The Relationship Between Knowledge and Attitude Toward Oral Hygine With Theoral Hygiene Status in Elderly
The Relationship Between Knowledge and Attitude Toward Oral Hygine With Theoral Hygiene Status in Elderly
INTISARI
Latar Belakang: Jumlah penduduk lanjut usia, terutama di Negara berkembang
bertambah lebih cepat daripada penduduk usia muda. Dari berbagai penelitian,
status kebersihan mulut penduduk lanjut usia buruk, hal ini kemungkinan
disebabkan oleh pengetahuan dan sikap mereka terhadap pemeliharaan kebersihan
gigi dan mulut buruk.
Tujuan Penelitian:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan dan sikap terhadap kebersihan mulut dengan status kebersihan mulut
pada lanjut usia.
Metode Penelitian:Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan
mengunakan pendekatan cross sectional dilakukan terhadap 30 sampel lanjut usia
yang tinggal di Panti Sosial Tresna Wreda Abiyoso Yogyakarta dan dipilih
secarapurposive sampling.Untuk mengukur sikap, digunakan kuesioner sikap dari
skala Likert, dan pengetahuan diukur dengan kuisioner, status kebersihan mulut
responden diukur dengan OHI-S dari Greene dan Vermillon.
Hasil Analisis:Pada hasil analisis bivariat, nilai sikap dan pengetahuan terhadap
kesehatan mulut pada lanjut usia berturut-turut adalah 0,545 (p>0,05);
0,92(p>0.05).
Kesimpulan:pengetahuan dan sikap tidak memiliki hubungan yang bermakna
terhadap status kebersihan mulut pada lanjut usia.
Kata kunci: kebersihan mulut, lanjut usia, pengetahuan dan sikap
The relationship between knowledge and attitude toward Oral Hygine with
theOral Hygiene Status in Elderly
1
Pendahuluan
membersihkan
mulut
adalah
dengan
bersiwak,
Rasulullah
SAW
Penelitian
Rosson
(1991),
menunjukkan
pengetahuan
dapat
Sriyono
(2002),
tidak
mendapatkan
hambatan
sikap
dalam
Hasil
Responden penelitian ini adalah para lanjut usia yang ada di Panti Sosial Tresna
Wreda Abiyoso yang memenuhi kriteria sampel, yaitu sebanyak 30 orang.
Sampelpenelitian ini mayoritas berumur > 70 tahun sebanyak 13 orang , dilihat
dari jenis kelamin terlihat bahwa sampel penelitian mayoritas berjenis kelamin
perempuan.
Pengukuran
kebersihan
mulut
pada
penelitian
ini
menggunakan
mayoritas
status
kebersihan
mulut
lanjut
usia
berkategori
sedang.Jikadilihatdaridistiribusi status kebersihanmulutdaritiapresponden, ratarata status kebersihan mulut usia lanjut yang dilihat dari tiap responden yang ada
di panti sosial tresna wreda Abiyoso Yogyakarta adalah sedang, yaitu 2,49.
Pada penelitian ini, pengetahuan terhadap kebersihan mulut, diberikan
kuesioner sebanyak 14 pernyataan. Mayoritas pengetahuan terhadap kebersihan
mulut
lanjut
usia
berkategori
baik.Jikadilihatdaridaftardistribusipengetahuantiapresponden,
rata-rata
pengetahuan terhadap kebersihan mulut usia lanjut yang dilihat dari tiap
responden yang ada di Panti Sosial Tresna Wreda Abiyoso Yogyakarta adalah
sedang, yaitu bernilai 8,867.
No
1
2
3
Status
kebersihan mulut
Baik (0-1,2)
Sedang (1,3-3,0)
Buruk (3,1-6,0)
Total
Total
Pengetahuan
Baik
(10-14)
3
9
2
14
Sedang
(5-9)
2
8
1
11
Buruk
(0-4)
0
3
2
5
5
20
5
30
16,67
66,66
16,67
100
sedang
yang
memiliki
nilai
banyak.Jikadilihatdarisikapkebersihanmuluttiapresponden,
yang
paling
rata-rata
sikap
terhadap kebersihan mulut usia lanjut yang dilihat dari tiap responden yang ada di
Panti Sosial Tresna Wreda Abiyoso Yogyakarta adalah sedang, yaitu dengan ratarata 39,067.
No
1
2
3
kebersihan mulut
Baik (0-1,2)
Sedang (1,3-3,0)
Buruk (3,1-6,0)
Total
Total
Sikap
Status
Baik
(44-56)
1
5
2
8
Sedang
(29-43)
4
12
3
19
Buruk
(14-28)
0
3
0
3
5
20
5
30
16,67
66,66
16,67
100
Data Variabel
Kolomogrov
Kesimpulan
Sikap
Pengetahuan
Status Kebersihan Mulut
Smirnov Z
0.608
1.022
0.943
0.853
0.247
0.336
Normal
Normal
Normal
Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asym Sig 2
tailed) untuk ke empat variabel independen dan dependen serta 1 variabel residual
semuanya di atas 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Variabel Bebas
o
1
Sikap
Pengetahuan
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1
Kesimpulan
Tidak
multikolinearitas
Tidak
multikolinearitas
Karena nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1 maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas,
sehingga, terpenuhi syarat analisis data dengan pengujian statistik parametrik.
Tabel 5. AnalisisBivariat
No
Variabel bebas
Product Moment
rXY
1
Sikap
Pengetahuan
P
0.545
0.092
0.115
-0.313
pengetahuan
akan
lebih
baik
daripada
yang
tidak
dilandasi
tentang pengetahuan kesehatan gigi pernah dilakukan beberapa kali. Tetapi karena
mayoritas responden memiliki pendidikan yang rendah dan menengah,
kemungkinan dalam penambahan pengetahuan lanjut usia menjadi kurang
maksimal, sehingga untuk aplikasi di kehidupan sehari-hari, menjadi tidak
maksimal.
Dalam tabel 2, yaitu tabel sikap terhadap kebersihan gigi dan mulut
berdasarkan status kebersihan mulut, mayoritas subjek memiliki sikap yang
sedang dengan status kebersihan mulut yang sedang pula sebanyak 20 responden
(66,66%). Azwar (2011) mengatakan sikap terdiri atas tiga komponen yang saling
menunjang: (a). komponen kognitif, berisi keyakinan atau kepercayaan yang
dimiliki individu mengenai objek, (b). Komponen afektif, merupakan peranan
individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosional dan merupakan
aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan
mengubah sikap seseorang, dan (c). Komponen konatif, merupakan aspek
kecendrungan bertindak atau berperilaku sesuai sikap yang dimiliki seseorang
berkaitan dengan objek yang dihadapinya14. Ketiga komponen ini, harus dalam
keseimbangan yang dinamis, sehingga kemungkinan yang terjadi adalah sikap
yang baik akan berperilaku baik, sikap yang sedang, cenderung berperilaku
sedang.Maka hal ini mungkin menjadikan responden yang memiliki sikap yang
sedang, mempunyai kebersihan mulut yang sedang.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan analisis bivariat
pada tabel 7, sikap tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap status
kebersihan mulut pada lanjut usia. Hal ini sesuaidengan penelitian Sriyono (2002),
bahwatidak mendapatkan hambatan sikap dalam pemeliharaan kesehatan mulut,
termasuk kebersihan mulut lanjut usia11. Kemungkinan, ada juga beberapa faktor
yang dapat menyebabkan terjadinya hal tersebut, yaitu adanya perubahanperubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologis dan faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini dan adanya kemungkinan teori tentang sikap tidak
dilakukan pada kegiatan sehari-hari. Pada saat penelitian, beberapa responden
menyatakan bahwa meskipun mereka rajin menggosok gigi, tetapi karena usia
10
mereka sudah tua, gigi mereka suka copot sendiri, sehingga banyak gigi geligi
responden yang ompong.
Kesimpulan
Hasil penelitian hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap kebersihan
mulut dengan status kebersihan mulut pada lanjut usia dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pengetahuan tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap status
kebersihan mulut pada lanjut usia.
2. Sikap tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap status kebersihan
mulut pada lanjut usia.
Saran
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untukmengetahuiapakahada variable lain
yang sangatberpengaruhterhadap status kebersihanmulutpadalanjutusia.
2. Untukinstansi,
perluadanyapeningkatanbimbinganpemeliharaankebersihanmulutsupayausiala
njut yang ada di PSTW Abiyoso Yogyakarta memilikikualitas yang lebihbaik.
DaftarPustaka
1. Wangsaraharja,
2007.
KesehatanMulutdanKualitasHidup
Medicina.
2. Dinkes,
2003.
Hubunganantara
Para
LanjutUsia.
PedomanKesehatanWanitaLanjutUsia,
Status
Jakarta:Universa
http://dinkes-
sulsel.go.id/new/images/pdf/pedoman%20keswa_lansia.pdf, 11/05/2013
3. Darmojo, B.R., 2010. Buku Ajar GeriatriIlmuKesehatanUsiaLanjut. Jakarta:
FKUI.
4. Sriyono, N.W., 2005. Correlation of Age, Attitude And Dental Care Behavior
with the Oral Health Status of InstitusiOnalized Elderly in Yogyakarta
Indonesia. Hongkong Dental Jurnal, 2:30-4.
11
2007.
KesehatanMasyarakat:
IlmudanSeni.
Jakarta:RinekaCipta.
10. Sriyono, N.W., 2006, The Business of Dental Practice,MajalahKedokteran
GigiUniversitasAirlangga, Surabaya.
11. Sriyono,
N.W.,
2002.
HubunganantaraHambatan
Internal:
PersepsidanSikapTerhadapKesehatan
Gigi
danMulutdenganTindakanPerawatanKesehatan
Gigi
12