi kulit oleh bekuan darah
dan udem disekelilingnya

10

2.Perdarahan
Perdarahan dapat terjadi akibat kulit diatasnya terkikis oleh trombosis
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
Anamnesis harus dikaitkan dengan factor obstipasi, defekasi yang keras tekanan
intraabdomen meninggi (mengejan) pasien sering duduk berjam-jam di toilet,dan dapat disertai
nyeri bila terjadi peradangan,pada pemeriksaan fisik umum perlu dicari stigmata sirosis atau
petanda adanya hipertensi portal,hemorid eksterna dapat dilihat dengan inspeksi apalagi kalau
terjadi thrombosis, apabila hemoroid interna mengalami prolaps maka tonjolan yang ditutupi
epitel penghasil musin akan dapat dilihat apabila penderita diminta mengejan,pada pemeriksaan
colok dubur hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena didalamnya tidak cukup
tinggi dan biasanya tidak nyeri,colok dubur diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan
karsinoma rectum
Pemeriksaan fisik hemoroid dilakukan dengan cara inspeksi, colok dubur, anuskopi,
proktosigmoidoskopi
1,Inspeksi
Pada inpeksi hemoroid eksterna mudah terlihat apalagi sudah mengandung thrombus,hemoroid
interrna yang prolaps dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa, untuk membuat
prolaps dapat dengan menyuruh pasien untuk mengejan.
2,Colok Dubur
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan
vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila
sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan
fribrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk
menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
3.Anuskopi

11

Dengan cara ini kita dapat lihat hemoroid interna penderita dalam posisi litotomi, anuskopi dan
penyumbatanya dimasukan kedalam anus sedalam mungkin, penyumbatan diangkat dan
penderita disuruh bernapas panjang,benjolan hemorid akan menonjol pada ujung anuskopi,bila
perlu penderita disuruh mengejan supaya benjolan dapat kelihatan sebesar-besarnya.pada
anuskopi dapat dilihat warna selaput lender yang merah meradang atau pendarahan,banyaknya
benjolan,letaknya dan besarnya benjolan.2
4.Proktosigmoidoskopi/kolonoskopi total
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh
proses radang atau proses keganasan ditingkat yang lebih tinggi (rectum/sigmoid/kolon),
sedangkan hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai
Pemeriksaan laboratorium feses diperlukan untuk mengetahui adanya darah samar (occult
bleeding)
2.10 Penatalaksanaan
Sejauh tidak menimbulkan gejala,hemoroid tidak memerlukan pengobatan,tatalaksana penyakit
ini meliputi modifikasi hidup terapi farmakologis injeksi sklerosan, rubber dan ligation,
fotokoaglasi, koagulasi bipolar hemoroidalisis atau pembedahan. Pilihan jenis tatalaksana
tergantung beratnya keluhan dan sarana yang tersedia
Tatalaksana nonmedikamentosa meliputi
1.Mengurangi makanan yang menimbulkan konstipasi seperti keju, meningkatkan konsumsi
serat 30gram/hari dan minum yang cukup
2. Mengurangi makan pedas dan berbumbu
3.Meningkatkan kebiasaan olahraga
4.Mengurangi duduk lama di toilet
Kebanyakan penderita hemoroid derajat pertama dan derajat ke dua dapat ditolong dengan
tindakan local sederhana disertai nasehat tentang makanan. Makanan sebaiknya terdiri dari
makanan yang berserat tinggi seperti sayur dan buah-buahan,makanan ini membuat gumpalan isi
12

usus besar namun lunak, sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan mengejan
berlebihan.
Supositoria dan salep anus diketahui tidak mempunyai efek anestesi dan astringen, hemoroid
interna yang mengaalami prolaps oleh karena udem umumnya dapat dimasukan kembali secara
perlahan disusul dengan tirah baring dan kompres local untuk mengurangi pembengkakan.
Rendam duduk dengan cairan hangat juga dapat meringankan nyeri.5

Tatalaksana medikamentosa meliputi


1.Obat-obatan non spesifik untuk memperlancar defekasi,analgesik,dan obat untuk mengurangi
reaksi inflamasi,terapi local bermanfaat untuk efek lubrikasi dan memudahkan defekasi, namun
efek antiinflamasi maupun efek flebotropiknya tidak nyata efektif biasanya obat topical ini
mengandung steroid dan anestesi local.
2.Obat spesifik untuk hemoroid (golongan flebotropik)
Obat obatan farmakologis hemoroid dapat dibagi menjadi empat yaitu obat untuk memperbaiki
defekasi, meredakan keluhan, obat perdarahan,dan obat spesifik untuk hemoroidnya
Obat memperbaiki defekasi terdiri dari
1.Bulk Laxative
Merupakan supplemen serat yang banyak beredar sebagai obat herbal untuk pencahar, laksatif
dipakai antara lain psylium atau isphagula husk yang berasal dari biji plantago ovate yang
dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Dalam saluran cerna bubuk ini agak menyerap air dan
bersifat bulk laxative yang bekerja membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltic efek
samping antara lain kembung,kentut dan konstipasi,alergi sakit perut dll
2.Laksatif Osmotik
Obat-obat ini bekerja dengan cara merangsang sekresi mukosa usus halus dan meningkatkan
penetrasi cairan kedalam ke tinja.

13

Laksatif osmotik
Laksatif salin :
a. magnesium hidroksida sodium phosphate
b. disakarida yang tidak diserap : lakstulosa
a. Sugar alcohol : Sorbitol ( microlax enema mengandung sodium citrate,sodium laurel
sulfoacetat,sorbitol
b. Polyetilen glycol (PEG)
Laksatif Stimulan : Bisacodyl ( dulcolax tablet,supositoria,antraquinone,castor oil,glycerin dalam
laksadine syrup)
B.Obat Simptomatik
Obat simptomatik umumnya berupa terapi local,untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan
seperti rasa gatal dan nyeri karena kerusakan kulit didaerah anus.terapi local bermanfaat untuk
efek lubrikasi dan memudahkan defekasi, namun efek antiinflamasi maupun efek flebotropiknya
tidak nyata efetif, biasanya obat topical ini mengandung pelumas, vasokonstriktor, anestesi local,
dan sebagian mengandung steroid, pemberian anestesi local diberikan sesingkat mungkin untuk
menghindari sensitasi atau iritasi kulit anus. Biasanya berupa ointment atau suposituria antara
lain anusol, dan boraginol, bila perlu digunakan sedian kortikosteroid untuk mengurangi radang
didaerah hemoroid atau anus antara lain ultraproct, anusol HC dan scheriproct Sediaan
suposituria digunakan untuk hemoroid intera dan sediaan ointment untuk hemoroid eksterna
C.Obat Perdarahan
Bila terjadi komplikasi perdarahan,maka asam traneksamat telah terbukti dapat menghentikan
perdarahan dan mencegah terjadi perdarahan ulang,mekanisme kerjanya adalah
-

Menghambat konversi plasminogen menjadi plasmin sehingga mencegah penghancur

bekuan darah
Meningkatkan sistem kolagen
Menstabilkan bekuan darah

D.Obat Spesifik

14

Obat spesifik untuk hemoroid adalah golongan flebotropik dan yang tersedia sekarang ini adalah
golongan vlafonoid seperti diosmin, hesperidin, dan hidrosmin obat obat ini terbukti dapat
mengurangi gejala dan mencegah kekambuhan penelitian di RSCM dengan memberikan obat ini
2x sehari selama 8 minggu ternyata dapat menurunkan derajat hemoroid secara bermakna
Cara kerja golongan flavonoid
-

Meningkatkan tonus vena serta memperpanjang respons kontraksi terhadap noradrenalin


Mengurangi hipermeabilitas kapiler serta menngkatkan resistensi kapiler
Mengurangi mediator inflamasi (PGE2,PGF2a) dan radikal bebas
Mengurangi adhesi neutrophil pada vena-vena post kapiler
Mencegah serta memperbaiki kebocoran mikrovaskuler serta melindungi mikrosirkulasi
terhadap mediator-mediator inflamasi

Tindakan Non Bedah untuk hemoroid meliputi


1. Injeksi Sklerosan
Obat sklerosan disuntikan intrahemoroid atau para hemoroid.obat ini menyebabkan
inflamasi yang akan menurunkan aliran adarah ke hemoroid, efektifitas teknik ini sekitar
70% cara ini dapat dilakukan pada hemroid berukuran paling kecil sekalipun
2. Rubber band ligation
Cara ini menggunakan suatu alat khusus untuk memasang karet pada hemoroid,karet ini
akan menghentikan perdarahan ke dalam hemoroid, Rubbor band ligation ini banyak
dilakukan untuk hemoroid yang menonjol kedalam kanalis anus, teknik ini
mengakibatkan strangulasi dan nekrotik pada jaringan hemoroid, dapat dilakukan 2-3
ligasi sekaligus efektifitas teknik ini sekitar 60-80%
3. Koagulasi bipolar
Elektroterapi bipolar memiliki efek koagulasi membrane mucus didekat hemoroid
4. Hemoroidolisis
Menggunakan gelombang gulvanik terapeutik secara langsung pada hemoroid yang
menghasilkan suatu reaksi kimia yang akan menyusutkan dan melarutkan jaringan
hemoroid teknik ini cukup efektif untuk hemoroid interna
5. Fotokoagulasi
Menggunakan foto koagulator yang memfokuskan sinar inframaerah ke bagian hemoroid,
cara ini terutama untuk hemoroid yang mengalami perdarahan aktif
Tindakan bedah untuk hemoroid dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan
menahun dan penderita hemoroid derajat III dan IV terapi bedah juga dapat dilakukan
15

dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak dapat sembuh dengan cara terapi
lainya yang lebih sederhana. Pederita hemoroid derajat IV yang mengalami thrombosis
dan kesakitan hebat dapat ditolong segera dengan hemoroidektomi.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam hemoroidektomi adalah eksisi hanya
dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat mungkin pada
anoderm dan kulit yang normal dengan tidak menganggu sfingter anus, eksisi jaringan ini
harus digabung dengan rekontrusksi tunika mukosa karena telah terjadi deformitas
kanalis analis akibat prolapsus mukosa.
Ada tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu : bedah konvensional
(menggunakan pisau dan gunting), bedah laser (sinar laser sebagai alat pemotong) dan
bedah stapler (menggunakan alat dengan prinsip kerja stapler).5

Bedah Konvensional
Saat ini ada 3 teknik operasi yang biasa digunakan yaitu :

1. Teknik Milligan Morgan


Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemoroid di 3 tempat utama. Basis massa hemoroid
tepat diatas linea mukokutan dicekap dengan hemostat dan diretraksi dari rektum. Kemudian
dipasang jahitan transfiksi catgut proksimal terhadap pleksus hemoroidalis. Penting untuk
mencegah pemasangan jahitan melalui otot sfingter internus.
Hemostat kedua ditempatkan distal terhadap hemoroid eksterna. Suatu incisi elips dibuat
dengan skalpel melalui kulit dan tunika mukosa sekitar pleksus hemoroidalis internus dan
eksternus, yang dibebaskan dari jaringan yang mendasarinya. Hemoroid dieksisi secara
keseluruhan. Bila diseksi mencapai jahitan transfiksi cat gut maka hemoroid ekstena dibawah

16

kulit dieksisi. Setelah mengamankan hemostasis, maka mukosa dan kulit anus ditutup secara
longitudinal dengan jahitan jelujur sederhana.
Biasanya tidak lebih dari tiga kelompok hemoroid yang dibuang pada satu waktu.
Striktura rektum dapat merupakan komplikasi dari eksisi tunika mukosa rektum yang terlalu
banyak. Sehingga lebih baik mengambil terlalu sedikit daripada mengambil terlalu banyak
jaringan.

2. Teknik Whitehead
Teknik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang sirkuler ini yaitu dengan mengupas
seluruh hemoroid dengan membebaskan mukosa dari submukosa dan mengadakan reseksi
sirkuler terhadap mukosa daerah itu. Lalu mengusahakan kontinuitas mukosa kembali.
3. Teknik Langenbeck
Pada teknik Langenbeck, hemoroid internus dijepit radier dengan klem. Lakukan jahitan
jelujur di bawah klem dengan cat gut chromic no 2/0. Kemudian eksisi jaringan diatas klem.
Sesudah itu klem dilepas dan jepitan jelujur di bawah klem diikat. Teknik ini lebih sering
digunakan karena caranya mudah dan tidak mengandung resiko pembentukan jaringan parut
sekunder yang biasa menimbulkan stenosis. Dalam melakukan operasi diperlukan narkose yang
dalam karena sfingter ini harus benar-benar lumpuh.
2. Bedah Laser
Pada prinsipnya, pembedahan ini sama dengan pembedahan konvensional, hanya alat
pemotongnya menggunakan laser. Saat laser memotong, pembuluh jaringan terpatri sehingga
17

tidak banyak mengeluarkan darah, tidak banyak luka dan dengan nyeri yang minimal. Pada
bedah dengan laser, nyeri berkurang karena saraf rasa nyeri ikut terpatri. Di anus, terdapat
banyak saraf. Pada bedah konvensional, saat post operasi akan terasa nyeri sekali karena pada
saat memotong jaringan, serabut saraf terbuka akibat serabut saraf tidak mengerut sedangkan
selubungnya mengerut. Sedangkan pada bedah laser, serabut saraf dan selubung saraf menempel
jadi satu, seperti terpatri sehingga serabut syaraf tidak terbuka. Untuk hemoroidektomi,
dibutuhkan daya laser 12 14 watt. Setelah jaringan diangkat, luka bekas operasi direndam
cairan antiseptik. Dalam waktu 4 6 minggu, luka akan mengering. Prosedur ini bisa dilakukan
hanya dengan rawat jalan.

3. Bedah Stapler
Alat yang digunakan sesuai dengan prinsip kerja stapler. Bentuk alat ini seperti senter,
terdiri

dari

beberapa

lingkaran

didepan

dan

pendorong

yang

di

belakangnya.

Pada dasarnya hemoroid merupakan jaringan alami yang terdapat di saluran anus. Fungsinya
adalah sebagai bantalan saat buang air besar. Kerjasama jaringan hemoroid dan m.sfingter ini
untuk melebar dan mengerut menjamin kontrol keluarnya cairan dan kotoran dari dubur. Teknik
PPH ini mengurangi prolaps jaringan hemoroid dengan mendorongnya ke atas garis mukokutan
dan mengembalikan jaringan hemoroid ini ke posisi anatominya semula karena jaringan
hemoroid ini masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB, sehingga tidak perlu dibuang semua.
Mula-mula jaringan hemoroid yang prolaps didorong ke atas dengan alat yang dinamakan
dilator, kemudian dijahitkan ke tunika mukosa dinding anus. Kemudian alat stapler dimasukkan
ke dalam dilator. Dari stapler dikeluarkan sebuah gelang dari titanium diselipkan dalam jahitan
dan ditanamkan di bagian atas saluran anus untuk mengokohkan posisi jaringan hemoroid
tersebut. Bagian jaringan hemoroid yang berlebih masuk ke dalam stapler. Dengan memutar
sekrup yang terdapat pada ujung alat, maka alat akan memotong jaringan yang berlebih secara
18

otomatis. Dengan terpotongnya jaringan hemoroid maka suplai darah ke jaringan tersebut
terhenti sehingga jaringan hemoroid mengempis dengan sendirinya.
Keuntungan teknik ini yaitu mengembalikan ke posisi anatomis, tidak mengganggu
fungsi anus, tidak ada anal discharge, nyeri minimal karena tindakan dilakukan di luar bagian
sensitif, tindakan berlangsung cepat sekitar 20 45 menit, pasien pulih lebih cepat sehingga
rawat inap di rumah sakit semakin singkat.5

2.9 Komplikasi
1. Terjadi thrombosis
Trombosis edema dan inflamasi bantalan anus interna terjadi bila bantalan anus prolaps
dan terbendung oleh sfingter,thrombosis dan edema akan menetap diluar,kadang tertutup
oleh kulit perianal yang edematous,tekenan yang meningkat diluar dan didalam kanalis
anus menyebabkan nyeri sehingga penderita menghindari duduk.edema dan inflamasi
biasanya berlangsung selama 1-4 hari.setelah 2 minggu mulai terjadi penyembuhan
hingga 4-6 minggu akhirnya menyisakan skin tag atau polip fibrosis,apabila hemoroid
keluar dan tidak dapat masuk lagi (inkarserata/terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang
dapat menyebabkan sepsis dan bias mengakibatkan kematian
2. Trombosis hemoroid eksterna pada pemeriksaan terlihat benjolan yang licin keras dan
nyeri berwarna kebiruan terletak diluar kanalis anus dan tidak berhubungan dengan
hemroid interna
3. Dermatitis Perianal
Akibat iritasi perianal hygiene buruk akibat adanya skin tag serta reaksi akibat alergi
topical
4. Perdarahan akut
Pada umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar,
hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal dan apabila
hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat banyak
5. Anemia Defesiensi Besi
Akibat perdarahan berulang,yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila
berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa
mengimbangi jumlah yang keluar, anemia dapat terjadi secara kronis sehingga sering
19

tidak menimbulkan keluhan pada penderita walupun HB sangat rendah karena adanya
mekanisme adaptasi.5
2.10 Prognosis
Dengan terapi yang sesuai semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi
asimptomatis, pendekatan konservatif diusahakan terlebih dahulu pada semua kasus,
hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang baik,sesudah terapi penderita
harus diajari untuk menghindari obstipasi dengan makanan-makanan serat agar dapat
mencegah timbulnya kembali gejala hemoroid.
2.11 Pencegahan
Pencegahan yang paling baik adalah mempertahankan tinja tetap lunak sehingga mudah
keluar dimana hal ini menurunkan tekanan dan pengedanan juga mengosongkan usus
sesegera mungkin,latihan olahraga seperti berjalan dan peningkatan konsumsi diet serat
juga membantu mengurangi konstipasi dan mengedan, hindari terlalu banyak duduk.

2.12 Kesimpulan
Hemoroid adalah pelebaran vena didalam pleksus hemoroidalis akibat kongesti vena
yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis yang tidak merupakan
keadaan patologik diperlukan tindakan apabila hemoroid menimbulkan keluhan. Faktor
faktor resiko yang dapat menimbulkan terjadinya hemoroid yaitu keturunan, anatomi,
pekerjaan, umur, endokrin, mekanisme fisiologi dan radang. Manifestasi klinis yaitu
perdarahan per anum berwarna merah segar dan tidak tercampur feses. Diagnosis di
tegakan dengan anamnesis, inspeksi, colok dubur dan penilaian anuskopi, komplikasi dari
hemoroid yaitu perdarahan hebat, inkerserasi dan sepsis. Penatalaksanaan hemoroid yaitu
dengan konservatif membuat nekrosis jaringan dan bedah. Prognosis hemoroid baik bila
diberikan terapi yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA
20

1. Makmun D.Hemoroid.Dalam: Rani AA,Simadibrata M, Syam AF . Buku Ajar


Gastroenterologi. InternaPublising. Jakarta,2011.hlm.503-11
2. Simaddibrata M.Hemoroid. Dalam : Sudoyo A W, Setiohadi B, Alwi I, Jakarta:
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI: 2010 hlm 3953. Sjamsuhidajat, Wlm de jong, Hemoroid, 2004 Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah ed
2, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 672 675
4. Silvia A,P, Lorraine M, W, Hemoroid, 2005 Dalam: Konsep-Konsep Klinis Proses
Penyakit, Edisi VI, Patofisiologi VOL.1 Jakarta,Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hal 467
5. Simadibrata M, Makmum D (editor). Konsensus Nasional Penatalaksanaan
Konstipasi

di

Indonesia.

Jakarta:

Perkumpulan

Gastroenterologi

Indonesia:2006.hlm.9-10

21

Anda mungkin juga menyukai